Share

24. Satu Selimut

Pov sattar

"Badannya panas, air mata mengalir di kedua sudut. Kurasa dia demam karena terlalu lama memakai gamis dan hijab yang basah oleh hujan. Tapi aku bersyukur, karena dia sakit, aku bisa menemaninya. Dan malam itu menjadi malam pertama kami."

***

Kami berpisah di depan kamarnya. Masih canggung, harusnya aku langsung masuk ke kamar itu, tapi rasa sungkan menuntunku untuk melepas tangan Aini, dan membiarkan dia masuk ke kamarnya sendiri. Sedang aku, seperti biasa, memilih mandi dan mengganti pakaian di kamar Fikri.

"Sepertinya Fikri masih tidur, biar nanti Abang yang urusin. Kamu ganti pakaian terus, biar nggak masuk angin."

Ucapanku ditanggapinya dengan anggukan, dan helaan napas. Lalu dengan tak semangat dia berbalik dan mamasuki kamarnya.

Huh!

Ada yang begitu menyesaki dada, andai aku bisa bersikap normal padanya, pasti malam ini kami menghabiskan malam berdua. Apalagi hujan begini, pasti begitu syahdu.

Ah! Kugeleng-gelengkan kepala, membuang pikiran aneh yang hendak mampir di
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Tiraya
kok blm up lagiii
goodnovel comment avatar
Teteng Yeni
mana lagi....lanjuttt
goodnovel comment avatar
Sri Wahyuningsih
lanjut kak
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status