Share

23. Pov Jibran

Pov Jibran

***

Sekarang aku bagaikan gumpalan debu.

Seolah hanya dirinya yang mampu merangkai kembali ragaku.

Aku menjadi begitu rapuh

Tanpanya, hatiku tak lagi utuh.

***

"Sadaqallahul 'Adzim ...."

Kututup mushaf di tangan, lalu mencium tangan mama dengan takzim. Wanita itu baru saja sampai di Aceh siang tadi. Bersyukur malam jumat kedua keberadaanku di kota ini, aku bisa kembali bertadarus bersama wanita yang hingga detik ini, masih menjadi yang nomar satu di hati.

"Bran."

Mama memanggilku lirih, aku yang hendak keluar dari mushalla berhenti sejenak.

"Tiap malam jumat walau nggak ada Mama, masih rutin baca Al-Kahfi 'kan?" tanyanya sambil memerbaiki duduk.

"Masih Ma."

"Alhamdulillah. Masih ingatkan Bran, khasiat membaca surat Al Kahfi? Barang siapa membiasakan membaca surat Al Kahfi, kelak pada hari kiamat akan memancar cahaya dari bawah kaki. Dan yang paling utama adalah, diampuninya dosa-dosa yang terdapat diantara dua Jumat."

Aku mengangguk.

"Jibran ingat, Ma. Makany
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status