Share

Ceraikan Lela

Author: Cahaya Asa
last update Last Updated: 2023-07-20 20:35:24

Mau tidak mau Damar bergegas ke rumah orang tuanya. Peringatan yang diberikan oleh mamanya melalui telepon barusan membuat pria itu tidak tenang dan terpaksa harus meninggalkan rela di rumah sakit sendiri. Sebelum pergi Damar menitipkan Lela pada perawat jaga yang sudah sangat mengenalnya.

Menjadi pasien di rumah sakit itu Lela akhirnya dikenal oleh para dokter dan perawat yang sering menanganinya. Itulah sebabnya Damar selalu bisa menyembunyikan rahasianya selama ini. Dengan kecepatan tinggi Damar mengendarai mobilnya menuju ke rumah kedua orang tuanya.

Waktu sudah menunjukkan pukul 12.00 malam saat lelaki itu memasuki rumah mewah milik kedua orang tuanya. Rupanya wanita yang melahirkannya ke dunia ini 30 tahun yang lalu sudah menunggu di ruang tamu.

"Ada apa, Ma kenapa malam-malam begini menyuruhku datang ke sini?" tanya Damar sembari mencium tangan mamanya.

Wanita berusia 50 tahun itu memasang wajah garang. Tatapannya pada Damar terlihat sangat tidak bersahabat.

"Bagaimana Tiara bisa tahu?" Tanpa basa-basi wanita paruh baya itu langsung ke pokok permasalahan.

Damar sudah menduga masalah ini akan langsung sampai ke telinga orang tuanya. Tidak heran bagi Damar jika mamanya langsung tahu bahkan tidak sampai menunggu satu hari. Wanita yang duduk di hadapannya ini bukanlah wanita sembarangan. Dia memiliki koneksi yang cukup luas sehingga mudah baginya untuk mendapatkan informasi apapun dalam waktu cepat.

"Kenapa diam saja? Kamu memberitahu Tiara kalau kamu juga memiliki istri lain?" tanya mamanya Damar tegas.

"Tidak, Ma. Tadinya Damar pamit akan keluar kota untuk perjalanan bisnis. Namun entah mengapa tiba-tiba Tiara sudah ada di rumah sakit dan memergoki aku berada di sana menunggu Lela."

"Dan kamu jujur padanya?" Wanita yang memiliki aura bangsawan itu menatap tajam putranya. "Sudah berapa kali mama katakan ceraikan istrimu yang penyakitan itu dan fokus pada Tiara!"

Damar terkesiap. Meskipun mamanya selalu menyalahkan Lela karena tidak mampu memberikan keturunan, tapi Damar tidak habis pikir mamanya bisa berbicara sekejam itu. Lela sedang sekarat di rumah sakit dan Mamanya memintanya untuk menceraikan wanita itu. Sungguh di luar nalar manusia. Namanya seperti tidak memiliki hati sama sekali.

"Ma! Lela sedang sakit. Dia sedang bertaruh nyawa di rumah sakit sekarang, Ma. Mama tega mencampakkan menantu Mama sendiri dalam kondisi seperti ini?" Kedua mata Damar berkaca-kaca.

Sungguh selama ini Damar selalu menghormati mamanya melebihi apapun. Dia juga menerima ketika mamanya menjodohkan dengan Tiara. Itu semua dia lakukan demi menuruti keinginan mamanya yang ingin memiliki cucu segera. Sebenarnya Damar tidak tega menduakan Lela. Namun karena wanita itu juga mendorong dirinya untuk menerima perjodohan itu akhirnya Damar menikah juga dengan Tiara.

Tak butuh waktu lama bagi Damar untuk bisa mencintai Tiara sebesar cintanya pada Lela. Pasalnya Tiara memang sangat lembut dan penuh kasih. Istri keduanya itu tidak pernah meminta sesuatu di luar kemampuannya. Bahkan dia rela meninggalkan pekerjaannya yang sedang berada di puncak karir demi memberikan keturunan padanya.

"Makanya itu ceraikan dia. Kamu hanya akan membebani hidupmu sendiri jika kamu mempertahankan wanita penyakitan itu. Kamu lihat sendiri kan Tiara akhirnya pergi dari hidupmu setelah tahu ada wanita lain di hatimu? Apa kamu sudah siap kehilangan Tiara dan putrinya?" Mama Wina menantang putranya.

"Damar tidak akan mencerahkan siapapun dan tidak akan kehilangan siapapun, Ma. Mereka berdua sama-sama istri Damar. Damar memiliki tanggung jawab yang sama terhadap keduanya."

Gambar menyandarkan punggungnya sembari menengadah ke atas. Tangannya memijat pelipis yang berdenyut nyeri akibat banyak pikiran. Sudah selarut ini seharusnya dia bisa tidur untuk mengistirahatkan tubuh dan otaknya. Namun mamanya justru mengajak dirinya berdebat.

"Kamu yakin sekali Tiara tidak akan pergi darimu? Bahkan sekarang Tiara sudah pergi dari rumah," ujar Mama Wina tenang.

Tentu saja Mama Wina tahu kalau Tiara pergi dari rumah Karena dia sudah membayar seorang mata-mata yang dipekerjakan di rumah putranya itu. Apapun yang terjadi dalam rumah tangga damar dan Tiara pasti Mama Wina akan mengetahuinya lebih dulu.

"Tiara pergi hanya untuk menenangkan diri, Ma. Damar yakin nanti pasti akan kembali lagi."

"Percaya diri sekali kamu, Mar. Terserah kamu. Jangan sampai menyesal suatu saat nanti." Mama Wina bangkit dan meninggalkan Damar sendirian.

Lelaki itu menjambak rambutnya frustasi. Meskipun dia menyangkal ucapan mamanya, dalam hati ia tetap membenarkan. Ia takut Tiara benar-benar pergi dari hidupnya. Ia tak mau kehilangan istri dan anaknya. Sosok yang dua tahun ini membuat hidupnya lebih berwarna.

***

Sudah tiga hari sejak rahasia Damar terbongkar. Sejak itu pula Tiara pergi dari rumah. Beruntung dia memiliki sahabat yang begitu baik sehingga tidak merasa terpuruk sendirian.

Selama tiga hari itu dia tinggal di apartemen Dina yang kosong. Tiara tidak pernah keluar karena tak mau mengambil resiko bertemu dengan Damar. Untuk segala kebutuhannya, dia dibantu oleh Dina.

Wanita itu benar-benar menyesal karena melepaskan pekerjaannya dulu. Andai dia masih bekerja, dia tak harus bergantung pada suaminya. Atau mungkin memang Damar sengaja membuatnya tergantung pada dirinya.

"Ra, kamu yakin nggak mau pulang? Sudah tiga hari kamu pergi dari rumah tanpa pamit loh. Apa kamu tidak takut dilaknat malaikat karena pergi dari rumah tanpa izin suami?" Dina berbicara hati-hati pada sahabatnya.

Wanita yang masih betah melajang di usianya yang sudah memasuki 27 tahun itu terpaksa ikut tinggal di apartemen menemani sahabatnya.

"Kenapa kamu terus membela pengkhianat itu, Din? Sebenarnya kamu itu temanku atau temannya, sih?" Tiara mengerucutkan bibirnya.

Sembari mengawasi putrinya yang bermain boneka, Tiara merajut sebuah jaket kecil untuk buah hatinya itu. Musim hujan begini, cuaca ikut dingin sehingga putrinya butuh baju hangat.

"Aku bukan membela siapapun, Ra. Tapi aku nggak mau sahabatku mengambil jalan yang salah hanya karena kecewa. Tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan, Ra. Justru dengan kabur begini, masalahmu akan semakin rumit."

Tiara menghentikan aktivitasnya lalu menatap Dina dengan tatapan terluka. "Lalu aku harus bagaimana, Din? Menerima kenyataan dengan senang hati?" Tiara mengusap pipinya kasar karena air mata kembali membanjirinya.

"Kamu nggak ngrasain jadi aku, Din. Bayangkan suami yang begitu lembut dan terlihat sempurna ternyata seorang pembohong! Dia punya istri lain dan aku tidak tahu sama sekali, Din. Di sini!" Tiara menunjuk dada kirinya. "Di sini rasanya sakit sekali, Din!"

Tiara meletakan rajutannya yang baru setengah jadi ke meja lalu menangkupkam kedua telapak tangan di wajahnya. Punggung wanita itu tampak terguncang. Dina meraih tubuh sahabatnya ke dalam pelukannya. Mengelus punggungnya dengan lembut.

"Aku tahu kamu pasti kecewa, Ra. Tapi nggak ada salahnya kalau kamu beri Damar kesempatan untuk menjelaskan semuanya. Setelah tahu alasannya, terserah kamu mau melanjutkan pernikahan ini atau memilih menyerah. Jangan sampai kamu menyesal karena mengambil keputusan dengan tergesa-gesa."

Tiara merenungkan kata-kata sahabatnya. Haruskah dia memberi kesempatan itu?

"Kamu lihat Ara? Dia masih butuh sosok ayah, Ra. Apa kamu tega membuatnya kehilangan figur ayah?"

Tiara berdiri dan mengambil Ara lalu mendaratkan ciuman bertubi-tubi. Perasaannya campur aduk sekarang. "Ara masih kecil, tidak sulit membuatnya lupa siapa ayahnya!"

"Tiara! Hati-hati kalau bicara!"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Ternyata Suamiku Sudah Beristri    Bab 25

    Fajar menyingsing, memercikkan jingga keemasan di ufuk timur. Tiara memandang deretan pegunungan yang tampak seperti lukisan, siluetnya berpadu dengan kabut tipis yang masih enggan beranjak. Kalimat singkat yang ia kirimkan pada Damar terasa seperti batu yang baru saja dilepaskan dari dadanya, ringan sekaligus membebani. Apakah ia terlalu cepat? Ataukah justru terlambat?Suara gemerisik daun kelapa yang tertiup angin pagi mengisi keheningan. Tiara memutuskan untuk berjalan-jalan kecil di sekitar desa, menghirup udara pegunungan yang segar. Langkah kakinya membawanya menyusuri jalan setapak berbatu, melewati sawah terasering yang hijau membentang bagai permadani. Aroma tanah basah dan embun pagi menenangkan jiwanya yang bergejolak.Saat melewati sebuah warung kopi sederhana, Tiara mendengar sayup-sayup obrolan dari dalam. Sesuatu tentang “wanita kota” dan “pria mencari” menggelitik telinganya. Jantungnya berdesir. Ia mempercepat langkah, mencoba mengabaikan rasa penasaran yang menusuk.

  • Ternyata Suamiku Sudah Beristri    Bab 24

    Malam datang dengan sunyi yang menyesakkan. Di rumah kecil yang hanya diterangi lampu gantung temaram, Tiara masih belum juga bisa memejamkan mata. Putri semata wayangnya sudah tidur sejak dua jam lalu, tapi gelisah dalam dada sang ibu terus bergejolak. Sudah hampir enam purnama ia pergi dari rumah. Meninggalkan semua kenangan buruk yang membuatnya memutuskan untuk menghilang dari kehidupan suaminya. Hingga saat ini tak ada sedikit pun kabar dari rumah. Bahkan Tiara yakin suaminya kini sedang sibuk mengurusi istri satunya. Mengingat wanita yang mengaku bernama Lela itu sedang sakit parah, Tiara meyakini lelaki yang pernah membuatnya seperti dicintai dengan sangat itu mencarinya hanya karena rasa bersalah dan takut kehilangan. Kehilangan cinta dan wanita yang memujanya.Tiara duduk di tepi ranjang, memeluk lututnya. Tubuhnya bersandar pada dinding, dan pandangannya menerawang ke jendela yang tak tertutup rapat. Di luar sana, suara jangkrik bersahutan, menyelimuti malam dengan irama al

  • Ternyata Suamiku Sudah Beristri    Bab 23

    Namun bukan wajah Tiara yang menyambut pandangannya. Damar tercekat. Yang menatapnya dengan mata penuh iba adalah Rani—keponakannya yang sejak tadi membantu Wina beres-beres halaman belakang. "Om... nggak apa-apa?" Rani bertanya pelan, setengah ragu. Ia menggigit bibir bawah, tak tahu harus ikut bicara atau membiarkan sang paman dengan kesedihannya sendiri. Damar buru-buru menyeka air matanya. Wajahnya memerah, bukan hanya karena amarah dan frustasi, tapi juga malu. “Om nggak papa,” ujarnya cepat, lalu berdiri, menepis debu di celananya. Rani menunduk, lalu berkata pelan, “Om cari Tante Tiara, ya?” Damar hanya menatap gadis itu. Pandangan matanya sayu, penuh tanya yang tak terjawab. “Kamu tahu di mana dia?” Rani menggeleng cepat. “Nggak tahu pasti, Om. Tapi waktu terakhir Tante ke sini, dia sempat ngobrol lama sama Mama di gazebo belakang. Setelah itu... Tante pamit pergi, sendiri.” Damar mengerutkan alis. "Sendiri?" Rani mengangguk. “Iya. Kayaknya Tante bawa mobil sendiri, sam

  • Ternyata Suamiku Sudah Beristri    Bab 22

    Ucapan Tania terus terngiang-ngiang di kepala Tiara. Wanita itu tak bisa mengabaikan kalimat yang sederhana tapi sangat mengerikan jika dipahami dengan benar. Ya, dia terlalu gegabah dengan pergi tanpa pamit. Ia yakin saat ini suami dan mertuanya pasti sudah sadar kalau dirinya pergi. "Tapi ... kalau memang Mas Damar sudah menyadari kalau aku pergi, kenapa tidak ada usaha untuk mencariku? Apa dia terlalu sibuk dengan istrinya sampai tidak butuh aku? Ah, bukankah aku sendiri yang memilih untuk mundur?" Tiara berperang dengan batinnya sendiri. Satu sisi dia kasihan pada madunya dan bertekad untuk tidak kembali ke rumah, tapi di sisi lain dia takut dosa karena pergi tanpa pamit. Perlahan wanita yang baru memiliki satu buah hati itu bangkit dari duduknya dan berjalan menuju ke kamar mandi. Beberapa menit kemudian dia kembali dengan wajah yang segar karena terkena air wudhu. Selanjutnya Tiara menggelar sajadah dan menunaikan qiyamul lail dengan khusyuk. Mohon petunjuk kepada Allah agar

  • Ternyata Suamiku Sudah Beristri    Bab 21

    Damar spontan berdiri. Menghadang salah satu perawat yang ikut berlari. "Suster, ada apa?" tanya Damar cemas. Tak bisa dipungkiri, hati Damar disapu badai kecemasan. Di dalam ruang ICU hanya ada 2 pasien dan salah satunya Lela. Meski demikian ia berharap bukan istrinya yang saat ini sedang dalam kondisi bahaya."Pasien atas nama Nyonya Lela mengalami henti nafas," jawab perawat sambil berlalu. Seperti disambar petir mendengar jawaban itu. Mendadak tubuh Damar limbung. Lututnya terasa lemas. Bobot tubuhnya tak mampu ditopang oleh dua kakinya yang gemetar. Pria beristri dua itu ambruk dan bersimpuh di lantai. "Allah, jangan kau panggil Lelaki secepat ini. Aku belum bisa membahagiakannya ya Allah. Aku masih ingin melihatnya akur dengan Tiara."Damar menjambaki rambutnya sendiri. Walau ia tau saat seperti ini pasti akan tiba, tapi tetap saja ia belum siap saat tiba-tiba Lela meninggalkannya. Dalam hati lelaki tampan itu berharap sang istri pertama bisa bertahan."Sayang, bukankah kamu

  • Ternyata Suamiku Sudah Beristri    Bab 20

    Tiara menyingkap sedikit korden untuk mengetahui siapa gerangan yang mengetuk pintu. Dahinya mengernyit melihat sosok wanita tak dikenal berada di depan pintu rumah kontrakannya. Dengan sedikit ragu-ragu Tiara membuka pintu. "Ya? Cari siapa ya, Mbak?" tanya Tiara seramah mungkin. Wanita berhijab maroon yang berdiri di depan pintu mengulas senyum. Menatap Tiara teduh lalu mengucap salam. "Maaf, Mbak kalau menganggu. Kenalkan saya Rania, tinggal di seberang jalan. Saya dengar dari Abi ada tetangga baru jadi saya ke sini untuk mengenalkan diri." Wanita itu mengulurkan tangan pada Tiara.Tiara menyambut uluran tangan itu lalu ikut tersenyum. "Mari masuk! Maaf saya belum sempat berkenalan dengan para tetangga di sini. Tapi saya sudah lapor pak RT." Tiara menyilakan tamunya duduk di sofa yang sudah tersedia sebagai fasilitas dari rumah kontrakan ini. Beruntung Tiara mendapatkan rumah kontrakan yang nyaman dan sudah lengkap dengan perabotannya. Meskipun minimalis, tapi Tiara merasa beta

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status