LOGINDengan tatapan tajam, Jason kian mendekatinya hingga membuat mereka memundurkan langkahnya seraya menunduk. Ia melirik kearah Vitania sekilas. "Bagaimana, kalau aku punya penawaran lain," desisnya.
Perkataan itu mampu membuat Jasmine perlahan melihat ke arah Jason namun tidak untuk Vitania yang masih menentukan kepalanya.
"Ma-maksud, Tuan?"
"Aku akan memberikan sisa dari uang itu, yaitu 300 juta. Tapi, anakmu sebagai gantinya."
Ucapan tersebut jelas membuat kitanya langsung melihat ke arah Jason dengan raut wajah ketakutan, begitupun juga Jeslyn yang langsung terbelalak.
Vitania menggeleng cepat. "Ma, tidak. Aku tidak mau," bisiknya dengan rasa takut pada mamanya.
"Sudah, kamu tenang Saja. Biar Mama yang bicara padanya," balasnya dengan berbisik juga seraya mengusap punggung tangan sang anak, menenangkannya.
"Jadi, mana pilihan yang terbaik untuk kalian?" Tanya Jason yang masih terus memperhatikan mereka.
Dengan cepat, pandangan Jesslyn langsung tertuju ke arah Jason dan berusaha untuk tetap tersenyum. Srmentara itu vitania bersembunyi tepat di belakang mamanya sambil sesekali menurut ke arah Jason.
"Em ... Tuan Jason. Sekali lagi aku minta maaf tentang keponakanku yang kabur itu. Dan saya benar-benar berjanji, akan membawa dia tepat di hadapan Tuan Jason. Jadi Tuhan tidak perlu khawatir akan hal itu."
Jason menggeleng seraya tersenyum smrik. "Saya, akan transfer sekarang juga sisa uangnya 300 juta jika anak anda sebagai gantinya."
Perkataan itu lagi-lagi membuat Vitanianlangsung menggeleng. Mendengar hal tersebut, Jeslyn berusaha sebisa mungkin untuk membujuk Jason untuk tidak membawa anaknya.
"Em, tunggu dulu Tuan. Kalau nanti keponakan saya sudah bertemu saya akan memberikan setengah dari uang yang ditransfer oleh Tuan. Jadi kami hanya memiliki 350 juta saja. Bagaimana?" Tawarnya dengan tetap memberikan senyuman pada Jason.
"Tidak. Saya akan tetap membawa anak anda," ucapnya yang langsung memberikan harga pada dua pengawalnya untuk segera membawa Vitania.
Kedua pengawalnitu pun langsung memegangi tangan Vitania yang langsung di bawah menuju ke arah mobil. Jelas, Jeslyn memohon kepada Jason agar melepaskan anaknya.
"Tuan ... Saya mohon. Jangan bawa anak saya. Saya janji, akan benar-benar membawa keponakan saya kepada, Tuan."
"Ma ... Mama ... Tolong Ma ..." vitania terus berteriak meminta tolong pada mamanya karena dirinya yang terus ditarik menuju ke arah mobil Jason.
Sedangkan Jeslyn masih terus berusaha memohon pada Jason yang kini telah berbalik dan berjalan menuju ke arah mobilnya, hingga Jeslyn pun akhirnya bertekuk lutut tepat di depan Jason Seraya memohon kepadanya agar tidak membawa sang anak.
"Baik. Mobil berwarna merah di halaman rumah saya itu bisa Anda bawa karena sebagian uangnya sudah saya belikan barang-barang lainnya. Tapi, saya mohon lepaskan anak saya dan saya berjanji tidak akan meminta uang yang sisanya dan saya akan membawa keponakan saya ke hadapan Tuan," ucapnya yang bertekuk lutut tepat di depan Jason Dengan mengatupkakedua tangannya.
Jason menghelah nafasnya gusar, ia yang melirik dekilas kerah wanita yang bertekuk untuk di bawah kakinya itu lalu melirik ke arah anaknya yang sudah dimasukkan ke dalam mobil oleh dua pengawal tersebut.
"Baik. Tapi saya minta setidaknya 300 juta transfer ke saya. Tapi kalau saya tidak mendapatkan uang itu maka anak anda tetap akan saya bawa," saatnya dengan Ada santai melihat ke arah Jasmine di bawah sana.
Dengan cepat, Jesylin bangkit dari posisinya yang langsung berdiri tepat di hadapan Jason. "T-tapi, Tuan. Uangnya tinggal hanya tersisa 100 juta saja. Tapi saya janji, lusa akan saya bayar 200nya. Saya tidak akan bohong."
Lagi-lagi Jason menghelah nafasnya gusar. "Baik, kirimkan sekarang 100 juta itu."
Jeslhnbmengangguk dengan yakin lalu ia mengambil ponselnya yang berada di saku bajunya dan segera mengirimkan transferan uang 100 juta itu tepat di rekening Jason.
Jason pun melihat ke layar ponselnya dan 100 juta miliknya sudah kembali lalu ia memberi isyarat kepada dua pengawal yang berada di mobil itu untuk segera mengeluarkan Vitania.
Kedua pengawalnya pun langsung membuka pintu itu Seraya menarik paksa Vitania untuk keluar dari mobil hingga membuat Gadis itu terjatuh dan cepat-cepat Jeslyn menolong anaknya untuk segera berdirikannya.
Jason berjalan ke arah mereka berdua yang membuat keduanya pun ketakuan, apalagi vitanianyang langsung bersembunyi di belakang mamanya.
"Ingat. Janji anda yang akan mengirim 200 juta di hari lusa. Jika tidak, anak anda yang menjadi taruhannya," ucap Jason dengan nada mengancam.
"Ba-baik, Tuan. Saya janji akan bayar dan saya akan tetap berusaha mencari keponakan saya sampai ketemu," jawabnya dengan beberapa kali menggangguk dan pandangan yang tertunduk.
Jason langsung masuk ke dalam mobil tersebut begitupun juga dengan satu pengawal sedangkan pengawal yang satunya lagi membawa mobil merah yang baru saja dibeli oleh Jesylin.
Melihat bahwa mereka semua telah pergi dari halaman rumahnya membuat Jeslyn dengan anak yang bernafas megah dan langsung Mereka berpelukan.
"Ma ... Aku tadi benar-benar takut di bawa olehnya," ucapnya lirih sambil memeluk mamanya erat.
"Iya, Nak. Sudah kamu tenang saja. Sekarang ini untungnya kita masih bisa bernapas lega," jawab Jesslyn dengan mengusap lembut kepala sang anak.
Perlahan, mereka melepaskan pelukan itu membuat vitamia langsung tertuju ke arah mamahnya. "Ma, pokoknya kita harus mencari violet sampai dapat. Kalau tidak kita akan terus-terusan di teror oleh Tuhan Jason."
"Iya. Kita memang harus mencari wanita buta itu. Dan untungnya Papamu besok mulai pergi lagi keluar kota, maka kita bisa leluasa untuk mencari wanita itu," ucapnya yang dianggukan oleh anaknya.
"Yasudah, kalau begitu ayo kita masuk, Nak. besok kita harus benar-benar mencari keberadaannya do mana wanita itu berada, karena Mama yakin dia tidak mungkin bisa pergi jauh dari sini."
"Iya, Ma." Ujarnya dengan anggukan kecil. Keduanya pun langsung berjalan menuju ke masuk ke rumah mereka dan menutup pintu rumah itu rapat-rapat.
*****
Di sebuah restoran mewah terdapat seorang wanita yang menggunakan dress tanpa lengan berwarna hitam mengkilap tengah duduk santai sambil mengayunkan ponselnya sesekali.
Ia menyeruput minuman yang berada di depannya itu dengan wajah kesal karena sepertinya telah menyuruh seseorang yang tak kunjung datang. Ia sesekali melihat jam yang berada di layar ponselnya.
'Kemana sih, dia. Selalu saja seperti ini.' batinnya yang kesal dengan helaan napas.
Dirinya melihat di sekitaran restoran itu sepertinya tanda-tanda seseorang yang tengah ia tunggu belum juga datang, hingga ia hendak menghubungi seseorang itu. Namun, secara tiba-tiba, seseorang mengecup pipinya dari samping.
Sontak, ia langsung bangkit dan Menoleh kearah seseorang itu. Wajahnya langsung tersenyum ketika sang kekasihnya datang.
"Sayang ..." Ucapnya yang langsung di peluk oleh lelaki itu.
Perlahan, sang wanita melepaskan pelukannya dan memukul pelan dada bidang sang kekasih. "Ih ... selalu seperti ini. Kau telat lagi," ucapnya dengan kesal tapi sedikit manja.
Lelaki itu malah tersenyum. "Iya, aku tahu sayang. Tapi kan, baru beberapa menit saja. Maaf ya."
Sang wanita menghelah nafasnya. "Baiklah. Karena aku terlalu mencintaimu, maka aku maafkan."
"Terimakasih, sayang," balasnya yang diakhiri dengan kecupan, lalu keduanya duduk di bangku masing-masing.
"Sebenernya kau habis darimana? Mengurus pekerjaan atau kuliah? Sampai telat selama ini, Jason."
"Sudahlah, Bibi. Semua perlakuan Bibi sudah aku maafkan sejak lama. Sampai kapanpun, Bibi, Paman Vikar dan Viitania adalah keluarga satu-satunya yang aku miliki. Aku memiliki keluarga baru yaitu suamiku dan mama mertua. Mereka sama sayangnya seperti kalian menyayangi aku."Ucapan lembut dan tulus dari Violet, membuat mereka semua tersenyum. Haru biru yang dirasakan di rumah itu membuat semuanya ikut merasakanya.Violet dan Vir memaafkan perlakuan Jesslyn yang selama ini dilakukannya. Begitu pula dengan Jesslyn yang benar-benar menyesal akan semua perbuatannya dulu hingga membuat dia seperti ini.Kalau saja waktu bisa terulang kembali, maka Jeslyn tidak akan pernah mau berbuat jahat kepada keponakannya tersebut, karena itu dampaknya sangat besar sehingga membuatnya seperti ini.*****Beberapa bulan telah berlalu. Sejak kejadian itu, semuanya sudah berjalan dengan baik keluargaJesslyn yang sudah baik pada Violet.Sebulan sekali, mereka s
"Perkembangan janinnya semakin baik, berat badannya juga sudah mulai naik dan ini suatu perkembangan yang sangat bagus. Detak jantungnya pun normal," ucapkan dokter Seraya menunjukan di layar monitor itu yang di lihat pula oleh Violet dan Vir.Setelah selesai pemeriksaan, membuat mereka pun perlahan menuju ke arah tempat duduk kembali. Violet langsung dibantu oleh Vir turun Dari ranjang itu secara perlahan."Hati-hati, Violet," ucap Vir yang dianggukan oleh Violet dengan senyuman tipis.Mereka pun segera duduk di bangku, tepat di depan sang dokter yang memberikan arahan kepada mereka serta vitamin seperti biasa untuk kandungan Violet.Setelah selesai, mereka segera keluar dari ruangan tersebut dan hari ini Violet sudah berjanji ingin ke rumah Pamannya atas permintaannya yang waktu itu telah selesai operasi. Di dalam mobil, mereka yang duduk berdampingan, membuat Violet memperhatikan sang suami."Aku baru tau, kalau ternyata dirimu sebai
Pemberitaan di media tentang Violet yang bisa melihat itu tersebar luas di seluruh penjuru negeri ini. Jelas, hal itu diketahui oleh keluarga Jesslyn yang saat ini tengah duduk menonton siaran itu di televisi.Sontak, itu membuat Vikar sangat senang karena kini keponakannya bisa melihat kembali. Seharusnya dulu saat Violet mengalami kecelakaan dan dokter memintanya untuk mengoperasi dia bisa menyanggupinya. Tetapi semua itu terhalang oleh dana yang tidak dia miliki.Kini, mendengar berita bahwa keponakannya bisa melihat itu benar-benar membuat Dia merasakan kebahagiaan tersendiri."Baru-baru ini, kabar mengejutkan dari keluarga Vedrick group yang tak lain adalah istri dari Tuan muda Vir, yang diketahui mengalami sebuah kebutaan akhirnya berhasil dioperasi dan dapat melihat kembal. Di salah satu rumah sakit milik mereka. Saat ini, sang istri sudah dipulangkan ke rumah dan masih menggunakan kacamata hitam karena belum bisa melihat cahaya yang terla
Vir benar-benar tidak sabar untuk menantikan hal seperti. 'Aku benar-benar senang. Akhirnya Violet akan bisa melihat kembali.' batinnya yang masih terus memperhatikan sang istri karena dokter dan beberapa suster sudah berada di ruangan itu sambil persiapkan alat apa saja yang digunakan untuk membuka perban tersebut.Qiana yang berdiri tak jauh dari sang anak juga memperhatikannya dengan wajah gembira, sambil sesekali dirinya melirik ke arah Vir yang Sepertinya dia sudah tidak sabar untuk menantikan hal ini.Dia menyentuh pundak sang anak yang membuat empunya menoleh ke arah dirinya. "Kamu tidak sabar kan melihat Violet bisa melihat kita," ucapnya langsung dianggukan oleh Vir dengan sangat antusias."Sama, Mama juga begitu. Tidak sabar untuk menantikan hal ini," lanjutnya berucap.Vir tersenyum manis begitu juga dengan Qiana. Pandangan mereka tertuju kembali ke arah Violet yang saat ini tengah duduk dan sang dokter dengan beberapa suster pun sa
'Ternyata rencanaku berhasil. Semua ini membuat mereka hancur.' batinnya.Vir langsung membalas pesan dari sang asisten Lalu setelah selesai ia menaruh penselnya ke saku jas dan masuk kembali ke ruangan sang istri yang saat itu masih mengobrol bersama Mamanya."Saat ini kandunganmu sudah memasuki 20 Minggu. Semakin lama semakin besar dan berkembang baik, Violet.""Iya, Ma. Dia aktif sekali di dalam sana dan aku merasa senang."Percakapan mereka, jelas didengar oleh Vir yang baru saja menutup pintu ruangan itu. Dirinya tersenyum memperhatikan dua wanita yang sangat dia sayangi. Perlahan, ia melanjutkan langkahnya dan menghentikan tepat di samping sang Mama.Qiana menoleh. "Vir, kamu temani Violet ya. Mama akan berbicara kepada beberapa pengawal untuk membawa Ayu ke sini, mengambil beberapa baju untuk Violet," ucapnya dianggukan oleh Vir.Setelah itu, Qiana keluar untuk menghubungi Ayu dan memberikan instruksi beberapa pengawalnya.
"Jesylin, katakan padaku jujur. Apa yang sebenarnya terjadi?" Pertanyaan dari sang suami mampu membuat Jeslyn, perlahan melirik kearahnya. Dengan kedua mata yang berkaca-kaca, ia berkata. "Ini semua salahku. Maafkan aku yang selama ini telah berbuat jahat pada Violet. Kalau saja waktu itu aku tidak melakukan hal tersebut, maka mungkin saat ini aku juga tidak akan mengalami seperti ini.""Maksudmu apa, Jesylin?""Ini adalah balasan yang pantas aku dapatkan, sayang," jawabnya lirih dengan beberapa tetes air mata yang mulai mengalir di kedua pipinya. Vikar masih belum mengerti maksud perkataan istrinya. Namun, dia langsung mengusap air mata tersebut dengan lembut. "Aku paham, Kenapa tuan muda Vir itu disematkan, makhluk dingin dan kejam. Tapi semua yang dilakukan itu untuk kebaikan keluarganya. Dan inilah yang aku dapatkan karena berani berbuat jahat kepada istrinya."Mendengar ucapan penjelasan Jeslyn, membuat Vikar paham, kalau ternyata istrinya yang seperti ini mengalami banyak lu







