Share

Bab 7

Penulis: KakaDes
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-09 08:06:11

Clara menarik selimutnya hingga menutupi seluruh tubuh dan wajahnya. Ia masih sangat mengantuk. Namun, sinar matahari menyilaukan matanya.

"Bangun lah." Ares menyibakkan selimut yang di kenakan Clara.

"Jangan ganggu, aku masih ngantuk." Clara menahan selimutnya.

"Kamu harus makan, cepatlah bangun. Aku juga akan pergi ke kantor hari ini."

Clara dengan terpaksa membuka matanya, ia melilitkan selimut untuk menutupi tubuh polosnya. "Tunggulah di luar." Jujur saja Clara masih malu di lihat oleh Ares padahal semalam Ares bahkan lebih dari sekedar melihatnya.

"Baiklah, jangan lama-lama." Ares meninggalkan Clara, lagipula jika ia tetap di dalam rasanya tak akan mungkin bisa menahan lebih lama lagi. Ia masih saja tidak puas dengan Clara, ia ingin terus mengurung Clara di bawahnya. "Ah si*l! hanya membayangkannya saja milikku sudah bangun kembali." Ares menggerutu.

Clara berkali-kali meringis saat berjalan, Ares sungguh tidak punya perasaan. Hal seperti itu pertama kalinya baginya tapi Ares sudah menghajarnya habis-habisan hingga menjelang pagi. Pusatnya sungguh terasa perih dan nyeri.

"Kamu baik-baik saja?" Ares mengamati cara Clara berjalan.

"Menurut Anda?" Clara berkata sinis sembari menuju ruang makan setelah membersihkan diri.

"Jangan terlalu formal." Ares menarik kursi untuk Clara.

"Kamu bisa memasak?" Clara langsung mengambil makanan dan memakannya dengan lahap. Ia merasa butuh makan banyak untuk mengisi tenaganya kembali setelah semalam terkuras.

"Tentu saja."

Sesekali Ares melirik ke arah Clara saat menyantap sarapannya. Sungguh baginya Clara sangat lucu, dia makan begitu lahapnya hingga berantakan. Refleks ia mengulurkan tangannya dan mengelap sudut bibir Clara yang terdapat sisa makanan.

Jantung Clara berdetak kencang berkali-kali lipat. Perlakuan manis Ares membuatnya gugup.

"Kamu makan seperti anak kecil."

"Bukan urusanmu." Clara berusaha menetralkan detak jantungnya. Ia harus bisa bersikap biasa dan ia tidak boleh jatuh cinta.

Terdengar konyol, tidak mungkin ia jatuh cinta secepat ini. Clara harus terus mengingatkan dirinya jika semua yang terjadi saat ini hanya sementara.

"Baiklah habiskan sarapan mu, aku berangkat ke kantor dulu. Nanti aku pulang lebih awal. Jangan pergi kemana pun."

"Aku bukan tahanan." Clara protes karena ia merasa kebebasan miliknya telah dibatasi.

"Aku tidak suka di bantah. Jadi ikuti saja. Jika kamu butuh apa pun katakan padaku." Ares meraih tas kerjanya, ia tidak mau ada bantahan atau perdebatan. Sehingga ia memutuskan untuk segera berangkat.

Clara membrengut kesal, entah dosa apa yang ia lakukan hingga bertemu orang menyebalkan seperti Ares.

Ares sendiri sengaja melarang Clara pergi-pergi karena ia tak ingin Clara kabur. Bahkan ia sampai mengunci pintu apartemennya dari luar. Sungguh ia tak habis pikir kenapa ia bisa seposesif itu pada Clara, padahal dengan Mily, ia tak pernah setakut ini.

❄️❄️❄️

"Pagi Bos." Jerry menyapa Ares saat mereka masuk dalam lift yang sama. "Tumben, berangkat pagi?"

"Hmm." Ares hanya berdehem sebagai jawaban.

"Bagaimana? sudah menemukan wanita yang pantas?"

"Persiapkan pernikahanku hari ini."

"Pernikahan? Apa kamu mabuk?kamu kan sudah menikah." Jerry tertawa. Ia tidak tahu kalau ternyata Ares bisa bercanda meski menurutnya tidak lucu sama sekali.

"Lakukan saja perintahku, siapkan pernikahanku dengan Clara hari ini."

"Apa!!"

"Kerjakan saja."

"Tapi kenapa Clara?" Jerry protes, ia tidak setuju.

"Memangnya kenapa?" Ares menaikkan sebelah alisnya. Ia melihat Jerry dengan tatapan menyelidik.

"Ah sudahlah, aku akan mengurusnya." Jerry tidak bisa menjawab. Ia hanya bisa pasrah. Memangnya, siapa dirinya? Ia tidak akan mampu melawan Ares. "Lalu bagaimana dengan Mily?" Tiba-tiba ia teringat tentang Mily, istri Ares.

"Entahlah, cukup kamu rahasiakan semuanya." Ares sendiri sedang memikirkan bagaimana dengan perasaan Mily jika tahu ia menikah lagi. Ia merasa sengat bersalah tapi semuanya sudah terlanjur.

"Aku takut Mily tahu dan menyakiti Clara."

"Aku akan melindungi Clara." Ares membalas ucapan Jerry seperti tak yakin dengan dirinya sendiri. Apakah ia mampu melindungi Clara?

"Kamu tidak akan mungkin bisa melindungi Clara dari Mily." Jerry yang paham betul dengan sikap Ares pada Mily. Ares selalu menuruti dan membela Mily selama ini.

Ares terdiam, semua yang di katakan Jerry benar. Ia tidak akan mungkin bisa membela Clara jika berurusan dengan Mily. Ia pasti akan memilih Mily dari siapa pun. Apalagi Clara hanya orang baru di hidupnya, tentu saja Mily lebih segala-galanya dari Clara.

"Jangan sampai kamu jatuh cinta pada Clara, kamu akan kesakitan saat melepaskannya nanti dan aku berharap Clara juga tidak jatuh cinta padamu karena dia korbannya dalam masalah ini. Itu sangat menyedihkan." Jerry keluar terlebih dahulu saat lift terbuka. Jujur saja ia tidak rela Clara ikut terseret dalam masalah Ares. Ia hanya takut dengan sikap Mily nantinya. "Aku pasti akan menolongmu."

Jerry sudah lama menaruh hati pada Clara tapi ia tidak berani mengungkapkannya. Apalagi keluarga besarnya tidak akan mau menerima Clara karena itu ia tidak mendekati Clara. Ia tidak ingin menjalin hubungan tanpa masa depan. Anggap saja ia pengecut tidak berani mencobanya terlebih dahulu tapi ia yakin itu yang terbaik daripada harus menyakiti dengan harapan. Ia selama ini hanya bisa memandangi dan mengagumi Clara dari jauh.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Terpaksa Menjadi Istri Pria Kejam   Bab 24

    Clara pergi bersama Raga ke suatu daerah terpencil. Raga sengaja memilih pindah bekerja dengan alasan ingin mengabdikan diri.Sebelum pergi mereka menemui Jerry terlebih dahulu untuk memberitahunya dan meminta tolong untuk mengawasi Ares."Baiklah kalian pergilah." Jerry lebih mempercayakan Clara dengan Raga daripada Ares."Jangan pernah beritahu keberadaan kami." Raga menggenggam tangan Jerry sebagai tanda minta tolong."Tentu saja, apa lagi kamu sudah mengorbankan karirmu. Berbahagialah." Jerry tersenyum tulus. Ia memang menyukai Clara tapi ia sadar, ia tak mampu membahagiakannya. Ia akan membiarkan Clara pergi bersama Raga dan dia akan menahan Ares seperti permintaan mereka."Terima kasih.""Cepat pergi." Raga dan Clara mengangguk dan segera pergi. Mereka tidak mau ketahuan oleh Ares.Sepanjang perjalanan Raga menggenggam tangan Clara seolah takut terlepas. Ia sangat mencintai Clara sehingga ia rela melakukan hal sejauh ini.Karirnya sebagai dokter sangat bagus di kota tapi rela p

  • Terpaksa Menjadi Istri Pria Kejam   Bab 23

    Ares rasanya ingin berlari mengejar Clara tapi ia urungkan karena ada Mily di sisinya."Bukankah itu Clara? Kenapa dia?" Mily bertanya pada Jerry."Dia lupa kalau hari ini ada janji." Jerry menjawab asal dan menatap sengit ke arah Ares."Ada-ada saja." Mily tertawa kecil."Mily, kamu pulang sendiri, ya? aku mendadak ada urusan." Ares berkata bohong, sebenarnya ia ingin menemui Clara. Ia juga sangat merindukan Clara tapi ia tidak bisa meninggalkan Mily."Baiklah." Mily tak keberatan."Hati-hati." Ares mengecup kening Mily singkat."Iya, Sayang." Mily tersenyum dan melambaikan tangannya.Sedangkan Jerry merasa jijik bahkan mual melihat adegan sok romantis di depannya."Jerry, aku akan menemui Clara. Kamu urus pekerjaanku." Ares ingin pergi sekarang juga. Ia harus minta maaf pada Clara."Ternyata kamu lebih breng*ek dariku." Jerry mencibir Ares lalu pergi meninggalkannya begitu saja.Ares tak peduli dengan sikap Jerry, ia tidak mampu berfikir saat ini. Ia hanya perlu secepat mungkin mene

  • Terpaksa Menjadi Istri Pria Kejam   Bab 22

    Clara merenung di atas ranjang dengan menekuk lutut sebagai tumpuan kepalanya yang semakin terasa berat. Ares sudah tak datang lagi sejak dua Minggu yang lalu. Dia izin untuk berangkat ke kantor tapi, sampai detik ini dia tak pernah kembali."Pembohong." Clara terus menyerukan kata-kata itu. Padahal Ares berjanji akan menghabiskan waktu satu Minggu bersamanya sebagai sepasang suami istri yang sesungguhnya tapi nyatanya dia ingkar janji.Clara tersenyum miris, ia merasa bodoh, harusnya ia tak percaya dengan kata-kata manis Ares. Memang siapa dirinya? Mily, istri yang sudah tujuh tahun bersamanya saja dia bohongi mentah-mentah.Suara bel terdengar. Clara bergegas bangkit dari tempat tidur dan membukakan pintunya. Ia berharap Ares yang datang hingga tak sadar ia tersenyum sendiri. Ia benar-benar berharap kedatangan Ares. Ia menyukai Ares hingga ia merindukannya setengah mati selama dua minggu ini."Hai apa kabar?"Senyum Clara berubah kaku ketika yang muncul bukanlah Ares."Sepertinya ka

  • Terpaksa Menjadi Istri Pria Kejam   Bab 21

    Clara membuka matanya, ia di sambut dengan ciuman hangat oleh Ares."Morning kiss." Ares tersenyum tipis.Clara balas tersenyum. "Mau sarapan apa pagi ini?" tanyanya. Ia harus mengikuti kesepakatan kemarin bahwa ia harus bersikap seperti istri yang sebenarnya selama seminggu."Apa pun asalkan kamu yang buatkan untukku, aku pasti akan memakannya." Ares memulai pendekatannya pada Clara, ia berharap Clara cepat luluh dan bertekuk lutut di hadapannya."Nasi goreng?" Clara bangkit dari tempat tidur menuju ke dapur setelah cuci muka."Aku akan membantumu memasak." Ares mengikuti Clara.Ares bersikap begitu manis, dia benar-benar menjalankan perannya dengan baik tapi, Clara sadar diri, ia tidak boleh lengah sedikit pun karena semuanya hanya sementara."Aku berangkat ke kantor dulu, ada hal penting yang harus aku selesaikan." Ares mengecup kening Clara."Iya berhati-hati lah." Clara mengantar Ares sampai depan pintu.Ares tersenyum tipis dan mengusap pipi Clara lembut seolah berat untuk menin

  • Terpaksa Menjadi Istri Pria Kejam   Bab 20

    Ares malam ini juga tidak pulang ke rumah dengan alasan keluar kota beberapa hari, padahal ia hanya ingin menghabiskan waktunya bersama Clara."Apa aku boleh ikut?" Mily bertanya melalui telepon."Lebih baik kamu di rumah dan beristirahat.""Tapi aku ingin ikut?" Mily tetap memaksa, ia ingin memastikan Ares benar-benar bekerja, bukan berduaan dengan wanita lain."Lain kali saja kalau liburan." Ares mematikan sambungan teleponnya sepihak tanpa menunggu balasan dari Mily terlebih dahulu."Kamu sangat kejam." Jerry geleng-geleng kepala dengan tingkah Ares yang sekarang."Aku tidak bisa jauh dari Clara. Aku ingin menghabiskan waktu lebih lama bersamanya." Ares berbicara sambil melonggarkan dasinya lalu duduk di samping Jerry."Kamu sudah jatuh cinta padanya tapi sayang kamu tidak bisa adil membagi perasaanmu, harusnya waktu dan cintamu untuk Clara dan Mily imbang.""Aku tak tahu tapi, aku sekarang sudah tak berselera dengan Mily. Hanya sekedar mencumbunya saja, aku sudah tak bernafsu.""J

  • Terpaksa Menjadi Istri Pria Kejam   Bab 19

    Ares selalu mendapatkan Clara walaupun ia tahu Clara tidak ingin bercinta dengannya tapi ia tetap memaksa."Kamu milikku." Ares mengusap pipi Clara. Menurutnya Clara sangat cantik.Clara yang muak pun memalingkan wajahnya dari Ares, sungguh ia sangat membenci Ares karena pria itu suka memaksa dan tidak berperasaan.Ares mencengkeram kuat dagu Clara dan mengarahkan untuk melihat ke arahnya. "Jangan berani-beraninya kamu memalingkan wajahmu dariku. Aku ini pemilikmu, pria lain tak berhak atas dirimu walaupun seujung kuku." Ia geram dengan Clara yang seolah-olah tidak sudi melihatnya."Aku bukan milikmu dan aku tidak sudi untuk hidup bersamamu. Jangan kamu lupa, setelah kontrak ini berakhir, aku terbebas dari pria egois sepertimu.""Kau...." Ares hendak menampar Clara. Namun, ia urungkan. Ia pikir lebih baik membuat Clara cepat hamil dan melahirkan anaknya. Tujuan awal ia ingin anaknya saja tapi, kali ini ia akan menggunakan anak itu untuk menahan Clara di sisinya. Ia tidak peduli jika i

  • Terpaksa Menjadi Istri Pria Kejam   Bab 18

    Mily menunggu Ares di depan rumah, ia sangat kesal karena Ares telah membohonginya. Setelah Ares pergi, Ia datang ke kantor menanyakannya keberadaan Ares pada security yang bertugas, tapi mereka mengatakan jika Ares tidak datang ke kantor hari ini. Jerry pun tidak mau mengatakan keberadaan Ares dengan alasan tidak tahu. Padahal Jerry asisten pribadi Ares, seharusnya dia tahu keberadaan Bos-nya."Darimana saja kamu?" Mily langsung menghampiri Ares ketika melihat dia pulang."Kerja." Ares menjawab singkat. Ia ingin segera masuk dan beristirahat."Kenapa kamu berbohong? hari ini kamu tidak datang ke kantor.""Berapa lama kamu sudah menjadi istriku?""Sudah bertahun-tahun.""Lalu selama ini kamu tahu apa yang aku lakukan bukan?" Pertanyaan Ares terdengar dingin dan tak bersahabat."Kamu berubah." Air mata Mily menetes begitu saja. Ia sedih dengan perubahan sikap Ares."Masuklah." Ares menuntun Mily masuk Rumah. Ia merasa sangat bersalah telah membuat Mily menangis. "Maafkan aku, Sayang."

  • Terpaksa Menjadi Istri Pria Kejam   Bab 17

    Ares kembali terlebih dulu daripada Clara. Tentu saja, Clara lebih lama, ia harus merapihkan tampilannya terlebih dahulu karena ulah Ares tadi saat di dalam toilet."Clara lama sekali, aku sudah lapar. Apa dia baik-baik saja?" Mily berbicara sambil melihat jam tangannya."Makanlah terlebih dahulu." Raga tahu apa yang terjadi tapi ia berusaha untuk bersikap biasa saja."Maaf." Clara bergegas duduk karena ia sadar, ia sudah terlalu lama di toilet."Tidak apa-apa. Ayo makan." Mily dengan antusias melahap makanan pesannya yang sudah datang sejak tadi.Sungguh Clara ingin tertawa sekaligus merasa kasihan pada Mily. Andai saja dia tahu kalau dirinya adalah madunya. Apakah Mily masih bisa tertawa riang dan makan dengan lahap seperti sekarang ini?"Kenapa kamu tidak makan?" Raga memegang tangan Clara. "Nanti makin dingin."Suara dentingan sendok terdengar cukup nyaring. Membuat Raga dan Clara melihat ke arah Ares."Maaf ayam ini cukup keras tadi." Ares kesal tapi ia tidak mungkin mengakuinya

  • Terpaksa Menjadi Istri Pria Kejam   Bab 16

    Raga membaca buku sembari menunggu Clara bersiap-siap. Ini pertama kali baginya pergi bersama wanita. Biasanya ia hanya menghabiskan waktunya untuk belajar atau sekedar berkumpul dengan teman-temannya, Jerry dan Ares."Aku sudah siap."Raga menurunkan buku yang sedang ia baca dan melihat ke arah Clara. Sungguh Clara terlihat sangat cantik, pantas saja Ares mau menikahinya."Ada apa?" Clara memperhatikan penampilannya sendiri dari bawah sampai atas. "Maaf aku sudah biasa berpakaian seperti ini, kalau begitu aku akan mengganti bajuku yang lebih sopan lagi.""Tidak, kamu sangat cantik. Aku hanya kagum denganmu."Clara tersenyum canggung, ia bingung harus berekspresi seperti apa. Raga memang sangat manis dan ia mengakui itu. Dia juga sangat baik."Mari berangkat." Raga mempersilahkan Clara berjalan terlebih dahulu.Clara hanya mengangguk sebagai jawaban. Ia sudah tidak sabar ingin berjalan-jalan.Tak butuh lama, Raga dan Clara sampai dipusat perbelanjaan yang letaknya tidak jauh dari apar

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status