Share

Di tolong orang baik

Auteur: Fiyaseni
last update Dernière mise à jour: 2025-07-27 11:41:46

Vir langsung bersandar di sofa itu Dengan menyugarkan rambutnya. 'Jadi siapa wanita yang aku tiduri Itu?' batinnya.

Rendra, sang asisten yang sebenarnya masih bingung dia masih memperhatikan atas oleh tersebut Lalu berusaha untuk berbicara padanya.

"Maaf, Tuan. Tapi, kalau saya boleh bertanya apakah memang benar di kamar itu telah bertemu dengan seorang wanita di sana? Apa benar Tuan berada di kamar nomor 336."

Perkataan dari asistennya itu membuat Vir langsung melihat ke arahnya, ia membenarkan posisi duduknya dengan berkerut alis.

"Apa kamu bilang? Nomor 336?" Pertanyaan itu langsung dianggukan oleh sang asisten.

Vir terdiam sejenak, ia mengingat kembali kejadian 1 minggu yang lalu ketika dirinya jalan dengan sempoyongan menuju ke arah kamar yang dipesankan oleh asistennya tersebut.

Sungguh saat itu dirinya benar-benar tidak bisa melihat dengan jelas karena kepalanya yang sangat pusing jadi pandangannya terlihat buram. Dirinya pun tidak mengingat dengan jelas masuk ke kamar sampai berapa saat itu.

Vir menggugarkan rambutnya, seraya menggeleng. "Aku benar-benar tidak ingat Rendra. Aku masuk ke sebuah kamar itu yang aku pikir itu adalah kamar yang kamu pesan."

Rendra Mendengus pelan. "Maaf, Tuan. kalau saya boleh mengumpulkan apa jangan-jangan tuan muda salah masuk kamar, hingga akhirnya Tuan bertemu dengan wanita itu."

Vir tertegun mendengar ucapan yang dilontarkan oleh asistennya itu. 'Kalau Memang benar aku salah masuk kamar, tapi Aku sudah bersetubuh dengan wanita itu. Berati aku yang salah.' batinnya.

Pikirannya sekilas teringat akan perkataan yang pernah dilontarkan oleh Gadis itu.

"Tolong ... Biarkan saya pergi! Saya tidak kenal anda siapa!"

Vir juga mengingat bahwa sepertinya wanita itu tidak bisa melihat, karena dari tatap matanya dia kosong dan tetap lurus ke depan, tidak melihat ke arah dirinya sama sekali saat itu. Ketika ingin kabur dia merava sesuatu di sekitarnya dan itu bisa membuktikan dengan jelas kalau wanita itu memang tidak bisa melihat.

"Tuan? Tuan muda, Vir?" Panggilan dari sama asisten mampu membuat Vir menoleh ke arahnya. "Apa, Saya perlu ke tempat itu untuk menanyakan lebih lanjut tentang hal ini?"

Vir mengangguk kecil. "iya, kalau bisa kamu cari tahu siapa perempuan itu bahkan detail wajahnya. Berikan saya semua informasi tentang wanita itu setidaknya nama dan wajahnya terlihat jelas kamu juga bisa bertanya itu di CCTV."

"Baik, Tuan. Kalau begitu sekarang juga saya akan ke sana," ucapkan yang dianggukan oleh Vir.

Rendra pembangkit dari posisinya serangan membenarkan jas yang dipakainya. "Saat permisi," selanjutnya berucap yang langsung berjalan keluar dari ruangan atasannya tersebut.

Lagi-lagi, Vir menghelah napas panjangnya. Ia menyandarkan tubuhnya di sofa itu dengan membujuk pelipisnya sekilas. 

*****

Sementara itu ayu yang membawa violet menuju ke rumah sang nenek dirinya langsung mengetuk pintu itu beberapa kali.

"Nek, Nenek ... Ini Ayu, Nek."

Berapa kali dirinya memanggil akhirnya rumah sederhana dengan berwarna biru muda itu pun terbuka pintunya. Sekitar berusia 60 tahun berdiri tepat di pintu untuk Seraya tersenyum ke arah cucunya dan melihat sekilas ke arah violet.

"Ayu, kamu sudah pulang bukannya biasanya kamu bisa pulang di hari weekend."

"Iya, Nek. Tapi Ayu tidak bisa cerita banyak, Nanti kalau sudah weekend Ayu akan cerita semuanya. Saat ini karena dia sedang dikejar oleh seseorang makanya ayu bawa ke sini untuk tinggal bersama nenek."

Ucapan dari cucunya Itu membuat nenek Aya memperhatikan violet secara keseluruhan. Wanita itu pun tersenyum ke arahnya walaupun pandangannya terlihat kosong lurus ke depan.

Ayu sedikit mendekatkan posisinya ke arah nenek lalu berbisik.

"Dia, tidak bisa melihat dan Ayu kasihan tadi saat di pasar bertemu dengan dia yang dikejar-kejar oleh seseorang. Maka dari itu Ayu bawa dia ke sini, bisakah untuk sementara waktu tinggal bersama nenek."

Aya masih memperhatikan wajah violet Yang sepertinya tak asing baginya lalu dirinya tertuju ke arah tujuannya dengan angkutan kecil dan senyuman tipis. 

"Iya, dia boleh tinggal disini."

Ayu tersenyum, lalu, melihat ke arah violet. "Violet, kata nenekku kamu diizinkan untuk tinggal di sini sementara waktu."

Kedua lekukan sudut bibir violet terangkat. Ia sangat senang karena ternyata masih ada orang baik yang ingin menolongnya. "Terimakasih, Nek."

"Yasudah, Nek. Kalau begitu Ayu tidak bisa lama-lama di sini, Karena sudah ditunggu oleh para pengawal itu."

"Iya, hati-hati, ya."

"Iya, Nek. Ayu pergi dulu ya. Dada Nenek, Violet aku pergi dulu ya."

Ucapan tersebut dianggukan oleh keduanya yang tersenyum ke arah angin yang telah cepat-cepat berlari pergi dari rumah neneknya menuju ke mobil para pengawal dan tengah menunggu dirinya di sana.

Sementara itu sang nenekku memegang tangan Violet dengan lembut.

"Ayo, Violet. Masuk."

"Terima kasih, Nek."

Mereka segera masuk ke dalam lalu sang nenek mempersilahkan Violet untuk duduk di ruang tamu. "Kamu tunggu disini dulu ya. Nenek akan ambilkan kamu minum."

"Sekali lagi, terima, Nek. Tidak perlu repot-repot."

"Tidak apa Violet. Kamu tunggu disini dulu ya," ucapnya yang di balasa senyum manis oleh Violet. Nenek Aya pun segera berjalan ke arah dapur.

Violet sedikit merasa lega, karena dirinya yang akhirnya bisa menghindar dari kejaran bibinya. Bukannya dia tidak berterima pada keluarga pamannya tersebut, tapi yang apa yang dilakukan oleh bibinya itu benar-benar kelewatan.

Dirinya kerap disiksa, bahkan di jual hingga dirinya di setubuhi oleh lelaki yang ia tak kenal sama sekali, setelah itu ia pun tidak beri uang sepeser pun dari bibinya. Sungguh, sangat ironis menjadi dirinya.

*****

Pukul 14.00. Vir yang baru saja selesai dengan pekerjaannya. Ia menaruh beberapa berkas yang selesai di tandatangani itu di atas meja.

Tiba-tiba, suara ketukan pintu terdengar yang membuatnya tertuju kearah pintu tersebut. "Masuk," titahnya.

Seseorang masuk ke ruangannya, yabg ternyata adalah sang asisten, yaitu Rendra, Seraya membawa secarik kertas di tangannya, lalu menghentikan langkahnya tepat di depan Vir.

"Siang, Tuan. Saya sudah mendapatkan informasi mengenai wanita itu."

Vir antusias, ia langsung bangkit dari posisinya dan duduk di sofa yang berada di ruangannya, hingga membuat Rendra pun mengikuti sang atasan. "Duduk, jadi siapa sebenarnya wanita itu?"

Rendra duduk tepat di dekat sang atasan. "Jadi, wanita itu bernama Violet, dia hanya gadis biasa yang di jual oleh bibinya dan di beli oleh seorang pemuda, namun mereka tidak mau memberikan informasi siapa pemuda itu, Tuan."

"Saya tidak butuh, data pemuda itu. Tapi saya butuh data wanita itu "

"Em, ini Tuan. Saya sudah bisa mengzoom wajah dari wanita itu saat di tempat Bar." Ujarnya seraya memberikan secarik kertas yang ada ganabr violet masih dengan dress tipis berwarna merah, persis saat ia lihat di kamar waktu itu. Vir pun memperhatikan kertas itu.

"Maaf, sebelumnya Tuan. seperti dugaan saya di awal, kalau sepertinya Tuan muda Vir, salah masuk kamar, yang seharusnya wanita itu akan tidur pada pemuda yang membelinya, tetapi malah tidur bersama, Tuan." Jelas Rendra sedikit menunduk.

Vir tertuju ke arah asistennya sekilas selalu menaruh kertas dengan gambar wajah violet itu di atas meja. "Perintahkan semuanya untuk segera mencari sosok wanita ini. Saya tidak mau tahu kalian harus cepat mencari keberadaan di mana."

Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application

Latest chapter

  • Terlanjur Mengandung Benih Tuan Vir   Tinggal seatap

    "Iya, Mama tau Vir. Tapi--"Belum sempat Qiana menyelesaikan ucapannya namun anaknya itu segera berbalik dan langsung menaiki tangga menuju ke arah kamarnya Yang satu lantai bersama dengan kamar Violet. Jelas, hal tersebut hanya bisa membuat Qiana menghelah napasnya dengan menggelengkan kepala melihat tingkah anaknya tersebut."Em, kalau begitu saya permisi, Nyonya ingin mengatakan Nona Violet ke kamarnya," ucap Ayu dengan nada sopan via langsung dianggukan oleh Qiana.Perlahan, Ayu memegan tangan Violet dan mereka menaiki tangga untuk menuju kamar violet yang berdekatan dengan kamar Veer.Setelah mereka sampai di sana, Ayu langsung mendudukkan Violet di kasur."Ayu, apa itu benar kamu?" Tanya Violet pada gadis yang menggunakan baju pelayan dan rambut diikat satu itu.Ayu terdiam sejenak, dia melihat ke arah pintu kamar itu yang masih terbuka dan langsung melirik kembali ke arah Violet."Iya ini aku. Tadi nenekku menelpon aku kalau kamu Tengah dikejar oleh sekelompok orang dan nenek

  • Terlanjur Mengandung Benih Tuan Vir   Violet ke kediaman Avir Vedrick

    Violet tertegun. "Ma-maaf, ta-tapi ... A-aku tidak hamil," ucapnya dengan gugup dan terbata."Oh ya? Kita akan buktikan nanti Saat di klinik. Mau kau ambil atau tidak kau akan tetap ikut bersamaku. Kamu tahu adalah wanita satu-satunya yang pernah aku tiduri."Setelah mengucapkan kalimat itu Vir langsung membenarkan posisi duduknya menjauh dari violet ia duduk seperti biasa dengan menyilangkan kaki dan bersedekap dada menuju ke arah depan.Sedangkan violet dengan detak jantung yang masih berdekuk kencang dan juga rasa ketakutan di dalam dirinya membuat Gadis itu mengatur nafasnya beberapa kali dan menormalkan detak jantungnya.'Aku tau dia Tuan Vir. Semua orang membicarakan tentang dirinya yang kejam dan juga dingin. Bahkan dia tidak segan-segan untuk menghabisi siapapun orang yang berurusan dengannya. Apalagi sampai membuatnya benar-benar marah. Apa yang harus aku lakukan?' batin Violet.Iya, Violet tahu cerita itu semua dari dulu semua di negeri ini pun tahu kalau akhir fredric adala

  • Terlanjur Mengandung Benih Tuan Vir   Bertemu Vir

    Vir langsung melihat ada seorang wanita yang terjatuh tak jauh darinya. Ia perhatikan wanita itu yang sepertinya Tengah kesulitan untuk berdiri berlari dengan langkah perlahan namun pandangannya fokus ke arah depan."Tunggu dulu, wanita itu ..." Vir memperhatikan dengan detail lalu ia mulai berlari kecil untuk menghampirinya hingga menghentikan langkahnya tepat di dekat wanita itu dan membuat wanita tersebut secara tak sengaja menabrak Vir."Akh! Ma-maaf. Aku tidak sengaja."Vir tersenyum ketika melihat wanita didepannya ini. Rambut panjang terurai dengan dres berwarna biru muda bahkan ia melihat bajunya sedikit koyak di bagian atasnya bahkan tali bra-nya pun bisa terlihat.Wanita itu berjalan tanpa alas kaki. Iya, wanita itu adalah violet yang selama ini ia cari."Hei ... kemana kau lari, Violet!"Mendengar suara teriakan itu yang terlihat sangat dekat membuat violet pun dengan gelanggapan berusaha untuk lari dari tempat itu."Maaf, permisi," ucapnya nggak melangkah namun dengan cep

  • Terlanjur Mengandung Benih Tuan Vir   Mencari keberadaan violet

    "Sebenernya kau habis darimana? Mengurus pekerjaan atau kuliah? Sampai telat selama ini, Jason."Jason membenarkan posisi duduknya, agar lebih dengan dengan sang kekasih. "Vikana sayang. Kau tau kan, kita sebentar lagi akan melangsungkan pernikahan. Maka banyak hal yang harus aku urus, tidak hanya tentang pekerjaan tapi juga kuliahku yang harus slesai tahun ini, dan masih banyak hal lainnya.""Iya, aku tahu. Tapi, kita jangan sampai keduluan oleh Vir. Aku tidak mau, hak waris mendiang Papa jatuh ke tangannya."Jason tersenyum tipis sambil mengusap pipi sang kekasih. "Sayang ... Kau tau kan, dia sampai detik ini tidak punya kekasih. Maka darimana dia bisa cepat mendahului kita. Dan lagi, bukannya kau bilang kalau aset yang berada di selatan itu sudah menjadi bagian mamamu.""Iya, kamu benar sayang. Tapi, aku yakin Vir tidak tinggal diam. Pasti dia memiliki rencana untuk merebut miliknya lagi. Karena dari awal itu memang miliknya.""Sudahlah sayang, kau tidak usah memikirkan hal itu. Se

  • Terlanjur Mengandung Benih Tuan Vir   Ancaman Jason!

    Dengan tatapan tajam, Jason kian mendekatinya hingga membuat mereka memundurkan langkahnya seraya menunduk. Ia melirik kearah Vitania sekilas. "Bagaimana, kalau aku punya penawaran lain," desisnya.Perkataan itu mampu membuat Jasmine perlahan melihat ke arah Jason namun tidak untuk Vitania yang masih menentukan kepalanya."Ma-maksud, Tuan?""Aku akan memberikan sisa dari uang itu, yaitu 300 juta. Tapi, anakmu sebagai gantinya."Ucapan tersebut jelas membuat kitanya langsung melihat ke arah Jason dengan raut wajah ketakutan, begitupun juga Jeslyn yang langsung terbelalak.Vitania menggeleng cepat. "Ma, tidak. Aku tidak mau," bisiknya dengan rasa takut pada mamanya."Sudah, kamu tenang Saja. Biar Mama yang bicara padanya," balasnya dengan berbisik juga seraya mengusap punggung tangan sang anak, menenangkannya."Jadi, mana pilihan yang terbaik untuk kalian?" Tanya Jason yang masih terus memperhatikan mereka.Dengan cepat, pandangan Jesslyn langsung tertuju ke arah Jason dan berusaha untu

  • Terlanjur Mengandung Benih Tuan Vir   Perintah Vir

    Vir melihat ke arah asistennya sekilas lalu menaruh kertas dengan gambar wajah violet itu di atas meja. "Perintahkan semuanya untuk segera mencari sosok wanita ini. Saya tidak mau tahu kalian harus cepat mencari keberadaannya di mana.""Em, maaf Tuan. Tapi informasi yang diberikan oleh petugas di sana sangat sedikit tentang wanita itu. Bahkan kami pun tidak tahu tempat tinggalnya di mana."Mendengar perkataan sang asisten, membuat Vir langsung menatapnya tajam dengan wajah yang berubah tegas. "Saya tidak mau tahu! Intinya kalian harus mencari keberadaan wanita itu. Kalian tahu kan. Apa akibatnya jika melanggar perintah dari saya," sahutnya dengan nada tinggi bahkan sambil menggebrak meja di akhir kalimat.Rendra langsung menganggukkan kepalanya. Ia bangkit dari posisinya. "Em, iya. Baik, Tuan. Saya akan mengerahkan semuanya dan perintahkan kepada mereka untuk segera mencari keberadaan wanita ini. Kalau begitu saya permisi."Tak ada respon apapun dari Vir yang hanya memperhatikan asis

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status