Share

Part 22

“Apa kamu serius mengatakan semua itu, San?” Sadewa menangkup wajah istrinya menggunakan kedua telapak tangan.

Sania hanya diam membisu, karena sebenarnya apa yang dia katakan itu hanya dusta belaka. Dia juga begitu takut kehilangan Sadewa karena kasih sayang yang diberikan oleh laki-laki itu selalu membuat dirinya berharga juga berarti. Namun entahlah, pikirannya terasa begitu kacau malam ini.

“Kenapa kamu diam, San?” Sadewa terus saja mencecar.

Wanita dengan hidung bangir serta bibir tipis itu melesakkan kepala ke dalam dada suaminya, melingkarkan tangan di pinggang laki-laki itu seraya menangis tersedu.

“Aku akan tetap berjuang untuk mendapatkan hati kamu, San. Aku tidak akan melepaskan kamu begitu saja, tidak peduli kalau kamu begitu membenci aku. Aku akan mempertahankan kamu setidaknya sampai anak ini lahir. Dan setelah itu kamu boleh minta pi...”

“Sssst!” Sania menautkan telunjuk di bibir sang pemilik rahang tegas, mengusap pipi Sadewa yang ditumbuhi jambang kemudian menyent
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status