"Apa?!" Lilis membulatkan mata tidak percaya pada apa yang Frans katakan. Sontak tatapan pria ini membuat Lilis ada rasa menyesal. Namun tidak bisa mundur atau jujur pada Bian, karena niatnya ingin merubah Nena. Agar menjadi wanita lebih baik lagi. Tidak arogan dan sombong . Bagi Lilis, Nena telah dibutakan dengan kilau dunia terlebih dia mempunyai segalanya. Ya memang dia tidak jahat, dan sombong serta angkuhnya Nena, mungkin lebih dominan para Frans. Maka dari itu, dia ingin keduanya dipersatukan. Kemungkinan Nena akan bisa menghargai pria yang sering dia tindas. "Nini …." panggil Nena di luar sontak Frans dan Lilis saling pandang membulatkan mata. Brukk!! Nena berdiri di depan pintu seraya memeluk boneka kesayangannya, pemberian Nadira. Namun tatapan wanita cantik ini pada Frans sontak yang mendapatkan tatapan mendadak menunduk. "Untuk apa lalat hijau ada di kamar nini? Jangan bilang sekarang kamu lagi menghasut nini?""KELUAR!!!" Lilis mengelus dada melihat Nena semurka itu
Ay, ini tentang Papi Sean!" celetuk Mike dan Anaya tersenyum getir, akan alasan Mike karena Sean. "Kita tidak bisa cerai sekarang!" kata Mike dan Anaya termangu. Tuk, tuk, tuk!! Ketukan dari luar membuat keduanya melihat pada jendela, terkejut yang datang adalah Hanum. "Apa dia mendengar semuanya?" tanya keduanya saling pandang, dengan jantung berdebar tak karuan. "Mike, Naya!" panggil Hanum di luar dan Anaya yang di sisi langsung membuka pintu mobil lalu keluar, tersenyum canggung. "Sedang apa kamu malam-malam ada disini?" Anaya bertanya untuk memastikan apa Hanum mendengar atau tidak.Bahkan wajah Hanum terlihat dingin membuat Anaya berdebar, jantungnya. Dari sisi lain Mike keluar dan saling memandang dengan Hanum. "Seharusnya aku yang tanya pada kamu ada apa kalian malam-malam keluar dan ada di sisi kota seperti ini? Apa kalian mau melihat anak-anak jalanan tidak mengajak aku? Apa kamu tidak tahu Naya. Di singapura aku punya rumah pintar dan tiga sekolah gratis, itu semua an
"Maaf Nyonya Gauri, untuk transaksi di atas 100 juta harus mendapatkan tanda tangan Frans.""What the hell!!!" Gauri melotot dengan kedua tangan di atas meja, menatap Hanan. Bagaimana mungkin untuk membayar belanjaan dia, harus meminta persetujuan anak tirinya. "Sejak kapan Nyonya besar meminta persetujuan anak itu? Kamu lupa siapa yang menggaji kamu? Suamiku, jadi ikuti apa kata Nyonya besar, bukan anak yang tidak dianggap itu," seru Gauri dan Hanan mendengarkan dengan wajah datar. "Saya kerja untuk keluarga ini dan menyelamatkan keluarga ini dari kehancuran orang-orang yang berniat memecah belah keluarga Renaldy. Mungkin, Nyonya tidak tahu yang sebenarnya, jika saya digaji oleh Frans. Sepeserpun saya tidak mengambil uang dari Tuan Rama, dan Nona lupa semua aset keluarga masih atas nama Frans Adinata Joseph. Selama diantara dua mahkota belum ada yang memiliki anak, kecuali Jason mempunyai anak mungkin, dia akan mendapatkan pembagian 50 persen dari apa yang Frans pegang." Jelas Han
"ANAYA!!" Suara Sean memekik begitu keras. Pria berusia 60 tahun itu berusaha mengatur napas dan emosinya yang siap ditumpahkan. Bagaimana tidak, saat dirinya masuk ke apartemen yang tidak terkunci akibat terganjal stiletto, dirinya melihat pemandangan kurang pantas antara anak gadisnya dengan seorang pria single."Aya bangun kamu!" ulang Sean murka, seketika Anaya dan dan Mike membuka mata. Mengumpulkan nyawa sebentar, namun detik kemudian …."Akhhh!!" jerit Anaya, barengan dengan Mike. Mike menyilangkan tangan pada dadanya dan Anaya menarik kain putih untuk menutup tubuhnya, hingga batas dada. Bahkan Mike dibuat bingung kenapa bisa dia tidur bersama Anaya. Sontak pria ini memijat kepalanya tanpa peduli ada pria yang saat ini tengah berdiri di depan kasur. Namun, berbeda dengan Anaya dirinya telah takut melihat keberadaan Sean. "Papi," ucap Anaya. Bahkan jantung telah berdebar lebih kencang, melihat Sean dengan wajah tak ramah. Mike melihat pada pria yang dikenal sebagai orang t
"Iya, perjanjian pernikahan," jelas Mike dan Anaya jantungnya semakin merosot. "Bagaimana membicarakan perceraian kalau pernikahan saja belum terjadi Mike!" protes Anaya dan pria ini duduk kembali berhadapan dengan Anaya. "Serius!" tepis Mike. "Kamu gila Mike!" balas Anaya lagi, lalu menggelengkan kepala. "Aku tidak gila! Semua terjadi bukan kehendak kita. Lalu apa semua harus dinikmati dan mengikuti alur yang telah ada? Tidak, aku tidak mencintaimu. Kau pun, tidak mencintaiku," jelas Mike dan Anaya tersenyum terpaksa. "Lebih salah lagi jika kita mempermainkan sebuah pernikahan Mike!" sambung Anaya menolak keras pendapat Mike. "Akan lebih salah lagi hidup dalam kebohongan. Menikah, tapi terpaksa dan hidup penuh sandiwara," jelas Mike dengan suara pelan. "Maka dari itu kita jangan terjerumus begitu jauh. Jadi kamu mau sampai berapa bulan pernikahan ini? Setelah itu, aku akan menceraikanmu. Aku nggak bisa memberikan kebahagiaan padamu Ay. Hati ini telah membeku bersama cinta Bung
“Bismillahirrahmanirrahim."“Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau saudara Mike William bin Gilbert William dengan anak saya yang bernama Naila Anaya Safitri dengan mas kawin satu set perhiasan dibayar tunai,” ucap Sean dan tangan berjabat dengan Mike. "Saya terima nikah dan kawinnya Naila Anaya Safitri binti Sean Pratama dengan mas kawin yang tersebut dibayar tunai,” jawab Mike dengan sangat lancar, tanpa hambatan. Anaya terdiam dengan tatapan kosong harus menerima nasibnya. Entah ini sial atau beruntung dia tidak tahu, harus menanggapinya seperti apa."Bagaimana para saksi?" "Sah." Kalimat sah dari saksi menandakan ikatan suci ini telah resmi di mata agama maupun negara. Pernikahan yang tidak direncanakan oleh pasangan pengantin ini, kini telah terjadi juga setelah beberapa hari kemudian. Anaya masih terdiam dalam lamunan. Pasalnya setelah pernikahan ini berlangsung empat bulan, kemudian dia akan menjadi janda. Hati wanita mana yang tidak hancur? Saat dia tahu kapan akan menj
Sesaat keduanya saling pandang dan diam melihat pada lembaran kertas yang Mike pegang. "Kamu tandatangan ini," pinta Mike dan Anaya melihat pada kertas perjanjian lagi. Pikirnya dibuat terkejut seserius ini rencana Mike, hingga adanya surat perjanjian. Padahal Anaya bukan sosok wanita pembohong atau ingkar yang harus seperti ini. "What surat perjanjian?!" ucap Anaya membulatkan mata. Bagaimana bisa pria yang dia kenal baik, sungguh membuat respek Anaya pada Mike memudar. Anaya tidak langsung menerima kertas itu, dia masih memandang Mike, pria yang beberapa jam lalu resmi menjadi suaminya. "Untuk apa adanya surat ini? Apa harus seperti ini juga Mike? Sepertinya dari lisan saja sudah cukup.”“Aku tidak akan melupakan ataupun ingkar padamu," ucap Anaya dan Mike diam menatap Anaya. "Bukan begitu, Ay …" kata Mike, sorot matanya sangat dalam menatap bola mata Anaya. "Lalu? Kepuasan pribadi kamu?" jawab Anaya. Lalu tertawa penuh kepalsuan dan duduk kembali yang semula ia berdiri. ‘Ak
Di kamar Anaya dan Mike kini saling rebahan, keduanya akan tidur dan tidak ada istilah pisah kamar seperti perjanjian mereka. Mike yang tidur di lantai dengan selimut dan satu bantal sedangkan Anaya, tidur di atas kasur Mike. Keduanya saling diam dan keheningan mengunci suasana menjadi canggung. Mike menatap langit kamar seraya tangan di dada, sedangkan Anaya sama. Namun, tangan meremas ujung selimut yang menutup hingga batas dada. "Apa sudah tidur?" tanya Anaya membuka suara dan Mike melihat pada samping sekilas, lalu fokus lagi ke atas. "Belum, kenapa kamu belum tidur?" jawab Mike dan bertanya balik. Anaya melihat pada samping, namun tidak bisa melihat Mike, karena pria itu tidur di bawah. "Entahlah, kenapa mata sangat sulit dipejamkan," jawab Anaya. Mike tersenyum lalu bangun dan duduk sontak Anaya juga bangun, lalu duduk di atas kasur melihat pada Mike sesaat saling pandang. "Aku pikir hanya dunia novel kawin paksa terasa canggung. Ternyata dunia nyata juga ada, jika di ka