Share

Kekacauan yang Terjadi

last update Last Updated: 2025-06-01 10:57:46

“Terlalu berlebihan,” gerutu Jihan lirih, suaranya nyaris tak terdengar dan pandangannya sengaja ia alihkan ke arah jendela.

Bayu yang tengah duduk di sofa, masih dengan gelas kosong bekas susu hangat di tangannya, mengerutkan alis. Suara pelan itu tak luput dari telinganya.

“Apa kamu bilang?” tanyanya dengan nada setengah tidak terima. Sorot matanya tajam, menuntut penjelasan.

Jihan menghela napas pelan, lalu menatap Bayu dengan pandangan penuh pertimbangan. Ia tahu kata-katanya barusan cukup menyinggung, tapi ia tak berniat menyakiti.

“Terlalu berlebihan, Mas,” ulangnya, kali ini lebih tegas. “Saya bukan ibu hamil yang manja yang hanya rebahan saja sepanjang hari. Justru kalau saya nggak ngapa-ngapain, malah jadi bete. Bosan.”

Bayu meletakkan gelas di atas meja dan bersandar. Jemarinya saling bertaut, menandakan ia mencoba menahan emosi. Tapi tak ada amarah, hanya kekhawatiran yang terlalu besar.

“Ya, saya tahu kamu bukan tipe yang manja. Kamu wanita mandiri, Jihan. Bahkan terlalu m
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Terpaksa Menjadi Ibu Pengganti CEO Arogan   Kita akan Bersama, Selamanya

    Jihan hanya diam. Pandangannya menunduk, matanya menatap kosong ke arah lantai seolah mencari kekuatan dari permukaan datar yang tak mampu memberi jawaban.Namun perlahan, ia menganggukkan kepala. Gerakannya nyaris tak terlihat, seolah keputusan itu berat hingga tubuhnya pun enggan menyetujuinya.“Sesuai dengan perjanjian pernikahan yang sudah kami sepakati... saya harus merelakan, meski itu sangat sulit dan berat,” ucapnya lirih.Melvin yang sejak tadi memperhatikannya, hanya bisa mengangguk pelan. Ia lalu menepuk pelan pundak Jihan, penuh empati.Sentuhan itu ringan, namun terasa hangat. Seakan ingin mengatakan bahwa Jihan tak sendiri, meski kenyataannya ia harus menanggung semua perasaan itu sendiri.“Kamu adalah wanita hebat yang pernah aku temukan, Jihan,” ucap Melvin, senyumnya tipis, tulus dari hati.“Tapi, kamu percaya bahwa jodoh tidak akan ke mana, kan? Bisa jadi... dari istri siri, jadi istri sungguhan.”Kata-kata itu menggantung di udara. Lalu Melvin beranjak pergi, mening

  • Terpaksa Menjadi Ibu Pengganti CEO Arogan   Pertanyaan Jebakan

    Esok harinya.Matahari pagi baru saja menyinari gedung kantor dengan semburat hangat ketika Jihan melangkah masuk ke ruang kerjanya.Ia mengenakan blus longgar berwarna krem dan rok kerja hitam yang sederhana namun rapi. Senyumnya tipis, tapi sorot matanya menunjukkan tekad yang masih utuh.Ia duduk di kursinya, menyusun dokumen yang kemarin belum sempat disentuh. Ruangan masih sepi.Sesekali matanya melirik ke arah ruang kerja Bayu yang tertutup rapat dan belum menyala lampunya.“Kayaknya Pak Bayu masih di rumah. Mbak Nadya mabuk parah soalnya,” gumamnya pelan, sambil membuka laptop.Pikirannya melayang pada kejadian semalam—pertengkaran tak langsung antara hati dan logika.Ia tahu posisinya rumit, berada di antara seorang pria yang tidak mencintainya dan seorang wanita yang merasa kehilangan.Tak lama kemudian, pintu ruangannya diketuk ringan dan terbuka. Melvin masuk sambil membawa beberapa map berisi dokumen.Ia mengenakan kemeja biru muda dengan lengan tergulung, penampilannya te

  • Terpaksa Menjadi Ibu Pengganti CEO Arogan   Memberitahu Melvin

    Bayu memapah tubuh Nadya dengan hati-hati, melewati lorong kamar yang senyap dan hanya diterangi temaram lampu dinding.Pelan-pelan, ia meletakkan tubuh istrinya yang lunglai ke atas ranjang empuk berlapis seprai putih.Aroma alkohol masih tajam menyeruak dari napas Nadya, membuat Bayu memejamkan mata sesaat dan menghela napas berat.Ia menatap wajah Nadya yang terlelap dalam keadaan mabuk berat. Rambutnya berantakan, pipinya merah merona akibat pengaruh alkohol, dan sesekali terdengar gumaman tak jelas dari bibirnya.Bayu hanya bisa memandang dalam diam, dengan sorot mata yang menyiratkan kebingungan dan kelelahan."Benar-benar aneh," gumamnya lirih. "Kamu yang memohon agar Jihan menerima permintaanmu. Tapi kamu juga yang menyalahkannya, menganggap dia sebagai perebut…"Bayu menarik kursi kecil di samping ranjang dan duduk. Ia menyandarkan tubuh ke sandaran kursi, matanya tak lepas dari wajah Nadya.Ia masih mengingat dengan jelas betapa keras Nadya mendesak agar Bayu menikahi Jihan,

  • Terpaksa Menjadi Ibu Pengganti CEO Arogan   Kekacauan yang Terjadi

    “Terlalu berlebihan,” gerutu Jihan lirih, suaranya nyaris tak terdengar dan pandangannya sengaja ia alihkan ke arah jendela.Bayu yang tengah duduk di sofa, masih dengan gelas kosong bekas susu hangat di tangannya, mengerutkan alis. Suara pelan itu tak luput dari telinganya.“Apa kamu bilang?” tanyanya dengan nada setengah tidak terima. Sorot matanya tajam, menuntut penjelasan.Jihan menghela napas pelan, lalu menatap Bayu dengan pandangan penuh pertimbangan. Ia tahu kata-katanya barusan cukup menyinggung, tapi ia tak berniat menyakiti.“Terlalu berlebihan, Mas,” ulangnya, kali ini lebih tegas. “Saya bukan ibu hamil yang manja yang hanya rebahan saja sepanjang hari. Justru kalau saya nggak ngapa-ngapain, malah jadi bete. Bosan.”Bayu meletakkan gelas di atas meja dan bersandar. Jemarinya saling bertaut, menandakan ia mencoba menahan emosi. Tapi tak ada amarah, hanya kekhawatiran yang terlalu besar.“Ya, saya tahu kamu bukan tipe yang manja. Kamu wanita mandiri, Jihan. Bahkan terlalu m

  • Terpaksa Menjadi Ibu Pengganti CEO Arogan   Turuti Saja Perintah Saya

    Jihan tertawa lepas mendengar ocehan Bayu yang tampaknya tidak kuat menghadapi rasa pedas.Suaranya melengking pelan, wajahnya bersinar senang seperti anak kecil yang berhasil menjahili temannya.“Nggak akan membunuh kok, Mas. Ini tuh enak. Mas Bayu aja yang lemah,” cibir Jihan dengan nada menggoda sambil menyendok tahu gejrot lagi dan memasukkannya ke mulutnya sendiri, wajahnya puas menikmati rasa pedas asam manis yang melekat di lidah.Bayu menghela napas panjang, tapi sorot matanya berubah. Seolah harga dirinya sebagai seorang pria—apalagi seorang suami—telah terusik.Tanpa berkata apa-apa, ia meraih piring tahu gejrot dari tangan Jihan dengan gerakan cepat dan mantap. Jihan terperanjat, tidak menyangka Bayu akan seberani itu.“Biar saya habiskan. Kamu pikir saya lemah? Tentu saja tidak!” ucapnya lantang, meski tatapannya sekilas masih menunjukkan sedikit keraguan.Ia mulai menyendok satu potong tahu lagi, lalu menelannya dengan penuh perjuangan. Rasa pedas menyambar langsung begit

  • Terpaksa Menjadi Ibu Pengganti CEO Arogan   Keinginan di Sore Hari

    “Kondisi bayinya sangat sehat dan tumbuh dengan baik,” ucap dokter kandungan sambil menurunkan alat USG, lalu menatap hangat ke arah Jihan yang masih terbaring di atas ranjang periksa.Bayu, yang berdiri di sisi ranjang sambil menggenggam jemari Jihan, menarik napas panjang seolah menghela rasa khawatir yang selama ini diam-diam ia pendam.Untuk pertama kalinya setelah beberapa minggu penuh kebingungan dan ketegangan, hatinya terasa sedikit lega.Kali ini, Bayu memang sengaja menyempatkan diri untuk menemani Jihan ke rumah sakit.Sudah dua bulan usia kehamilan Jihan, dan baru hari itu ia benar-benar menyadari betapa nyatanya kehidupan kecil itu tumbuh di dalam perut wanita yang kini sedang ia tatap.“Anda yakin kan, Dok? Kalau calon bayi kami baik-baik saja? Sudah berapa minggu usianya?” tanya Bayu memastikan.Dokter itu mengangguk mantap, senyum hangatnya menenangkan. “Sangat yakin. Usianya sudah delapan minggu. Istri Anda menjaga kehamilan ini dengan sangat baik. Jadi, tidak perlu k

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status