Terpaksa Menikah dengan Calon Mertua

Terpaksa Menikah dengan Calon Mertua

last updateLast Updated : 2022-08-03
By:  Ida SaidahCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
27 ratings. 27 reviews
76Chapters
394.5Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Tepat di hari pernikahan, calon suamiku justru ketahuan menghamili perempuan lain. Perasaanku sulit dijelaskan! Belum lagi, untuk menyelamatkan muka, aku harus menikahi orang yang tadinya calon mertuaku. Walau ganteng dan baik, tapi kan om-om....

View More

Chapter 1

Part 1

"Aduh, Om. Sakit. Pelan-pelan masukinnya!" pekik Sania membuat Clarissa, anak Dewa yang kebetulan lewat di depan kamar sang ayah langsung menghentikan langkah.

"Habis sempit banget, San. Aku udah nyoba tapi tetap nggak bisa masuk!" Terdengar suara Dewa membuat anak perempuannya meneguk saliva dengan susah payah.

"Aduh!! Kalo nggak bisa jangan dipaksa dong, Om. Memangnya Om pikir nggak sakit!!"

"Iya, sabar. Namanya juga masih baru dan belum pernah dipake!"

"Udah, ah, Om. Aku nggak kuat, sakit banget."

Carissa bergidik ngeri membayangkan apa yang sedang dilakukan oleh ayah juga Sania ibu tirinya, yang seharusnya siang tadi bersanding dengan Kevin--adiknya yang paling bungsu.

Namun, di detik-detik sebelum acara sakral itu dimulai, seorang perempuan dengan perut membesar menghentikan rombongan pengantin yang sudah siap-siap berangkat menuju rumah mempelai perempuan.

"Aku sedang mengandung anaknya Kevin, Om. Jadi tolong jangan nikahkan dia dengan Sania. Bagaimana nasib anak yang sedang aku kandung jika Kevin sampai menikah dengan perempuan lain!" jerit perempuan bernama Lisa itu seraya bersimpuh di hadapan Sadewa.

"Kevin, apa benar kamu yang menghamili perempuan ini?!" Dengan sorot mata tajam pria berusia empat puluh lima tahun itu menatap sang anak, mengepal tangan menahan emosi serta kecewa.

"Maaf, Ayah. A--aku..."

"Anak s*al*n!!" Sebuah tinju mendarat di rahang pria berkulit putih itu hingga dia terhuyung tidak bisa menyeimbangkan diri.

"Kenapa kamu minta dinikahkan dengan Sania kalau kamu sudah punya kekasih dan sedang mengandung anak kamu?!" 

"Maaf, Ayah. Aku nggak tahu kalau Lisa sedang mengandung anakku."

"Aku sudah memberitahu kamu berkali-kali, Kevin. Tapi kamu tidak percaya kalau bayi yang aku kandung adalah darah daging kamu!" sanggah si wanita sembari menyusut air mata.

"Nikahi dia, Kevin. Jangan jadi l*ki-l*ki pengecut!!"

"Tapi, bagaimana dengan Sania, Ayah. Pasti dia sudah bersiap-siap di rumahnya. Dia akan kecewa jika aku tiba-tiba membatalkan pernikahan kami. Keluarganya juga pasti merasa malu, Yah!!"

Sekali lagi Sadewa mendaratkan tinju di wajah putranya, merasa begitu kecewa dengan apa yang sudah dilakukan oleh anak yang sudah dia besarkan sendiri selama dua puluh empat tahun itu.

Sambil memijat kening dia masuk ke dalam mobil, mengendarainya perlahan menuju rumah calon menantunya ingin memberitahu kabar tersebut.

Pria dengan wajah penuh kharisma itu meneguk saliva dengan susah payah ketika sampai di depan rumah calon besannya dan melihat sudah ramai sekali tamu undangan yang datang. Dia bingung harus berbuat apa, karena tidak mungkin tiba-tiba membatalkan acara yang sudah dirancang sedemikian rupa.

"Lho, Pak Dewa. Kok datangnya cuma sendirian? Mana Nak Kevin dan rombongan?" tanya Romi--ayah Sania sambil mengedarkan pandangan mencari calon mempelai pria.

"Kevin tidak bisa datang. Saya minta maaf yang sebesar-besarnya karena sudah gagal mendidik anak saya. Dia tidak jadi menikahi putri Bapak karena ternyata dia sudah menghamili perempuan lain. Sekali lagi saya minta maaf!!"

Romi melungguh lemas mendengar kabar buruk dari lelaki yang notabene adalah bosnya itu. Dia merasa sakit hati karena telah dipermalukan serta dipermainkan.

"Mau di taruh di mana muka saya, Pak?! Tamu undangan sudah hampir datang semuanya. Pengantin perempuannya juga sudah dirias. Ya Allah..." Romi menangis tersedu sambil mengusap dada berusaha sabar menghadapi segala kenyataan pahit yang tengah terjadi.

"Saya akan menikahi putri Bapak. Saya yang akan menggantikan posisi putra saya, supaya Bapak dan Sania tidak menanggung malu."

Romi terkesiap dengan mata membola mendengar ucapan bosnya. Mana tega dia menikahkan anak perempuan satu-satunya dengan pria yang usianya hampir sama dengan dirinya. Hanya terpaut satu tahun saja, dan belum tentu Sania juga mau menerima Sadewa sebagai mempelai pengganti putranya.

"Ini demi nama baik Bapak sekeluarga. Saya berjanji tidak akan menyentuh putri Bapak sampai dia mendapatkan laki-laki yang layak untuknya dan akan menceraikan Sania jika ada pria yang tulus menjaga dan menyayangi Sania."

"Pernikahan itu bukan sebuah mainan, Pak Dewa. Pernikahan itu ikatan sakral," tampik Romi.

"Pak, ini acaranya mau dimulai kapan? Soalnya saya juga ada jadwal di tempat lain setengah jam lagi!" Mereka berdua menoleh ke arah sumber suara, dan dengan langkah cepat Sadewa mengikuti pak penghulu, membicarakan masalah pergantian nama calon mempelai laki-laki dan segera mengganti pakaiannya dengan baju pengantin.

Air mata mengalir deras di pipi Sania ketika mengetahui kalau Kevin tidak jadi menikahi dia dan malah harus menikah dengan calon mertua. Meski sakit hati, dia berusaha menerima kenyataan pahit tersebut, berjalan gontai keluar dari kamar menemui laki-laki yang sekarang sudah sah menjadi suaminya.

"Kirain nikah sama anaknya, ternyata nikahnya sama bapaknya. Duh, ternyata matre juga ya si Nia. Mau aja nikah sama om-om. Jadi sugar baby!" bisik salah seorang tamu membuat telinga Sania terasa memanas, namun, dia berusaha untuk tidak terpancing emosi, apalagi sampai memaki orang yang sedang menggosipkannya.

Biarlah! Mungkin ini sudah takdir yang digariskan Allah untukku, karena harus menikah dengan calon mertua. 

Walaupun sakit, aku tetap akan berusaha menjalani rumah tangga ini, karena pernikahan itu bukan sebuah mainan. Mungkin titian takdirku harus seperti ini, tapi aku yakin bahwa sesungguhnya Allah sedang menyiapkan skenario indah untukku ke depannya. Sania membatin sendiri, mengutkan hati agar tidak merasa terlalu perih.

Dengan tangan gemetar perempuan dengan riasan sederhana juga balutan baju pengantin itu menayalami tangan Sadewa, mencium takzim bagian punggungnya kemudian seraya menitikkan air mata.

***

"Huh, San. Aku sampai keringetan!" Dewa meletakkan kembali sepatu yang dengan susah payah iya pakaikan di kaki istrinya kemudian menarik beberapa lembar tissue dan mengelap keringat yang menitik di dahi.

"Padahal bagus banget loh, Om. Aku suka modelnya." Sania mengerucutkan bibir manja.

"Besok kita nyari di mol. Kamu mau berapa? Nanti aku belikan."

"Nggak usah, Om. Terima kasih."

"Jangan panggil aku om terus dong, San. Aku ini 'kan sekarang sudah menjadi suami kamu!" Sadewa menatap lamat-lamat mata sang istri, melihat ada luka begitu dalam di sorot matanya, membuat dia kembali diselimuti rasa bersalah karena tidak mampu mendidik sang putra.

"Ya sudah, terserah kamu mau panggil aku siapa. Yang penting kamu merasa nyaman saja."

Sesaat suasana kamar berubah menjadi hening. Sadewa beranjak dari tempat tidur, mengayunkan langkah menuju pintu dan keluar dari kamar pengantinnya.

Tanpa diperintah, dua bulir air bening meluncur begitu saja membasahi pipi Sania. Dia merasakan rasa sakit teramat dahsyat akibat luka yang ditorehkan di hati oleh sang kekasih. Kevin, lelaki dengan sejuta janji yang berhasil menanamkan cinta begitu dalam di dinding sanubari, ternyata hanya seorang pembual. Tega mempermalukan dia, bahkan sampai harus menjalani pernikahan dengan laki-laki yang lebih pantas menjadi ayahnya.

Sania merebahkan bobot perlahan, menarik selimut menutupi tubuhnya yang hanya mengenakan daster lengan pendek karena dia pikir Sadewa sekarang ini sudah sah menjadi suaminya, jadi dia berani menanggalkan gamis serta kerudung saat berada derdua di dalam kamar.

Tidak lama kemudian terdengar suara derit pintu terbuka. Sania segera memejamkan mata sebab belum siap memberikan haknya kepada sang suami terlebih lagi ia sudah menganggap Sadewa seperti ayahnya sendiri. 

"Kamu sudah tidur, Sayang?"

Sania terkesiap saat mendengar suara yang tidak asing baginya. Dia memutar badan dan segera beranjak bangun melihat Kevin sudah berada di dalam kamar.

"Apa yang kamu lakukan di kamar ini, Kevin?!" Wajah Sania terlihat pucat ketika lelaki yang telah menancapkan luka begitu dalam kian mendekat, dan dia terus berusaha meraih apa saja lalu ia lemparkan ke tubuh Kevin.

"Om Dewa tolong!!" teriak Sania dengan sekuat tenaga.

"Nggak usah teriak-teriak, Sayang. Ayah sudah pergi. Sekarang jatahnya kita berdua menghabiskan waktu bersama!" Seringaian Kevin benar-benar membuat Sania merasa begitu ketakutan, apalagi saat ini jarak mereka kian dekat.

Sekuat tenaga perempuan berambut cokelat itu mendorong tubuh sang anak tiri, berusaha melepaskan diri dari kungkungannya namun Kevin terlihat begitu beringas dan tidak membiarkan Sania lepas. Dengan Kasar pria bermata tajam tersebut membanting tubuh Sania ke ranjang, merenggut paksa pakaian yang sedang dikenakan juga mendaratkan tinju hingga Sania terkapar tidak berdaya.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

10
100%(27)
9
0%(0)
8
0%(0)
7
0%(0)
6
0%(0)
5
0%(0)
4
0%(0)
3
0%(0)
2
0%(0)
1
0%(0)
10 / 10.0
27 ratings · 27 reviews
Write a review
user avatar
Siti Jahria Ritonga
sangat suka, izin share ya penulis...
2024-05-25 18:58:03
0
user avatar
Puji Lestari
suka dengan ceritanya gmn bisa melanjutkan baca kak sudah gak sabar
2024-03-05 12:41:34
0
default avatar
Wizz Wulan
suka dengan alur ceritanya
2024-02-14 11:27:08
2
user avatar
Harsa Amerta Nawasena
Suka dengan ceritanya
2024-01-27 13:11:29
2
user avatar
Eva Risdaniati
suka sama jalan cerita nya
2024-01-27 04:42:17
0
user avatar
Lailatul Mufidah
makin hari makin seruuuuuu
2024-01-11 21:39:00
0
user avatar
Lailatul Mufidah
sumpah cerita nya bikin deg deg an
2024-01-10 21:12:12
0
user avatar
Mbah Pete
bagus sekali cwleritanya
2024-01-08 15:06:53
0
user avatar
Ahamd Maulana Ahmad arhkan
keren banget
2023-12-18 07:30:57
0
user avatar
Tasya Wahdana
bagus ada lucunya jugq
2023-11-24 16:16:09
1
user avatar
Nur Laila
cerita bagus
2023-11-21 22:02:07
1
user avatar
Mantap Betul
suka sama cerita novel nyA
2023-10-25 01:16:34
1
user avatar
Ibnu Sardin
yyahahsjshzhshjshs
2023-09-25 17:51:42
1
user avatar
Ibnu Sardin
sangat bagus dan lucu saya suka..
2023-09-25 17:51:26
1
user avatar
oriflameMetroTimur
Liat keterangan "Tamat" ky ny lebih seru baca yg beginian, dari pada "Bersambung" novel sebelah 873 bab belum juga selesai & makin bosen sama ceritanya yg bertele-tele.. hmmm
2023-07-24 09:41:55
2
  • 1
  • 2
76 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status