Nick masih ingat dengan jelas bahwa bayi mungil itu diberi tato elang sebagai tanda bahwa dia putra mahkota keluarga Glendale.
"A_apa pemuda ini tuan muda? Kenapa tato ini sangat mirip dengan tato milik tuan muda?"Nick masih melihat dengan teliti tato itu."Tu_tuan muda!"Nick membuka mulutnya lebar setengah tidak percaya dengan apa yang dilihatnya sekarang.Dengan sekuat tenaga Nick menggendong tubuh tak berdaya itu di punggungnya.Nick menuruni bukit dengan hati hati, setelah susah payah akhirnya Nick sampai di mobil. Dengan napas yang masih ngos ngosan Nick membuka pintu belakang mobil nya, memasukan pemuda itu dan membaringkannya dengan pelan disana.Tanpa memikirkan kondisinya Nick, langsung masuk kedalam mobil kemudian melanjutkan perjalanannya.Beberapa bagian tubuhnya terluka.Entahlah mungkin tergores ranting atau apa Nick tidak begitu peduli. Rasa sakit di tubuhnya tidak sepadan dengan gemuruh hatinya setelah melihat tato elang di tubuh pemuda yang sekarang terkapar tidak berdaya di jok belakang mobilnya.Semoga saja apa di pikirnya memang benar.Namun ada yang mengganjal dalam pikiran Nick.Jika pemuda itu orang yang dia cari kenapa kondisinya seperti ini, apa yang sebenarnya terjadi?Apa musuh Glendale sudah mengetahui identitas tuan mudanya?Tidak! Itu tidak mungkin.Karena selama ini semua orang tahu jika tuan muda Glendale meninggal dalam kecelakaan bersama dengan orang tuanya. Dengan kecepatan tinggi Nick terus memacu mobilnya, sesekali Nick melirik kaca spion untuk memastikan keadaan orang yang dibawanya.Setelah menempuh perjalanan panjang, akhirnya Nick tiba di rumah sakit Sentral Medika.Salah satu rumah sakit milik keluarga Glendale."Suster cepat tolong!"Nick berteriak begitu sampai di depan rumah sakit. Dua orang suster yang sudah menunggunya dari tadi langsung berlari sambil mendorong brankar.Sebelumnya Nick sudah mengabarkan jika dirinya akan datang ke rumah sakit dengan membawa pasien kritis.Nick mengangkat tubuh yang semakin lemah itu, membaringkannya di brankar. Kemudian suster membawanya ke ruangan UGD untuk pemeriksaan.Nick menunggu di kursi tunggu dengan hati gelisah."Apa yang harus aku lakukan sekarang? Apa aku harus memberitahu ini pada Tuan Glendale?"Dreeettt!Getar ponsel di saku celananya membuyarkan lamunan Nick."Tuan Glendale."Dengan sedikit ragu Nick mengangkat panggilan tuan Glendale."Nick, apakah kamu sudah menemukan Nera bersama cucuku? Lalu dimana kau sekarang!" Glendale berbicara sedikit berteriak membuat Nick sedikit menjauhkan ponsel dari telinganya.Nick menarik napas dalam dalam sebelum menjawab pertanyan Glendale."Maafkan saya tuan, saya tidak menemukan Nera, warga bilang Nera sudah pindah sejak lama dan…" Nick menjeda ucapannya."Dan apa Nick! Jangan membuatku kesal!" bentak Glendale."Dan. Em, dan itu." Lidah Nick tiba tiba terasa kelu hingga Nick kesulitan untuk menyampaikan informasi penting ini."Nick!" Teriak Glendale, membuat Nick menelan ludahnya dengan kasar.Walaupun Glendale berumur namun jiwa mudanya masih melekat dalam diri Glendale. Dia tidak akan segan segan menghajar bahkan menghukum siapa saja orang yang membuat kesalahan."I_iya tuan. Lebih baik tuan datang saja ke rumah sakit Sentra Medika, anda akan tahu semuanya setelah sampai disini tuan.""Rumah sakit Sentra Medika?"Glendale memastikan jika dirinya tidak salah dengar."Iya tuan."____Setelah mematikan telepon, Glendale langsung pergi ke rumah sakit yang disebutkan Nick tadi diantar oleh supir pribadinya.Apa yang sebenarnya terjadi dengan Nick?Atau mungkin? Bukan Nick yang sakit melainkan Nera atau justru cucuku sendiri?Tidak! Tidak! Itu tidak mungkin.Glendale mencoba menepis semua pikiran buruk yang menghampirinya.Bagi Glendale Nick sudah seperti cucunya sendiri, dari remaja Nick sudah mengabdikan hidupnya pada keluarga Glendale, bahkan disaat Glendale kehilangan anak, menantu dan cucunya. Nick lah orang yang paling setia menemani hari hari yang menyedihkan itu.Wajar saja jika Glendale mencemaskan Nick sekarang, sungguh Glendale tidak ingin terjadi hal buruk pada Nick.Begitu tiba di rumah sakit Glendale langsung menuju ICU sesuai permintaan Nick."Nick!"Mendengar namanya dipanggil Nick yang sedang duduk menoleh."Tuan."Nick lalu berdiri,kemudian menghampiri Glendale.Glendale mengerutkan kening.Jika Nick baik baik saja, lantas siapa yang ada di dalam? "Apa maksudmu menyuruhku datang kemari Nick?" "Itu tuan."Tangan Nick menunjuk kedalam ruangan ICU. Dimana seorang pemuda terbaring dengan peralatan medis yang menempel di tubuhnya.Pemuda itu baru saja melakukan operasi, karena luka tusuk yang dideritanya cukup dalam.Akan tetapi kondisinya sangat lemah akibat kehilangan banyak darah, untung saja Nick cepat menemukannya, jika tidak mungkin nyawanya sudah tidak tertolong lagi.Glendale mengikuti kemana tangan Nick, dahinya mengernyit, perlahan Glendale berjalan mendekati kaca pembatas matanya fokus pada pemuda yang sedang terbaring. "A_adrian."Glendale berbicara sangat pelan, suaranya bergetar seperti menahan tangis.Kenapa pemuda itu mirip sekali dengan Adrian anak semata wayang yang sudah pergi meninggalkannya terlebih dahulu.Glendale berbalik menghadap Nick."Nick, katakan padaku, apakah dia cucuku?" Glendale menunjuk ruang ICU."Sepertinya pemuda itu memang tuan muda tuan. Aku melihat tato elang di bahu sebelah kirinya, sama seperti tato yang di buat untuk tuan muda dulu.""Apa benar dia cucu ku, Nick?"Nick mengangguk sebagai jawaban.Dengan langkah gemetar Glendale berjalan menuju pintu ruang ICU di ikuti oleh Nick dari belakang.Glendale ingin memastikan langsung kebenaran ucapan Nick barusan.Sekarang Glendale dan Nick sudah berada di dalam ruang ICU, tentunya dengan mematuhi aturan yang ada.Glendale menatap lekat wajah pemuda yang ada di hadapannya.Pemuda ini benar benar mirip dengan Adrian.Tanpa terasa air matanya menetes.Glendale mengusap lembut wajah itu, kemudian tangan Glendale beralih menyingkap sedikit baju bagian pundak."Cucuku! Ini benar cucuku Nick!"Glendale berbicara pelan dan terdengar gemetar, lalu tangisnya pecah saat tangannya merengkuh tubuh tidak berdaya yang terbaring di hadapannya.Sudah dua puluh tahun lamanya mereka terpisah dan sekarang dipertemukan dalam keadaan yang seperti ini. Glendale benar benar takut! Takut akan kehilangan kembali seperti 20 tahun silam."Apa yang terjadi dengannya Nick? Kenapa dia seperti ini? Apa musuh kita menemukannya terlebih dulu?"Nick menggeleng." Maaf tuan. Untuk itu saya belum tahu, tapi saya menemukan tuan muda sudah dalam kondisi seperti ini.""Panggilkan dokter yang menanganinya sekarang Nick, aku ingin bicara."Nick mengangguk patuh."Baik tuan."Tidak lama setelah kepergian Nick seorang dokter datang bersama satu orang perawat.Dokter yang bernama Dika itu menjelaskan kondisi pasien pada Glendale. Glendale tampak mengangguk mengerti.Glendale meminta agar dokter Dika melakukan perawatan secara intensif. Jika perlu sediakan dokter selama dua puluh empat jam untuk menjaganya.Setelah berhari hari di rawat intensif, perlahan kondisi pasien mulai membaik. Dia sudah melewati masa kritisnya dan dari hasil pantauan tidak ada komplikasi pasca operasi.Setiap hari Glendale datang ke rumah sakit untuk melihat perkembangan cucunya.Hari ini Nick yang sedang berada di perusahan mendapat telepon dari pihak rumah sakit, mengabarkan jika pasien sudah sadar.Mendapat kabar seperti itu tentu saja membuat Glendale sangat bahagia. Melebihi saat memenangkan tender besar tentunya.Perjalanan dari perusahaan ke kantor tidaklah lama hanya lima belas menit, mobil yang dikendarai Nick sudah terparkir di halaman rumah sakit.Dengan langkah cepat bahkan sedikit berlari Glendale menuju ruang ICU."Si_siapa anda?" 5. Tato Elang.“Katakan padanya siapa wanita yang si bodoh itu penjarakan!” bentak Alex pada wanita yang baru saja dia hempaskan dengan telah membuka kain yang disumpalkan pada mulut si wanita. Hiks!“Tolong lepaskan aku Alex.” Wanita itu menangis memohon. Namun bukannya terketuk hati Alex, yang ada Alex malah semakin menatap wanita itu dengan tajam.“Cepat katakan! Rahasia besar yang akan menghancurkan keluarga ini! Haha…” teriaknya.Sonya menatap Felix dan Glendale secara bersamaan.“Tuan Glendale, presdir Albert saya… ingin mengatakan sebuah rahasia yang selama ini saya simpan.” ucap Sonya.Ya. Wanita yang di sekap oleh Alex yaitu Sonya istrinya sendiri.“Katakan padaku. Apa yang anda ketahui nyonya?” tanya Felix mewakili Glendale yang duduk tidak berdaya.“Vanya adalah anak Adrian hasil dari hubungan gelap kami.” Duar!Glendale menggeleng kuat. Dunianya seakan hancur saat itu juga. Putra kebanggaannya tidak akan pernah melakukan hal semengijikan itu.“Anda jangan bohong! Apa maksud anda meng
“Kalian ini, bercandanya tidak lucu.” jawab Edoardo sambil terkekeh.Felix melirik Nick yang sama sedang meliriknya.“Tapi aku serius ayah mertua.” ucap Felix.“Benar tuan. Apa yang dikatakan tuan Albert, aku ingin melamar Embun untuk jadi istriku.” Nick ikut menimpali setelah mengumpulkan keberanian untuk mengatakannya langsung pada Edoardo.“Tunggu-tunggu. Aku masih tidak percaya dengan apa yang aku dengar. Memang sejak kapan anda pacaran dengan putri saya tuan Nick?” tanya Edoardo dengan wajah bingung. Di tidak pernah tahu atau mendengar rumor tentang Nick dan Embun, sekarang tiba-tiba pria itu datang melamar.“Tadi sore.” celetuk Nick yang membuat Edoardo dan Felix menatapnya dengan melongo.Sedangkan Embun yang bersembunyi di belakang tembok sana, menepuk jidatnya mendengar celetukan Nick.‘Astaga! Kulkas nih ya benar-benar dah ah!’ batin Felix mengerutuki Nick.“Sebentar. Apa aku tidak salah dengar? Kau baru sore tadi pacaran dan sekarang….” Edoardo melihat arloji di pergelangan
“Hah! Maksudnya?” Nick tidak mengerti dengan apa yang disampaikan Felix.Dia datang kemari untuk curhat malah dia yang dibuat terkejut dengan kelakuan random tuannya itu.Felix menuntun membawa Nick duduk di sofa, lalu dia pun ikut duduk di samping asistennya itu.“Aku paham. Kau patah hati bukan, karena ditolak oleh Embun atau? Tidak direstui?”Nick tergelak.”Haha…anda salah tuan. Aku datang kemari membawa membawa kabar bahagia.”“Sebentar lagi aku akan menikah tuan. Menikah.” Nick mempertegas ucapannya.“Benarkah? Wanita mana yang apes mendapatkan kulkas macam ini.” ledek Felix, jauh di lubuk hatinya Felix ikut bahagia atas kabar yang disampaikan Nick.“Kau ini. Tentu saja Embun. Siapa lagi.” sahut Nick dengan rada kesal.Walaupun suka menggoda Nick, Felix mengucapkan selamat disertai doa untuk pasangan baru ini.Wah. Jika istrinya tahu bisa heboh! Dan dia harus tahu.Felix meminta Nick untuk menunggu di ruang tamu, pria itu beralasan untuk pergi mandi sebentar setelah itu melanjut
Embun mengarahkan pandangannya sisi lain, dia tidak ingin Nick melihatnya yang tersipu. Jujur Embun merasa pertemuanku kali ini terasa sedang berkencan dan ini yang pertama kalinya untuk gadis itu. Ketika masih bekerja sebagai asisten Nick mereka memang sering makan berdua di cafe, tapi kali ini Embun merasakan sesuatu yang berbeda. Awalnya mereka ngobrol-ngobrol biasa bercerita tentang masa awal keduanya bertemu. Gelak tawa pun tidak lepas dari bibir keduanya. Namun lama kelamaan obrolan mereka mengarah pada hal yang lebih serius.Nick menghadap Embun, menatap wanita itu dalam. Perlahan tangan Nick menyentuh tangan Embun lalu menggenggamnya. Mendapat perlakuan seperti itu, jantung Embun kembali berdisko, gadis itu menundukan kepala tidak berani menatap Nick yang sedang menatapnya tanpa berkedip.“Embun. Ayo menikah.” ucap Nick dengan mantap. Butuh mental yang cukup untuk Nick mengatakan satu kalimat itu.Embun mendongak, menatap Nick dalam, gadis itu sedang mencari kebohongan di
Satu persatu masalah selesai, kini kehidupan mereka sudah berjalan dengan seperti biasa. Felix kini sudah aktif kembali di perusahaan dan Nick selalu setia menemani sang presdir.Nick merasa kehilangan Embun setelah gadis tidak lagi bekerja atas permintaan Edoardo. “Woy! Melamun aja. Galau.” Ledek Felix ketika pria itu masuk kedalam ruangan Nick.Nick melirik sekilas.”Ck! Anda mengagetkan ku saja tuan.” ucap Nick berdecak sebal.Felix terkekeh, kemudian pria itu duduk di kursi yang berhadapan di hadapan Nick.“Kenapa tuh muka, ditekuk mulu?” Felix kembali bertanya, semenjak tidak ada Embun Nick sering murung.“Tidak apa tuan.” “Sudahlah. Kau tidak perlu bohong dengan ku. Kau menyukai Embunkan?”“Ck! Anda sok tahu.” “Tentu saja aku tau, terlihat tuh dari wajah. Dilipat mulu kaya kaya kanebo. Bilang kalau memang suka kenapa harus dipendam. Kau takut dengan mertuaku?” tanya Felix dengan penuh selidik. Padahal jika memang Nick menyukai Embun, Felix malah mendukung. Tidak perlu ada yan
Semua orang terperangah menatap gadis yang diperkenalkan Edoardo. Semua perkiraan mereka salah, seketika suasana hening kembali semua orang hanyut dalam pemikirannya masing-masing.Sejak kapan Edoardo memiliki dua putri? Namun semua terjawab ketika Edoardo menjelaskan secara detail kejadian demi kejadian di masa lalu, seketika suasana pesta menjadi mengharu biru, semua orang begitu terharu terutama kaum ibu-ibu.“Jadi begitu, saya begitu bersyukur hari ini bisa dipertemukan kembali dengan putri kami yang telah lama hilang. Mungkin hanya itu saja, terima kasih sudah mau mendengarkan berita bahagia ini.” Edoardo mengakhiri ceritanya.Setelah acara baby Zayyan, Zayyen usai, banyak yang memberikan ucapan selamat pada mereka. Hari sudah gelap ketika pesta benar-benar usai, para tamu undangan sudah kembali ke rumahnya masing-masing. Kini di rumah itu hanya ada anak buah Nick dan pelayan yang sedang membereskan sisa pesta tadi. Nick pun tidak kalah sibuk saat ini.“Tuan. Minumlah dulu.”