Grep!Raja memeluk Prisil dari belakang saat mereka sudah berada di kamar. Rindu sekali, sudah dua hari ini pria itu tidur tidak memeluk istrinya. Biasanya, setiap malam, ia selalu tidur dengan memeluk Prisil. Pelukan itu bukan hanya sebagai bentuk kasih sayang, tetapi juga sebagai cara Raja untuk merasa tenang dan nyaman.Prisil tersenyum merasakan pelukan hangat suaminya. Ia membalas dengan menggenggam erat tangan Raja yang memeluk pinggangnya. Mereka berdua saling menikmati kehadiran satu sama lain.Raja mencium lembut puncak kepala Prisil, mengungkapkan rasa rindunya yang tulus. "Aku merindukanmu, Sayang," ucapnya pelan di telinga Prisil, membuat hati mereka semakin terhubung dalam keintiman."Aahh.. Sshh.. Mas!" desah Prisil saat Raja menjilat kemudian menggigit gemas kupingnya.Raja membalik tubuh Prisil untuk berhadapan dengannya. Sesaat kemudian, pria itu menarik tengkuk Prisil dan mencodongkan wajahnya. Bibir Raja mendarat di bibir ranum Prisil yang selalu membuatnya merindu.
“Uuugghh..” lenguhan sepasang suami istri itu terdengar setelah mereka mencapai puncak bersama.Tubuh mereka berdua berkeringat di atas kasur. Kenikmatan itu begitu luar biasa, sehingga membuat tubuh keduanya merasa lemas.Raja berbaring menindih tubuh Prisil, menikmati pelepasannya. Nafas mereka berdua terengah-engah, kepala masih di penuhi kabut kenikmatan.Luar biasa memang rasanya jika bercinta dengan orang yang kita cintai. Mencapai puncak bersama, berbagi peluh sungguh tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.Raja membuka matanya lalu menatap dalam istrinya yang terlihat lelah, dengan senyum bahagia.Pria itu mengecup kening istrinya sebelum berpindah ke samping tubuh Prisil.Cuph!“Mas,” panggil Prisil seraya menutupi tubuh polos mereka dengan selimut.“Heum,” sahut Raja sambil merebahkan tubuh Prisil ke dalam dekapannya.Prisil meletakkan kepalanya di dada Raja. Jari-jari halus Prisil bermain-main di atas dadanya, menciptakan sentuhan yang penuh kasih sayang di antara mereka.
Raja menarik nafas panjang, memikirkan permintaan istri tercintanya. "Lakukanlah yang menurutmu baik. Aku akan menuruti keinginanmu," ucapnya dengan rasa mendalam akan kebahagiaan Prisil.Prisil mendongakkan wajahnya, mata mereka bertemu, menatap wajah suaminya dengan mata yang penuh harap, "Benarkah?" Raja, dengan penuh keyakinan, menganggukkan kepala sebagai jawaban.Wanita berusia dua puluh enam tahun itu pun tersenyum senang, walau pun ia harus rela berbagi suami pada wanita lain.“Terima kasih, Mas.” Prisil mencium pipi suaminya, sebelum pria itu masuk ke mobil."Segitu senangnya kamu ingin berbagi suamimu pada wanita lain.""Mas!"Sungguh, sejujurnya Prisil juga tidak ingin berbagi suami dengan wanita lain. Istri mana yang rela melihat suaminya bersama wanita lain. Tapi itu semua ia lakukan demi kebahagiaan keluarga besarnya dan juga suaminya.Sementara itu, Frans adalah seorang abdi negara yang memiliki jadwal kerja yang kadang-kadang tidak teratur. Hari ini, ia memiliki libur
Di tempat lain, Prisil duduk di sebuah kafe untuk bertemu dengan para kandidat calon istri kontrak untuk suaminya."Selamat siang, Bu," sapa seorang wanita bertubuh tinggi, putih, berpakaian seksi dengan rambut sebahu.Jika dilihat dari penampilannya sepertinya wanita ini masuk dalam kriteria suaminya.Prisil sangat tahu seperti apa suaminya, Raja adalah pria yang setia, baik dan bertanggung jawab. Sebelumnya Raja tidak pernah pacaran dengan wanita mana pun, Prisil adalah wanita pertama yang membuatnya jatuh cinta pada pandangan pertama.Pernikahan Raja dan Prisil hasil dari perjodohan yang Kakek Danuarta pilihkan. Karena Raja yang tak kunjung membawa seorang wanita atau mengenalkan calonnya pada keluarga besar, akhirnya membuat kakek Danuarta gemas sendiri dan segera mencarikan calon cucu mantu untuk cucu kesayangannya.Untunglah saat pertemuan pertama keduanya langsung klik dan jatuh cinta. Sampailah mereka menikah hingga sekarang menjalani 4 tahun pernikahan hubungan Raja dan Prisi
Usai menyelesaikan permainan panas, mereka membersihkan diri di bawah shower. Setelahnya mereka berpakaian dan turun ke lantai bawah untuk bergabung makan malam bersama keluarga besar Raja."Malam, Kakek.""Malam cucu-cucuku.""Papa belum pulang, Mah?" tanya Raja."Belum, katanya ada pertemuan dengan temannya."Raja mengangguk-anggukkan kepalanya. Lantas pria itu menarik kursi dan duduk di sebelah kanan sang kakek dan kiri istrinya.Suasana makan malam berjalan syahdu. Seluruh keluarga duduk di meja makan, di mana aroma hidangan yang lezat menguar di udara. Mereka menikmati hidangan bersama, sambil berbincang-bincang ringan yang membuat suasana semakin hangat."Raj, besok kamu jadi ke Bandung?" tanya Amel di sela-sela santapannya.Raja mengangguk seraya mengunyah makanannya."Berapa lama kamu di sana?" Kini kakek Danuarta yang bertanya."Inginnya segera pulang jika urusan di sana sudah selesai. Karena aku tidak bisa jauh-jauh dari istri tercintaku ini," ucap Raja seraya menoleh pada P
Setelah merampungkan urusannya dengan Luis dan menyelesaikan masalah perusahaan di Bandung, Raja merasa puas dengan hasil kerjanya. Namun, pikirannya sudah terbang kembali ke Jakarta, dan merindukan istrinya yang padahal baru sehari berpisah. Pria itu memutuskan untuk pulang ke Jakarta malam itu juga. Raja berangkat menggunakan mobil pribadi dan menyetir sendiri. Ia lebih suka melakukan perjalanan sendirian, menikmati momen kesendirian dan ketenangan di dalam mobil. Saat mobilnya melaju membelah jalanan, tiba-tiba dari arah depan muncul seorang wanita yang melambaikan tangan ke arah mobil Raja. Khawatir bahwa wanita tersebut mungkin membutuhkan bantuan, Raja memutuskan untuk menepikan mobilnya dan menyapanya. Dengan senyum ramah, Raja membuka jendela mobil, namun sebelum ia sempat bertanya, wanita itu langsung saja masuk ke dalam mobil dan duduk di samping kursi kemudi. Raja sempat terkejut, namun sebelum ia bisa menyuarakan kebingungannya, wanita itu meminta Raja untuk kembali me
Setelah mendapatkan alamat yang dimaksud, Raja segera memutar balik mobilnya menuju tempat tujuan. Mobil Raja berhenti tepat di depan sebuah gedung yang terlihat ramai, meskipun malam telah larut, tempat itu malah semakin terasa hidup. Sorot lampu-lampu neon menyinari jalanan dan memancarkan cahaya yang khas dari tempat hiburan malam.Raja terdiam sejenak, mata melihat sekeliling. Ternyata, gedung di depannya adalah tempat hiburan malam yang dikenal luas. Suasana semakin hidup dengan banyak laki-laki yang tampak gelisah, haus akan belaian, dan para wanita dengan pakaian yang mengundang berjejer siap melayani para pria hidung belang.Raja merasa tercengang dan bingung, selama ini ia tidak pernah pergi ke tempat seperti ini sendiri, hanya sekali dan saat itu bersama Luis yang mengajaknya sewaktu mereka kuliah di luar negeri. Dalam kebingungannya, Raja menyusuri lorong-lorong setiap ruangan untuk mencari keberadaan sosok wanita yang bernama Barbara Gulabi ."Hai, tampan! Mau main bersama
Raja pun hanya bisa pasrah, duduk sendirian di kursi itu. Benar saja, tak lama setelah Barbara pergi, dua wanita mendekati Raja. Satu di antaranya langsung mengambil posisi duduk di atas pangkuannya, sedangkan yang lain bergelayut manja memeluk Raja dari belakang.Raja terkejut, namun dengan sopan dan baik, pria itu menolak sentuhan wanita-wanita itu. Meskipun ditolak, kedua wanita itu tetap berusaha, mencoba merayu dan menggoda Raja agar tertarik pada mereka.Raja tetap tegas dalam penolakannya, mencoba untuk tidak terbawa suasana yang semakin panas di dalam ruangan tersebut. Ia mengungkapkan dengan jelas bahwa ia datang bukan untuk mencari hiburan pribadi."Hei! Apa yang kalian lakukan pada pelangganku?" sentak Barbara yang baru muncul."Cih, pelangganmu sepertinya tidak normal," cibir salah satu wanita yang beranjak dari pangkuan Raja."Iya dia tidak tertarik pada wanita," timpal satu yang lainnya."Udah sana kalian pergi saja