Share

Perintah Vir

Author: Fiyaseni
last update Huling Na-update: 2025-09-03 00:50:27

Vir melihat ke arah asistennya sekilas lalu menaruh kertas dengan gambar wajah violet itu di atas meja. "Perintahkan semuanya untuk segera mencari sosok wanita ini. Saya tidak mau tahu kalian harus cepat mencari keberadaannya di mana."

"Em, maaf Tuan. Tapi informasi yang diberikan oleh petugas di sana sangat sedikit tentang wanita itu. Bahkan kami pun tidak tahu tempat tinggalnya di mana."

Mendengar perkataan sang asisten, membuat Vir langsung menatapnya tajam dengan wajah yang berubah tegas. "Saya tidak mau tahu! Intinya kalian harus mencari keberadaan wanita itu. Kalian tahu kan.  Apa akibatnya jika melanggar perintah dari saya," sahutnya dengan nada tinggi bahkan sambil menggebrak meja di akhir kalimat.

Rendra langsung menganggukkan kepalanya. Ia bangkit dari posisinya. "Em, iya. Baik, Tuan. Saya akan mengerahkan semuanya dan perintahkan kepada mereka untuk segera mencari keberadaan wanita ini. Kalau begitu saya permisi."

Tak ada respon apapun dari Vir yang hanya memperhatikan asistennya dengan tatapan tajam, membuat Rendra pun cepat-cepat keluar dari ruangan tersebut dan ingin memberitahu kepada semuanya akan perintah yang ditugaskan ke dari Vir untuk mencari wanita itu.

Lelaki tampan dengan jas berwarna hitam itu menghela nafasnya. Ia membuka satu kancing jasnya sehingga dia bisa leluasa dengan menyadarkan tubuhnya di sofa itu.

Suara notifikasi pesan muncul di ponselnya hingga membuat sang empunnya melirik ke arah ponselnya yang berada di atas meja itu dan melihat di layarnya bahwa itu adalah pesan dari mamanya. 

Vir mengambil ponselnya harus segera membaca pesan tersebut. Dirinya langsung tertegun ketika baru saja selesai membaca pesan itu.

||Mama

("Vir, Mama perlu bicara kamu sekarang juga. Ini mengenai wanita bernama Violet yang pernah kamu tiduri.")

Vir mengacak rambutnya. Dirinya baru saja mendapatkan informasi mengenai wanita itu dari sang asistennya tetapi sekarang tiba-tiba mamanya mengatakan hal tersebut. Itu artinya sang asisten telah memberitahu kepada mamanya terlebih dahulu dibandingkan dirinya.

"Argh! Rendra. Kenapa dia tidak pernah paham, sih. Dia menjadi asisten pribadiku sudah lebih dari 2 tahun. Tetapi kenapa hal seperti ini, mama bisa sampai tahu."

Vir menghelah nafasnya gusar. Ia mengerjapkan kedua matanya dan berusaha tetap tenang, Ketika nanti sang Mama menanyakan yang aneh-aneh tentang wanita itu.

"Oke, kalau sudah seperti ini aku tidak bisa menghindar lagi dari mama. Aku harus jujur dengan mama, tentang wanita itu," monolognya, dengan pandangan yang tertuju kembali ke arah gambar piala di kertas itu.

*****

Pukul 16.30. Vitania yang baru saja pulang dari sekolah, ia turun dari taksi tepat didepan rumahnya. Pandangannya pun langsung terbelalak ketika dirinya baru masuk dari gerbang melihat bahwa ada mobil berwarna merah berada di halaman rumahnya. 

"Ya Tuhan! Apa ini benar, mobil pesanan ku sudah datang?" monolognya dengan senyuman sumringah.

Dengan cepat, Ia langsung menghampiri mobil tersebut dengan melihatnya secara keseluruhan bahkan menyentuhnya. Tanpa basa-basi lagi Ia pun langsung berlari masuk ke dalam rumah Seraya memanggil mamanya berkali-kali.

"Ma. Mama ... Ma ...."

Jeslyn langsung keluar dari dalam rumah dan tertuju ke arah sang anak yang langsung memeluk dirinya. "Aaa ... Ma, yang di depan itu beneran mobil Vita kan, Ma. Iya, kan Ma," ucapnya yang benar-benar sangat senang dengan ekspresi wajah ceria tepat di depan mamanya.

Tetapi tidak untuk Jesslyn yang malah memberikan wajah murung kepada sang anak, membuat anaknya berkerut alis. 

"Mama Kenapa? Kenapa wajah Mama seperti itu.  Harusnya Mama  senang dong, karena sekarang kita sudah punya mobil."

Jesylin menghela nafasnya, Ia langsung menarik pergelangan tangan sang anak untuk segera duduk di sofa ruang depan itu dan membuat vitania pun mengikuti sang mama lalu mereka duduk berdua di sana dengan saling berhadapan.

"Ada apa, Ma?" tanya Vitania.

"Tuan, Jason. Tuan Jason mengancam Mama untuk meminta mengembalikan uang 700 juta yang telah dia transfer ke kita."

"Hah?! Kenapa minta dikembalikan bukankah seharusnya dia itu membayar sisanya yaitu 300 juta," sahutnya syok.

"Ceritanya panjang, Vita. Intinya kejadian waktu itu Tuan Jason sama sekali tidak meniduri Violet, dan dia meminta Mamah mengembalikan uang tersebut."

"Ya, daripada dikembalikan kenapa Mama tidak memberikan violet lagi kepada dia."

"Ya itu, yang jadi menjadi masalahnya Vitania. Violet itu kabur dan Mama tidak bisa menemukan dirinya."

"Hah?! Kabur? Bagaimana bisa wanita buta itu kabur. Jangankan untuk berlari, melihat saja dia tidak bisa."

"Ya mama juga tidak tahu. Intinya Mama kehilangan jejak dia," sahutnya yang menyandarkan tubuhnya di sofa itu dengan melipat kedua tangannya di dada.

"Ibu Jeslyn."

Tiba-tiba suara panggilan terdengar jelas dari arah depan sana. Sontak, keduanya saling melihat satu sama lain. "Siapa itu, Ma?" tanya Vitania.

"Mama tidak tahu, ayo kita lihat ke depan." 

Vitania mengangguk kecil, lalu mereka bangkit dan berjalan menuju ke ruang depan secara bersamaan. Keduanya melihat ada dua orang lelaki berbadan besar dengan pakaian serba hitam di teras rumahnya. Jelas, itu membuat mereka bingung.

"Maaf, anda siapa ya?"

Pertanyaan dari Jesslyn membuat dua orang berbeda besar itu segera membuka mobil berwarna silver yang berada di teras rumah mereka. Seketika orang itu keluar  dari mobil, keduanya langsung terbelalak bahwa ternyata dia adalah Jason yang berjalan menuju ke arah mereka.

"Ma, i-itu Tuan Jason," bisik Vitania yang berbisik dan di anggukan oleh Jeslyn.

Jason menghentikan langkahnya tepat di dekat Jesylin, dan membuat Jesylin langsung memberikan senyuman pada lelaki itu, walaupun sebenernya ia merasa was-was, sama seperti anaknya yang langsung menggenggam tangannya.

"Saya tidak perlu basa-basi lagi. Jadi mana uang 700 juta itu, cepat kembalikan padaku."

"Em ... maaf, Tuan Jason. Tapi, saya kan sudah berjanji akan benar-benar memberikan keponakanku pada Tuan. Jadi, mohon di tunggu, saya juga tidak tahu karena tadi pagi di tiba-tiba kabur."

Jason tersenyum smrik di sudut bibirnya. "Saya tidak percaya, wanita itu kan buta. Bagaimana caranya dia bisa kabur."

"Saya benar, Tuan. Dia tadi pagi kabur. Saya juga mencarinya tapi belum ketemu, saya janji kalau dia sudah ketemu akan saya hubungi Tuan," ucapnya yang menyakinkan.

Dengan tatapan tajam, Jason kian mendekatinya hingga membuat mereka memundurkan langkahnya seraya menunduk. Ia melirik kearah Vitania sekilas. "Bagaimana, kalau aku punya penawaran lain," desisnya.

Perkataan itu mampu membuat Jeslyn perlahan melihat ke arah Jason namun tidak untuk Vitania yang masih menentukan kepalanya.

"Ma-maksud, Tuan?"

"Aku akan memberikan sisa dari uang itu, yaitu 300 juta. Tapi, anakmu sebagai gantinya."

Ucapan tersebut jelas membuat Vitania langsung melihat ke arah Jason dengan gelengan kepala dan raut wajah ketakutan, begitupun juga Jeslyn yang langsung terbelalak.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Terlanjur Mengandung Benih Tuan Vir   Rencana Joan9

    Sementara itu, Qiana yang baru saja sampai tepat di kantor milik Joan. Ia melihat kantor tersebut dari dalam mobil Ia membuka kacamatanya dan memperhatikan keseluruhan perusahaan tersebut.Gedung mewah yang menjulang tinggi itu terlihat sangat sempurna namun Joan hanya memiliki satu perusahaan beda dibandingkan mendiang suaminya yaitu, Vedrick memiliki perusahaan di mana-mana.'Joan termasuk berhasil, karena dia dari kalangan biasa, dan bisa membuat perusahaannya sendiri.' batinnya."Nyonya, apa anda akan langsung menemuinya?" Tanya sang driver yang dianggukan oleh Qiana. "Perlu kami teman?""Tidak usah, aku kesana saja sendiri. Kalian tunggu saja disini, nanti jika aku sudah selesai. Maka aku akan segera menghubungi kalian.""Tapi, Nyonya. Takutnya terjadi sesuatu pada Nyonya, maka kami akan tetap menemani Nyonya.""Sudah, kalian menurut saja apa kataku. Tetap disini. Aku yakin, baik-baik Saja. Joan, tidak akan berbuat jahat padaku."Setelah mengatakan kalimat itu, Qiana pun segera k

  • Terlanjur Mengandung Benih Tuan Vir   Violet keras kepala

    "Kau keluar bersamaku. Akan Aku temani kau bertemu dengannya," ucap Vir Seraya menggandeng tangan violet.Sontak saja, hal itu membuat Violet tersenyum tipis. "Terimakasih."Vir hanya mengangguk saja lalu mereka berjalan menuruni tangga hingga sampai ke ruang depan. Tak lama setelahnya, Mereka pun telah sampai di ruang depan. Vir jelas melihat Jeslyn yang sedang duduk di sofa tersebut. Begitu pula dengan Jeslyn yang melihat mereka.Drinya langsung cepat-cepat bangkit dari posisinya dan menemui mereka. Namun, Vir mencegah langkahnya hingga membuat Jesyln menjaga jarak dengannya."Jangan terlalu dekat dengan istriku.""Em, baik. Maaf," jawab Jesslyn yang mundur beberapa langkah dan berdiri sedikit menjauh dari mereka."Vir, Kenapa kamu berbicara seperti itu padanya?" tanya Violet dengan nada pelan namun tak ditanggapi oleh Vir yang tepat tertuju ke arah Jesylin."Apa tujuan anda datang kesini?" tanya Vir dengan nada dingin tertuju ke arah Jesylin.Seketika itu pula, dia melancarkan aksi

  • Terlanjur Mengandung Benih Tuan Vir   Vir mencintai Violet

    Vikana menghelah nafasnya. Ia tak menanggapi ucapan keduanya. 'Aku tau kalau perusahaan ini sebentar lagi akan bangkrut. Maka Mama mencari cara agar perusahaan ini tetap berjalan. Tapi, aku benar-benar tidak setuju, jika harus bekerja sama dengan mereka, ya ... semua sudah tau kalau mereka itu bisa memutarbalikan fakta dan bisa saja perusahaan ini di ambil oleh mereka. Karena mereka itu sangat licik.' batinnya.*****Vir memutuskan untuk pulang ke rumah Begitu juga dengan Rendra. Mereka akan membahas apa yang mereka temukan tadi di ruangan kecil itu besok ketika di kantor. Dirinya pulang dan langsung masuk ke kamar violet. Ia membuka pintu kamar itu secara perlahan dan menuliskan bahwa violet sepertinya Tengah tertidur pulas di kasur.Vir tersenyum tipis di sudut bibirnya yang melangkahkan kakinya perlahan lalu mendekati sang istri yang masih tertidur. Ia menghentikan langkahnya tepat di kasur Itu memperhatikan wajah damai violet lalu mulai duduk tepat di atas kasur tersebut. Ia meng

  • Terlanjur Mengandung Benih Tuan Vir   Perusahaan mengalami penurunan

    Jeslyn terdiam, ia melirik ke arah sebelah kirinya. Sepertinya mereka tengah lengah dan membuat ia dengan cepat langsung lari begitu saja menghindar dari ketiga temannya Sontak, Hal itu membuat ketiganya pun berteriak. "Jesylin!"Dengan cepat, ia berlari kencang mencoba menghindar dari kejaran ketiga temannya. Jesylin berusaha sebisa mungkin untuk tak dapat diraih oleh mereka.Namun ketika temannya yang berpencar untuk mencari keberadaannya, membuat Jeslyn bingung sendiri hingga akhirnya ia tertuju ke arah sebuah warung yang tengah ramai pagi itu. Dirinya langsung bersembunyi di banyaknya orang-orang yang tengah berbelanja di warung tersebut.Dengan pandangan yang sesekali melihatnke arah temannya yang mengejar dirinya. Ia berusaha untuk menutupi wajah serta pakaiannya. 'Aku tidak bisa jika bersembunyi di sini terus, beberapa orang ini tidak mungkin bisa untuk menyembunyikan diriku. Sebaiknya aku pergi ke daerah pasar seperti violet waktu itu agar aku susah untuk ditemui.' batinnya.

  • Terlanjur Mengandung Benih Tuan Vir   Jeslyn ditagih hutang

    "Maaf, jika ini membuatmu mengingat kembali kejadian itu, Violet."Violet tetap memberikan senyuman manis di wajahnya, perlahan ia mengangkat lalu sedikit menoleh ke arah sang mertua. "Tidak. Sudah seharusnya aku bisa menerima semua ini, Ma dan aku sudah ikhlas dengan semuanya."Qiana Mengangguk kecil. " Lalu, apalagi yang kau ingat setelah itu?""Em ... aku tidak mengingat apa-apa lagi karena setelahnya semuanya tidak sadarkan diri dan begitu Aku tahu aku sudah berada di rumah sakit dan tidak bisa melihat lagi. Di Saat itu pula aku mengetahui bahwa kedua orang tuaku telah tiada."Qiana tertegun, mendengar semua penjelasan yang dilontarkan oleh menantunya. Sepertinya saat itu penderitaan violet dimulai. Dari mulai kehilangan kedua orang tuanya sampai tidak bisa melihat dan juga bibinya yang sangat berperilaku kadar sama seperti sepupunya. itu benar-benar membuat violet pasti tersiksa.*****Vir yang sudah sampai di perusahaan tersebut membuat pandangannya tertuju ke arah mobil milik R

  • Terlanjur Mengandung Benih Tuan Vir   Qiana Menyesal

    'Aduh, aku harus jawab apa? Jujur atau tidak?' batinnya.Tidak hanya Ayu yang bingung namun violet juga bingung, ia membatin. 'Ayu, ayolah. Aku harap kau tidak jujur akan hal ini karena aku tidak mau membuat Vir malah makin marah kepada bibi dan membuat dirinya tidak menyukai keluargaku.' batinnya.Vir yang sedari tadi menunggu jawaban dari Ayu tak kunjung dijawab membuat dia menghela nafasnya. "Ayu!" Panggilan tegas itu mampu membuat Ayu terkejut hingga dirinya langsung mengerjapkan kedua matanya tertuju ke arah sang atasan. "Jawab pertanyaanku? Apakah bibinya berbuat baik atau sebaliknya?""Em .. di-dia, baik. Seperti apa yang dikatakan oleh Nona Violet, kalau bibinya menyambut kedatangannya sama seperti sepupunya," jawab Ayu berusaha untuk tetap tenang agar Vir percaya.Seketika itu pula, Violet juga bernapas lega karena Ayu bisa mengerti maksud dari ucapannya tersebut dan tidak berkata jujur kepada Vir Apa yang sebenarnya terjadi tadi di sana.Vir mengangguk. "Yasudah, kau boleh

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status