Share

bab. 19

“Zi mana punya uang, Om! Kalau punya gak mungkin Zi kelaparan kayak tadi,” ucapku setengah berbisik di dekat telinga Om Zuan.

“Apa bisa bayar pakai kartu ini?” tanya Om Zuan sambil mengambil kartu berwarna biru yang bertuliskan salah satu bank swasta.

“Maaf, Pak. Ini rumah makan kecil, hanya menerima uang cash.”

Wajah Om Zuan terlihat semakin panik, dirogohnya saku celana dan mengambil ponsel miliknya.

Tit ... Tit ...

Layar yang disentuh Om Zuan kembali padam.

“Hah, sial. Kenapa saat seperti ini harus mati?” ucap Om Zuan di depan ponselnya. Sungguh aneh lelaki itu, berbicara dengan benda mati.

“Pak, apa boleh saya bayar pakai jam saya? Atau saya tinggalin identitas saya. Besok saya bayar lunas uangnya,” ucap Om Zuan sambil menunjukkan jam mewah yang melingkari lengannya.

“Maaf, Pak. Hanya menerima uang cash. Besok saya juga sudah tidak jualan, karena mau pulang kampung. Jadi identitas bapak bakal tertahan lama sama saya.”

“Hah.”

Om Zuan mengacak rambutnya frustasi.

“Kalau bapak gak p
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status