Share

26. Mulai Menyayangi

Selepas kepergian Bang Sattar ke Mesjid, kurebahkan tubuh di atas ranjang. Membayangkan kembali apa yang telah kami lewati bersama mulai dari semalam hingga pagi ini.

'Ya Allah, benarkah hamba sedang tidak bermimpi? Hamba ingin selamanya begini ya Allah, tidak hanya untuk satu atau dua malam?'

Kembali, mata ini terpejam. Lelaki itu, ah, dia ... dia. Dia yang membuat darahku seakan berhenti mengalir. Dia yang membuat jantungku bertabuh tidak karuan. Dia ya Allah, dia yang telah memiliki seutuhnya hati ini. Tolong, sempurnakanlah pula kehadiranku dihatinya. Hanya aku ...

Tak terasa pelupuk mata ini mulai dipenuhi cairan, kukucek-kucek beberapa kali agar tak ada setitikpun cairan itu berderai. Kini aku justru tersenyum sambil memandangi wajah Fikri.

"Kamu ingin punya Adik nggak, Sayang? Doakan Mama ya, biar bisa segera kasih kamu, Adik."

Aku menenggelamkan wajah pada bantal. Malu!

'Semalam aja yang nggak sampai berbuat apa-apa, tapi sampai subuh mata ini nggak bisa terpejam. Gimana lag
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status