Share

Bab 189

Author: Citra Lestari
Saat Eliska dan Rumi kembali ke Paviliun Bambu, mereka berniat memperbaiki riasan bibir.

"Kak Eliska, tusuk konde magnolia di rambutmu indah sekali," ucap Rumi, matanya berbinar-binar.

Eliska tertegun. Dia tidak ingat pernah mengenakan tusuk konde bunga magnolia. Saat menoleh ke cermin tembaga, dia baru melihat ada warna putih berkilau dari batu giok, Bentuknya mungil, sebesar ibu jari.

Dia mengangkat tangannya, melepasnya secara perlahan. Tusuk konde itu tipis, kepala konde berbentuk bunga magnolia sangat indah. Ukirannya begitu detail, kelopak-kelopaknya terukir jelas, tipis seperti sayap capung, mekar dengan anggun. Beberapa putik berdiri manis di tengah, membuat bunganya tampak hidup.

"Meskipun kecil, tusuk konde ini nggak kalah memesona dibanding tusuk konde batu merah muda yang diberikan Bibi Dwiana. Ini cocok dipakai saat menyanggul rambut dengan gaya sederhana. Apa ini dari Kak Raynar?"

Rumi mencoba menebak. Dalam pikirannya, hanya Raynar yang mungkin repot-repot membuat tusuk
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 224

    Adelia menambahkan, "Meskipun sekarang hubungan antara Putra Bangsawan Arjuna dan Bulan mungkin sudah nggak seerat dulu, siapa yang tahu apa yang akan dilakukan Bulan?"Dengan berada di sisi seorang pemuda yang berkuasa dan berpengaruh, kehidupan Bulan bisa berubah sepenuhnya. Menurut pandangan Adelia, sangat sulit bagi gadis itu untuk tidak tergoda. Bahkan kalau hanya demi keuntungan pun, tetap layak dicoba.Eliska berpikir sejenak, lalu bertanya, "Sebenarnya, siapa sih Bulan itu?"Adelia menjelaskan, "Waktu Putra Bangsawan Arjuna masih remaja, di hadapan gadis secantik itu, aku rasa pasti sulit untuk nggak punya perasaan terhadapnya. Hanya saja, Bulan pernah mengkhianatinya. Berdasarkan watak Putra Bangsawan Arjuna, mana mungkin orang yang sudah pernah mengkhianatinya masih dibiarkan tinggal di sisinya?"Arjuna dikenal sebagai orang yang selalu curiga dan waspada, tetapi tetap memilih percaya pada Bulan. Itu saja sudah menunjukkan betapa istimewanya Bulan di matanya."Bulan memang ca

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 223

    Baru setelah masuk ke istana, Rumi menyadari bahwa tidak ada satu pun keluarga bangsawan lainnya yang membawa serta anak selir. Hanya dirinya satu-satunya.Hati Rumi pun terasa hangat. Di mata Eliska, dirinya benar-benar dianggap sebagai adik kandung. Kakaknya itu tidak pernah peduli pada perbedaan status antara anak sah dan anak selir.Meski Rumi tidak pandai berbicara, dia tetap merasa bersyukur karena Eliska membawanya ikut serta untuk melihat dunia luar. Tanpa sengaja, pandangan Gilang sempat melirik ke arahnya. Dalam sekejap, perhatian laki-laki itu langsung tertuju padanya.Adelia menoleh ke arah Eliska, lalu berucap, "Sebentar lagi ada ujian keterampilan berhitung, 'kan? Kalau kamu bisa mendapatkan nilai tinggi juga di bagian itu, tahun depan kamu pasti bisa meraih gelar Gadis Berbakat." Nantinya, jumlah bidang dari enam seni yang Eliska kuasai pun akan melampaui miliknya.Eliska terlihat sedikit pusing ketika membalas, "Kak Adelia pasti tahu, aku sebenarnya nggak terlalu jago d

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 222

    Begitu Arjuna melirik ke arahnya, Eliska langsung tahu bahwa dugaannya tidak salah. Laki-laki itu memang tahu bahwa yang dimaksud Aisyah tadi adalah dirinya, bukan Nindia.Berhubung Arjuna tiba-tiba menyapanya lebih dulu, wajah Aisyah langsung memerah. Dia buru-buru menjelaskan, "Putra Bangsawan Arjuna salah paham. Aku lagi bicara sama Nona Eliska."Arjuna terlihat seperti baru menyadari sesuatu, lalu bertanya dengan tenang, "Jadi, kamu lagi bahas apa sama Nona Eliska?""Aku cuma penasaran, kenapa Eliska menghapus lipstiknya," jawab Aisyah.Arjuna lalu bertanya lagi, seolah-olah hanya melontarkan pertanyaan iseng, "Hari ini, kenapa aku nggak lihat Kastono datang ke istana?"Perhatian Aisyah pun langsung teralihkan. Raut wajahnya seketika berubah. Dia tidak sempat lagi memedulikan soal lipstik Eliska. Berhubung sebelumnya Kastono pernah membantu Yanuar mencari keberadaan seorang gadis, sekarang dia sedang dihukum.Aisyah akhirnya menggigit bibirnya sebelum menjawab, "Kastono masih kecil

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 221

    Di dalam hati Banyu, sebenarnya timbul sedikit gejolak. Namun, untungnya wajahnya memang selalu kaku tanpa ekspresi. Jadi, orang lain tidak akan bisa melihat perubahan apa pun pada dirinya. Banyu berkomentar, "Kelihatannya Nona Eliska sangat fokus nonton pertandingan. Apa kamu cukup memahami permainan polo?"Kalimat ini tampaknya tidak ada yang aneh, tetapi siapa pun tahu, Banyu bukanlah orang yang suka banyak bicara. Dia pada dasarnya tidak suka berinteraksi dengan para gadis, apalagi memulai percakapan lebih dulu.Eliska sontak melirik ke arah Arjuna. Melihat laki-laki itu tetap tenang seperti biasa, dia pun menjawab dengan sopan, "Saat masih kecil, aku pernah nonton kakakku main beberapa kali bersama orang lain, tapi aku sendiri sebenarnya nggak bisa bermain polo."Banyu menimpali, "Aku dan kakakmu juga sudah beberapa kali bertanding. Waktu itu kamu masih kecil, jadi mungkin sudah lupa. Setiap kali bertanding, kakakmu selalu membawamu. Aku dan Arjuna satu tim. Saat kakakmu kalah, k

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 220

    Arjuna memang seolah sedang memohon padanya dengan berkata demikian, tetapi jelas sekali dia sebenarnya tidak berniat memberikan kesempatan bagi Eliska untuk menolak.Setiap kali Eliska menunjukkan tanda-tanda menolak, Arjuna justru sabar menenangkannya lebih dulu, baru perlahan memperdalam ciumannya. Meski begitu, dia tetap memperhatikan kenyamanan Eliska lebih dulu, baru memikirkan dirinya sendiri.Sikap Arjuna yang penuh perhatian dan ciumannya yang begitu lembut itu, justru mengingatkan Eliska pada kehidupannya di masa lalu.Seperti kata pepatah, bunga liar selalu lebih menarik daripada bunga di rumah. Saat Eliska dulu menjadi istri Arjuna, tidak pernah sekali pun pria itu menunjukkan kasih sayang atau kehangatan seperti ini.Pikiran Eliska agak melayang. Dia bahkan tidak memejamkan mata, sebaliknya hanya memandang bulu mata Arjuna yang bergetar lembut di depan matanya. Sampai akhirnya, ketika mendengar suara langkah kaki mendekat, barulah Eliska menginjak kaki Arjuna sebagai isyar

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 219

    Semua pemuda yang bermain di lapangan itu memang tampan-tampan. Sungguh memanjakan mata."Kak Eliska, apa kamu akan mendukung Kak Arjuna?" tanya Nindia dengan rasa ingin tahu.Winka langsung heran. "Lho? Bukannya kakaknya Kak Eliska juga ikut dalam pertandingan ini? Kenapa dia harus mendukung kakakmu?"Namun, Eliska menjawab dengan sopan, "Siapa pun yang menang, aku akan tetap senang."Meski ucapannya terdengar netral, gerak-geriknya kecil tidak bisa membohongi siapa pun. Setiap kali Raynar atau Pradipta berhasil merebut bola, Eliska diam-diam menyemangati mereka dalam hati. Hanya saja begitu giliran Arjuna yang menguasai bola, dia malah ikut-ikutan cemas.Arjuna beberapa kali memergokinya memberi dukungan untuk tim merah. Dia menatapnya berkali-kali dengan sorot mata penuh makna, seolah-olah Eliska sedang berselingkuh dan membuatnya cemburu.Namun, Eliska menatap balik dengan tenang seakan-akan bertanya memangnya kenapa kalau dia mendukung tim kakaknya sendiri?Banyu juga memperhatika

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status