Beranda / Romansa / Ternyata Bosku Mantanku / Bab 121. Cinta Sejati

Share

Bab 121. Cinta Sejati

Penulis: SecretAK
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-17 02:15:57

Bintang terbangun dengan perasaan hangat yang mengalir dari pelukan Bara. Cahaya lembut matahari menembus tirai jendela, memancarkan kilau hangat pada wajah mereka yang masih terlelap bersama. Udara dingin di luar seolah kontras dengan kehangatan yang ada di dalam kamar mereka.

Tatapan Bintang terhenti pada jendela yang terlihat seperti lukisan hidup. Butiran salju putih turun pelan-pelan, menari di udara sebelum mendarat halus di trotoar dan atap bangunan. Kota yang biasanya sibuk perlahan tertutup oleh selimut salju yang tenang dan bersih, menciptakan suasana magis yang sangat jarang ditemui. Lampu jalan redup berkilauan di balik sapuan putih itu, memberikan warna keemasan yang elegan.

Wanita cantik itu terlihat merasakan kenyamanan. Dinding bercat krem lembut dipenuhi lukisan-lukisan kecil kenangan mereka bersama: foto-foto liburan, tiket konser, dan gantungan hati kecil. Di meja samping tempat tidur, terdapat cangkir teh yang mulai dingin, mengingatkan Bintang akan malam yang penu
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Ternyata Bosku Mantanku   Bab 122. Kehidupan Sangat Berharga

    Bintang menggeliat di dalam pelukan Bara. Wanita cantik itu mengerjap beberapa kali, menandakan bahwa sebentar lagi matanya akan seger terbuka. Tepat di kala matanya kini sudah terbuka sempurna, tatapannya menatap Bara—yang ternyata sudah lebih dulu membuka mata—dan terus menatap dirinya dengan tatapan hangat.“Udah bangun, hm?” bisik Bara seraya membelai lembut pipi Bintang.Bintang tersipu mengingat kejadian tadi. Kejadian di mana dirinya dan Bara melakukan pergulatan panas. Hatinya berbunga-bunga, tak bisa menutupi bahwa dirinya sangat bahagia. Sentuahan Bara begitu candu.“Aku tidur lama, ya?” balas Bintang bertanya.Bara mengecup bibir Bintang. “Nggak apa-apa. Kamu pasti capek. Lapar nggak? Aku masakin ya?” tawarnya hangat.Kening Bintang mengerut dalam. “Eh, jangan. Aku aja yang buatin makanan buat kamu,” jawabnya cepat-cepat.Bara menyapukan hidungnya ke hidung Bintang. “Aku cuman masak simple. Aku buat steak aja. Jadi, nggak susah kok.”Bintang ingin menolak, karena tak tega p

  • Ternyata Bosku Mantanku   Bab 121. Cinta Sejati

    Bintang terbangun dengan perasaan hangat yang mengalir dari pelukan Bara. Cahaya lembut matahari menembus tirai jendela, memancarkan kilau hangat pada wajah mereka yang masih terlelap bersama. Udara dingin di luar seolah kontras dengan kehangatan yang ada di dalam kamar mereka.Tatapan Bintang terhenti pada jendela yang terlihat seperti lukisan hidup. Butiran salju putih turun pelan-pelan, menari di udara sebelum mendarat halus di trotoar dan atap bangunan. Kota yang biasanya sibuk perlahan tertutup oleh selimut salju yang tenang dan bersih, menciptakan suasana magis yang sangat jarang ditemui. Lampu jalan redup berkilauan di balik sapuan putih itu, memberikan warna keemasan yang elegan.Wanita cantik itu terlihat merasakan kenyamanan. Dinding bercat krem lembut dipenuhi lukisan-lukisan kecil kenangan mereka bersama: foto-foto liburan, tiket konser, dan gantungan hati kecil. Di meja samping tempat tidur, terdapat cangkir teh yang mulai dingin, mengingatkan Bintang akan malam yang penu

  • Ternyata Bosku Mantanku   Bab 120. Dicintai dengan Luar Biasa

    Menjalani segala aturan yang diberikan dokter telah dilakukan oleh Bintang. Wanita cantik itu berjuang untuk sembuh. Tentu selalu ada Bara yang ada di sisinya, menemaninya kapan pun. Dia bersyukur dalam titik terendah, Bara tak pernah meninggalkannya.Hari demi hari dilalui, Bintang bersyukur dirinya mulai pulih secara perlahan. Sampai tiba waktunya, di kala dokter mengatakan dia diperbolehkan untuk pulang itu adalah hal yang luar biasa. Tidak perlu ditanya betapa Bintang bahagia di kala dokter telah mengizinkannya untuk keluar dari rumah sakit.Berbulan-bulan berada di salah satu rumah sakit ternama di New York, membuat Bintang selalu menuggu di mana dirinya diperbolehkan keluar dari rumah sakit. Dia ingin menikmati salju di luar, seperti yang biasa dia lihat dari jendela kamar ruang rawatnya.“Bu, semua barang-barang Anda sudah saya masukan ke koper. Apa ada lagi yang ibu butuhkan?” tanya sang perawat sopan.Bintang tersenyum hangat. “Terima kasih. Aku rasa sudah cukup.”“Dengan sen

  • Ternyata Bosku Mantanku   Bab 119. Aku Mencintaimu Selalu dan Selamanya

    Beberapa bulan berlalu … New York City, USA.Musim salju di New York adalah saat di mana kota yang selalu hidup ini bertransformasi menjadi sebuah negeri dongeng yang menakjubkan. Ketika butiran salju pertama mulai turun, langit kelabu seolah-olah mengalirkan keajaiban dari awan, menutupi jalanan dan atap gedung-gedung dengan lapisan putih yang lembut. Suara langkah kaki yang biasanya ramai kini teredam, menciptakan suasana tenang yang jarang ditemukan di tengah hiruk-pikuk kota.Pohon-pohon besar berdiri anggun, cabang-cabangnya dipenuhi salju, seolah mengenakan topi putih yang megah. Udara dingin yang menusuk tulang terasa segar, dan setiap napas membentuk kabut putih yang melayang di udara. Musim salju adalah waktu di mana keajaiban dan kehangatan bertemu.Bara dan Bintang telah cukup lama berada di kota yang indah itu. Kota di mana menjadi tempat yang Bara pilih untuk pengobatan Bintang. Dokter terbaik telah melakukan tugas mereka dengan luar biasa. Tepatnya, Bintang telah menjal

  • Ternyata Bosku Mantanku   Bab 118. Akan Selalu Bersamamu

    Hari demi hari berlalu begitu cepat. Visa untuk Bintang sudah ada di tangan. Ya, segala dokumen telah urus lengkap oleh Andi. Jadi, tak sulit untuk Bintang mendapatkan visa, karena memang Bara telah menyiapkan semua itu.Persiapan terbang ke New York sudah diatur oleh Bara. Pria tampan itu bahkan meminta pelayan untuk mempersiapkan segala kebutuhkan Bintang. Dia tidak mau sampai Bintang harus kesusahan dalam mengurus barang-barang yang dibutuhkan.Pagi itu, Bara tidak ke kantor, karena menjelang keberangkatan ke New York, dia telah meminta Andi mengurus perusahaan. Dia tidak ingin fokusnya terpecah. Pengobatan Bintang adalah yang utama baginya.“Selamat pagi, Pak,” sapa sang pelayan pada Bara yang baru saja selesai olahraga.Bara mengangguk, menanggapi sapaan sang pelayan. “Apa Bintang masih di kamar?” tanyanya ingin tahu.“Bu Bintang ada di kamar, Pak,” jawab sang pelayan sopan.Bara kembali menganggukkan kepalanya. “Semua barang-barang yang dibutuhkan Bintang sudah kamu siapkan, kan

  • Ternyata Bosku Mantanku   Bab 117. Menyiapkan yang Terbaik Untuk Bintang

    Bara membawa pulang Bintang dan Bima ke rumah orang tuanya. Pria tampan itu sengaja membawa Bintang dan Bima ke rumah orang tuanya, karena dia ingin membahas tentang pengobatan Bintang di New Yor sekaligus membahas segala rencananya.Saat tiba di rumah orang tua Bara, hal yang dilakukan Galih dan Della kini langsung memberikan pelukan pada Bima. Kedua orang tua Bara tampak jelas begitu mencintai Bima. Bahkan Della yang dulu menolak Bima mati-matian sekarang menunjukkan jelas kasih sayang pada Bima.“Bara, kamu ajak Bintang ke kamar. Biar Papa dan Mama yang jaga Bima,” ucap Galih hangat seraya menggendong Bima.Bara mengangguk, mengucapkan terima kasih pada sang ayah, lalu dia membawa Bintang ke kamar. Meski belum menikah, tapi Bara tetap tidur di kamar yang sama dengan Bintang. Alasan pertama adalah karena kondisi Bintang yang belum bisa berjalan dengan baik, lalu alasan kedua karena memang sebelumnya Bara dan Bintang pernah tidur bersama saat mereka menjadi sepasang kekasih. Jadi, be

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status