Menikah adalah impian bagi sebagian besar wanita, salah satunya Clara. Ia bermimpi ingin menikah dan memiliki keluarga kecil yang bahagia. Namun, ia sadar diri. Pekerjaannya sebagai wanita penghibur di salah satu tempat hiburan malam, membuatnya harus mengubur mimpi itu. Sampai ketika suatu malam, ada seorang pria sombong yang mendadak melamarnya. Clara tentu saja menolak lamaran itu. Namun, kesulitan ekonomi mendesaknya untuk memikirkan kembali lamaran itu. Clara pikir tidak ada salahnya untuk mencoba tetapi ternyata ia harus menelan pil pahit di awal pernikahan mereka. Ia tak menyangka dijadikan istri kedua pria sombong dan kejam itu. Clara bingung, apa yang harus ia lakukan. Bertahan atau menyerah, keduanya terasa sama-sama menyakitkan untuknya.
view moreSemua mata tertuju pada suara sepatu hak tinggi yang beradu dengan lantai, sehingga menimbulkan dentingan seolah nada merdu pengantar sang Dewi berjalan.
Kaki jenjangnya yang mulus menggiurkan bagi kaum adam, rambut indah bergelombang bergerak-gerak seirama dengan langkahnya. Bibirnya merah menyala, kulit putihnya kontras dengan baju hitam ketat yang dia gunakan.Banyak pria yang harus menutup mulutnya rapat-rapat supaya air liurnya tidak menetes saat melihat sang Dewi malam berjalan diantara pengunjung hiburan malam."Tak salah bukan? Kita datang kemari? Lihatlah dia, Ar.""Biasa saja.""Ares sahabatku, ayolah tersenyum sedikit, nikmatilah keindahan ini.""Lakukan saja apa yang mau kamu lakukan, aku akan pulang sekarang."Pria bernama Ares berdiri tepat saat sang Dewi berjalan di sampingnya membuat langkahnya terhenti.Mata mereka saling beradu. Namun, dengan cepat Ares mengalihkan pandangannya seolah ia jijik dan tak sudi walaupun hanya melihatnya saja.Sang Dewi sendiri tak peduli, ia sudah biasa mendapatkan tatapan jijik seperti itu. Pria yang ada di dekatnya saat ini bukanlah pria pertama yang pernah memandang jijik serta memandang rendah pada dirinya."Minggir!!" Ares berucap dingin."Maaf Tuan, jalan di samping Anda masih luas." Setelah mengatakan itu, Sang Dewi berjalan angkuh melewati Ares."Lain kali kamu harus belajar manis.""Kamu mau tetap di tempat terkutuk ini atau ikut pulang, Tuan Jerry." Ares berbicara cukup kasar, ia merasa muak berlama-lama."Ck... menyebalkan." Jerry masih betah tapi ia tidak mau menghabiskan malamnya sendirian. Berat hati, akhirnya ia mengikuti Ares pulang.Sepanjang perjalanan Jerry protes karena ia belum melihat penampilan sang Dewi malam yang telah membuatnya tergila-gila."Apa bagusnya wanita seperti itu?"Ares tak mengerti mengapa Jerry dan banyak orang sejenis Jerry menyukai wanita yang kerap dipanggil sang Dewi itu. Ia akui, wanita itu memang sangat cantik tapi ia jijik dengan wanita yang mengorbankan harga dirinya demi uang."Kamu belum tahu seperti apa wanita itu. Dia gadis baik yang terjebak masuk ke sana.""Tidak ada terjebak tapi sengaja masuk untuk mengikuti gaya hidup yang wah.""Terserah kamu."Jerry malas berdebat dengan Ares dan ia lebih memilih diam karena percuma mendebat seorang Ares. Lagipula Ares tidak akan melirik wanita lain karena dia sudah memiliki istri yang sangat cantik, bernama Mily. Istri yang sangat dia cintai. Mungkin wanita paling cantik dan baik hanya Mily di mata Ares jadi percuma berdebat.❄️❄️❄️Sesampainya di rumah, Ares langsung di sambut oleh Mily. "Tumben pulang malam, Sayang?""Ada urusan." Ares memeluk dan mengecup kening Mily singkat."Aku sudah siapkan air hangat untukmu, mandilah. Setelah itu kita makan malam bersama, aku masak masakan kesukaan kamu.""Iya, Sayang."Ares merasa bersyukur dan sangat bahagia memiliki Mily dalam hidupnya. Mily wanita sabar, penuh kasih sayang dan pengertian. Ia belum pernah mendapatkan wanita seperti Mily sebelumnya.Mereka sudah menikah hampir tujuh tahun. Namun, sampai detik ini mereka belum juga di berikan keturunan.Kadang dalam hati kecilnya Ares ingin segera memiliki keturunan, sudah berbagai cara ia lakukan tapi sampai detik ini hasilnya nihil.Sedangkan kadang orang tuanya menginginkan cucu untuk penerus perusahaan Lesanden.Ares turun menemui mili setelah membersihkan diri tapi saat sampai di bawah, ia melihat Mily sedang menangis."Apa yang kalian lakukan pada istriku?" Ares langsung memeluk Mily dan berusaha untuk menenangkannya."Kami tidak melakukan apa pun.""Pa, Ma, Ares mohon, jangan ikut campur dalam urusan keluarga Ares lagi.""Papa hanya minta keturunan dari kamu tidak peduli bagaimana caranya."Lesanden berbicara tegas, kemudian mengajak istrinya pergi tanpa berbicara apa-apa lagi pada Ares, putra semata wayangnya.Ares hanya bisa terdiam melihat kepergian orangtuanya. Ia tidak tahu harus menjawab apa. Sempat ia berfikir untuk mengadopsi anak di panti asuhan tapi hal itu sangat tidak mungkin. Orangtuanya pasti menolak."Lalu sekarang bagaimana?" Mily terisak-isak, ia merasa sedih karena belum bisa memberikan apa yang mereka inginkan."Sudah tidak perlu pikirin, Sayang. Semua pasti baik-baik saja." Ares memeluk Mily untuk menenangkannya.❄️❄️❄️Saat cahaya matahari muncul dan saat itulah sang Dewi malam beranjak tidur. Ia bekerja tidak seperti orang-orang pada umumnya. Malam menjadi siang dan siang menjadi malam untuknya.Saat semua sedang terlelap ia harus terjaga sepanjang malam untuk menghibur. Sang Dewi malam penghibur pria-pria hidung belang.Ia berdecih dalam hati, ingin sekali ia keluar dari pekerjaan itu, tapi apalah daya ia sudah terikat kontrak dengan seorang mucikari.Sudah beberapa kali ia berusaha melepaskan diri tapi hasilnya selalu gagal.Ia ingin hidup normal, memiliki keluarga dan anak yang akan menemaninya hingga tua nanti. Namun, apakah dirinya pantas bermimpi terlalu tinggi sedangkan ia adalah orang yang hina?Hembusan nafas berat beberapa kali terdengar, ia merapikan make up-nya dan bergegas untuk pulang daripada harus melamun dan memimpikan hal yang mustahil. Lebih baik ia segera membersihkan diri dan pulang lalu tidur. Melupakan semua mimpi-mimpinya yang tak mungkin dapat ia raih.Clara pergi bersama Raga ke suatu daerah terpencil. Raga sengaja memilih pindah bekerja dengan alasan ingin mengabdikan diri.Sebelum pergi mereka menemui Jerry terlebih dahulu untuk memberitahunya dan meminta tolong untuk mengawasi Ares."Baiklah kalian pergilah." Jerry lebih mempercayakan Clara dengan Raga daripada Ares."Jangan pernah beritahu keberadaan kami." Raga menggenggam tangan Jerry sebagai tanda minta tolong."Tentu saja, apa lagi kamu sudah mengorbankan karirmu. Berbahagialah." Jerry tersenyum tulus. Ia memang menyukai Clara tapi ia sadar, ia tak mampu membahagiakannya. Ia akan membiarkan Clara pergi bersama Raga dan dia akan menahan Ares seperti permintaan mereka."Terima kasih.""Cepat pergi." Raga dan Clara mengangguk dan segera pergi. Mereka tidak mau ketahuan oleh Ares.Sepanjang perjalanan Raga menggenggam tangan Clara seolah takut terlepas. Ia sangat mencintai Clara sehingga ia rela melakukan hal sejauh ini.Karirnya sebagai dokter sangat bagus di kota tapi rela p
Ares rasanya ingin berlari mengejar Clara tapi ia urungkan karena ada Mily di sisinya."Bukankah itu Clara? Kenapa dia?" Mily bertanya pada Jerry."Dia lupa kalau hari ini ada janji." Jerry menjawab asal dan menatap sengit ke arah Ares."Ada-ada saja." Mily tertawa kecil."Mily, kamu pulang sendiri, ya? aku mendadak ada urusan." Ares berkata bohong, sebenarnya ia ingin menemui Clara. Ia juga sangat merindukan Clara tapi ia tidak bisa meninggalkan Mily."Baiklah." Mily tak keberatan."Hati-hati." Ares mengecup kening Mily singkat."Iya, Sayang." Mily tersenyum dan melambaikan tangannya.Sedangkan Jerry merasa jijik bahkan mual melihat adegan sok romantis di depannya."Jerry, aku akan menemui Clara. Kamu urus pekerjaanku." Ares ingin pergi sekarang juga. Ia harus minta maaf pada Clara."Ternyata kamu lebih breng*ek dariku." Jerry mencibir Ares lalu pergi meninggalkannya begitu saja.Ares tak peduli dengan sikap Jerry, ia tidak mampu berfikir saat ini. Ia hanya perlu secepat mungkin mene
Clara merenung di atas ranjang dengan menekuk lutut sebagai tumpuan kepalanya yang semakin terasa berat. Ares sudah tak datang lagi sejak dua Minggu yang lalu. Dia izin untuk berangkat ke kantor tapi, sampai detik ini dia tak pernah kembali."Pembohong." Clara terus menyerukan kata-kata itu. Padahal Ares berjanji akan menghabiskan waktu satu Minggu bersamanya sebagai sepasang suami istri yang sesungguhnya tapi nyatanya dia ingkar janji.Clara tersenyum miris, ia merasa bodoh, harusnya ia tak percaya dengan kata-kata manis Ares. Memang siapa dirinya? Mily, istri yang sudah tujuh tahun bersamanya saja dia bohongi mentah-mentah.Suara bel terdengar. Clara bergegas bangkit dari tempat tidur dan membukakan pintunya. Ia berharap Ares yang datang hingga tak sadar ia tersenyum sendiri. Ia benar-benar berharap kedatangan Ares. Ia menyukai Ares hingga ia merindukannya setengah mati selama dua minggu ini."Hai apa kabar?"Senyum Clara berubah kaku ketika yang muncul bukanlah Ares."Sepertinya ka
Clara membuka matanya, ia di sambut dengan ciuman hangat oleh Ares."Morning kiss." Ares tersenyum tipis.Clara balas tersenyum. "Mau sarapan apa pagi ini?" tanyanya. Ia harus mengikuti kesepakatan kemarin bahwa ia harus bersikap seperti istri yang sebenarnya selama seminggu."Apa pun asalkan kamu yang buatkan untukku, aku pasti akan memakannya." Ares memulai pendekatannya pada Clara, ia berharap Clara cepat luluh dan bertekuk lutut di hadapannya."Nasi goreng?" Clara bangkit dari tempat tidur menuju ke dapur setelah cuci muka."Aku akan membantumu memasak." Ares mengikuti Clara.Ares bersikap begitu manis, dia benar-benar menjalankan perannya dengan baik tapi, Clara sadar diri, ia tidak boleh lengah sedikit pun karena semuanya hanya sementara."Aku berangkat ke kantor dulu, ada hal penting yang harus aku selesaikan." Ares mengecup kening Clara."Iya berhati-hati lah." Clara mengantar Ares sampai depan pintu.Ares tersenyum tipis dan mengusap pipi Clara lembut seolah berat untuk menin
Ares malam ini juga tidak pulang ke rumah dengan alasan keluar kota beberapa hari, padahal ia hanya ingin menghabiskan waktunya bersama Clara."Apa aku boleh ikut?" Mily bertanya melalui telepon."Lebih baik kamu di rumah dan beristirahat.""Tapi aku ingin ikut?" Mily tetap memaksa, ia ingin memastikan Ares benar-benar bekerja, bukan berduaan dengan wanita lain."Lain kali saja kalau liburan." Ares mematikan sambungan teleponnya sepihak tanpa menunggu balasan dari Mily terlebih dahulu."Kamu sangat kejam." Jerry geleng-geleng kepala dengan tingkah Ares yang sekarang."Aku tidak bisa jauh dari Clara. Aku ingin menghabiskan waktu lebih lama bersamanya." Ares berbicara sambil melonggarkan dasinya lalu duduk di samping Jerry."Kamu sudah jatuh cinta padanya tapi sayang kamu tidak bisa adil membagi perasaanmu, harusnya waktu dan cintamu untuk Clara dan Mily imbang.""Aku tak tahu tapi, aku sekarang sudah tak berselera dengan Mily. Hanya sekedar mencumbunya saja, aku sudah tak bernafsu.""J
Ares selalu mendapatkan Clara walaupun ia tahu Clara tidak ingin bercinta dengannya tapi ia tetap memaksa."Kamu milikku." Ares mengusap pipi Clara. Menurutnya Clara sangat cantik.Clara yang muak pun memalingkan wajahnya dari Ares, sungguh ia sangat membenci Ares karena pria itu suka memaksa dan tidak berperasaan.Ares mencengkeram kuat dagu Clara dan mengarahkan untuk melihat ke arahnya. "Jangan berani-beraninya kamu memalingkan wajahmu dariku. Aku ini pemilikmu, pria lain tak berhak atas dirimu walaupun seujung kuku." Ia geram dengan Clara yang seolah-olah tidak sudi melihatnya."Aku bukan milikmu dan aku tidak sudi untuk hidup bersamamu. Jangan kamu lupa, setelah kontrak ini berakhir, aku terbebas dari pria egois sepertimu.""Kau...." Ares hendak menampar Clara. Namun, ia urungkan. Ia pikir lebih baik membuat Clara cepat hamil dan melahirkan anaknya. Tujuan awal ia ingin anaknya saja tapi, kali ini ia akan menggunakan anak itu untuk menahan Clara di sisinya. Ia tidak peduli jika i
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Mga Comments