Share

Terlanjur Mengandung Benih Tuan Vir
Terlanjur Mengandung Benih Tuan Vir
Author: Fiyaseni

Di jual oleh bibinya

Author: Fiyaseni
last update Last Updated: 2025-07-27 11:18:29

Prang! 

Suara benda terjatuh terdengar jelas di telinga jeslin dan vitamin ya yang saat itu Tengah duduk santai di ruang keluarga menonton televisi. dampak keduanya langsung saling melihat satu sama lain dan tertuju ke arah dapur. 

"Ma, sepertinya itu Violet," ucapnya yang dianggukan oleh Mamanya.

"Ayo kita lihat dia. Sebenarnya apa yang dilakukan oleh gadis buta itu," ujarnya yang langsung bangkit disusun oleh anaknya.

Mereka berjalan menuju kearah dapur dan langsung lihat ke arah gadis cantik yang menggunakan baju dress berwarna biru muda Tengah berjongkok sambil mengandung beberapa pecahan gelas itu dengan perlahan.

"Violet! Sudah berapa kali kau memecahkan benda yang ada di rumah ini!"

Teriakan dari Jasmine sontak membuat Gadis itu pun perlahan langsung menoleh ke arah asal suara tersebut. "Ma-maaf, Bibi Jesslyn. Aku tidak sengaja, a-aku--"

"Akh! Alasan! Sini kamu, ikut aku! Benayk Jesslyn dengan menarik kasra tangan Violetta, hingga membuat sang empunya tersentak.

"Heh! Dari awal kedatangan kamu di rumah ini itu sudah membuat sial kita semua. Aku sudah muak berpura-pura baik di depan suamiku terhadap dirimu."

"Ma-maaf Bibi. Aku benar-benar tidak sengaja, a-aku akan membereskan semuanya. Aku mohon maafkan, aku," mintanya dengan mengatupkan kedua tangannya di depan dada.

"Ma, kalau seperti ini terus lama-lama semua benda yang ada di rumah kita itu habis dipecahkan olehnya. Dia harus diberikan hukuman yang lebih dari biasanya." ucap Vitania pada mamanya yang berdiri tepat di sampingnya.

Jesslyn lirik sekilas ke arah anaknya walau tertuju kembali ke arah Violetta. Gadis itu menggelengkan kepalanya seraya terus memohon.

"Tidak, Bibi. Aku janji tidak akan mengulanginya lagi," ucapnya dengan nada lirih.

"Kamu benar, Nak. Tapi tenang saja, Mama sudah memikirkan ide yang bagus untuk membuat dia tidak akan mengulanginya lagi," sahut Jesslyn yang tersenyum miring kearah Violetta.

Violetta tidak tahu rencana apa yang telah dibuat oleh mereka berdua. dirinya hanya bisa berlindung kepada pamannya namun saat ini pamannya Tengah pergi ke luar kota untuk menyelesaikan pekerjaannya. hingga ketika dirinya hanya di rumah bersama dengan Bibi serta sepupunya maka perlakuan kasar dari mereka itu selalu dilimpahkan ke dirinya.

*****

Malam hari, pukul 23.00. Violeta dibawa oleh bibinya serta sepupunya di sebuah bar yaitu tempat di mana bibinya tadi membuat janji kepada seseorang yang akan membeli Violetta. 

"Jadi bagaimana, Tuan Jason. Cantik bukan keponakanku?" Ucap Jesslyn.

Lelaki itu tersenyum miring di sudut bibirnya ketika melihat Violeta yang benar-benar cantik dengan gaun sederhana agar tipis yang sudah berada duduk di dalam kamar tersebut. 

"Iya, dia begitu cantik. Sangat cantik."

"Jadi, bagaimana kesepakatannya?" Tanya Jeslyn.

"Baik, saya akan transfer sekarang juga 700 juta sisanya setelah nanti saya menghabiskan malam dengannya."

"Terima kasih, Tuan Jason."

Setelah transferan itu masuk ke rekeningnya maka Jesslyn dan juga anaknya segera pergi dari tempat itu membiarkan Violetta bersama dengan Jason di sana.

Violetta tidak tahu dirinya berada dimana, namun ia bisa mencium aroma Alkohol yang snagat menyengat di sekitarnya membuatnya dirinya pun menyangka bahwa tempat ini bukan di tempat keramaian biasa.

"Hey, ayo sayang. Ikut denganku," ucap Jason dengan lembut Seraya menyentuh tangan Violet yang langsung di lepas olehnya.

"Si-siapa, Kau?"

"Tenang, aku adalah seseorang yang akan membuatmu senang malam ini," ucapnya dengan membelai rambut panjang Violet.

"Tidak! Pergi! Aku tidak kenal kau siapa." Usirnya dengan nada lantang.

Jason kesal, maka ia akhirnya membungkam mulut gadis itu hingga menariknya pergi dari bar itu dan menuju ke sebuah kamar yang telah Ia pesan.

Beberapa kali violet berusaha untuk memberontak namun tetap saja kekuatan dari lelaki itu lebih besar darinya Dan lagi ketika ia nantinya bebas maka dirinya tidak tahu harus pergi ke mana.

Lelaki itu langsung mendorong kuat tubuhnya ke kasur, hingga membuat Violet terbaring. 

"Hei! Aku sudah membayarmu mahal! Maka rugi jika aku tidak merasakan tubuhmu!"

Violet terbelalak, mendengar perkataan yang dilontarkan oleh lelaki itu membuat dirinya langsung menipiskan air mata karena ternyata Bibi serta sepupunya itu telah menjual dirinya pada lelaki ini.

Saat Jason sudah melepaskan jasnya dan melempar kesembarang arah. Ia langsung mendekati Violet. Tetapi ia tidak tinggal diam walaupun dirinya tidak bisa melihat, tetapi ia memiliki insting yang kuat hingga membuatnya pun langsung mendorong lelaki itu hingga terjatuh ke lantai.

"Akh! Sial! Berani kau melakukan itupun padaku, hah?!"

Dengan cepat violet langsung turun dari atas kasur tersebut mencoba untuk berjalan dengan meraba bagian tembok untuk mencari pintu. Namun, Jason yang sudah bangkit dari posisinya, langsung menarik tangannya kembali dan mendorong tubuhnya hingga terjatuh ke arah kasur itu lagi. 

Ketika Jason ingin melancarkan aksinya namun tiba-tiba seorang ponsel berdiri hingga membuat dirinya pun melihat ke layar ponselnya.

Terdapat nama Vikana disana, membuatnya pun langsung melepaskan tangan violet hingga ia langsung mengangkat panggilan tersebut dan keluar dari kamar itu.

Masih dengan rasa ketakutan Violet duduk di kasur Itu dengan meremas kedua tangannya sendiri dengan kuat. Jantung yang berdetak kuat serta air mata yang mulai mengintip di pipinya membuat dirinya benar-benar tidak bisa menahan rasa ketakutan ini.

'Papa, Mama. Violet takut ...' batinnya merintih.

Di tempat yang sama. Lelaki tampan dengan jas berwarna hitam dan celana berwarna senada benar-benar sudah frustasi dengan masalahnya yang begitu banyak di dalam kepalanya. Dia lampiaskan  semuanya Dengan banyak meminum alkohol sampai beberapa botol dan membuatnya pun benar-benar mabuk berat.

"Tuan, jika tuan seperti ini terus maka sama aja Tuan merasa kalah dari wanita itu."

Perlahan lelaki tersebut yang sudah kacau dengan penampilannya melihat ke arah lelaki yang berada di sampingnya yaitu Sang asisten pribadi.

"Hei, Rendra. Kau tidak usah ikut campur. Itu urusanku!"

Rendra, tidak bisa membiarkan atasannya seperti ini terus. Maka ia pun akhirnya bilang kepada pegawai di sana untuk memesankan sebuah kamar agar atasannya ini bisa beristirahat lebih dulu dan menenangkan pikiran yang sedang kacau ini.

Rendra, mencoba untuk memapah tubuh Atasanya tersebut. Namun, Vir yang memang keras kepala malah mendorong asistennya itu.

"Aku tidak lemah, Rendra. Jangan kau samakan aku seperti pecundang di luaran sana. Aku bisa sendiri," ucapnya dengan nada orang mabuk dan berdiri tahg sempoyongan.

"Tuan, mari saya bantu."

"Tidak! Aku bisa sendiri," balasnya yang langsung berjalan menuju kamar kamar yang telah di pesankan oelh Rendra tadi.

Vir berjalan sambil beberapa kali memegangi dinding karena hampir terjatuh, hingga ia sampai di sebuah kamar dan langsung membukanya tanpa melihat dulu nomor kamar tersebut.

Ia terkejut, Karena terdapat wanita yang tengah Berdiri di depan pintu kamar itu dengan baju dress berwarna merah tanpa lengan seatas lutut. Rambutnya terurai panjang dengan poni lurus dan lipstik merah muda menyala.

Violet yang memang ingin kabur dari kamar itu dirinya hendak membuka pintu kamar tersebut namun sudah didahului oleh Vir yang telah membukanya dari luar terlebih dahulu.

"Si-sapa kau?" Tanya Violet dengan lirih.

Vir yang tidak begitu jelas melihat wanita itu, tapi ia tahu kalau didepannya ini ada gadis cantik yang menyambutnya, maka membuatnya tersenyum smrik.

'Jadi, Rendra tidak hanya menyediakan kamar untukku beristirahat, tapi dia juga menyediakan seorang wanita untuk menghiburku.' batinnya.

Suara langkah sepatu Vir kian mendekat, membuat Violet perlha mundur. Dirinya ingin menghindar namun Vir langsung mendorongnya hingga lagi-lagi terjatuh dengan posisi terlentang di kasur itu. 

Violet terbelalak. "Tidak! Aku mohon, biarkan aku pergi!"

Teriakan Violet sama sekali tak di gubris oleh Vir. Lelaki yang sudah terpengaruh oleh minuman keras itu benar-benar sudah tak mendengarkan lagi apapun yang keluar dari mulut Violet.

Ia melancarkan aksinya, Karena dia pikir Violet adalah gadis yang telah di pesan khuus oleh asistennya untuk dirinya.

"Akh! Ak-aku mohon lepaska aku ...."

Seberapa kuat Violet berteriak, maka Vir tidak akan melepaskannya. Hingga wanita dengan dress berwarna merah yang sudah koyak itu hanya bisa menangis dibawah kukungan Vir diatasnya.

'Mama ... Papa ... ' batinnya menjerit dalam Isak tangisnya.

Violet terus menangis, hingga dirinya yang sudah kelelahan pun akhirnya tak sadarkan diri, hingga membuat Vir yang juga merasakan sakit di kepalanya pun pingsan tak sadarkan diri tepat di samping Violet.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terlanjur Mengandung Benih Tuan Vir   Rencana Joan9

    Sementara itu, Qiana yang baru saja sampai tepat di kantor milik Joan. Ia melihat kantor tersebut dari dalam mobil Ia membuka kacamatanya dan memperhatikan keseluruhan perusahaan tersebut.Gedung mewah yang menjulang tinggi itu terlihat sangat sempurna namun Joan hanya memiliki satu perusahaan beda dibandingkan mendiang suaminya yaitu, Vedrick memiliki perusahaan di mana-mana.'Joan termasuk berhasil, karena dia dari kalangan biasa, dan bisa membuat perusahaannya sendiri.' batinnya."Nyonya, apa anda akan langsung menemuinya?" Tanya sang driver yang dianggukan oleh Qiana. "Perlu kami teman?""Tidak usah, aku kesana saja sendiri. Kalian tunggu saja disini, nanti jika aku sudah selesai. Maka aku akan segera menghubungi kalian.""Tapi, Nyonya. Takutnya terjadi sesuatu pada Nyonya, maka kami akan tetap menemani Nyonya.""Sudah, kalian menurut saja apa kataku. Tetap disini. Aku yakin, baik-baik Saja. Joan, tidak akan berbuat jahat padaku."Setelah mengatakan kalimat itu, Qiana pun segera k

  • Terlanjur Mengandung Benih Tuan Vir   Violet keras kepala

    "Kau keluar bersamaku. Akan Aku temani kau bertemu dengannya," ucap Vir Seraya menggandeng tangan violet.Sontak saja, hal itu membuat Violet tersenyum tipis. "Terimakasih."Vir hanya mengangguk saja lalu mereka berjalan menuruni tangga hingga sampai ke ruang depan. Tak lama setelahnya, Mereka pun telah sampai di ruang depan. Vir jelas melihat Jeslyn yang sedang duduk di sofa tersebut. Begitu pula dengan Jeslyn yang melihat mereka.Drinya langsung cepat-cepat bangkit dari posisinya dan menemui mereka. Namun, Vir mencegah langkahnya hingga membuat Jesyln menjaga jarak dengannya."Jangan terlalu dekat dengan istriku.""Em, baik. Maaf," jawab Jesslyn yang mundur beberapa langkah dan berdiri sedikit menjauh dari mereka."Vir, Kenapa kamu berbicara seperti itu padanya?" tanya Violet dengan nada pelan namun tak ditanggapi oleh Vir yang tepat tertuju ke arah Jesylin."Apa tujuan anda datang kesini?" tanya Vir dengan nada dingin tertuju ke arah Jesylin.Seketika itu pula, dia melancarkan aksi

  • Terlanjur Mengandung Benih Tuan Vir   Vir mencintai Violet

    Vikana menghelah nafasnya. Ia tak menanggapi ucapan keduanya. 'Aku tau kalau perusahaan ini sebentar lagi akan bangkrut. Maka Mama mencari cara agar perusahaan ini tetap berjalan. Tapi, aku benar-benar tidak setuju, jika harus bekerja sama dengan mereka, ya ... semua sudah tau kalau mereka itu bisa memutarbalikan fakta dan bisa saja perusahaan ini di ambil oleh mereka. Karena mereka itu sangat licik.' batinnya.*****Vir memutuskan untuk pulang ke rumah Begitu juga dengan Rendra. Mereka akan membahas apa yang mereka temukan tadi di ruangan kecil itu besok ketika di kantor. Dirinya pulang dan langsung masuk ke kamar violet. Ia membuka pintu kamar itu secara perlahan dan menuliskan bahwa violet sepertinya Tengah tertidur pulas di kasur.Vir tersenyum tipis di sudut bibirnya yang melangkahkan kakinya perlahan lalu mendekati sang istri yang masih tertidur. Ia menghentikan langkahnya tepat di kasur Itu memperhatikan wajah damai violet lalu mulai duduk tepat di atas kasur tersebut. Ia meng

  • Terlanjur Mengandung Benih Tuan Vir   Perusahaan mengalami penurunan

    Jeslyn terdiam, ia melirik ke arah sebelah kirinya. Sepertinya mereka tengah lengah dan membuat ia dengan cepat langsung lari begitu saja menghindar dari ketiga temannya Sontak, Hal itu membuat ketiganya pun berteriak. "Jesylin!"Dengan cepat, ia berlari kencang mencoba menghindar dari kejaran ketiga temannya. Jesylin berusaha sebisa mungkin untuk tak dapat diraih oleh mereka.Namun ketika temannya yang berpencar untuk mencari keberadaannya, membuat Jeslyn bingung sendiri hingga akhirnya ia tertuju ke arah sebuah warung yang tengah ramai pagi itu. Dirinya langsung bersembunyi di banyaknya orang-orang yang tengah berbelanja di warung tersebut.Dengan pandangan yang sesekali melihatnke arah temannya yang mengejar dirinya. Ia berusaha untuk menutupi wajah serta pakaiannya. 'Aku tidak bisa jika bersembunyi di sini terus, beberapa orang ini tidak mungkin bisa untuk menyembunyikan diriku. Sebaiknya aku pergi ke daerah pasar seperti violet waktu itu agar aku susah untuk ditemui.' batinnya.

  • Terlanjur Mengandung Benih Tuan Vir   Jeslyn ditagih hutang

    "Maaf, jika ini membuatmu mengingat kembali kejadian itu, Violet."Violet tetap memberikan senyuman manis di wajahnya, perlahan ia mengangkat lalu sedikit menoleh ke arah sang mertua. "Tidak. Sudah seharusnya aku bisa menerima semua ini, Ma dan aku sudah ikhlas dengan semuanya."Qiana Mengangguk kecil. " Lalu, apalagi yang kau ingat setelah itu?""Em ... aku tidak mengingat apa-apa lagi karena setelahnya semuanya tidak sadarkan diri dan begitu Aku tahu aku sudah berada di rumah sakit dan tidak bisa melihat lagi. Di Saat itu pula aku mengetahui bahwa kedua orang tuaku telah tiada."Qiana tertegun, mendengar semua penjelasan yang dilontarkan oleh menantunya. Sepertinya saat itu penderitaan violet dimulai. Dari mulai kehilangan kedua orang tuanya sampai tidak bisa melihat dan juga bibinya yang sangat berperilaku kadar sama seperti sepupunya. itu benar-benar membuat violet pasti tersiksa.*****Vir yang sudah sampai di perusahaan tersebut membuat pandangannya tertuju ke arah mobil milik R

  • Terlanjur Mengandung Benih Tuan Vir   Qiana Menyesal

    'Aduh, aku harus jawab apa? Jujur atau tidak?' batinnya.Tidak hanya Ayu yang bingung namun violet juga bingung, ia membatin. 'Ayu, ayolah. Aku harap kau tidak jujur akan hal ini karena aku tidak mau membuat Vir malah makin marah kepada bibi dan membuat dirinya tidak menyukai keluargaku.' batinnya.Vir yang sedari tadi menunggu jawaban dari Ayu tak kunjung dijawab membuat dia menghela nafasnya. "Ayu!" Panggilan tegas itu mampu membuat Ayu terkejut hingga dirinya langsung mengerjapkan kedua matanya tertuju ke arah sang atasan. "Jawab pertanyaanku? Apakah bibinya berbuat baik atau sebaliknya?""Em .. di-dia, baik. Seperti apa yang dikatakan oleh Nona Violet, kalau bibinya menyambut kedatangannya sama seperti sepupunya," jawab Ayu berusaha untuk tetap tenang agar Vir percaya.Seketika itu pula, Violet juga bernapas lega karena Ayu bisa mengerti maksud dari ucapannya tersebut dan tidak berkata jujur kepada Vir Apa yang sebenarnya terjadi tadi di sana.Vir mengangguk. "Yasudah, kau boleh

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status