Share

Chapter 3

Author: Lapini
last update Last Updated: 2023-03-20 18:01:12

“Kau sedang apa dikantorku?”

Vindry duduk sofa yang tersedia pada  lobby  kantor milik Kendrick pun mendongak, kedua sudut bibirnya mengukir senyum manis, lalu menatap Kendrick dengann tatapannya  yang lembut.

“Kau bertanya padaku? Lalu aku bertanya kepada siapa? Kau sendiri yang mengatakan kepadaku melalui sambungan telfon, aku harus datang ke kantormu untuk membicarakan pertanggungjawab—”

Kendrick membekap mulut Vindry, dan menatap dingin Vindry, “Kau akan membuat karyawanku salah paham dengan kata-kata yang kau ucapkan, jangan ada lagi yang salah paham selain mommyku.”

Vindry mengangguk mengerti, membuat Kendrick menjauhkan tangannya dari Vindry. Keduanya terlibat adu tatapaan mata, seolah sedang berbicara melalui tatapan mata.

“Jadi, kau akan menemui asistenkku?” tanya Vindry, membuka topik obrolan diantaranya dengan Kendrick.

“Iya. Supaya tidak bertemu lagi denganmu.”

Vindry menaikkan sebelah alisnya, lalu terkekeh, “Tidak mudah seperti yang kau bayangkan, Tuan. Membuat asistenku percaya harus ada effort yang lebih, dan mommymu mengundangku makan malam nanti di rumahnya.”

“APA?”

Vindry meringis, tatapan beberapa karyawan yang melintas tertuju kepadanya dan Kendrick. Hal itu membuat Kendrick berdeham, lalu menarik Vindry untuk ke dalam mobilnya. Sedangkan Vindry tersenyum lebar.

“Kita mau kemana, Tuan?” tanya Vindry sebelum akhirnya didorong paksa Kendrick untuk masuk ke dalam mobil. Kendrick menutup pintu mobilnya, dan melangkah gontai menuju pintu kemudi.

“Bertemu dengan keluargamu,” jawab Kendrick asal, membuat Vindry melebarkan kedua matanya dan tersenyum senang.

“Wahh, tuan Kendrick tipe  laki-laki yang sat set sat set yaa,” ucap Vindry, diakhiri dengann terkekeh. Ia menatap Kendrick yang sedang mengemudi.

“Bawel. Bukankah namamu ini lembut dan tenang?” tanya Kendrick tanpa menoleh, diangguki oleh Vindry.

“Memang benar, karena pertemuan kitaa yang membuatku kesal, jadi aku tidak bisa menunjukkan sisi kelembutan hati yang aku punya kepadamu, Tuan,” jawab Vindry dengann lancar, tanpa gugup.

“Baguslah, aku tidak akan jatuh cinta kepadamu.”

Vindry menoleh, menaikkan sebelah alisnya, “Karena kau belum bisa melupakan mantan kekasihmu itu?”

Kendrick menepikan kendaraannya, dan menatap dingin Vindry yang sedang menatapnya. Kendrick terkejut dan tidak suka kepada Vindry yang membahas tentang Diana, “Kau mengetahui siapa mantan kekasihku?”

Vindry mengangguk, “Diana Danira? Kekasih dari Argantara, bukan?”  tanyanya, membuat Kendrick bergumam. Vindry tersenyum, lalu mengusap lengan Kendrick, “Tiga tahun sudah cukup untuk kau membuka hati kembali, mommymu tidak ingin kau menyendiri terlalu lama, Tuan.”

Kendrick menyingkirkan tangan Vindry dari lengannya, dan kembali melanjutkan perjalannya untuk bertemu dengan asisten pribadi dari Vindry. Sedangkan Vindry menatap lurus kedepan sana, lalu tersenyum manis.

“Aku mengerti perasaanmu, Tuan. Aku pernah berada diposisimu, dikhianati oleh pasangan, dibohongi selama satu tahun, dan kami sudah menjalin hubungan selama dua tahun. Saat itu usiaku dua puluh tahun, menjalin hubungan saat usiaku delapan belas tahun,” ujar Vindry, ia menoleh, menatap Kendrick yang hanya fokus menyetir.

Vindry terkekeh, dan kembali menatap lurus kedepan, memperhatikan kendaraan yang saling mendahului satu sama lain.

“Aku ingin sedikit berbagi kisah. Dua tahun kami menjalin hubungan, semua tetap sama, mantan kekasihku bermain pintar. Ada satu temanku yang memberitahu, mantan kekasihku ini memiliki anak bersama dengann temanku yang lainnya. Suatu pukulann berat untukku saat itu, bahkan aku hampir ingin bunuh diri,” lanjut Vindry, tersenyum tipis saat mengingat dirinya dahulu.

“Kau tidak perlu menceritakannya,” ucap Kendrick, menoleh ke sisi kiri, dan mendapati Vindry yang tersenyum manis. Senyuman yang benar-benar tulus, dan berhasil membuat hatinya berdesir.

“Tidak apa-apa, aku sudah  bisa berdamai dengan keadaan. Sudah empat tahun berlalu, itu sudah cukup untukku melupakkann semuanya, dan tidak menaruh dendam kepada siapapun. Satu yang saya pegang sekarang, jika dia memang untukku, Tuhan akan mempermudah. Tetapi jika dia bukan untukku, Tuhan akan membuka sifat aslinya,” jelas Vindry  dengan tenang dan lembut, sesuai dengan namanya.

“Di mana alamat rumahmu?” tanya Kendrick, mengalihkan pembicaraan. Sedangkan Vindry terkekeh, ia cukup peka dengan pertanyaan Kendrick.

“Nanti akan aku tunjukkan jalannya.”

Kendrick menoleh, “Tidak, aku ingin mengetahui, ada toko kue terdekat atau tidak.”

“Tenang saja, terdapat banyak toko kue di dekat rumahku,” ucap Vindry, hanya diangguki oleh Kendrick.

“Kau benar  seorang penulis?” tanya Kendrick tanpa menoleh, dirinya sedikit mulai penasaran dengan Vindry.

“Iya,” jawab Vindry singkat, atensinya terfokus pada penjual sayur yang sedang mengambil barang dagangan yang berceceran di jalan. Ia menatap Kendrick, “Bisa berhenti sebentar? Aku ingin menolong bapak-bapak tersebut.”

“Aku tidak memiliki banyak waktu.”

Vindry mengangguk dan tersenyum manis, lalu berkata, “Kalau seperti itu, turunkan saja aku di sini, dan kau kembali ke kantor. Lain kali saja bertemu dengan asisten pribadiku.”

Kendrick melirik jam arloji yang melingkar ditangannya, lalu menepikan mobilnya di dekat penjual sayur. Tanpa berbicara apapun, Vindry menyampirkan tas talinya dan berlari menghampiri penjual sayur.

“Kenapa bisa seperti ini, Pak? Apakah ada yang menabrak?” tanya Vindry, membantu mengumpulkan dagangan sayur yang memenuhi jalan. Ia tidak malu dan tidak merasa jijik saat mengambil satu persatu sayuran yang sudah tidak berbentuk.

Penjual sayur yang hampir mendekati usia senja hanya terdiam, tubuhnya sudah ringkih, dann Vindry yang melihatnya merasa kasihan.

“Bapak duduk saja, biar saya yang membereskannya,” ucap  Vindry dengan tulus, membantu bapak penjual sayur tersebut menepi dan duduk di trotoar. Setelah memastikan aman, Vindry mengambil bahan sayur yang masih bagus dan utuh.

Butuh waktu 15 menit untuk Vindry mengumpulkannya, lalu menaruh sepuluh lembar uang pecahan 100 ribu di tas hitam yang tersangkut di gerobak. Ia berjongkok dihadapan Pria paruh baya, dan menggenggam tangan yang sudah keriput.

“Maaf ya, Pak. Saya tidak bisa bantu banyak, lebih hati-hati lagi ya, Pak. Sehat selalu,” ujar Vindry dengan lembut, dan tersenyum saat pria dihadapannya saat ini menatapnya.

“Nona baik sekali. Terimakasih, Nona. Semoga Tuhan memberikan kehidupan yang bahagia untuk Nona.”

Vindry mengangguk, mengusap punggung pria tersebut, lalu beranjak. Ia menaikkan sebelah alisnya saat melihat Kendrick yang sedang memperhatikannya dari balik kursi kemudi, dan terkekeh.

Kendrick mengalihkan atensinya, fokusnya hanya tertuju kepada layar ponselnya. Hingga akhirnya, Vindry kembali  masuk ke dalam mobil dan mengenakan sabuk pengaman.

“Kau memperhatikanku, Tuan?” tanya Vindry, diakhiri dengan terkekeh. Kendrick menoleh dengan tatapan dingin.

Kendrick mengabaikan pertanyaan dari Vindry, lalu menyimpan ponselnya pada dashboard khusus ponsel, dan kembali melajukan kendaraan roda empatnya.

Vindry bergumam, “Kasian yaa, sudah tua, seharusnya beliau hanya di rumah, dan menikmati hasil dari anak-anaknya. Tidak perlu harus bekerja  keras lagi.”

Kendrick hanya mendengarkan, tidak ada niat untuk membalas apa yang diucapkan oleh Vindry. Pemandangan beberap detik yang lalu, cukup membuatnya terkejut. Menurutnya, Vindry seperti punya dua kepribadian.

“Kau hebat, Nona. Mampu membuatku terkesan denganmu. Bagaimana? Itu yang kau inginkan dariku, Nona?”

Vindry terkekeh, “Tidak, Tuan. Aku tidak haus pujian. Oh iya, mommymu mengundangku untuk makan malam di rumahnya,” ucapnya, ia kembali mengingatkan bahwa Mommy mengundangnya untuk makan malam, lalu menatapp Kendrick yang sedang menyetir.

“Kau tidak perlu datang.”

Vindry menggeleng, menatap lurus ke depan, memperhatikan beberapa kendaraan yang melintas di jalan raya, lalu tersenyum manis.

“Tidak baik menolak tawaran dari orangtua, Tuan. Aku akan datang, dengan atau tanpa persetujuanmu.”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terpaksa Menikahi CEO Arogan   Extra Chapter

    “Miquera, kau dengar Mommy?” Vindry menatap anak perempuannya yang bernama Miquera Milo Yumna, dan Miquera hanya terdiam dengan pandangan menunduk. “Terus, Mom. Miquera memang susah sekali diberitahu, kalau sudah kejadian saja baru menangis meraung-raung,” timpal anak laki-laki mengenakan T-shirt berwarna hitam dan celana selutut, Miqueza Milo Intezar. “Abang diam,” tegas Kendrick tanpa membentak, ia menatap Miqueza yang mengulum bibir di sisi kirinya. Vindry menghela nafas, memijat keningnya yang terasa pening. Anak perempuannya yang berusia 5 tahun telah melakukan kesalahan. “Coba jelaskan satu kali lagi kepada Mommy, supaya Mommy tidak salah mengambil sikap kepadamu,” ucap Vindry dengan lembut, membelai surai panjang milik Miquera. Miquera menatap Mommynya yang tersenyum kepadanya, ia bergumam dan memainkan jemarinya. “Aku sedang bermain di taman bersama dengan Abang, lalu Naira mendorongku sampai terjatuh. Aku tidak terima, aku mendorongnya kembali,” ucap Miquera, menatap

  • Terpaksa Menikahi CEO Arogan   Epilog

    “Tujuh tahun dan empat tahun? Jadi, sebelas tahun hukumannya?” Vindry menatap Kendrick yang duduk di sisi kanannya, dan sang suami menganggukkan kepala tanpa menoleh. “Ya, dia pantas mendapatkannya,” ucap Kendrick, menatap sang istri yang bergumam. Mereka berada di dalam ruang persidangan, dan keputusan hakim sudah ditetapkan. Pada persidangan saat ini, Zaiden sebagai pelapor dan Diana sebagai tersangka. Zaiden memenangkan persidangan pada pagi hari ini, Diana ditetapkan bersalah atas laporan yang dibuat oleh Zaiden dengan bukti yang valid. “TIDAK! AKU TIDAK BERSALAH! “ Vindry sedikit terkejut, ini bukan pertama kalinya ia mendengar Diana berteriak di ruang persidangan setelah hakim mengetuk palu. Kendrick merangkul Vindry, membantu istrinya untuk berdiri dan membawanya keluar. Tetapi belum sempat mereka melangkah, Diana kembali berteriak. “KENDRICK, INI SEMUA RENCANAMU UNTUK MENGHANCURKANKU, KAN?” “KAU MANUSIA TIDAK PUNYA HATI!” “ARGHH! LEPASKAN AKU! AKU TIDAK SALAH! AKU DIJ

  • Terpaksa Menikahi CEO Arogan   Chapter 119

    “Kau tidak tergoda dengan Diana, right?” Argantara menatap Zaiden yang menatapnya dengan sebelah alis yang terangkat. Mereka saat ini sedang berada di apartement milik Chandra, bersama dengan Kendrick. “Tidak, Kak Arga. Aku sudah lama juga tidak bertemu dengannya, mungkin sekitar satu bulan,” ujar Zaiden, diangguki oleh Argantara. Chandra menyimpan dua toples di meja, ia baru saja mengambilnya dari dapur. Memilih untuk duduk di sisi kanan Kendrick. “Jadwal sidang pertamamu itu besok, kan?” tanya Chandra, menatap Kendrick yang bergumam. “Besok siang,” jawab Kendrick, diangguki oleh Chandra. “Kau menjadi saksi, right?” tanyanya kepada Argantara. Argantara menganggukkan kepala, “Ya. Aku menjadi saksi dalam kasusmu dan Zaiden,” ujarnya dengan santai. Jangan bertanya ‘bagaimana perasaan Argantara saat ini’, karena jawabannya sangat bahagia. Argantara berhasil membuat Diana ditahan, dan wanita itu harus menghadapi dua kasus yang berbeda. “Kau benar-benar kejam,” celetuk Chandra, meng

  • Terpaksa Menikahi CEO Arogan   Chapter 118

    “Kau bertemu dengan Diana?”Chandra menatap Kendrick yang sedang menyeruput kopi di hadapannya, sahabatnya itu menggelengkan kepala.“Tidak. Aku malas bertemu dengannya jika bukan dipersidangan.”Chandra sangat mengerti, jika ia sedang dipoisisi Kendrick akan melakukan tindakan yang sama, tidak ingin bertemu dengan Diana.“Kau datang ke kantor polisi?” tanya Chandra, ditanggapi dengan bergumam dari Kendrick yang duduk santai di kursi kekuasaan.“Aku hanya mengantar Zaiden, karena Argantara sedang ada urusan ke luar kota. Zaiden bertemu dengan Diana, dan aku mengobrol dengan polisi disana,” jelas Kendrick, menatap Chandra yang sedang menatapnya.“Diana tidak melakukan kekerasan kepada Zaiden?”Kendrick menggelengkan kepala, “Diana memohon kepada Zaiden untuk Zaiden mencabut laporan, supaya dia bisa bebas.”“Masih bisa memohon? Tidak memiliki malu?” gerutu Chandra, ditanggapi dengan tertawa oleh Kendrick.“Diana sejak kapan memiliki urat malu? Dia mengatakan kepada Zaiden, tidak akan m

  • Terpaksa Menikahi CEO Arogan   Chapter 117

    “Kau bahagia?”Kendrick menatap Vindry yang menganggukkan kepala dengan cepat. Mereka saling beradu tatap, dan saling tersenyum manis.“Beberapa bulan cuma di rumah, terus sekarang bisa ada di sini tuh rasanya seperti keluar dari dalam goa,” oceh Vindry, terkekeh dan menatap hamparan laut di depan sana.Angin pada sore hari ini cukup kencang, menerpa surai panjang milik Vindry. Perempuan itu meluruskan kedua kaki, dan mengusap perutnya yang semakin membesar.“Kau baik-baik ya di dalam sana. Sehat terus anak, Mommy,” monolog Vindry, tersenyum manis dan menatap Kendrick yang sedang memperhatikannya.“Menurutmu, anak kita laki-laki atau perempuan?” tanya Kendrick, menatap Vindry yang menaikkan sebelah alis.“Tadi kata dokter kemungkinan laki-laki. Kau berharapnya perempuan pada saat lahir nanti?”Kendrick menggelengkan kepala, hanya memastikan bahwa apa yang ia dengar tadi tidak salah.Sebelum mereka pergi ke pantai, mereka pergi ke rumah sakit untuk check kandungan Vindry, karena sudah

  • Terpaksa Menikahi CEO Arogan   Chapter 116

    “Apakah kau sudah tenang? Dendam yang selama ini kau simpann, sudah terbalaskan?”Kendrick menatap Argantara yang menghela nafas. Sahabatnya itu mengangguk, dan menatapnya .“Sedikit, aku masih menunggu hasil putusan sidang. Aku harus memastikan bahwa Diana mendapatkan hukuman yang setimpal,” ujar Argantara, diangguki oleh Kendrick.“Kau tidak ada yang terluka?” tanya Kendrick, dijawab dengan gelengan kepala.“Tidak ada yang perlu dikhawatirkan, semua aman terkendali,” ucap Argantara, diakhiri dengan tertawa pelan.Rencana yang sudah disusun oleh Argantara selama beberapa tahun ini, berjalan lancar hari ini. Diana sudah ditangkap oleh Polisi, dan ditahan dengan bukti-bukti yang diberikan.“Kalian yakin kalau Bu Dewi tidak ada niatan jahat seperti Diana?” tanya Vindry yang duduk di sebelah Kendrick, menatap keempat pria dewasa didekatnya.Argantara menggeleng kepala, “Bu Dewi ini orang baik, beliau sudah memperingati Diana untuk berhenti dan mencari pekerjaan yang menghasilkan,” ujarn

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status