Share

Kedatangan Rengga

Penulis: Nona Vie
last update Terakhir Diperbarui: 2023-08-26 12:25:38

Naya memandang wajah Rayden dengan lekat. Wajah tampan yang begitu mempesona dan rupawan. Tidak ada celah dan cacat dari fisik yang dimiliki oleh Rayden. Tapi sayang, pria ini cacat dari dalam.

"Aku kira kau gadis penakut yang cengeng, tapi ternyata kau seorang kucing yang begitu buas," Rayden berucap dengan tangan yang masih menahan tubuh Naya di atas tempat tidur.

"Awalnya saya memang takut, tapi setelah saya mengenal Tuan beberapa hari ini, saya menjadi paham, jika orang yang saya takuti hanyalah seorang pria yang butuh sandaran," jawab Naya.

Rayden langsung mendengus, rahangnya langsung mengeras mendengar penuturan Naya barusan. "Kau mau mengatai ku lemah, ha!" geram Rayden. Sepertinya dia merasa begitu tersinggung.

Naya menggeleng pelan, dia masih memandang wajah tampan itu dengan lekat. "Saya tidak pernah melihat kelemahan seseorang, tapi saya hanya melihat apa yang dibutuhkan oleh orang itu," jawab Naya.

"Jiwa jalang mu memang sudah mendarah daging ternyata, betapa banyaknya laki-laki yang sudah menyentuh tubuhmu, dan sekarang kau berniat untuk menggoda ku," geram Rayden.

Naya langsung mengerjapkan matanya mendengar perkataan itu. Terasa sakit, tapi dia harus tahan karena ini akan menjadi makanannya setiap hari. "Apa saya salah ingin menggoda suami sendiri?" tanya Naya.

Rayden terdiam, dia semakin memandang Naya dengan penuh amarah. Rayden merasa dipermainkan.

"Sudah aku bilang, aku tidak pernah menerima pernikahan ini jika bukan karena Mama," dengus Rayden.

"Tapi mau bagaimanapun, saya tetap istri anda Tuan," jawab Naya.

"Aku tidak pernah menganggap mu sebagai istriku!" desis Rayden. "Jadi jangan berharap apapun, apalagi berani menyentuh tubuhku," Rayden berkata dengan begitu geram. Dia menghempaskan tangan Naya dengan kasar dan langsung pergi keruang kerjanya. Meninggalkan Naya sendirian yang hanya bisa menghela nafas panjang.

Naya beranjak, terduduk di atas tempat tidur. Menarik nafasnya dalam-dalam sembari mengusap tangannya yang terasa memanas.

Rayden Bagaspati, pria itu begitu rapuh. Hanya luarnya saja yang terlihat hebat dan gagah, tapi dia hanya seorang pria kesepian. Tidak ada bedanya dengan Naya.

Naya tersenyum tipis dan menunduk, dia harus memikirkan cara lain untuk bisa meraih hati Rayden.

..

Keesokan harinya, Naya dan Rayden berdiri didepan rumah. Mereka memandang kepergian Nyonya Dena yang baru saja masuk kedalam mobil. Hari ini mertua Naya akan pergi ke Jerman. Meninggalkan mereka berdua di rumah ini. Entah apa yang akan terjadi, Naya cukup cemas sebenarnya. Tapi, dia memang harus bertahan demi cita-citanya sekarang.

Naya terkesiap saat Rayden mulai berjalan dan meninggalkannya tanpa sepatah katapun. "Tuan!" panggil Naya.

Rayden tidak berhenti, dia terus berjalan kearah Agra yang sudah membukakan pintu mobil untuknya.

"Tuan tunggu sebentar!" seru Naya kembali. Dia bahkan berlari dan menghalangi Rayden untuk masuk kedalam mobil.

"Jangan sentuh aku!" bentak Rayden. Dia berbalik dan memandang Naya dengan tajam, hingga membuat Naya begitu terkejut.

"Saya hanya ingin meminta izin untuk keluar rumah," ucap Naya. Memandang Rayden yang nampak geram dan emosi. Entahlah, sejak malam itu Rayden terlihat lebih kasar padanya.

"Terserah, kau tidak kembali juga bagus," ketus Rayden. Tanpa mengatakan apapun lagi dia langsung masuk kedalam mobil. Meninggalkan Naya yang hanya bisa membeku di tempatnya.

Agra memandang Naya sekilas dan setelah itu dia juga masuk kedalam mobil sebelum Tuan Bagaspati itu semakin meradang.

Naya menghela nafas, dia memandang nanar kepergian Rayden. Hari ini dia sangat merindukan ibunya. Sudah sangat lama Naya tidak berziarah ke makam. Tapi, jika di pikir-pikir lagi, jika dia keluar rumah, apa Alex tidak akan menemukannya?

Bisa saja Alex masih mencarinya, meski sudah seminggu lebih Naya berada disini, tapi pria itu pasti tidak akan menyerah.

Hidupnya memang tidak mudah, daripada tertangkap, Naya harus menahan rindunya untuk sekarang. Dia lebih memilih masuk kedalam rumah. Tidak tahu harus melakukan apa di rumah sebesar ini. Sudah banyak pelayan yang mengerjakan semua pekerjaan rumah.

"Kanaya," panggil seseorang di ambang pintu. Naya yang baru akan naik keatas tangga langsung menoleh.

Seorang pria muda nampak tersenyum kearahnya. Naya tidak kenal, tapi pria itu malah mengenalnya.

"Siapa?" tanya Naya.

"Apa kau istri Rayden?" tanya pria itu. Dia berjalan mendekat kearah Naya dengan wajah yang terkesan sombong dan angkuh.

"Ya," jawab Naya singkat. Dia juga kembali turun dari tangga dan berjalan menuju pria itu.

"Cukup bagus pilihan dia, masih muda, cantik dan menggairahkan," pria itu berucap sembari menelisik seluruh tubuh dan penampilan Naya. Jelas saja pandangan mata itu membuat Naya risih dan juga kesal.

"Rayden baru saja pergi bekerja," ucap Naya. Mengusir pria itu secara halus. Namun nampaknya pria itu malah terlihat santai dan bahkan dia duduk di sofa dengan gaya angkuhnya.

"Aku kesini memang untuk melihat istri dari kakak sepupuku. Santai saja," jawab pria itu.

Naya terdiam memandang pria menyebalkan ini.

"Aku Rengga kakak ipar," sahutnya dengan tawa kecil.

Naya mendengus dan mengangguk pelan, ternyata putra Paman Rayden. Pantas saja begitu angkuh. Dan pria inilah yang menjadi saingan Rayden di keluarga Bagaspati.

"Sayang sekali kalian menikah secara siri, kenapa dia tidak menikahi mu secara sah ya," gumam Rengga.

"Kenapa memangnya?" tanya Naya.

"Yah, aku hanya berpikir jika dia masih begitu mencintai mantan istrinya," jawab Rengga.

Naya tersenyum tipis dan menggeleng pelan, "aku tidak perduli. Yang jelas sekarang aku adalah istrinya," jawab Naya.

"Benar, tapi terasa menyedihkan saja menjadi istri hanya untuk di manfaatkan. Apa kau tidak sakit hati melihat barang-barang mantan istrinya masih tersimpan rapi di rumah ini," ungkap Rengga.

Naya tertegun, barang-barang mantan istri Rayden? Bukankah mereka sudah berpisah hampir lima tahun. Kenapa masih ada, dan barang yang mana yang di maksud Rengga.

Pria itu tertawa memandang wajah bingung Naya. "Berarti kau belum membuka isi lemarinya ya, dan kau juga harusnya lihat, sebuah piano yang ada diruang tengah itu. Itu adalah piano kesayangan mantan istrinya," ungkap Rengga.

Naya ingat, dia memang pernah melihat piano itu. Dia berpikir jika itu adalah milik Nyonya Dena, tapi ternyata milik mantan istri Rayden.

"Jika nanti dia kembali, kau pasti akan tersingkir," ucapan Rengga membuat Naya kembali menoleh kearahnya.

"Mereka itu masih saling cinta, hanya saja kakak sepupuku yang malang tidak bisa membahagiakan istrinya. Jadi mereka terpisah karena terpaksa. Jika mantan istrinya kembali, aku pastikan, kamu akan semakin tersiksa disini. Apalagi hanya seorang gadis jalanan sepertimu,"

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Terpaksa Menikahi Duda Impoten    Cerita Tentang Rayden

    Hari sudah larut malam, Naya masih belum bisa terpejam. Dia masih terbaring di samping Rayden. Pria itu sudah terlelap setelah dia menangis dan meluahkan rasa kesalnya tadi. Naya memandangi wajah Rayden dengan lekat, meski Rayden jahat tapi hati Naya yang memang lembut dan tidak tegaan begitu mengiba melihat pria ini. Pria yang gagah tapi tidak bisa melakukan hal itu, dan apa artinya kegagahan yang dia miliki, apa artinya kekuasaan yang dia punya jika sebagai seorang lelaki dia tidak berguna.Baru kali ini Naya melihat sisi lemah Rayden, dia yang angkuh, pemarah, dan bersifat bossy nyatanya hanyalah topeng dibalik kelemahan yang dia punya.Rumor yang beredar ternyata benar, dan pantas saja Nyonya Dena begitu berharap Naya bisa menyembuhkan pria ini. Tapi, bagaimana mungkin.Naya menghela nafas, dia beranjak dari sisi Rayden perlahan-lahan agar tidak membangunkan pria itu. Rasanya sangat haus dan dia juga belum bisa tidur saat ini.Naya memilih untuk keluar dari kamar, mencari udara s

  • Terpaksa Menikahi Duda Impoten    Percobaan yang Gagal

    Hari sudah larut malam, Rayden duduk di meja kerja dengan tatapan kosong. Tidak ada yang dia lakukan di sana selain duduk dan termenung. Beberapa saat lalu dia baru saja selesai mengecek laporan saham, dan sekarang tidak ada lagi yang bisa dikerjakan.Bukan tidak ada yang bisa dikerjakan, tapi entah kenapa sesuatu tiba-tiba mengganggu pikiran pria itu.Hingga tidak lama, suara pintu yang terbuka membuat Rayden menoleh. Naya masuk dengan membawa segelas teh hangat ke dalam. Gadis itu terlihat lesu meski dia sudah mencoba untuk tersenyum.“Teh anda, Tuan,” ujarnya.Rayden tidak menjawab, dia hanya memperhatikan Naya dari ujung kaki hingga ujung kepala. Memandangi keseluruhan penampilan dan tubuh Naya. Gadis yang sudah membuat dia tidak menentu beberapa waktu terakhir. Naya cantik, putih dan lembut. Meskipun dia kurus dan lesu, tapi itu tidak mengurangi kecantikan alami yang dia miliki.Ini sudah hari ketiga dia membiarkan Rama tinggal di rumah mewahnya. Apa kini waktunya dia menagih jan

  • Terpaksa Menikahi Duda Impoten    Rasa Benci Ibu tiri Naya

    Naya memandang Evelyn yang berjalan mendekat ke arahnya bersama Nyonya Ambar, ibu tiri Naya. Dada Naya langsung bergemuruh, sudah lama sekali dia tidak bertemu dengan dua wanita ular ini. Masih Naya ingat bagaimana jahatnya mereka yang memfitnah Naya begitu kejam hingga membuat Naya masuk ke dalam rumah pelacuran itu.“Lihat, Ma, dia sudah kurus dan jelek. Meski memakai pakaian mahal tapi sepertinya dia kelelahan melayani sugar Daddynya,” Evelyn memandang Naya dengan pandangan meremeh. Dia tidak menyadari jika perkataannya itu membuat Rayden yang ada di sana juga ikut meradang.Nyonya Ambar melebarkan matanya dan memandang kesal pada Evelyn. Apa gadis itu tidak tahu jika ada Rayden di sini. “Tuan muda Bagaspati, anda ada di sini juga? Ada perlu apa? Apa anda ingin mengatakan sesuatu tentang perusahaan itu?” Nyonya Ambar langsung mendekat ke arah Rayden. Sedangkan Evelyn sedikit terkesiap, sepertinya dia tidak tahu jika Rayden adalah tuan muda Bagaspati itu.Rayden hanya diam, dia me

  • Terpaksa Menikahi Duda Impoten    Bertemu Rama

    Naya langsung bersembunyi di sebalik tubuh Rayden. Dia langsung gemetaran ketika mereka malah berpasasan di depan lobi restauran.Alex tersenyum sinis, dia terus memandangi Naya dengan lekat dan tajam. “Sejauh apapun kau mencoba untuk pergi, kau akan tetap bertemu denganku, Naya.”“Jangan coba-coba untuk menyentuhnya. Apa kau mau masuk rumah sakit lagi?” Rayden menatap tajam Alex. Pria ini tidak juga jera untuk mengganggu dan menakuti Naya. Masih Rayden ingat betapa kejamnya Alex memperlakukan Naya beberapa waktu lalu.Dia memang ingin menjadikan Naya sebagai pelampiasan untuk membuat Alex marah dan cemburu. Tapi jika mengingat bagaimana takutnya Naya dengan pria ini, entah kenapa Rayden menjadi tidak tega.“Untuk kali ini kau bisa membawanya, tapi jangan harap hidup kalian akan tenang sampai kapanpun,” ancam Alex. Dia memandang Rayden penuh benci, dan setelah itu langsung masuk ke dalam restauran.Tapi sebelum itu Alex menyempatkan diri untuk menoleh ke arah Naya. Naya tidak memanda

  • Terpaksa Menikahi Duda Impoten    Kelaparan

    Naya terbangun, dia menggeliatkan tubuhnya yang sudah terasa pegal. Perutnya yang lapar membangunkan dia dari tidurnya yang terasa nyaman. Atau mungkin karena dia sudah merasa bosan.Naya terkesiap saat merasa ada sesuatu yang menyelimuti tubuhnya. Sebuah jas, jas siapa. Pikirnya. Dan yang lebih membuat Naya terkejut tentu saja tatapan mata Rayden yang kini sedang menatapnya dari meja kerja.“Sepertinya kau terlalu nyaman berada di kantorku, ya,”Ucapan Rayden membuat Naya tersenyum getir, dia beranjak dan duduk sambil meraih jas itu. Terasa hangat dan harum aroma maskulin yang ada di jas ini mirip seperti harum aroma … tubuh Rayden.‘Apa ini jasnya,’ batin Naya heran. Dia melirik ke arah Rayden. Pria itu nampak mengemasi barang-barangnya yang ada di atas meja.“Bersihkan wajahmu, kita pergi sekarang.”“Kemana?” tanya Naya tanpa sadar. Bahkan suaranya masih terdengar serak dan berat.Rayden menoleh, memandang Naya dengan pandangan datar tapi itu sudah cukup membuat Naya mengerti untuk

  • Terpaksa Menikahi Duda Impoten    Perusahaan Bagaspati

    “Mau apa kau kemari?” Rayden langsung menyerang Rengga dengan pertanyaan. Wajahnya datar dan tentunya kembali tidak bersahabat. Dan itu membuat Naya semakin merasa takut.Naya memilih mundur, dan berdiri dibalik tubuh Rayden, mengabaikan tatapan Rengga yang sejak tadi tidak pernah lepas dari tubuhnya. Entah apa yang ada di dalam kepala pria itu, tapi Naya benar-benar tidak suka dengan cara Rengga menatapnya. Apalagi Rayden.“Aku hanya ingin meminta laporan keuangan bulan lalu, sekaligus mengajukan beberapa klien seperti biasa.”“Urus itu dengan Agra. Aku tidak punya waktu untuk mengurus kecurigaan kalian,” Rayden kembali menarik tangan Naya dan langsung masuk ke dalam lift. Meninggalkan Rengga yang hanya bisa mencebikkan bibirnya. “Sombong sekali, lihat saja kalau sampai satu tahun kau juga tidak bisa memiliki pewaris, maka kau yang akan merasakan ada di posisiku!” Meskipun mendengar, tapi Rayden tetap mengabaikan perkataan Rengga. Dia memilih dan berdiri di balik pintu lift. Meman

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status