Barbara menoleh sekilas pada Raja dengan wajah sumringah, lalu pria itu memberi isyarat seolah mengatakan lakukanlah sesukamu. Raja berjalan mengikuti dari belakang dengan kedua tangan di dalam saku celana.Semua pegawai toko sibuk membantu Barbara memilih pakaian, sepatu, tas, bahkan aksesori yang sesuai dan cocok untuk wanita itu. Dengan gaya tengilnya, Barbara hanya duduk santai sambil menunggu para pelayan membawakan model-model pakaian untuknya."Bagaimana dengan yang ini, Nona?"Barbara menggelengkan kepalanya. "Tidak! Aku tidak suka modelnya, norak!"Para pelayan bahkan sang manajer benar-benar dibuat kelelahan oleh Barbara. Gadis itu benar-benar menghukum mereka karena sudah merendahkannya. Dengan gaya santai dan tengil, Barbara sepertinya sangat menikmati kegiatan ini, memanfaatkan kesempatan ini untuk mengubah situasi yang awalnya tidak menyenangkan menjadi sesuatu yang menghibur baginya.Sementara itu, Raja hanya memperhatikan istri kontraknya dari kejauhan. Wajahnya terus
Di Jakarta, Prisil tengah mempersiapkan penginapan untuk istri kedua suaminya. Ia sengaja menyewakan kamar di sebuah hotel mewah dengan fasilitas yang lengkap. Wanita itu akan memperlakukan Barbara selayaknya.Untuk sementara, Barbara akan tinggal di hotel sampai Raja dan Prisil mendapatkan solusi tentang tempat tinggal mereka nanti. Tidak mungkin mereka membawa Barbara tinggal bersama di rumah keluarga Harisson."Ayo Barbara, kita sudah sampai."Raja membukakan pintu mobil Barbara. Gadis itu keluar dari mobil dengan tatapan takjub menatap gedung di hadapannya yang menjulang tinggi.Gedung ini lebih besar dan mewah dari hotel sebelumnya."Wow.. besar sekali, Tuan. Apa ini rumah anda?""Bukan ini hotel. Sementara kamu akan tinggal di sini.""Benarkah?" ucapnya sumringah. Raja memberikan anggukan sebagai jawaban.Raja membawa Barbara masuk ke dalam hotel yang di sambut ramah oleh para pelayan."Selamat datang, Tuan."Raja membalas dengan senyuman ramah."Mas!" panggil Prisil yang berada
Ceklek!Barbara keluar dari kamar mandi menggunakan bathdrobe dan handuk yang melilit kepalanya. Sementara Raja duduk di sofa fokus pada layar ponsel, mengecek laporan yang dikirim asistennya."Lho kemana Nyonya Prisil?" Prisil meniti setiap ruangan mencari sosok wanita itu."Dia sudah pulang," jawab Raja tanpa memalingkan wajahnya dari layar ponsel."Oo.." Kepalanya manggut-manggut.Barbara duduk di depan meja rias, mengeringkan rambutnya yang basah dengan handuk."Tuan tidak ikut pulang?""Kenapa? Kau tidak suka saya berada di sini?""Bukan seperti itu...""Aku akan bermalam di sini bersamamu," potong Raja yang masih fokus pada ponselnya.Barbara berdecak kesal, namun sejurus kemudian ia langsung teringat jika misinya adalah mengandung anak dari Tuannya. Gegas gadis itu melempar sembarang handuk yang mengeringkan kepalanya lalu menghampiri Raja yang tengah duduk serius menatap layar ponsel.Grep!Barbara langsung memeluk Raja dari samping, gadis itu duduk di sampingnya.Raja tersent
Grep!Raja memeluk Prisil dari belakang saat mereka sudah berada di kamar. Rindu sekali, sudah dua hari ini pria itu tidur tidak memeluk istrinya. Biasanya, setiap malam, ia selalu tidur dengan memeluk Prisil. Pelukan itu bukan hanya sebagai bentuk kasih sayang, tetapi juga sebagai cara Raja untuk merasa tenang dan nyaman.Prisil tersenyum merasakan pelukan hangat suaminya. Ia membalas dengan menggenggam erat tangan Raja yang memeluk pinggangnya. Mereka berdua saling menikmati kehadiran satu sama lain.Raja mencium lembut puncak kepala Prisil, mengungkapkan rasa rindunya yang tulus. "Aku merindukanmu, Sayang," ucapnya pelan di telinga Prisil, membuat hati mereka semakin terhubung dalam keintiman."Aahh.. Sshh.. Mas!" desah Prisil saat Raja menjilat kemudian menggigit gemas kupingnya.Raja membalik tubuh Prisil untuk berhadapan dengannya. Sesaat kemudian, pria itu menarik tengkuk Prisil dan mencodongkan wajahnya. Bibir Raja mendarat di bibir ranum Prisil yang selalu membuatnya merindu.
“Uuugghh..” lenguhan sepasang suami istri itu terdengar setelah mereka mencapai puncak bersama.Tubuh mereka berdua berkeringat di atas kasur. Kenikmatan itu begitu luar biasa, sehingga membuat tubuh keduanya merasa lemas.Raja berbaring menindih tubuh Prisil, menikmati pelepasannya. Nafas mereka berdua terengah-engah, kepala masih di penuhi kabut kenikmatan.Luar biasa memang rasanya jika bercinta dengan orang yang kita cintai. Mencapai puncak bersama, berbagi peluh sungguh tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.Raja membuka matanya lalu menatap dalam istrinya yang terlihat lelah, dengan senyum bahagia.Pria itu mengecup kening istrinya sebelum berpindah ke samping tubuh Prisil.Cuph!“Mas,” panggil Prisil seraya menutupi tubuh polos mereka dengan selimut.“Heum,” sahut Raja sambil merebahkan tubuh Prisil ke dalam dekapannya.Prisil meletakkan kepalanya di dada Raja. Jari-jari halus Prisil bermain-main di atas dadanya, menciptakan sentuhan yang penuh kasih sayang di antara mereka.
Raja menarik nafas panjang, memikirkan permintaan istri tercintanya. "Lakukanlah yang menurutmu baik. Aku akan menuruti keinginanmu," ucapnya dengan rasa mendalam akan kebahagiaan Prisil.Prisil mendongakkan wajahnya, mata mereka bertemu, menatap wajah suaminya dengan mata yang penuh harap, "Benarkah?" Raja, dengan penuh keyakinan, menganggukkan kepala sebagai jawaban.Wanita berusia dua puluh enam tahun itu pun tersenyum senang, walau pun ia harus rela berbagi suami pada wanita lain.“Terima kasih, Mas.” Prisil mencium pipi suaminya, sebelum pria itu masuk ke mobil."Segitu senangnya kamu ingin berbagi suamimu pada wanita lain.""Mas!"Sungguh, sejujurnya Prisil juga tidak ingin berbagi suami dengan wanita lain. Istri mana yang rela melihat suaminya bersama wanita lain. Tapi itu semua ia lakukan demi kebahagiaan keluarga besarnya dan juga suaminya.Sementara itu, Frans adalah seorang abdi negara yang memiliki jadwal kerja yang kadang-kadang tidak teratur. Hari ini, ia memiliki libur
Di tempat lain, Prisil duduk di sebuah kafe untuk bertemu dengan para kandidat calon istri kontrak untuk suaminya."Selamat siang, Bu," sapa seorang wanita bertubuh tinggi, putih, berpakaian seksi dengan rambut sebahu.Jika dilihat dari penampilannya sepertinya wanita ini masuk dalam kriteria suaminya.Prisil sangat tahu seperti apa suaminya, Raja adalah pria yang setia, baik dan bertanggung jawab. Sebelumnya Raja tidak pernah pacaran dengan wanita mana pun, Prisil adalah wanita pertama yang membuatnya jatuh cinta pada pandangan pertama.Pernikahan Raja dan Prisil hasil dari perjodohan yang Kakek Danuarta pilihkan. Karena Raja yang tak kunjung membawa seorang wanita atau mengenalkan calonnya pada keluarga besar, akhirnya membuat kakek Danuarta gemas sendiri dan segera mencarikan calon cucu mantu untuk cucu kesayangannya.Untunglah saat pertemuan pertama keduanya langsung klik dan jatuh cinta. Sampailah mereka menikah hingga sekarang menjalani 4 tahun pernikahan hubungan Raja dan Prisi
Usai menyelesaikan permainan panas, mereka membersihkan diri di bawah shower. Setelahnya mereka berpakaian dan turun ke lantai bawah untuk bergabung makan malam bersama keluarga besar Raja."Malam, Kakek.""Malam cucu-cucuku.""Papa belum pulang, Mah?" tanya Raja."Belum, katanya ada pertemuan dengan temannya."Raja mengangguk-anggukkan kepalanya. Lantas pria itu menarik kursi dan duduk di sebelah kanan sang kakek dan kiri istrinya.Suasana makan malam berjalan syahdu. Seluruh keluarga duduk di meja makan, di mana aroma hidangan yang lezat menguar di udara. Mereka menikmati hidangan bersama, sambil berbincang-bincang ringan yang membuat suasana semakin hangat."Raj, besok kamu jadi ke Bandung?" tanya Amel di sela-sela santapannya.Raja mengangguk seraya mengunyah makanannya."Berapa lama kamu di sana?" Kini kakek Danuarta yang bertanya."Inginnya segera pulang jika urusan di sana sudah selesai. Karena aku tidak bisa jauh-jauh dari istri tercintaku ini," ucap Raja seraya menoleh pada P