Share

Mahasiswi Baru?

last update Last Updated: 2021-06-17 12:11:28

Laura menatap wajah sosok yang tidak sengaja dia tabrak tadi dan merasa wajahnya menghangat. Pipinya yang tadinya pucat pun mulai merona merah. Deg deg deg. "Maaf eh maaf... saya terburu buru" ujar Laura cepat dan segera berlari ke tangga yang menuju ke lantai 2.

James melepaskan pelukannya pada gadis yang tadi menabraknya dan menatap kepergian gadis itu dengan bengong. Dia merasa jantungnya berdebar debar saat menatap wajah gadis tadi. Raut wajah yang tidak biasa, sepertinya dalam 3 tahun ini belum pernah bertemu dengan gadis itu. Mahasiswi baru? Tapi penampilannya terlalu elegan dan matang untuk seorang mahasiswi, sepertinya bukan. James masih berpikir dan berbicara dalam hatinya. 

"Wooiiii!!!" seru Deon sahabatnya dari belakang mengagetkan James. 

"Iihh ngapain sih kamu bikin kaget aja!" ujar James sambil pura pura memukul kepala Deon.

"Lha abisnya bengong di tengah lobi sendirian. Ngapain coba? Oya bahan buat presentasi besok sudah dapet belum James?" 

"Udah kok. Ini ada di tasku. Hari ini kayaknya kelas Patologi Umum masih kosong ya? Pak Bambang masih dirawat di RS kabarnya."kata James sambil berjalan menuju gedung V1 tempat mata kuliah jam berikutnya.

"Mungkin kosong sih. Tapi mendingan kita tunggu di kelas aja deh, lagian kan kudu ngisi absen. Habis kelas kamu mau kemana Bro?jawab Deon sambil mencari tempat duduk di ruangan 101.

James masih memikirkan gadis yang tadi menabraknya dan tidak begitu memperhatikan perkataan Deon. 

"Waduh dikacangin nih..." seru Deon agak kesal karena James tidak menjawab pertanyaannya lagi.

"Ehh sori sori Bro." ujar James tak enak hati pada Deon. "Jadi tadi aku ditabrak cewek di lobi, cakep banget lho kayak model blasteran. Bukan mahasiswi FKH deh."

"Kamu kenalan gak sama dia? Namanya siapa? Siapa tau bisa dikecengin daripada kamu jadi jomblo abadi..." goda Deon menyindir sahabatnya yang masih betah menjomblo dari awal masuk kuliah sampai semester 6. Padahal kalo soal tampang gak ada kurangnya si James ini. Tapi setiap ada cewek yang pedekate tidak pernah direspon.

"Gak sempet, dianya buru buru kabur ke lantai 2. Ya kalo jodoh gak kemana juga Deon. Aku selama ini jomblo kan karena gak ada waktu buat pacaran, iya kali kayak Mas Dany yang betah kuliah 8 tahun tiap hari kerjaannya pacaran mulu." jawab James membela diri sambil mencatut nama seniornya yang tak kunjung lulus kuliah.

"Selamat pagi semuanya!"

Sesosok wanita masuk ke ruang kuliah 101 dan menyapa mahasiswa. Ruang kuliah langsung sunyi yang tadinya ramai seperti pasar. Siapakah dia?

Deg. Jantung James seperti terpukul tepat di intinya ketika melihat paras cantik di hadapannya. "Dia gadis tadi pagi yang menabrakku di lobi" batin James seraya mengerutkan alisnya dan menata detak jantungnya yang mendadak aritmia. 

Laura mengedarkan pandangannya ke seluruh sudut kelas seraya menilai raut wajah mahasiswa yang akan dia ajar pagi ini. Perasaan demam panggung itu sudah tak pernah dia rasakan semenjak berulang kali harus melakukan presentasi penelitian ilmiah di hadapan dosen penguji kelas internasional. Mentalnya sungguh sekeras baja, sangat tidak cocok dengan penampilannya yang kalem cantik dan sungguh menipu mata, biasanya wanita cantik otaknya kurang cerdas. Tapi ini berbeda, dia Gwendolyn Laura Carson.

"Perkenalkan saya Profesor Gwendolyn Laura Carson, kalian boleh memanggil saya Bu Laura atau Prof. Laura. Mulai hari ini hingga akhir semester 6, saya akan mengajar Patologi Umum menggantikan Profesor Bambang Gunawan. Salam kenal semuanya. Apa ada yang ingin ditanyakan? Saya persilakan."

Kelas sepi sunyi senyap. 

Ada satu mahasiswa yang mengangkat tangannya. "Ya silakan." kata Laura.

"Apa Bu Laura masih single?"tanya Deon yang sontak membuat kelas ber huuuuuuuu serentak.

Laura tertawa pelan seraya menggeleng gelengkan kepala seolah tak habis pikir pertanyaan ajaib yang dia terima pertama kali memberi kuliah hari ini. "Saya masih single Dek. Tapi pertanyaan pribadi yang lain saya tidak akan jawab selanjutnya. Oke kalo tidak ada pertanyaan lain kita mulai saja kuliah kita pagi ini tentang kondisi patologis peredaran darah. Materi kuliah bisa di d******d di web FKH bab Patologi Umum seri 3."

Sepasang mata yang menatap tak bergeming sejak Laura masuk ke kelas membuat jantung Laura sedikit berdebar aneh, tapi dia menutupi perasaan gelisah itu dengan memberikan presentasi kuliah dengan lugas dan diselingi interaksi tanya jawab dengan mahasiswanya hingga akhirnya kelas berakhir. Laura membubarkan kelas tepat 1jam setelah dia mulai. Mahasiswanya pun bergegas keluar dari ruang kuliah 101. 

Ada satu mahasiswa terakhir belum beranjak dari ruang kuliah 101 yang menurut Laura paling tampan di kelas itu. Pria yang tadi pagi dia tabrak di lobi. Laura membereskan barang bawaannya di meja dosen. Sebuah tangan terulur di hadapannya... 

"Perkenalkan Profesor. Nama saya James Peter Indrajaya, anda bisa memanggil saya James." Yang empunya tangan menatap langsung ke mata Laura dengan serius. Wajah laki laki itu sungguh tampan tanpa cela, sekilas mirip bintang drakor favorit Laura yaitu Park Seo Joon, handsome Oppa nya.

Laura menjabat tangan yang hangat dan kuat itu. "Hai James. Salam kenal." Tangannya masih digenggam erat hingga dia berdehem dan James melepaskan jabatan tangannya. 

"Maaf tadi pagi, saya menabrakmu di lobi. Hujan pagi ini sungguh lebat, payungku tertinggal di rumah." Laura berusaha tersenyum dengan tenang sementara rasanya seperti ada kupu kupu beterbangan di dalam perutnya.

James pun tersenyum dan berkata "Iya, buruk sekali berlarian di waktu hujan deras tanpa payung Profesor Laura. Baiklah, saya tidak akan mengganggu waktu anda yang berharga. Silakan duluan."

"Oke James. Sampai jumpa." Laura berlalu sambil melambaikan tangan kanannya.

James mengamati Laura yang menghilang dari pintu ruang kuliah 101. Dia merasa ada yang berbeda dengan perasaannya saat melihat senyuman Profesornya. Damage senyuman itu seperti bom atom Nagasaki Hiroshima, kuat dan meluluh lantakkan ketenangan jiwanya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Boni Mori
mantap awal yng mantap...️
goodnovel comment avatar
Nining Harning
lucuu bgtt
goodnovel comment avatar
Niko Wijaya
love mee professor ......
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Terobsesi Dosen Cantik   S-3. Jodoh Tak Akan Tertukar

    Sepulang sekolah, Midori, Poseidon, dan Leon segera mencari anak-anak James-Laura di kamar tidur tamu lalu mereka pun mengobrol bersama di ruang bermain yang luas dan nyaman."Jadi apa benar kalian akan pindah sekolah ke Perth?" tanya Leon yang sebenarnya berkedudukan sebagai paman keempat anak-anak itu. Hanya saja dia adalah putra keempat berbeda ibu dari Leeray, Michael, dan James. Usia Leon sepantaran dengan para keponakannya itu, kecuali Keira yang lahir paling bontot."Iya, kata mom and dad, kami tidak bisa bersekolah di Sydney untuk sementara sampai entah kapan. Ada pria jahat yang membuat semua warga Sydney membenci keluarga kami!" jawab Jacob mewakili saudara-saudarinya."Hmm ... itu bukan hal yang baik. Kasihan sekali kalian!" tukas Midori turut bersimpati.Poseidon pun berkata, "Jadi kapan kalian akan mendaftar ke sekolah?" Joshua menjawab, "Mungkin besok pagi, tadi kami disuruh beristirahat oleh Bibi Deasy. Memang penerbangan dengan helikopter sangat menegangkan, aku sulit

  • Terobsesi Dosen Cantik   S-3. Pagi yang Penuh Cinta

    "Jake, Josh, Keira!" seru Midori yang baru saja selesai bersiap-siap di kamar tidurnya sebelum berangkat ke sekolah. Gadis kecil berusia sembilan tahun itu berkepang dua dan memanggul sebuah ransel bergambar Little Ponny warna biru muda.Poseidon, saudara kembarnya sudah terlebih dahulu selesai mandi tadi dan bercengkerama dengan sepupu-sepupu mereka. Ada Leon juga yang terlihat necis dalam seragam sekolah berdasi sama seperti Midori dan Poseidon."Anak-anak, temu kangennya ditunda nanti sepulang sekolah ya? Kalian sarapan dulu bersama-sama di meja makan!" ujar Deasy mengatur kerumunan kumpul bocah keturunan klan Indrajaya tersebut."Yaah ... Mommy, apa kami tidak boleh membolos sehari saja?" protes Midori karena terlalu bersemangat bertemu kembali dengan para sepupunya yang jarang dia temui sehari-hari.Deasy tersenyum seraya berkata, "Tidak. Nanti sepulang sekolah, Jacob, Joshua, dan Keira masih akan ada di rumah kita. Bahkan, mereka akan bersekolah di sekolah yang sama dengan kalia

  • Terobsesi Dosen Cantik   S-3. Keluarga Adalah Tempat Perlindungan Terbaik

    "Lee, aku ikut menemanimu menunggu di helipad!" ucap Deasy ketika melihat suaminya mengenakan jaket di luar piyama.Leeray tersenyum tipis lalu menjawab, "Oke, pakai baju yang agak tebal. Di luar berangin, Baby Girl!" Tanpa membantah, Deasy melangkah ke walk in closet dan mengambil mantel Burberry tebal miliknya di luar piyama yang senada dengan milik suaminya. Mereka berdua hanya keluar rumah berdua ke sisi barat rumah induk. Leeray memang membeli lahan luas yang kosong itu untuk lapangan berkuda, istal, dan membangun helipad. Ada lapangan basket mini juga yang biasa dipakai ketika saudara-saudaranya berkunjung bersama anak-anak mereka.Adik-adik Leeray semua sudah berkeluarga dan memiliki beberapa anak. Michael menikahi Brandy Tanurie yang awalnya mengejar-ngejar James. Gadis mungil pewaris tunggal legacy klan Tanurie itu menjatuhkan hatinya ke kakak gebetan, cinta masa kecilnya. Mereka memiliki sepasang anak perempuan dan laki-laki. Si sulung Alice dan adiknya bernama Rayden.Seda

  • Terobsesi Dosen Cantik   S-3. Dijemput Helikopter Dini Hari

    "James, apa kau sudah menyampaikan kepergian kita ke Perth kepada dekan kampus?" tanya Laura di dalam kamar mandi hotel setelah ketiga anak mereka terlelap. Jacob, Joshua, dan Keira telah menjalani hari yang melelahkan. Pria yang baru saja selesai mandi dan berlilitkan handuk itu menghampiri Laura. Dia memeluk istrinya seraya menjawab, "Aku akan kirim email resmi ke bagian akademik untuk permohonan cuti. Pak Dekan memberi instruksi demikian setelah kukirimkan pesan singkat tadi. Berita dan rumor paparazi telah menyebar dengan cepat di kota ini karena Jeremy Thompson bukan orang biasa, dia atlet terkenal!" "James, kurasa demi ketenangan keluarga kita, ada baiknya kita menetap saja di Perth bersama keluarga Bang Leeray dan Deasy. Setidaknya anak-anak bisa bersekolah bersama Midori, Poseidon, dan Leon. Kita pelan-pelan cari kampus yang membutuhkan dosen juga sesuai ilmu yang kita miliki!" saran Laura. Dia lebih memikirkan kesehatan mental anak-anaknya yang masih kecil.Pasangan suami i

  • Terobsesi Dosen Cantik   S-3. Menghindari Amukan Fans Jeremy

    "Kita makan di restoran ini saja ya?" James memarkir mobil dengan rapi di halaman depan gerai fast food. Kemudian keluarga kecil itu turun dari mobil dan berjalan bersama-sama memasuki restoran penjual burger, hotdog, pretzel, dan makanan siap saji lainnya. Laura tak terlalu nyaman berada di tempat publik karena nampaknya kasus pelecehan yang dialaminya menjadi bumerang. Sosok Jeremy Thompson sebagai atlet football kebanggaan New South Wales dan sebagian besar penduduk Australia lebih dipercaya omong kosongnya dibanding dirinya yang bukan siapa-siapa.Pertanyaan wartawan tadi membuatnya malu, sehina itu tuduhan yang diberikan kepadanya. Padahal dia tak bersalah. Laura berdiri di belakang James dan putra putri mereka, melihat papan menu di sisi atas konter pemesanan."Apa yang ingin kamu pesan, Honey? Biar aku saja yang memesankan semua menu kita sekeluarga!" ujar James sambil mendengarkan teriakan Jacob, Joshua, dan Keira yang menyebutkan menu pilihan masing-masing. "Hubby, aku ingi

  • Terobsesi Dosen Cantik   S-3. Diungsikan Ke Perth

    "Siapa kalian?! Jangan menggangguku!" teriak Laura putus asa di atas tempat tidur perawatannya di rumah sakit.Paparazzi yang mendominasi memenuhi ruang pasien VIP itu menahan tombol pemanggil perawat, mengambil foto tanpa izin dari Laura, dan melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang menggiring opini salah tentang pelecehan seksual yang dilakukan oleh Jeremy Thompson kepadanya. Rasanya justru wanita jahat yang merayu atlet terkenal asal Sydney itu adalah Laura."Miss Carson, apa motif Anda menggoda Jeremy Thompson? Apa untuk popularitas? Anda ingin ikut tenar bersamanya ya?" tanya Herald Grey, paparazzi bayaran Jeremy.Laura menggeleng-gelengkan kepalanya sambil menutup telinga dengan kedua telapak tangannya. "Tidak ... itu tidak benar. Dia yang jahat!" jerit Laura histeris sementara berbagai pertanyaan ngawur dilontarkan kepada dirinya dan semakin membuat dirinya depresi.Wajah-wajah asing yang tak dikenalnya membuka mulut berbicara cepat dan keras menuduhkan hal yang sama sekali berbe

  • Terobsesi Dosen Cantik   S-3. Sebuah Pagi yang Gila

    "Joe, kau harus bayar paparazi untuk menyebarkan hoaks tentang wanita bernama Laura Carson itu. Katakan bahwa dia telah lama terobsesi kepadaku dan memintaku menidurinya. Namun, dia mengaku aku yang memperkosanya!" seru Jeremy Thompson dengan berapi-api. Dia tak ingin masalah dengan Laura membuat karirnya kacau balau.Ben Carlberg, manager Jeremy berdecak kesal. "Seharusnya sebelum bertindak bodoh, hanya memikirkan selangkanganmu, sebaiknya kau mempertimbangkan tentang karirmu sebagai atlet terkenal, Jerry!" "Hey, jaga mulutmu! Itu hakku, jangan mengaturku. Shit!" teriak Jeremy Thompson mengamuk menuding-nuding wajah managernya.Dengan patuh, Ben menghubungi jurnalis kolom gosip receh agar membuat berita yang tak benar itu dan menjanjikan bayaran yang cukup banyak. Jeremy Thompson menyeringai puas. Dia ingin Laura yang dijadikan kambing hitam dalam peristiwa pelecehan dan pemerkosaan itu. Justru dia yang mengaku sebagai korban."Semuanya beres. Dalam hitungan menit berita hoaks itu

  • Terobsesi Dosen Cantik   S-3. Pria yang Mencintaiku Sekuat Baja

    "Sir, istri Anda mengalami kekerasan fisik dan juga seksual. Itu hasil visum yang dilakukan oleh tim medis rumah sakit kami. Ini dokumen resminya, seandainya Anda membutuhkan untuk memproses pelaku secara hukum!" tutur Dokter Craig Johansen sembari menyerahkan sebuah map merah ke tangan James.Raut wajah pria muda itu begitu keruh. Dia mencoba untuk tenang ketika menjawab dokter yang menangani kondisi Laura pasca pemerkosaan yang dilakukan oleh Jeremy Thompson, "Baik, terima kasih atas bantuan Anda dan tim medis rumah sakit ini, Dok!" "Dengan senang hati, Mister James Indrajaya. Permisi!" Dokter Craig Johansen melanjutkan pekerjaannya yang lain dan meninggalkan James untuk menjenguk istrinya.Di ruang perawatan VIP rumah sakit, Laura ditemani oleh Philip yang matanya merah seperti sehabis menangis. Mantan terindah Laura itu menyayangkan nasib malang yang menimpa wanita yang sangat dia sayangi tersebut. "Aku tak tahu, Laura. Bagaimana bisa kamu sesial ini bertemu lagi dengan bedebah

  • Terobsesi Dosen Cantik   S-3. Help Me. Danger. GPS!

    "Damn! Ada apa dengan Laura? Kenapa dia mengirimkan pesan singkat semacam ini?" seru James di anak tangga area tepi kolam renang. Dia memang sedang menunggu ketiga anaknya mandi seusai les renang. Hari sudah sore dan Laura seharusnya pulang sendirian dari kampus NSWU. Laura ada jadwal mengajar setelah jam makan siang di kampus seperti biasanya.James segera bangkit menghampiri Jacob, Joshua, dan Keira yang berjalan keluar dari area toilet sehabis mandi. "Kids, Daddy harus segera mencari mommy. Ayo kita pulang, sepertinya mommy dalam kesulitan!" ujar James lalu memimpin rombongan kecil itu menuju ke parkiran mobil kolam renang umum di Sidney.Di tengah perjalanan pulang James mengenakan wireless ear phone dan menelepon Philip Landon. Dia ingin menanyakan tentang Laura. "Hello, Phil. Apa kau melihat Laura tadi siang hingga sore?" tanyanya risau."Hai, James. Sayang sekali tidak, aku sedang ada meeting di dekanat tadi. Ada apa dengan Laura?" jawab Philip ikut kuatir."Tadi Laura mengiri

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status