Buala telah membawa pelayan yang disukainya ke tempat tidur. Keduanya bermesraan di siang bolong tanpa malu. Bahkan suara desahan nikmat si gadis terdengar oleh banyak pelayan di kediaman.Dipuja dan diperlakukan seperti dewa oleh gadis itu tentu saja membuat Buala tersanjung. Dia juga sengaja ingin mempermalukan Gita.Dengan Yanuar sebagai pendukungnya sekarang, Kediaman Adipati tidak lagi penting. Buala pun bisa berhenti menyanjung Gita.Di sisi lain, Gita sama sekali tidak peduli dan hanya menutup pintu rapat-rapat.Keberuntungan Buala tampaknya tidak berhenti sampai di situ. Hanya selang beberapa waktu, Yervan memilihnya dan Pradipta untuk pergi membantu upaya penanggulangan banjir di Berawa.Selesai menyampaikan dekret rahasia, kasim bernama Candil menambahkan sambil tersenyum, "Selain membantu penanganan banjir, ada hal lain yang harus kamu lakukan. Di Berawa nanti, carilah seorang sarjana bernama Bagas. Ujian kekaisaran sudah dekat, sekarang saatnya membuat persiapan.""Aku ngga
Sekalipun penyelidikan dilakukan di masa depan, hal itu akan sangat sulit mengingat instruksi lisan tidak meninggalkan bukti apa pun. Terlebih lagi, banyak orang Taraka dan Yervan yang pasti akan ikut campur saat Buala diadili.Eliska melirik Arjuna, curiga bahwa sejak awal pemuda itu sudah memperhitungkan bahwa mereka sama sekali tidak perlu memalsukan dekret kekaisaran. Dia mungkin hanya mengucapkan kata-kata itu untuk mengambil hatinya.Arjuna tahu apa yang sedang Eliska pikirkan dan berkata, "Kalau kamu ingin aku pergi, aku akan pergi." Kata-katanya tadi bukan rayuan semata untuk mengambil hati Eliska. Dia sungguh-sungguh bersedia melakukan apa pun untuknya.Eliska memandang ke dalam ruangan. Madana tengah memilah tanaman obat, sementara Ainun sedang menguping.Dinilai dari ekspresi Madana, dia jelas mengetahui apa yang sedang Eliska rencanakan. Gadis itu memikirkannya sejenak, lalu berdiri dan berjalan masuk."Apa Nona Eliska sudah pikirkan apa yang hendak diinstruksikan pada Bual
Eliska harus mengakui bahwa Arjuna yang percaya diri seperti ini memiliki pesona tersendiri. Seakan-akan segala hal tampak remeh dan tidak perlu dikhawatirkan di matanya.Meski begitu, Eliska masih ragu-ragu. Rencananya memiliki berisiko, dia tidak ingin mendorong Arjuna ke dalam situasi berbahaya. Jadi, dia berkata, "Biar aku pikirkan lagi."Mata Arjuna berkilat jenaka, bukan lagi acuh tak acuh seperti biasanya. Dia menyahut, "Baiklah."Mengenai alasan Eliska sangat berhati-hati ... Arjuna tahu betul. Gadis itu hanya tidak ingin dirinya mengambil risiko.Suatu perasaan manis timbul di hati Arjuna. Meski jelas tahu bahwa dia memiliki kemampuan untuk menangani akibat dari rencana ini, Eliska lebih mendahulukan keselamatannya.Arjuna tahu apa yang ingin Eliska lakukan. Yaitu menurunkan dekret dengan mencatut nama Zuhair pada Buala, memerintahnya menjalankan misi rahasia.Misi ini haruslah sesuatu yang paling dikhawatirkan sang Kaisar. Namun, Buala yang ambisius untuk naik pangkat pasti a
Buala berkata, "Putra Bangsawan benar-benar populer di kalangan para gadis. Bagaimana kalau aku menjamu Putra Bangsawan hari ini?""Nggak perlu. Aku hanya datang untuk menanyakan beberapa hal," ujar Arjuna."Putra Bangsawan belum menikah, jadi nggak ada yang melarang. Kenapa Putra Bangsawan harus menyakiti diri sendiri?" goda Buala.Di samping, Unus mewakili atasannya menjawab dalam hati. Arjuna sama sekali tidak menyakiti diri sendiri.Sebaliknya, Arjuna memperlakukan kesuciannya sebagai hadiah pernikahan yang tak ternilai. Makin bersih dirinya dan makin lihai dia berpura-pura menyedihkan, makin banyak yang akan merasa simpati padanya.Ini bukan hanya imajinasi Unus. Belakangan ini, Arjuna sudah beberapa kali berpura-pura menyedihkan. Alhasil, tidak ada yang berani menentangnya di Kediaman Raja sekarang.Namun, Arjuna masih berakting seolah belum akur dengan orang-orang Kediaman Raja dan sulit berbaur. Itu dijadikannya alasan untuk pergi duduk-duduk ke Kediaman Adipati.Arjuna langsun
Yanuar menjawab dengan acuh tak acuh, "Aku akan mengingat hal ini."Buala gembira bukan main mendengarnya."Sudah waktunya aku kembali. Ingat baik-baik kapan aku meninggalkan Kediaman Pradaya," pesan Yanuar.Keesokan harinya, Buala baru menyadari apa yang telah terjadi. Berita tentang penculikan Eliska telah sampai ke Kediaman Pradaya.Buala curiga bahwa orang yang menculik Eliska adalah Yanuar. Mungkin Yanuar berniat melakukan sesuatu atau bahkan mungkin telah melakukan sesuatu padanya.Namun, Yanuar lalu bertemu dengan Arjuna. Arjuna yang tidak mengetahui identitasnya lantas memperlakukan sang Pangeran layaknya penjahat.Yanuar jelas bukan tandingan Arjuna. Dia tertusuk pedang dan buru-buru kabur. Pantas saja lukanya terlihat familier. Ternyata itu disebabkan oleh pedang Arjuna.Fakta bahwa Yanuar menculik Eliska dan berniat buruk padanya adalah rahasia yang sangat besar dan berguna bagi Buala.Suasana hati Buala sangat baik. Sekarang dia tidak takut Yanuar akan lupa mempromosikannya
Memikirkan hal ini, Buala diam-diam mencibir dalam hati. Siapa yang tahu dia harus menunggu berapa lama sampai Kediaman Adipati bersedia mempromosikannya. Lebih baik dia menciptakan peluangnya sendiri.Sekarang, peluang itu telah datang. Di mata Buala, adalah hal yang bagus jika Yanuar terpaksa mempromosikannya. Kelak, dia hanya perlu melakukan tugas kotor untuknya. Masa depan mereka akan terikat.Melihat Buala hendak memanggil tabib istana, raut wajah Yanuar berubah sedikit muram. Dia segera berkata, "Kembali. Kalau kamu maju satu langkah lagi, jangan harap kamu bisa selamat."Buala langsung berlutut dan berucap dengan gemetar, "Aku mengerti."Sikap Yanuar makin menegaskan kecurigaan Buala. Jika sang Pangeran tidak melakukan sesuatu yang tidak bermoral, mengapa dia takut tabib istana mengetahui lukanya? Itu jelas karena Yanuar takut perbuatannya terungkap jika dia ketahuan terluka.Apa pun yang membuat Yanuar begitu hati-hati jelas bukan masalah kecil.Berpikir sampai di sini, Buala m