Share

Aku Menemukanmu

Penulis: Aira Tsuraya
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-17 11:00:10

“Ayo, kita pulang!!” ujar Emran.

Widuri terbelalak kaget mendengar ucapan Emran. Setelah hampir satu minggu, suaminya tidak peduli dan tidak tahu tentang kepergiannya. Mengapa kini malah tiba-tiba datang dan mengajaknya pulang.

“Ayo!!!” Emran sudah mengulurkan tangan dan menarik tangan Widuri begitu saja. Seketika Widuri kaget dan gegas menepis tangan Emran.

Emran terkejut melihatnya bahkan alisnya kini berkerut menatap tajam ke arah Widuri.

“Aku bawa motor. Aku bisa pulang sendiri,” jawab Widuri.

“Oke, baik. Aku akan mengikuti dari belakang.” Emran malah bicara seperti itu dan sekali lagi membuat Widuri terkejut. Sejak kapan suaminya jadi peduli padanya. Apa jangan-jangan Mawar yang menyuruhnya lagi seperti tempo hari.

“Gak usah. Aku bisa pulang sendiri. Kamu pulang duluan saja. Bukankah biasanya seperti itu.”

Emran berdecak dan menggelengkan kepala, kemudian menatap tajam ke arah Widuri. Kalau ditatap seperti itu, Widuri langsung gugup dan buru-buru memalingkan wajah.

“Kalau kamu tidak aku ikuti pasti kamu tidak akan pulang ke rumah. Ke mana saja kamu lima hari ini?”

Seketika Widuri terkejut mendengar pertanyaan Emran. Mengapa juga suaminya malah menghitung berapa lama dia tidak pulang? Apa benar dia sangat peduli padanya?

“Aku ... aku ke rumah teman.” Widuri terpaksa bohong. Dia tidak mau Emran tahu tempatnya tinggal. Pasti Emran akan melarang dan menyuruhnya pulang.

“Kamu marah kepadaku? Pada kami? Hingga akhirnya kabur dari rumah, begitu?” Emran kembali mencercah pertanyaan ke Widuri.

“Tidak. Untuk apa aku marah padamu dan Mawar?”

Emran berdecak lagi, kini sambil melipat tangannya ke depan dada melihat ke arah Widuri. Widuri hanya diam dan memalingkan wajah. Dia paling malas kalau sudah ditatap dengan tajam seperti itu. Ini seperti mengingatkan seorang ayah yang sedang memarahi putrinya karena telah melakukan kesalahan.

“Ya udah kalau gak marah. Sekarang ikut aku pulang ke rumah!!!”

“Aku gak mau dan kamu tidak bisa memaksaku.” Widuri bersikeras. Dia sudah membulatkan tekadnya kalau tidak akan terayu oleh ucapan Emran. Pria itu berkata manis hanya karena disuruh Mawar saja bukan dari hatinya yang terdalam.

“Aku masih suamimu dan kamu istriku. Kata siapa aku gak bisa memaksamu? Apa perlu kamu aku seret pulang sekarang!!!” Emran malah mengancam. Mata elangnya yang tajam kini ikut mengintimidasi Widuri dan membuat wanita berwajah manis itu bergidik ngeri. Mimpi apa dia punya suami searogan ini.

“Aku akan teriak kalau kamu memaksaku!!” Widuri malah balik mengancam.

Emran tampak kesal kini dan terlihat putus asa. Sebenarnya dia bisa saja berlaku kasar dan langsung menarik Widuri masuk ke dalam mobilnya. Namun, ada banyak mata yang sedang mengawasi mereka. Apalagi situasinya saat ini sedang berada di depan kantor istrinya. Banyak hal yang harus ia pertimbangkan untuk tidak bertindak bodoh.

“Oke, terserah kamu.” Emran menyerah dan sudah membalikkan badan berlalu pergi meninggalkan Widuri.

Widuri tersenyum lega sambil meneruskan langkahnya menuju parkiran. Ia langsung mengenakan helm dan menstater motornya. Namun, Widuri sempat menoleh sekilas ke arah Emran. Ia melihat suaminya masih menunggu di dalam mobil dan tidak menyalakan mesinnya.

“Sialan!!! Kenapa dia gak pulang duluan, sih?” umpat Widuri sebal.

Karena tidak mau menunggu lebih lama lagi, akhirnya Widuri melajukan motornya lebih dulu meninggalkan kantor. Ia sengaja menekan gasnya lebih kencang agar Emran tidak bisa mengejar. Namun, ternyata Emran langsung menjalankan mobilnya mengikuti Widuri. Emran sangat terkejut saat Widuri melaju melalui jalan yang tidak biasa mereka lalui.

“Dia mau ke mana? Apa mau cari makan dulu?” gumam Emran.

Sepertinya Widuri tahu kalau Emran mengikutinya. Widuri tidak kehabisan akal, dia sengaja melintas di jalan yang tidak bisa dilewati mobil. Terang saja ulah Widuri kali ini membuat Emran kesal. Pria tampan itu sudah uring-uringan di dalam mobil dan berulang kali memukul kemudinya.

“Sialan!! Dia ngerjain aku. Memangnya mau ke mana lagi, sih? Ini sudah malam juga.”

Emran kesal, apalagi dia sudah kehilangan jejak Widuri. Emran menarik napas panjang sambil mengacak rambutnya.

“Duh ... nyari di mana lagi ini? Kenapa juga aku gak tanya nomor teleponnya yang baru tadi? SIALAN!!!”

Emran masih kebingungan sambil celingukan mencoba mencari jejak Widuri. Hingga akhirnya dia melihat sebuah motor matic yang terparkir dengan manis di halaman sebuah rumah kosan. Emran langsung tersenyum penuh kemenangan apalagi saat memastikan nomor polisi motor itu sama dengan milik istrinya.

“Gotcha!!! Akhirnya ketemu juga.” Emran gegas memarkir mobilnya dan berjalan menuju rumah kost tersebut.

Rumah kost itu terdiri dari tiga lantai dengan beberapa kamar berjejer membentuk huruf U mulai dari lantai satu sampai lantai tiga. Bangunannya lumayan bersih dan rapi, di bagian tengah bangunan ada lahan parkir tempat penghuni kost meletakkan kendaraannya.

Baru saja Emran melangkahkan kakinya mendekat ke arah pagar bangunan kost tersebut, tiba-tiba ada seorang wanita paruh baya yang keluar. Wanita paruh baya itu melihat Emran, mengamatinya dari atas sampai bawah seperti sedang memindai. Emran merasa perlakuan wanita paruh baya itu wajar apalagi di sini ada tulisan kost putri, tamu wajib lapor.

“Cari siapa, Mas?” tanya wanita itu.

“Eng ... saya cari Widuri Yasmin, Bu. Di kamar berapa ya tinggalnya?”

Wanita paruh baya itu mengernyitkan alis dan menatap Emran dengan tatapan curiga. Emran tahu apa maksud tatapan wanita paruh baya itu.

“Saya suaminya. Saya baru saja datang dari luar kota.”

Wanita paruh baya itu langsung tersenyum dan menganggukkan kepala. Sebelumnya Widuri juga sudah mengatakan tentang statusnya dan dia juga bilang kalau suaminya kerja di luar kota. Jadi saat Emran datang berkata seperti itu, ibu penjaga langsung percaya.

“Oh, dia di lantai dua. Kamarnya nomor tujuh. Itu kelihatan dari sini.” Wanita paruh baya itu sudah menunjuk kamar dengan pintu berwarna merah dan ada hiasan stiker hello kitty di bagian atasnya.

Emran mengangguk sambil tersenyum. Baru saja dia hendak melangkah, wanita paruh baya itu mencekal lengannya. Emran menoleh dan mengernyitkan alis hendak bertanya.

“Masnya bawa KTP? Soalnya tamu yang datang dan bermalam di sini harus meninggalkan KTP,” ujar wanita paruh baya itu.

“Oh iya, sebentar.” Emran mengambil dompetnya lalu mengeluarkan kartu identitas dirinya kemudian gegas berjalan menuju kamar Widuri berada.

Wanita paruh baya itu hanya melihat Emran dari tempatnya berdiri. Emran menitih tangga menuju lantai dua. Lalu berjalan memutar untuk menuju kamar istrinya. Banyak penghuni kost yang sudah datang dan sedang menikmati waktu istirahat mereka di kamar. Tentu saja kehadiran sosok Emran nan rupawan sempat menginterupsi keasyikan mereka. Bahkan tidak jarang penghuni kost keluar kamar untuk melihat ke kamar mana Emran berhenti.

Kamar nomor tujuh, Emran menghentikan langkahnya. Tangannya langsung mengetuk cukup lama. Hingga akhirnya pintu kamar itu terbuka. Terlihat sosok Widuri sudah mengenakan piyama dan masih dengan hijabnya tertegun menatap Emran sedang berdiri di depan pintu. Emran langsung tersenyum penuh kemenangan, memamerkan gigi putihnya kemudian bersuara dengan menggoda.

“Kaget aku bisa menemukanmu di sini?”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (600)
goodnovel comment avatar
Namina Wand
mana kelanjutan nya
goodnovel comment avatar
Rolly Kotadiny
kalau saya tidak bisa tahan hidup seperti itu dipoligami
goodnovel comment avatar
Juli Puspita
nggak bisa buka kunci,kuncinya ilang . Apa bisa didobrak aja?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Ternyata Aku Orang Ketiga di Pernikahan Suamiku   Extra Bab

    “IBU!! Kok di sini?” tanya Dokter Bayu. Untung saja mereka menjeda interaksi mesra, kalau tidak pasti Nayla akan sangat malu. Nayla urung membuka jilbab dan kembali duduk dengan tenang. Sementara Dokter Bayu bangkit menghampiri Bu Narmi. “Perut ibu sakit, jadi bolak balik ke kamar mandi. Ibu pikir Rayhan sudah tidur, ternyata kamu dan Nayla malah di sini.” Dokter Bayu menghela napas panjang sambil mengacak rambutnya. “Ya … gimana gak ke sini. Rayhan tidur di kamarku, tuh.” Dokter Bayu mengatakannya dengan kesal dan wajah cemberut. Bu Narmi hanya mengulum senyum sambil melirik putra serta menantunya. “Ya udah, biar Ibu bangunin Rayhan.” Bu Narmi bersiap pergi, tapi Dokter Bayu mencegahnya. “Gak usah, Bu. Aku tidur di sini saja. Ibu dan Bapak temani Rayhan di kamar sebelah.” Bu Narmi menghela napas panjang sambil mengangguk. “Ya udah kalau gitu. Nanti biar Ibu kasih tahu bapakmu nanti takutnya main nyelonong masuk saja.” Dokter Bayu hanya tersenyum sementara Nayla sudah menunduk

  • Ternyata Aku Orang Ketiga di Pernikahan Suamiku   Selamat Hari Bahagia Dokter Bayu

    “Saya … saya tidak mau bohong, Dok,” lirih Nayla.Tentu saja mendengar jawaban Nayla membuat Dokter Bayu kebingungan. Kedua alisnya terangkat dengan mata penuh tanya. Perlahan Dokter Bayu menggelengkan kepala.“Aku gak tahu maksud kalimatmu. Kamu gak mau bohong soal apa?”Nayla membisu, tidak mau menjawab malah menundukkan kepala semakin dalam. Dokter Bayu makin bingung melihat sikap Nayla. Kemudian perlahan dan sangat lirih terdengar kalimat dari bibir Nayla.“Saya … juga suka Dokter.”Seketika Dokter Bayu terkesima mendengar jawaban Nayla. Matanya tampak berkaca-kaca dengan sebuah senyum yang terukir indah di wajahnya. Ia terdiam menatap gadis manis berhijab di depannya ini. Ingin rasanya ia mendekat dan menarik Nayla dalam pelukannya, tapi tentu saja itu tidak mungkin.“TANTE!!!” tiba-tiba Rayhan datang dan berhambur memeluk Nayla.Nayla tersenyum dan balas memeluknya. D

  • Ternyata Aku Orang Ketiga di Pernikahan Suamiku   Kejutan dari Rayhan

    “Kejutan? Kejutan apaan?” gumam Dokter Bayu.Ia baru saja usai membaca pesan yang dikirimkan Rayhan padanya. Dokter Bayu tidak mau banyak berpikir. Ia menyimpan ponselnya dan kembali sibuk memeriksa pasien. Hari ini kebetulan pasiennya sangat banyak sehingga membuat Rayhan menunggu sedikit lama.Pukul sembilan malam saat Dokter Bayu keluar dari ruang praktek. Ia melihat Rayhan sedang duduk di ruang tunggu sambil memainkan ponselnya.“Kamu tidak membuat ulah, kan?” tanya Dokter Bayu.Rayhan mendongak, menghentikan bermain. Matanya membola menatap Dokter Bayu yang berdiri di depannya.“Aku dari tadi duduk diam di sini, Pa. Memangnya mau bikin ulah apa?”Dokter Bayu mengendikkan bahu sambil menggelengkan kepala.“Gak tahu. Kan biasanya kamu yang suka bertingkah aneh.”Rayhan tersenyum cengengesan sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.“Aku kan udah gede, Pa. Lagian

  • Ternyata Aku Orang Ketiga di Pernikahan Suamiku   Bapak Berduka Anak Berulah

    “Aku serius, Nay,” ucap Dokter Bayu.Nayla hanya diam membisu dengan mata tak berkedip menatap dokter tampan di depannya ini. Sudah kedua kali ini, Dokter Bayu mengutarakan perasaannya secara terang-terangan ke Nayla. Tentu saja semua yang pria ganteng itu lakukan membuat Nayla kebingungan.Perlahan Nayla memalingkan wajah dan menunduk. Lagi-lagi dia dihadapkan pada situasi yang sulit. Bahunya naik turun mengikuti ritme aliran udara di dadanya. Entah apa yang ada di benaknya, yang pasti semua ucapan yang baru saja keluar dari bibir pria di depannya ini benar-benar membuat Nayla kelimpungan sendiri.“Nay … kamu gak mau menjawab pertanyaanku?” Kembali Dokter Bayu bersuara.Nayla menghela napas pelan kemudian mendongak membuat mata mereka saling bertemu untuk beberapa saat.“Saya … saya harus menjawab apa, Dok?” lirih Nayla bersuara.Dokter Bayu tersenyum, matanya sayu menatap gadis manis di depannya ini.“Inginku kamu jawab ‘iya’, tapi tentu saja aku tidak bisa memaksamu. Semua tergantun

  • Ternyata Aku Orang Ketiga di Pernikahan Suamiku   Tepat Sasaran

    “Tunangan? Jadi kamu sudah bisa move on, Nay?” seru Fery.Nayla langsung tersenyum dan mengangguk dengan mantap. Ia bahkan kini menoleh ke Dokter Bayu yang berdiri di sebelahnya. Menatap pria tampan itu dengan lembut kemudian membalas senyumannya.“Iya. Bukannya masa lalu memang harus dilupakan. Benar kan, Sayang?” Nayla langsung bersuara dengan menambahkan panggilan ‘Sayang’ untuk Dokter Bayu.Dokter Bayu hanya mengulum senyum mendengar Nayla memanggilnya ‘Sayang’. Ia langsung mengangguk, menjawab pernyataan Nayla. Sementara Fery hanya diam. Wajahnya merah padam dengan rahang yang menegang.“Mbak, ini pesanannya sudah selesai.” Suara abang penjual roti bakar menginterupsi interaksi mereka.Nayla langsung menerimanya sementara Dokter Bayu menyelesaikan transaksinya.“Aku duluan, ya!!” pamit Nayla ke Fery.Ia berjalan beiringan dengan Dokter Bayu dan langsung masuk

  • Ternyata Aku Orang Ketiga di Pernikahan Suamiku   Modus Atau Pertolongan

    “Maaf, Dok … ,” lirih Nayla.Dokter Bayu tersenyum, matanya tampak berbinar menatap wajah manis di depannya. Sementara Nayla terlihat gelisah dan tidak tenang. Sesekali Nayla menggigit bibir bawahnya menunjukkan jika dirinya sedang gugup.“Aku tahu, pasti kamu berpikir ini terlalu cepat. Namun, bagiku tidak, Nay.”Nayla belum menjawab dan kini memutuskan menunduk saja. Ia tidak kuasa menatap mata pria di depannya ini yang bersinar penuh cinta. Selain itu kini dia sibuk menata gemuruh di dadanya yang tiada menentu. Kalau saja dia tidak menggantikan tugas Sari pasti Nayla tidak akan bersama Dokter Bayu saat ini.“Aku akan menunggu jawabannya, tidak perlu cepat. Kamu punya banyak waktu, kok.”Nayla masih membisu dengan wajah yang terus menunduk dan tangan yang sibuk meremas ujung hijabnya. Mimpi apa dia semalam hingga tiba-tiba ditembak Dokter Bayu seperti ini.Dokter Bayu menghela napas panjang sambil

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status