Share

Chapter 1

“K-3-N-D-R-1-C-K, benar, ini mobil yang membuatku harus mendengar ocehan seorang Bettyana. Asisten pribadiku yang bawelnya melebihi mamihku sendiri.”

Vindry menatap  plat  mobil yang terparkir di samping mobil hitam miliknya, kemudian ia melangkah dengan anggun menghampiri petugas valet parking, tidak lupa memberikan senyum manisnya, dan direspon baik oleh petugas valet parking.

“Ada yang bisa kami bantu, Nona?” tanya petugas valet parking kepada Vindry yang benar-benar cantik malam ini.

Vindry melirik mobil hitam mengkilat dengan type yang berbeda dengannya, lalu kembali menatap petugas valet, dan tersenyum.

“Apakah pemilik mobil hitam dengan plat nomor polisi K-3-N-D-R-1-C-K ada di dalam?” tanya Vindry dengan lembut dan sopan. Petugas valet menatap mobil yang dimaksud oleh Vindry, lalu melihat buku tamu.

Vindry berdiri anggun, dan sesekali tersenyum kepada pengunjung restoran yang menyapanya dengan senyum manis. Ia sabar menunggu petugas valet yang sedang memeriksa buku tamu. Butuh waktu 3 menit untuk petugas valet memastiikan Kendrick masih di dalam, dan belum check-out.

“Benar, Nona. Tuan Kendrick masih berada di dalam,” ujar Petugas valet kepada Vindry dengan sopan, dan tersenyum manis.

“Kendrick?” tanya Vindry, diangguki oleh petugas valet.

“Benar, tuan Kendrick Milo Intezar.”

Vindry tersenyum manis kepada petugas valet, “Terimakasih,” ucapnya dengan lembut, lalu melangkahkan kaki jenjangnya dengan anggung, benar-benar menunjukkan bahwa dirinya wanita berkelas.

Vindry selalu memberikan senyum kepada beberapa pengunjung yang menyapanya, ia memang murah senyum dan tidak sombong.

Vindry Yema Yumna seorang Script Writter di salah Production House, sudah banyak naskah film layar lebar yang ia buat dan selalu booming di pasaran. Hal itu membuatnya semakin dikenal oleh banyak kalangan, karena selalu hadir pada saat pemutaran perdana film layar lebar di bioskop.

Vindry mengedarkan pandangannya ke penjuru ruangan di lobby satu ini, mencari keberadaan seseorang, lalu saat dirinya akan menghampiri rekan kerjanya, ia ditabrak dari belakang sehingga membuatnya terjatuh terduduk.

 “Kendrick Milo Intezar, kau memang mempunyai dendam kepadaku?” tanya Vindry saat mendapati Kendrick yang hanya bergeming menatapnya dengan tatapan datar.

“Kau menghalangi jalan,” ucap Kendrick singkat, pada saat ingin melenggang pergi, Vindry menahan pergelangan tangannya. Hal itu membuat Kendrick menatap datar Vindry yang tersenyum manis kepadanya.

“Kau tidak mengerti caranya meminta maaf, Tuan?” tanya Vindry dengan lembut, pembawaannya  yang lemah-lembut tidak bisa membuatnya terlalu keras kepada orang lain.

“Untuk?”

Vindry menarik tangannya, menyugar surai panjangnya, menatap kedua manik milik Kendrick, dan tersenyum manis. “Pertama, kau menabrak mobilku dan membuatku harus terlambat ke acara penting. Kedua, kau membuatku terjatuh.”

Kendrick hanya bergeming, tatapannya dingin memperhatikan Vindry yang mengoceh dihadapannya saat ini. Benar-benar membuat Vindry mengulum bibir dan mengangguk mengerti.

“Kau benar-benar tidak merasa bersalah untuk keduanya? Baiklah, aku meminta pertanggungjawabanmu saja disini,” lanjut Vindry, membuat beberapa pasang mata menatapnya dan Kendrick.

Kendrick tidak mengatakan apapun, ia mengeluarkan dompet, dan memberikan beberapa lembar dolar kepada Vindry. Hal itu membuat Vindry terkekeh dan tersenyum manis menatap Kendrick.

“Aku tidak butuh uangmu, Tuan. Saat ini yang aku butuhkan darimu adalah tanggungjawab,” ujar Vindry dengan lembut, benar-benar menggunakan stok kesabarannya yang masih penuh.

“Apa?”

Vindry  menggelengkan kepala dengan respon singkat dari Kendrick, laki-laki dihadapannya saat ini cukup menguras tenaga. Lagi, Vindry harus menggunakan kesabaran dan kelembutan hati untuk berbicara dengan Kendrick.

“Kau harus bertemu dengan asisten pribadiku, Tuan. Kau harus menjelaskan kepadanya, karena kau, aku terlambat datang ke press conference tadi siang.”

“Kau menyalahkanku?” tanya Kendrick tanpa rasa bersalah sedikitpun, dan berhasil membuat Vindry bergumam.

“Mobilku penyok, dan aku harus menunggu supir untuk mengantarkan mobil yang lainnya. Sedangkan mobilku yang penyok, dibawa ke bengkel. Kau benar-benar tidak merasa bersalah, Tuan?” tanya Vindry setelah memberitahu apa yang dialami olehnya tadi siang.

Aksi keduanya saat ini menjadi pusat perhatiann dari beberapa pengunjung lainnya. Vindry yang memiliki pembawaan yang tenang dan tidak mudah terpancing emosi, hanya memfokuskan kepada Kendrick. Begitu juga Kendrick. Mereka tidak perduli jika harus menjadi tontonan.

“Kau menginginkan aku menjelaskan kejadian yang sebenarnya kepada asistenmu?”

Vindry mengangguk, dan kembali tersenyum manis kepada Kendrick yang menatapnya dengan datar, tanpa ekspresi.

“Kau seorang pria dewasa, Tuan. Aku rasa, kau tidak perlu diberitahu bagaimana caranya bertanggung jawab atas kesalahan yang diperbuat, bukan?” tanya Vindry dengan lembut, dan terkekeh.

“Kalau aku tidak mau?” tanya Kendrick dengan nada dingin, membuat Vindry memicingkan mata tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Kendrick saat ini.

Bayangan Vindry yang akan senang berinteraksi dengan Kendrick, hilang sudah. Bahkan, ia tidak membayangkan sosok laki-laki dihadapannya saat ini benar-benar menyebalkan. Balik lagi, dirinya harus tetap lemah-lembut, mengingat bahwa selalu ada kamera yang menyorotnya.

Vindry maju langkah, merapihkan jas yang digunakann oleh Kendrick. Senyum manisnya tidak luntur sedikitpun, walaupun Kendrick memberikan tatapan datar kepadanya.

“Aku kasih dua pilihan. Pilihan pertama, kau tidak akann berbicara dengan asistenn pribadiku, tetapi kartu identitasmu aku sita dan aku akan terus mengganggumu. Pilihan kedua, kau menjelaskan kejadiannya  kepada asisten pribadiku, dan aku tidak akan menganggumu,” jelas Vindry dengan elegan, menatap kedua  manik milik Kendrick.

“Tidak ada pilihan ketiga?” tanya Kendrick, berhasil membuat Vindry terkekeh.

“Tidak. Aku hanya memberikan dua pilihan, dan itu semua ada ditanganmu, Tuan.”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status