Bella saat ini tengah berdiri di depan sebuah gedung apartemen yang menjulang tinggi. Ia sangat tahu bahwa apartemen itu sangat mewah, kemudian masuk ke dalamnya dan menuju salah satu kamar yang sudah diberikan kuncinya oleh resepsionis atas perintah Felix.
"Tempat yang sangat bagus. Kita lihat saja sampai berapa lama dia akan mengurungku di dalam sangkar emas ini? Semoga saja dia cepat bosan dan aku bisa keluar dari pekerjaan yang selama ini menjerat ku," ucap lirih Bella sambil melihat isi di dalam apartemen tersebut.Namun tatapannya tertuju pada seorang wanita yang berpakaian hitam, dan dia memperkenalkan dirinya sebagai pelayan di sana."Terserah," ucap Bella sambil mengangkat bahunya. Dia langsung melangkah menuju kamar karena tubuhnya sudah sangat lelah, tanpa terasa wanita itu pun tertidur dan bangun saat hari sudah berganti malam."Kau sudah bangun?" tanya briton seseorang yang ternyata itu adalah Felix.Qanita itu melirik ke arah pria yang saat ini tengah duduk di sofa dan memperhatikannya."Aku bertanya kepadamu, kenapa kau tidak menjawab?" Felix langsung menghampiri wanita itu."Apa yang harus aku jawab, Tuan? Anda sendiri pun melihatnya bahwa aku baru saja bangun tidur, lalu kenapa Anda masih bertanya?" Pria tersebut sampai di ranjang mengangkat dagu Bella dengan jari telunjuknya.Felix menatap dalam ke arah manik indah milik Bella, namun memiliki lidah yang begitu tajam melebihi silet."Di sini akulah yang berkuasa atas dirimu. Jika aku bertanya, maka kau harus menjawabnya!" Bella diam sambil menatap pria tersebut.Felix yang tidak kuat dengan tatapan polos dari wanita itu segera bangkit. "Siapkan baju untukku! Aku mau mandi," titahnya dengan datar.Dia meninggalkan Bella menuju kamar mandi, sementara wanita itu menghela nafasnya dengan berat."Sampai kapan aku akan ada di sini dan menjalani kehidupan yang mengerikan seperti ini? Jika suatu saat tidak ada pria yang mau menikahku karena aku seorang pelacur, setidaknya aku bisa hidup tenang." Walau begitu Bella masih mengerjakan tugasnya dia menyiapkan pakaian untuk Felix.Namun saat dia membuka lemari, terlihat sudah banyak baju perempuan. Dia berpikir apakah itu untuk dirinya, namun tiba-tiba saja lamunan nya di kagetkan oleh sepasang tangan yang melingkar di perutnya."Kenapa kau tidak ingin mengucapkan terima kasih kepadaku?" tanya pria itu sambil menciumi leher jenjang Bella."Untuk apa?" tanyanya bingung."Untuk semua kemewahan yang kau nikmati saat ini. Baju yang ada di lemari itu adalah milikmu. Aku sengaja membelikannya untukmu. Dan perlu kau ketahui. Setiap aku menginap di sini, maka kau wajib memakai pakaian malam yang seksi untuk menyambutku dan memuaskan diriku," bisik Felix di telinga Bella, membuat tubuh wanita itu seketika bereaksi...Bella saat ini sudah benar-benar seperti kucing peliharaan, sebab ia harus menuruti perkataan pria itu. Bahkan pernah sekali mereka bermain di balkon dengan dinginnya malam, menurutnya itu adalah hal yang paling gila, dan kegilaan itu datang di sendiri dari Felix."Malam yang gila," ucap Bella saat dia membuka matanya."Apa kau ingin memancing ku lagi, baby?" Seketika wanita itu menoleh ke arah samping, melihat Felix berada di sana dengan nampan yang sudah berisi sarapan."Bella, apa kamu tuli?" kesal Felix saat tidak mendapatkan jawaban dari wanita itu.Namun Bella tidak menjawab, dia malah beranjak dari tempat tidurnya dengan tubuh yang polos menuju kamar mandi untuk membersihkan diri."Kucing liar ku memang sangat panas," ucap Felix saat tubuh Bella melewatinya begitu saja.Saat dia tengah menikmati pikirannya mengingat bagaimana pergumulan panasnya beberapa kali dengan Bella, tiba-tiba ponselnya berdering dan ternyata itu telepon dari Salma.Dia enggan menjawab telepon tersebut, tapi tiba-tiba saja sebuah pesan masuk dari Salma.(Putri sakit, dan kau harus pulang sebab dia terus aja memanggil namamu).Setelah membaca pesan tersebut ponselnya kembali berdering dan felix langsung mengangkatnya. Namun baru saja yang akan membuka suara, tiba-tiba di seberang telpon sana Salma sudah mencecarnya.."Putri sakit dan kau malah bersenang-senang dengan wanita bayaran itu? Bahkan dia tidak bisa membiarkan aku tidur tenang. Kau malah enak-enak kan bersama pelacur itu di sana!" teriak Salma dengan marah seperti biasanya.Felix hanya diam tak menanggapi, karena menurutnya itu adalah hal yang tidak penting. Jika Putri sakit, maka seharusnya dokter yang mengobati bukan dirinya."Kau harus pulang! Putri membutuhkanmu.""Jika aku tidak mau?""Kau harus mau Felix. Putri membutuhkan dirimu. Hanya kau ... dia tidak pernah mencariku jadi sebaiknya kau pulang sekarang dan tinggalkan wanita bayaranmu itu!" sentaknya dengan begitu kesal, karena ia harus segera ke lokasi syuting untuk bekerja."Jika putri sakit, kau tinggal memanggil dokter. Lagipula kau ini ibunya, kenapa harus memanggil diriku? Kau harus bisa membuatnya untuk mencarimu. Atau jangan-jangan benar lagi dugaan ku, bahwa selama ini Putri bukanlah anak dari kakakku?" Salma mengepalkan kedua tangannya saat kembali mendengar hal semacam itu dari Felix.Saat Salma akan membuka suara kembali terhenti saat mendengar suara seorang wanita yang memanggil namanya."Tuan, tolong ambilkan handuk!" teriak Bella di balik pintu kamar mandi yang ia buka sedikit sambil mengulurkan tangannya."Suara siapa itu, Felix? Kau benar-benar keterlaluan! Aku tidak akan membiarkan kau--"TUT!BERSAMBUNG......Salma menggeram dengan kesal saat telepon diputuskan secara sepihak oleh Felix. "Benar-benar keterlaluan! Rupanya dugaanku benar jika dia sedang bermain dengan wanita lain. Berani sekali dia berselingkuh di belakangku. Lihat saja Felix! Aku tidak akan melepaskanmu dan aku tidak akan membiarkanmu menduakan diriku!" Tangannya terkepal dengan sorot mata yang memancarkan dendam.Dia memang terlalu sibuk dengan dunia keartisannya, tetapi Salma juga tidak ingin jika Felix berpaling darinya, karena dia ingin menggenggam pria itu agar tidak bisa lepas dari hidupnya. Sebab Felix benar-benar berharga di dalam karirnya."Papa ... Papa ..." Putri terus saja mengigau memanggil nama Felix, membuat Salma seketika mendengkus dengan kasar, karena putrinya terus saja memanggil nama pria itu yang saat ini tengah bersenang-senang bersama dengan Bella."Dasar anak sialan! Kenapa kau tidak mati saja sekalian, hah!" gerutu Salma dengan kesal.Biasanya seorang ibu akan tiba dan penuh kasih sayang, walaupun d
Tidak terasa sudah satu minggu Bella menjadi sugar baby dari Felix. Wanita itu pun merasa jenuh jika berada di apartemen terus-menerus, dia berencana untuk keluar."Sepertinya jika aku belanja bisa menghilangkan rasa jenuhku," ucap Bella sambil mematut dirinya di depan cermin.Setelah semua siap, Bella pun berangkat ke salah satu mall terbesar di kota itu. Dia berbelanja beberapa baju dan setelah selesai wanita itu pun masuk ke dalam salah satu Cafe.( Kau di mana? ) Terlihat sebuah pesan masuk ke dalam ponselnya dari Felix.( Aku sedang berada di salah satu Mall, menghilangkan rasa jenuh. Aku juga habis berbelanja, ) balas Bella, dia pun mengirimkan foto dirinya dan juga beberapa belanjaannya.( Jangan pulang malam-malam. Aku sedang merindukanmu ).Bella yang membaca itu pun hanya tersenyum sinis. "Ck. Semua pria sama saja, hanya selangkangan yang ada di otak mereka dan kepuasan tersendiri. Aku akui memang dia sangat loyal, tapi sampai kapan aku akan terus begini? Aku juga ingin hidu
Bella terkejut saat tiba-tiba saja ada yang menjambak rambutnya, dan saat kepalanya menengadah dia merasa heran karena tidak mengenal wanita itu."Awwh! Apa yang Anda lakukan, Mba? Sakit. Anda ini sudah gila ya! tiba-tiba datang dan menjambak rambut saya!" gertak Bella dengan kesal karena dia tidak mengetahui siapa Salma.Salma melepaskan jambakannya kemudian dia menampar Bella dengan begitu keras, sehingga membuat wanita itu lagi-lagi meringis kesakitan karena tidak bersiap-siap dengan serangan brutal dari wanita yang tak ia kenal sedikitpun, namun wajahnya begitu tak asing."Dasar kau wanita jalang pelakor! Wanita biad4b! Kau berani-beraninya menjadi simpanan suamiku, hah!" bentak Salma dengan nada yang tinggi sehingga membuat semua pengunjung yang ada di cafe itu seketika menoleh ke arahnya"Maaf Mbak, apa yang Anda katakan? Saya tidak paham?"PLAK!Salma lagi-lagi menampar wajah Bella. "Kau bilang tidak paham? Jangan pura-pura bego kau ... dasar wanita kotor. Wanita tak punya harg
Bela masuk ke apartemennya dengan perasaan kesal. Dia membanting semua belanjaannya di atas sofa kemudian berjalan ke arah dapur dan mendekat air dingin sepuasnya."Benar-benar wanita stress. Dia ingin melabrakku di hadapan umum, tapi dia sendiri yang malu..Apa dia tidak berpikir bahwa itu semua bisa menjatuhkan karirnya?" marah Bella sambil terduduk di kursi meja makan dan membuang nafasnya dengan kasar.Malam ini sesuai dengan permintaan Felix, dia sedang menonton TV di ruang tamu dengan dress yang mini hingga membuatnya terpampang begitu jelas amun saat Bella sedang menonton TV tiba-tiba ada berita yang menayangkan tentang keributan di cafe beberapa jam yang lalu. Dia merasa kesal kemudian berdecak sambil membanting remote di atas meja."Huh! sudah pasti terjadi. Aku sudah menduganya. Kenapa sih wanita itu tidak berpikir dulu sebelum bertindak!" kesalnya dengan wajah cemberut."Kau tenang saja," ucap seorang pria yang baru saja masuk ke dalam apartemen itu, yang tak lain adalah Fe
Salma menyeringaimendengar pertanyaan putrinya, kemudian dia mendekat ke arah Putri. "Iya, papamu itu telah selingkuh. Dia sudah menyakiti mama. Dia sudah bermain dengan wanita di luaran sana."Putri menatap ke arah sang papa dengan tatapan sendu, sementara Felix hanya diam sambil melipat tangannya di depan dada."Kamu jangan menghasut anakmu," ucap Felix dengan datar."Siapa juga yang menghasut? Apa yang aku katakan itu benar kan, kamu dan wanita jalang itu sudah berselingkuh. Jadi apa yang perlu disembunyikan?" Salma tersenyum sinis sambil mengangkat kedua bahunya.Dia yakin pasti Putri akan membenci Felix, tetapi seketika keyakinannya itu runtuh saat Putri mengatakan bahwa ia tidak peduli."Jika Papa memang selingkuh dan itu membuat papa bahagia, aku mendukung." Seketika Felix dan juga Salma menatap tak percaya ke arah Putri mereka."Apa yang kamu katakan Putri?!" sentak Salma dengan marah."Jangan membentak putriku seperti itu!" tukas Felix dengan tatapan tajamnya."Karena apa yan
Salma mengangguk-nganggukan kepalanya, dia mengerti dengan saran dari Irfan. Wanita itu tersenyum licik. "Okelah kalau begitu aku pulang dulu. Thanks ya untuk idenya. Kamu ?emang yang terbaik," ucap Salma kemudian mengecup bibir Irfan sekilas."Hai sayang, ingat besok malam di hotel." Pria itu mengedipkan sebelah matanya membuat Salma tersenyum genit."Baik. Kau tenang saja, aku akan memberikan kamu servisan yang begitu oke, hingga kamu pasti akan ketagihan." Salma melenggang meninggalkan bar tersebut untuk pulang menuju rumah...Pagi ini Felix sudah bersiap untuk ke kantor. Dia menuju meja makan untuk meminum kopinya, tetapi tiba-tiba saja melihat Salma yang sedang menyiapkan sarapan membuat pria itu menyipitkan mata.Dia tak pernah melihat Salma selama ini berkutat di dapur, dia bahkan baru pertama melihat Salma menyediakan sarapan untuknya."Sayang, ini aku udah buatin kopi kesukaan kamu. Terus ini aku buatin kamu roti bakar coklat, kamu pasti suka." Salma berkata sambil duduk de
"Aku mau kamu tinggalin selingkuhan kamu itu! Dan kamu fokus kepadaku dan Putri. Aku janji akan berubah!" Salma mencoba untuk meyakinkan Felix.Namun sayang, Felix tidak semudah itu untuk percaya. Dia tersenyum miring seolah mengejek apa yang baru saja dikatakan oleh istrinya"Apa kau bilang? Kau meminta ku untuk meninggalkan Bella? Begitu?" Pria itu terkekeh sambil menggelengkan kepalanya. Dia menatap sinis ke arah Salma. "Jangan pernah bermimpi! Dia lebih bisa memuaskan diriku dan dia lebih bisa membuatku nyaman, ketimbang dirimu. Lagian kita impas, kan? Kau selingkuh, aku pun sama."Hantung Salma seketika bergemuruh mendengar jika suaminya sudah nyaman dengan Bella. Dia mengepalkan tangannya mencoba untuk meredam emosi agar tidak meledak di hadapan Felix.'Sialan. Lihat saja kau wanita jalang! Kau akan mendapatkan akibatnya. Tapi untuk sekarang aku harus lebih meyakinkan Felix agar dia percaya kepada aku.' batin Salma."Dia hanya ingin harta kamu. Jika kamu memang perlu kepuasan di
Felix baru saja selesai meeting dengan asistennya yang bernama Bertrand, saat dia sedang duduk di ruangan dan mengecek data-data perusahaan kembali, tiba-tiba saja Veteran masuk dengan wajah yang sedikit panik."Gawat Tuan! Gawat!" ucap panik Betrand."Gawat? Gawat kenapa?" Lalu Bertrand pun memberitahu apa yang terjadi. Mendengar hal itu Felix pun mendadak menjadi panik. "Kalau begitu antarkan aku ke apartemen!"Mereka pun menaiki mobil untuk menuju apartemen di mana saat ini Bella berada. Dan saat sampai di sana, Felix melihat Bella sedang menangis di sofa.Dia segera berlari dan memeluk tubuh Bella. "Sabarlah. Kedua adikmu pasti baik-baik saja," ucap Felix sambil mengusap rambut wanita itu."Bagaimana aku bisa sabar, Tuan? Kedua adikku kecelakaan dan busnya masuk ke dalam jurang. Xi berita juga mengatakan bahwa tidak ada korban yang selamat, itu artinya ..." Bella menggantungan ucapannya dengan mata yang sudah memerah karena sedari tadi dia terus-terusan menangis. "Aku mau ke sana