Share

Emran yang Aneh

“Mas, aku nanti pulang agak malam. Hari ini ada audit dari kantor pusat dan aku harus menemani,” ujar Mawar sesaat sebelum keluar dari mobil.

Emran hanya manggut-manggut mendengar ucapan Mawar.

“Iya, nanti kalau sudah selesai telepon saja. Biar aku jemput!” Mawar langsung tersenyum, ia sudah pamitan, salim lalu cipika cipiki seperti biasanya.

Tentu saja Widuri yang melihat hal itu sudah biasa dan memalingkan wajah ke luar jendela seperti yang sudah-sudah. Rasanya melihat kemesraan suami dan madunya itu sudah makanan sehari-hari bagi Widuri. Jadi dia sudah kebal dan mati rasa dengan kata cemburu.

“Kamu gak pindah depan?” ujar Emran membuyarkan lamunan Widuri.

Widuri melihat Emran melalui kaca spion dengan mata bulatnya yang terbelalak. “Harus, ya?”

Emran tidak menjawab hanya berdecak dengan mata elangnya yang menghunus tajam ke Widuri melalui kaca spion. Widuri menarik napas panjang kemudian menganggukkan kepala.

“Iya, iya.” Wid

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status