Share

Bab 182

Penulis: Citra Lestari
Dalam hal ini, Ayuna merasa simpati kepada keluarga cabang. Dia menghela napas dan berkata, "Raynar itu laki-laki, menunggu dua tahun pun nggak masalah. Tapi, kasihan Eliska. Padahal dia tumbuh jadi gadis yang begitu cantik."

Gayatri pun menghela napas dalam hati. "Sudahlah, semua ini sudah takdir. Untuk urusan perjodohan Rumi, sebagai ibunya, sudah waktunya kamu mencemaskan soal itu."

"Bibi Ayunda, kamu harus bantu carikan pasangan yang baik untuk Rumi ya," kata Eliska yang kebetulan tiba di depan pintu dan mendengar sang nenek menyebut nama adiknya. Dia masuk dengan senyuman manis dan berkata, "Nenek, panggil saja Rumi ke sini untuk duduk bersama."

"Ibumu nggak menahanmu hari ini?" tanya Gayatri. Beberapa hari ini, Dwiana selalu membawa Eliska memilih berbagai perhiasan.

"Perhiasannya terlalu banyak, sampai bingung pilihnya. Jadi, aku curi-curi waktu untuk istirahat di tempat nenek," jawab Eliska sambil tersenyum.

Gayatri pun menyuruh Leya memanggil Rumi. "Karena Eliska rindu adiknya
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (7)
goodnovel comment avatar
Merciful
Jangan bertele-tele thor
goodnovel comment avatar
fadil anggara
nunggu pesta kedewasaan eli lama bet dr beberapa hari lalu hiksssss
goodnovel comment avatar
Nyonya Anang
ayuna,Ayunda,berani,Jd bingung salah² mulu..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 186

    Pradipta terdiam cukup lama sebelum akhirnya membuka mulut."Waktu di Provinsi Ergos, aku sering bermimpi hal yang sama. Dalam mimpi itu, Nona Eliska dan Putra Bangsawan pernah menjalin hubungan secara diam-diam. Tapi, setelah beberapa waktu, kamu merasa bosan, lalu memperkenalkannya kepadaku.""Awalnya aku merasa agak kesal, tapi karena tekanan, akhirnya aku menikah dengan Nona Eliska. Baru setelah itu, aku tahu betapa baiknya dia. Kami pun hidup rukun dan bahagia."Ekspresi Arjuna perlahan menjadi datar. Dia tak bisa menahan ingatan tentang hari itu. Di atas ranjangnya sendiri, Eliska memanggil Pradipta. Panggilan itu membuatnya sangat keberatan.Sekarang jika dipikir-pikir, mungkin Eliska keliru menyebut nama karena terbiasa. Pria yang sering berbagi ranjang dengannya di kehidupan sebelumnya mungkin adalah Pradipta."Dalam mimpiku, Eliska adalah istriku," kata Pradipta sambil menatap Arjuna.Arjuna menyeringai. Sorot matanya berubah suram, tetapi dia tidak berkata apa-apa. Entah ken

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 185

    Pradipta berdiri tegap, mengenakan jubah kerah bulat berwarna biru salju dari bahan brokat mewah. Orang yang memilih kainnya pasti sangat teliti.Siapa pun yang melihatnya akan terkesan. Pradipta tinggi dan tegap, tampak berwibawa sekaligus elegan. Benar-benar cocok dengannya.Arjuna melirik sekilas, wajahnya tetap tenang."Kamu sudah tiba di usia matang untuk menikah. Kalau sudah ada pilihan, aku bisa mengaturkan perjodohan untukmu," ucap Zuhair sambil tersenyum penuh makna.Pradipta menjawab dengan serius, "Saya belum tahu hatinya untuk siapa. Jadi, saya nggak ingin memaksanya."Zuhair berseloroh, "Kamu yang sopan dan perhatian seperti ini pasti akan mendapatkan pujaan hatimu."Pradipta tidak menanggapi canda itu. Dia kembali berbicara tentang urusan di Provinsi Ergos. Beberapa sisa perampok telah dibersihkan. Yang memilih menyerah, diberikan kesempatan penebusan melalui pengolahan lahan dan pembangunan hunian bagi rakyat yang terdampak."Usulan ini dari Tuan Raditya," jelas Pradipta

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 184

    "Kalau Nona Airani menyukainya, silakan bawa sedikit daun tehnya pulang," kata Arjuna dengan nada tenang.Eliska duduk bersama Rumi di sudut ruangan. Posisi yang tepat untuk menikmati pemandangan di luar jendela, sangat cocok untuk minum teh.Awalnya Rumi merasa agak canggung, tetapi saat melihat kakaknya bersikap santai, dia ikut tenang. Keduanya menikmati teh sambil mengobrol santai tentang pakaian yang mereka beli hari ini.Namun, kecantikan memang mudah menarik perhatian. Banyak pengunjung kedai teh itu mencuri pandang ke arah mereka."Pelayan, aku mau traktir teh untuk dua nona cantik di atas sana!" seru seseorang dari lantai bawah dengan genit.Arjuna mengusap pelan cangkirnya, lalu melirik sekilas ke bawah."Terima kasih atas niat baik Tuan, tapi nggak perlu. Hari ini biar aku saja yang menjamu semua tamu kedai ini," ucap Eliska dengan senyuman sopan.Kedai teh ini bukan tempat murah. Ucapan Eliska itu adalah cara halus untuk menyampaikan bahwa dia berasal dari keluarga terpanda

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 183

    Rumi hanya bisa mengenang hari-hari ketika dia masih bersama Eliska, saat-saat ketika dia selalu dilindungi oleh sang kakak.Verani mencibir. "Kamu ini cuma anak selir yang rendah, siapa yang akan peduli padamu? Kamu pikir Eliska benar-benar menganggapmu penting? Dia hanya memanggilmu sesuka hati, mengusirmu sesuka hati, memperlakukanmu seperti alat untuk mengisi waktu saja."Dalam hati, Rumi menyangkal. Dia telah melihat banyak anak dari selir. Selama masih punya ibu yang menyayangi, hidup mereka tak seburuk itu. Yang membuat dirinya tak dipedulikan, hanyalah karena ibu kandungnya sekalipun tak peduli padanya.Dia yakin Eliska tidak akan memperlakukannya seperti alat belaka.Hari ini, saat mendengar sang nenek bilang bahwa Eliska merindukannya, hatinya sangat senang. Dia bukanlah anak malang yang tak dipedulikan siapa pun."Aku mau kita tidur bersama untuk sementara waktu ini," kata Rumi sambil menyeka air mata, lalu bersandar manja kepada Eliska."Baik," jawab Eliska.Saat Raynar mel

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 182

    Dalam hal ini, Ayuna merasa simpati kepada keluarga cabang. Dia menghela napas dan berkata, "Raynar itu laki-laki, menunggu dua tahun pun nggak masalah. Tapi, kasihan Eliska. Padahal dia tumbuh jadi gadis yang begitu cantik."Gayatri pun menghela napas dalam hati. "Sudahlah, semua ini sudah takdir. Untuk urusan perjodohan Rumi, sebagai ibunya, sudah waktunya kamu mencemaskan soal itu.""Bibi Ayunda, kamu harus bantu carikan pasangan yang baik untuk Rumi ya," kata Eliska yang kebetulan tiba di depan pintu dan mendengar sang nenek menyebut nama adiknya. Dia masuk dengan senyuman manis dan berkata, "Nenek, panggil saja Rumi ke sini untuk duduk bersama.""Ibumu nggak menahanmu hari ini?" tanya Gayatri. Beberapa hari ini, Dwiana selalu membawa Eliska memilih berbagai perhiasan."Perhiasannya terlalu banyak, sampai bingung pilihnya. Jadi, aku curi-curi waktu untuk istirahat di tempat nenek," jawab Eliska sambil tersenyum.Gayatri pun menyuruh Leya memanggil Rumi. "Karena Eliska rindu adiknya

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 181

    Arjuna sebenarnya tidak bisa dikatakan sedang patah hati. Namun, bagi seorang pria, jika wanita yang pernah tidur dengannya secara enteng mengatakannya "kurang memuaskan", hatinya tentu terasa tidak nyaman.Kalau memang tak memuaskan, mungkin bisa diterima. Namun, kenyataannya dia hanya kalah pengalaman. Karena itu adalah pertama kalinya baginya, dia tidak tahu harus bagaimana.Arjuna memijat pelipisnya dan berkata, "Aku nggak apa-apa. Hanya sedikit pusing soal pengiriman logistik."Talita pun merasa lega. Dia merasa dirinya mungkin terlalu khawatir. Selama ini Arjuna memang bukan pria yang terlalu peduli pada urusan perempuan. Kalau dia mesum, sudah pasti memiliki banyak selir sekarang."Putri keenam Keluarga Widjoyo akan tiba di ibu kota pertengahan bulan ini. Nanti Ibu akan mengundangnya ke rumah. Kamu nggak boleh ke mana-mana nanti ya," pesan Talita.Putri keenam Keluarga Widjoyo, Airani, cukup memuaskan. Dia berpendidikan, beretika. Sejak kecil diasuh langsung oleh neneknya yang s

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status