Share

Bab 5

Setelah selesai makan bersama Raisa disuruh untuk mencuci piring oleh Ayudia. Padahal dirumah ini sudah ada pembantu. Bi ijah berulang kali meminta Raisa untuk duduk saja tapi Raisa masih bersikeras mau membereskan ini semua.

Setelah mencuci piring tangan Raisa ditarik oleh Devan yang sedari tadi menunggunya. Devan membawa Raisa ke kamarnya. Raisa berulang kali memberontak tapi tenaga Devan lebih kuat darinya.

"Lepaskan!! lepaskan Devan!!" seru Raisa marah.

Devan memasukkan Raisa ke kamarnya dan mengunci pintunya dengan cepat. Dia dekati Raisa hingga tubuh Raisa membentur dinding di belakangnya.

"Kenapa kamu menikah dengan papaku?!! " tanya Devan dengan mata memerah. Dia marah sekali saat tau Raisa adalah mama tirinya.

"Bukan urusan kamu!! " Raisa enggan memberitahu Devan mengapa dia sampai menikah dengan Gibran.

"Aku tau kau menikah dengan papaku hanya demi uang kan?!! untung dulu aku sudah meninggalkanmu. Kau ternyata hanya wanita murahan!! " hina Devan membuat Raisa naik pitam dan menamparnya.

PLAKK

Wajah Devan sampai tertoleh ke samping saat Raisa menamparnya. Rahangnya mengeras menahan kemarahannya.

"Ya!! aku menikah dengan papamu demi uang lalu kenapa?!! apa masalahmu sekarang?!! " Raisa hampir menangis karena Devan menghinanya. Sejak dulu Devan selalu menyakiti hatinya dan kali ini lebih parah lagi. Kenapa Devan harus menjadi anaknya Gibran. Dunia ini terasa sempit sekali.

Devan sudah menduga jika wanita seperti Raisa adalah wanita murahan yang menyukai uang. Benar kata teman-temannya kalau Raisa adalah cewek matre yang suka main sama om-om.

Raisa mendorong kasar tubuh Devan dan ingin keluar dari kamarnya tapi Devan dengan kasar menarik kembali tangannya. Bibir Raisa dilumat oleh Devan dengan lancangnya. Raisa kembali mendorong tubuh Devan lalu menamparnya lebih keras lagi.

"Kurang ajar!! aku ini mama tiri kamu!! jaga sikapmu!! " Raisa segera keluar dari sana sebelum terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Tanpa diduga saat dia keluar, dia berpapasan dengan Vallery.

"Ngapain kamu di kamar kak Devan?" tanya Vallery penuh selidik.

"Aku... " belum selesai Raisa bicara tiba-tiba Devan muncul dari belakang.

"Aku yang nyuruh dia kesini. Raisa kembalilah ke kamar" Raisa segera pergi dari sana. Dia tidak tau harus mengatakan apa pada Vallery kenapa dia bisa ada di kamar Devan.

"Jangan bilang kakak tertarik dengan wanita murahan itu!! " tuduh Vallery.

"Jangan kurang ajar!! aku ini kakak kamu!! dia kesini karena aku yang memintanya untuk ke kamarku. Aku memintanya memijatku" jelas Devan bohong.

"Sejak kapan kakak mau dipijat oleh orang asing?!! kakak jangan bohong!! "

"Urusi urusanmu sendiri Vallery atau kakak akan menyerahkan video ini. Kamu kan yang mencuri kalung dan cincin berlian mama untuk diserahkan pada mantan suami yang gila judi itu?!!" mata Vallery terbelalak saat melihat video dirinya diam-diam mencuri kalung dan cincin mamanya di kamar. Vallery malah menuduh pembantu rumah mereka hingga pembantu itu dipecat dari pekerjaannya. Wajah Vallery memucat dan ingin mengambil hp kakaknya.

"Kakak!! serahkan video itu cepat hapus!! " pinta Vallery memohon. Bisa gawat jika mamanya sampai tau kalau dialah pelaku yang sebenarnya.

"Tidak akan kakak hapus. Ini akan menjadi ancaman buatmu jika kamu terus ikut campur urusan kakak!! sekarang kamu cepat pergi dari sini!! " usir Devan. Vallery hanya bisa mengepalkan tangannya dan segera pergi dari sana.

Devan dan Vallery memang sering bertengkar seperti Tom and Jerry. Adiknya satu ini tidak bisa diatur dari dulu sampai hamil diluar nikah dengan pacarnya. Parahnya lagi pernikahan mereka begitu singkat hanya dua bulan saja karena pria itu ketahuan berselingkuh.

***

Malam harinya Devan berencana untuk menemui Raisa kembali karena masalah mereka belum selesai. Dia ingin tau apa tujuan Raisa menikahi papanya yang sebenarnya. Kebetulan pintu kamar Raisa terbuka sedikit disana ia melihat dengan kedua mata kepalanya sendiri jika papanya sedang menyetubuhi Raisa. Tubuh Raisa begitu indah dan menggiurkan. Milik Devan menengang saat melihatnya. Walau sebenarnya hatinya sangat sakit melihat percintaan keduanya.

"Ahh mas pelan mas" desah Raisa saat Gibran membelakanginya sambil memompa Raisa dengan cepat. Gibran tak menggubrisnya malahan dia menjambak rambut Raisa hingga tubuhnya melengkung saat rambutnya ditarik oleh Gibran.

"Diam bit*h!! ahhh rasakan ini!!" Gibran menyemburkan benih-benih premiumnya di dalam rahim Raisa. Cairan Gibran sampai meluber keluar membasahi sprei. Devan melihatnya begitu jelas dan tanpa sadar dia mengeluarkan miliknya dan mengurutnya cepat. Gibran melanjutkan kembali percintaannya dengan posisi Raisa diatasnya. Raisa hanya bisa menuruti saja kemauan suaminya kalau tidak Gibran bisa berbuat kasar padanya.

"Ahhh mas" desah Raisa saat milik suaminya itu kembali memasuki dirinya. Bunyi benturan kelamin yang berbeda itu membuat hasrat Devan naik makin mempercepat pijatan pada miliknya. Mengapa dia bodoh sekali dulu meninggalkan Raisa yang begitu cantik dan seksi. Raisa selalu memakai baju kebesaran dan lusuh. Dia tidak menyangka dibalik itu semua tersimpan keindahan yang tersembunyi. Devan sangat menyesal meninggalkan Raisa dulu.

Raisa sudah mendapatkan pelepasannya berkali-kali sementara Gibran masih kuat dan bertenaga menggempurnya. Dia merasakan miliknya begitu terjepit, dipijat, dan dihisap oleh milik Raisa. Milik istri keduanya ini sungguh sangat nikmat dibandingkan dengan milik Ayudia. Milik Ayudia sudah kendur dan tidak mengigit lagi karena istri tuanya itu sudah memasuki masa menopause. Gibran tak ingin membebani Ayudia dengan nafsu seksnya yang begitu menggebu jadi dia memilih menikah lagi. Pilihannya pada Raisa tidaklah salah. Raisa sungguh terasa enak dan nikmat. Dia bisa melakukannya lagi dan lagi dengan istri mudanya itu.

"Ahh aku ingin keluar!!" desah Gibran lalu ia menyemburkan kembali benih-benihnya itu ke dalam rahim istrinya. Cairan Gibran begitu banyak memenuhi Raisa. Dia bisa merasakan hangat didalamnya. Lagi-lagi cairan Gibran meluber keluar lagi membasahi sprei.

Disaat itu juga Devan menyemprotkan cairannya hingga mengenai pintu kamar Raisa. Dia segera pergi dari sana sebelum ketahuan oleh orang lain. Tidak lucu jika ia kepergok mengintip papanya dan Raisa bercinta.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status