Share

Bab 36

Penulis: Nona Squerpants
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-19 20:41:13

Danu tak bisa berkata apa-apa lagi. Kata-kata seakan menguap dari pikirannya, sementara tatapan sinis Handoko menusuk seperti duri tajam yang tak terlihat.

"Bisa dimulai sekarang, silakan Pak Handoko berikan presentasi terbaik Anda."

Dengan percaya diri yang memancar, Handoko berdiri tegap. Ucapannya mengalir lancar, memaparkan visi dan misi yang, meski terasa menyilaukan, sedikit menarik perhatian Dewa. Tapi tetap saja, ada beberapa hal yang menurut Dewa terasa kurang.

Kini giliran Danu. Ia menarik napas dalam, mencoba meredam kegugupan yang semakin membuncah. Sesaat sebelum mulai berbicara, matanya melirik ke arah Dewa. Rasa tak percaya diri begitu kuat mencengkeramnya.

Presentasi dari kedua perusahaan pun selesai. Dewa berbisik sesuatu pada Lily, juga Roby Keduanya mengangguk bersamaan, menandakan keputusan sudah bulat. Di sisi lain, Danu dan Handoko menanti penuh harap dan kecemasan, masing-masing memendam pikiran sendiri, perusahaan siapa yang pantas memegang proyek besar ini?

"
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Terpaksa Menikahi Pacar Kakak   Bab 37

    "Heh, Bung! Kembalikan bola kami."Suara seorang pria bertopi terdengar nyaring, tangannya terulur menuntut. Tak ada rasa sesal, tak ada permintaan maaf. Padahal bola yang mereka lempar sudah melukai Tara."Malah bengong, tuli?" Pria itu melangkah mendekat, dua temannya mengikuti dari belakang, gerak mereka menyiratkan ancaman.Dewa hanya menatap dingin, matanya tajam seperti mata pisau. Ia memungut bola basket itu dengan tenang—terlalu tenang. Lalu, tanpa aba-aba, ia melempar bola itu sekuat tenaga. Tepat menghantam wajah pria bertopi.Tara terpaku. Mulutnya ditutup kedua tangan, tubuhnya membeku dalam keterkejutan."Kamu nggak waras?!" pekik pria bertopi, darah merembes dari hidungnya, tangannya buru-buru mengusap."Apa kalian juga waras?! Sembarangan melempar bola sampai kena lengan istri saya?!" Dewa membalas, suaranya meledak, menggetarkan udara.Ketiganya tertawa. Bukan tawa gembira, tapi tawa yang meremehkan, mengejek. Pria bertopi melangkah lagi, kini berdiri tepat di samping

  • Terpaksa Menikahi Pacar Kakak   Bab 36

    Danu tak bisa berkata apa-apa lagi. Kata-kata seakan menguap dari pikirannya, sementara tatapan sinis Handoko menusuk seperti duri tajam yang tak terlihat."Bisa dimulai sekarang, silakan Pak Handoko berikan presentasi terbaik Anda."Dengan percaya diri yang memancar, Handoko berdiri tegap. Ucapannya mengalir lancar, memaparkan visi dan misi yang, meski terasa menyilaukan, sedikit menarik perhatian Dewa. Tapi tetap saja, ada beberapa hal yang menurut Dewa terasa kurang.Kini giliran Danu. Ia menarik napas dalam, mencoba meredam kegugupan yang semakin membuncah. Sesaat sebelum mulai berbicara, matanya melirik ke arah Dewa. Rasa tak percaya diri begitu kuat mencengkeramnya. Presentasi dari kedua perusahaan pun selesai. Dewa berbisik sesuatu pada Lily, juga Roby Keduanya mengangguk bersamaan, menandakan keputusan sudah bulat. Di sisi lain, Danu dan Handoko menanti penuh harap dan kecemasan, masing-masing memendam pikiran sendiri, perusahaan siapa yang pantas memegang proyek besar ini?"

  • Terpaksa Menikahi Pacar Kakak   Bab 35

    "Mulai detik ini, kamu dilarang memakai motor pergi ke kampus."Tara tercengang. Matanya membesar, mulutnya setengah terbuka. Ucapan Dewa barusan seperti petir di siang bolong. Hanya karena pesan misterius itu, Dewa kini mengatur gerak-geriknya seketat itu."Nggak bisa gitu, nanti yang ada semua curiga lihat aku ke kampus pakai mobil," sanggah Tara, nada suaranya sedikit meninggi."Keselamatanmu lebih penting, biarkan saja mereka mau heran atau terkejut," ucap Dewa, matanya menatap lurus, wajahnya tetap tegang, seperti tak bisa menerima bantahan."Bagaimana kalau semua orang tahu siapa kak Dewa sebenarnya?" lirih Tara, ada kegelisahan di matanya.Oma, yang sejak tadi diam di kursinya, mengerutkan kening, bingung dengan arah pembicaraan. Dewa tersadar, buru-buru menggenggam pergelangan tangan Tara dan menariknya masuk ke kamar."Oma, kami ke kamar dulu, ya," ucap Dewa cepat-cepat, nyaris setengah berlari.Oma hanya menggeleng pelan, napasnya terdengar berat, sementara Dewa dan Tara sud

  • Terpaksa Menikahi Pacar Kakak   Bab 34

    "Heh, Dara... pasti kamu yang suka traktir Tara, ya? Besok-besok jangan lagi, bisa-bisa uang sakumu habis nggak bersisa."Wanita yang berdiri sambil bertolak pinggang itu ternyata Liora. Tara hanya menggeleng pelan, sudah biasa mendengar ucapan kakaknya yang selalu saja meremehkan."Nggak, Kak Liora. Ini semua Tara yang traktir, kok," sahut Dara dengan nada tenang.Liora menatap Dara, terdiam sejenak, lalu tertawa lepas penuh ejekan."Jangan ngarang, deh. Mana bisa Tara traktir kamu di kafe semahal ini? Gaji suaminya aja, paling cuma tiga juta.""Suami Tara kan CEO—"Belum sempat Dara melanjutkan, Tara buru-buru menutup mulut sahabatnya dengan telapak tangan. Ia lupa mengingatkan Dara sebelumnya kalau status Dewa sebagai CEO masih harus dirahasiakan, bahkan dari kakaknya dan kedua orang tuanya."Mending Kak Liora pulang aja, deh. Ngeliatnya... sesak," ucap Tara, pandangannya melirik ke arah perut Liora yang tampak membesar.Tatapan Liora langsung tajam, menusuk balik ke mata Tara. Den

  • Terpaksa Menikahi Pacar Kakak   Bab 33

    Lily, sekretaris Dewa, tengah sibuk membawa keluar semua barang-barang milik Samuel dari meja kerja Dewa.“Lily… tunggu!”Baru saja Lily menyerahkan barang-barang itu pada office boy, Samuel muncul dengan langkah tergesa, wajahnya menegang.“Kenapa kamu kasih ke office boy? Semua barang itu buat Pak Dewa,” suaranya nyaris meledak, mata menatap Lily tajam.“Maaf, Pak Samuel… Tapi Pak Dewa yang menyuruh membuang semua barang pemberian Bapak,” jawab Lily pelan, hati-hati.Samuel terdiam, dagunya mengeras. “Apa… Pak Dewa sangat marah?”“Pak Dewa marah besar. Dan beliau tidak suka semua barang-barang itu,” ujar Lily lagi, kali ini lebih lirih.Samuel menarik napas cepat. “Kalau begitu, aku harus ketemu Pak Dewa. Aku harus minta maaf langsung.”Tanpa menunggu jawaban, Samuel berbalik. Langkahnya cepat dan penuh tekad.Lily berusaha menyusul langkah cepat Samuel. Wajahnya penuh kecemasan, sementara Samuel melangkah mantap, seolah tak peduli pada apapun di sekelilingnya. Langkahnya yang panja

  • Terpaksa Menikahi Pacar Kakak   Bab 32

    "Kak Liora, kenapa?"Liora masih memegangi perutnya, wajahnya tampak menahan rasa tidak nyaman. Sementara itu, Dewa hanya memutar bola matanya dengan malas. Dalam hati, Dewa sangat paham dengan keadaan Liora yang berusaha menahan mualnya.Tara melangkah mendekat ke arah kakaknya, tapi tangannya sempat dicegah oleh Dewa. Meski begitu, Tara tetap bersikeras ingin menghampiri Liora."Aku nggak apa-apa, nggak usah sok khawatir," sahut Liora dengan nada ketus, berusaha menyembunyikan rasa sakitnya.Dewa mengangkat bahu, dingin, "Kita pulang saja. Manusia macam itu nggak pantas dikasihani."Tara hanya melangkah menjauh, berusaha keluar dari rumah, sedangkan Liora menatapnya dengan tatapan penuh kesal.Baru beberapa langkah, Liora tiba-tiba menghentikan langkah Tara. Ia tak mampu menahan keingintahuannya."Tara... apa yang kamu bawa itu?"Tara dan Dewa berbalik, saling berpandangan dengan dahi berkerut penuh tanya."Bukan apa-apa, ini cuma jajanan dari mini market," jawab Tara cepat."Sejak

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status