Share

Ingin Anak

POV (3)

Semua berjalan baik-baik saja ketika mereka berkumpul. Aldi sadar harus berhati-hati dan bersabar menghadapi permainan istrinya. 

"Mas, kapan kamu membalik nama sertifikat rumah ini atas namaku?" tanya Silvi ketika mereka berdua sudah berada di dalam kamar.

Aldi tampak berpikir sejenak, dan menyimpulkan senyum pada bibirnya.

"Mungkin 2 hari lagi, aku akan mengurusnya segera ke notaris. Kamu cukup besok berikan tanda tangan saja,"

"Oke Mas, aku percaya padamu." ucap Silvi dan menggelayut manja pada Aldi. Ia kemudian mengecup pipi sang suami dengan mesra.

"Oiya Mas, kenapa ya Ibu selalu saja membahas tentang kehamilan? Aku belum hamil, seperti di sudut kan terus. Kita kan sudah berusaha, jika belum di beri momongan aku bisa apa," ujar Silvi dengan raut wajah sedih.

"Apa Ibu bertanya seperti itu padamu?"

Seketika raut wajah Silvi semakin sendu dan air matanya menetes, dengan kasar Silvi mengusap air mata yang lolos.

"Kamu tak percaya padaku, Mas?" tanya Silvi dengan berusaha tersenyum getir.

"Aku hanya-"

"Hanya ingin menganggapku berbohong? Aku tak mau mengatakan hal ini, tapi memang Ibu membuatku tertekan Mas. Dia selalu menuntutku untuk hamil, padahal kita baru menikah beberapa bulan. Dan ibu bilang," 

"Bilang apa?" potong Aldi dia tak mempercayai Silvi. Pasti itu hanyalah salah satu tipu daya sang istri.

"Jika aku tak kunjung hamil, ibu mengancam akan menjodohkanmu, dengan wanita lain. Hatiku sakit Mas, batinku tertekan," Silvi kembali terisak.

Aldi merasa gusar dan bingung. 

'Siapa yang harus kupercayai, apa mungkin Silvi melakukan semua ini, karena ada tekanan juga dari Ibu?' batin Gani. 

Kata hatinya berlawanan, dan berusaha menepis apa yang di ungkapkan istrinya. 

**

Aldi menoleh pada Silvi yang sudah tertidur pulas di sampingnya. 

Sandiwara Silvi sangat sempurna di depannya juga Rania sang Kakak. Istrinya itu sangat mahir dalam berakting seakan dia adalah perempuan yang baik dan tulus. 

Perempuan bertubuh mungil, cantik dan manis pada orang-orang. Siapa yang menyangka, jika Silvi perempuan licik dan kejam pada Ibu mertuanya sendiri. 

Dengkuran halus terdengas. Aldi memastikan jika istrinya sudah tertidur pulas, dan tak akan memergoki aksinya nanti.

Aldi mengambil ponsel yang tergeletak di samping bantal tidur istrinya, namun tak habis akal. Aldi menggunakan fingerprint dan mencocokkan jari Silvi pada fingerprint.

Usaha pertamanya gagal, hingga Aldi mencobanya tiga kali dan akhirnya jari telunjuk Silvi cocok dengan fingerprint, ponsel pun terbuka.

Dengan lincah jari Aldi mencari aplikasi berwarna hijau, tempat di mana semua rahasia kebusukan istrinya disembunyikan pada percakapan aplikasi hijau itu bersama keluarganya.

Dahi Aldi mengernyit jarinya berhenti mengulir layar ponsel, dan mengulurkan niat untuk membuka grup keluar. 

Pesan dari kontak yang di beri nama "X" lebih mengundang rasa penasaran Aldi. Untuk membukanya.

Foto profil dari kontak itu hanya sebuah pemandangan yang Aldi lihat. 

Aldi menggulir ke atas percakapan mereka.

Tapi sepertinya ada beberapa chat yang sudah dihapus oleh Silvi.

Chat paling atas, di baca oleh Aldi.

[Mas, aku serius ingin kembali padamu. Aku tidak tahan dengan Mas Aldi, dia selalu menyiksaku dan banyak menuntut. Terutama ibu mertuaku, dia selalu menuntutku hamil dan mengancam untuk menikahkan masa Aldi dengan wanita lain. Bagaimana aku bisa bertahan dengan pernikahan bak neraka ini!] pesan dari Silvi.

[Itu kan pilihan kamu sendiri yang mengakhiri hubungan kita, sekarang kamu menyesal ingin kembali padaku, tidak semudah itu Sil!]

 [Mas aku mohon, aku masih ada cinta untukmu  Kita masih bisa kembali, setelah Nadia menikah , nanti aku akan minta cerai dengan Mas Aldi, kita bisa menikah sesuai dengan apa yang ingin kita lakukan dulu, impian kita yang tertunda!] 

Tangan Aldi mengepal, kebencian nya semakin jelas dan tak ada kata maaf untuk sebuah penghianatan. Dan Aldi berencana untuk menyadap akun milik Silvi.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Isabella
bagus aldi
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status