Share

5.

last update Last Updated: 2025-03-03 22:30:15

Melvin masih memejamkan mata, mengabaikan Kanza yang menunggu jawaban atas apa yang telah di ucapkannya barusan.

“Tuan, tolong jawab. Tuan tahu darimana masalah saya itu?”

“Pilihanmu hanya dua. Menikah denganku sebagai pertanggung jawabanmu, atau menikah denganku dan kamu bisa kembali kuliah seperti dulu. Dan saya pastikan tidak akan ada lagi yang bisa mengusik kamu disana.”

“Apa Tuan ini seorang dukun?”

Melvin membuka matanya, menatap lurus pada Kanza dengan tatapan dingin.

Melihat itu, Kanza hanya bisa mengembuskan nafas kasar.

Sore itu terasa amat panjang bagi seorang Kanza, terlebih ada Melvin yang selalu menatap pada dirinya.

“Beri saya jawaban malam ini, dan besok pagi kamu bisa kembali bertemu dengan teman-temanmu di kampus.”

“Tapi saya belum ingin menikah, saya masih ingin mengejar cita-cita saya.” Cicitnya.

“Saya tidak akan menghalangi apapun yang menjadi cita-citamu itu.”

“Tuan berjanji?”

“Hm.”

“Baiklah kalau begitu.”

Melvin memicingkan mata, melirik Kanza yang tertunduk di seberang sana.

“Jadi?” tanya Melvin.

“Saya bersedia menikah dengan, Tuan.”

Melvin tersenyum, senyum yang mungkin hanya dirinya seorang yang dapat merasakannya.

Dan malam itu keduanya tertidur dengan begitu lelapnya.

**

Pagi-pagi sekali, Kanza menerima panggilan dari pak Joni. Dadanya begitu berdebar saat mendengarkan pak Joni berbicara.

“Baik. Terima kasih, Pak.”

Melvin menatap Kanza, ia dapat melihat raut bahagia itu walau dengan tetesan air mata.

Bahkan matanya terus mengikuti kemana Kanza melangkah.

“Tuan, terima kasih. Saya tahu ini semua pasti karena anda.” Ucapnya begitu tulus.

Dan karena rasa bahagia itu, Kanza berani menggenggam tangan Melvin begitu erat.

“Hm, pergilah.”

Dengan raut bahagia Kanza meninggalkan ruang rawat Melvin, bahkan sepanjang jalan ia tak henti bersenandung ria.

Bugh.

“Maaf, Tuan. Saya tidak sengaja.”

“Hem.”

Mata Kanza menatap punggung seseorang yang baru saja menabraknya, “Orang aneh.”

Namun gadis itu tak mempermasalahkannya, ia dengan langkah riang meninggalkan rumah sakit dan bersiap untuk kuliah.

Setibanya di kampus, Kanza langsung disambut tatapan tak suka dari Tari yang berdiri di ujung koridoor.

Kanza mengabaikannya, ia berlalu menuju kelasnya pagi ini.

Disana sudah ada Nadia yang menunggu di depan kelas dengan wajah ceria.

“Kanza,” serunya begitu riang.

Bahkan semua anak kelas menyambut kembalinya Kanza dengan senyuman.

Di rumah sakit, Melvin sudah terlihat rapi. Menanggalkan pakaian pasien dan berganti dengan pakaian formalnya.

“Tuan, ini uang yang anda minta.”

Menatap amplop coklat yang terlihat begitu tebal, Melvin mengingat kembali sosok Kanza.

“Mana ponsel yang saya minta.”

Menerima sebuah ponsel yang kemudian ia satukan dengan amplop di sebuah keranjang.

“Bagaimana dengan informasi yang saya minta?”

“Segera anda terima, Tuan.”

Siang itu Melvin pergi, meninggalkan Kanza dengan sebuah surat.

Entah apa yang sedang terjadi, namun hari itu juga Melvin meninggalkan negaranya.

Sore harinya, seperti biasa Kanza kembali ke rumah sakit untuk menjaga Melvin disana.

Namun ketika masuk ke dalam kamar, ia tak menemukan keberadaan suami palsunya itu.

“Kemana ya?” gumamnya setelah mencari.

Kanza melihat sebuah keranjang asing di atas nakas, tangannya terulur dan mengambilnya dalam pangkuan.

“Apa ini?”

Matanya terbelalak melihat isi amplop yang ada dipegangnya.

Sebuah surat menarik mintanya, meletakkan kembali uang itu ke tempatnya.

‘Aku pergi, segera kembali dan kita akan menikah. Ingat kamu sekarang memiliki calon suami, jadi jaga sikap dan tingkahmu.’

Kanza mengendikkan bahu, ia tak ingin ambil pusing dengan kepergian Melvin ini. Sebaliknya ia merasa senang karena bisa kembali dengan semua rutinitasnya.

Ting.

Sebuah pesan masuk, namun bukan dari ponsel milik Kanza melainkan dari ponsel lain yang juga berada di keranjang tadi.

Hm?

‘Di depan ada supir yang sudah menunggumu. Ikut dengannya dengan patuh dan jangan banyak bertanya.’

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terpaksa Jadi Istri Presdir Dingin   37.

    Pagi yang sangat cerah untuk Nadia, langkah kakinya terasa begitu ringan berayun menepis angin.Senyum di wajahnya tak pernah luntur, gadis itu tersenyum senang entah dengan alasan apa.Namun Nadia berbeda, gadis yang dulu nampak santai dan cantik natural kini berubah menjadi wanita dewasa dengan riasa bold di wajahnya.Pakaian minim dengan paduan both fashion menjadi sorotan warga kampus pagi itu. Bukannya risih, Nadia merasa senang karena berfikir berhasil menjadi pusat perhatian.“Nadia yang dulu sudah mati, sekarang hanya ada Nadia yang kuat.” gumam Nadia.Reno mendengar desas desus nya, sedikit banyak ia mendengar jelas tentang perubahan Nadia yang dirasa begitu drastis dan mendadak.“Apa benar sampai merubah penampilan?” batin Reno penasaran.Namun jelas terlihat jika sama sekali tak ada ketertarikan Reno pada Nadia, baginya Nadia hanya sekedar teman Kanza. Tidak ada lebih bahkan banyak kurangnya.Reno acuh, ia sibuk dengan gebetan barunya. Tentu saja bukan wanita yang di temu

  • Terpaksa Jadi Istri Presdir Dingin   36.

    Hinaan juga cacian Nadia masih terus terngiang di telingan dan menusuk dalam ke hatinya. Kanza menangis pilu dalam pelukan suaminya, menyalurkan semua rasa sakit juga luka lama yang kembali di buka secara paksa.Bayangan kelam itu perlahan datang kembali, sakitnya kehilangan juga siksaan menjadi satu dalam sebuah trauma.Trauma yang beberapa tahun ini coba Kanza tahan dan lupa kan, namun hari ini secara paksa menariknya masuk kembali.Kanza belum benar-benar keluar dari traumanya, tapi kini ia di tarik paksa masuk dan seakan terkuci di dalamnya.“Kanza?”Melvin panik, tangis istrinya sudah tak lagi terdengar bahkan pergerakannya pun tak ada.Melonggarkan pelukannya, Melvin benar-benar terkejut saat menyadari Kanza pingsan.“Helen, panggil dokter.” teriaknya sembari membaringkan tubuh Kanza di atas ranjang.Wajah cantik itu nampak sangat pucat, keringat dingin mulai membanjiri keningnya.Dan disini Melvin meli

  • Terpaksa Jadi Istri Presdir Dingin   35.

    Arumi pagi ini tengah berkeliling di beberapa usaha butiknya, salah satunya yang berada di mall megah di kotanya.Awalnya semua nampak biasa saja, berjalan seperti biasa layaknya butik yang penuh dengan pembeli.“Tolong siapkan semua data keuangan, saya mau cek hari ini.” ucapnya pada kepala toko disana.Namun ketika ia akan melangkah masuk ke dalam ruangan, ia mendengar suara keributan. Suara teriakan, cacian bahkan hinaan yang di tujukan kepada salah satu karyawan nya.Arumi tak terima, ia pun berbalik dan menghampiri asal keributan.“Kalian nggak tahu siapa saya ya? Saya ini orang terkenal di aplikasi Tik-tik, masa gitu aja nggak tahu.” omelnya.“Maaf, tapi apapun itu disini semua pembelian harus melakukan pembayaran dengan nilai rupiah tidak bisa dengan iklan yang anda tawarkan tadi.”“Heh gila! itu bukan sekedar iklan murahan, ini tuh iklan terkenal langsung dari saya.”“Ada apa ini?&r

  • Terpaksa Jadi Istri Presdir Dingin   34.

    Melvin menikmati sarapan dengan begitu tenang, begitu juga dengan Kanza yang diam menghabiskan sarapannya.“Nona, mobil sudah siap.” ucap Helen dari arah belakang sisi Melvin.“Mas, hari ini aku boleh ijin pulang telat?”Meneguk segelas air putih, tanda jika laki-laki itu sudah selesai dengan makanannya.“Mau kemana?”“Aku ada sedikit masalah dengan teman, jadi rencananya aku mau selesain hari ini.”“Masalah apa?”“Ehm, bukan masalah besar.”Melvin hanya menganggukan kepala, ia merasa bukan hal besar yang akan di hadapi oleh istrinya. Ia pun mengijinkannya, namun ia meminta Kanza untuk tidak lebih dari satu jam waktu keterlambatannya kembali.Dan dengan patuh Kanza pun mengiyakan, sebab ia hanya butuh waktu sebentar untuk menyelesaikan masalah dengan Reno juga Nadia.“Oh iya mas, ini semua bekal kamu untuk makan siang. Aku udah siapin dari makanan rin

  • Terpaksa Jadi Istri Presdir Dingin   33.

    Kemarahan Nadia benar-benar sudah tak bisa di bendung, tak cukup satu foto yang dibakarnya kini ia mengambil satu album kenangan mereka dan melemparnya ke dalam bara api.“Sekarang, semua sudah lenyap. Nggak ada lagi persahabatan diantara kita, dan semua karena keserakahan lo.” serunya berapi-api.Berbalik pergi, Nadia meninggalkan api itu melahap habis kenangannya bersama dengan Kanza selama ini.Semua kenangan yang telah mereka rangkai selama ini nyatanya hilang dalam sekejab saja. Dan semua hanya karena rasa iri, rasa dendam juga rasa marah yang terus dipendam hingga kini berubah menjadi rasa sakit tanpa bisa tersampaikan.Dengan mata merah menahan air mata, Nadia membuang semua bingkai foto hingga barang-barang yang berkaitan dengan Kanza. “Sorry, Za. Tapi gue udah nggak bisa lagi. Gue udah capek dengan keegoisan lo selama ini.”Rasa sakit yang Nadia rasakan benar sudah menutup semua pintu hati juga pikirannya. Sedang ditempat lain, nampak Kanza tengah menikmati makan malamnya d

  • Terpaksa Jadi Istri Presdir Dingin   32.

    Dengan sisa tenanganya, Melvin bangkit mengikuti langkah sang asisten.Namun ketika separuh tubuhnya hampir keluar dari ruangan, ia pun berhenti dan berbalik menatap Kanza si istri.“Kita pulang sama-sama.”“Jangan pernah keluar dari ruangan ini tanpa ijin dariku,” lanjutnya yang kemudian menghilang dibalik pintu yang tertutup.Kanza pun hanya bisa menghela nafasnya, menatap sekitar ruangan yang dinilainya sangat mewah untuk ukuran pegawai.“Lumayan mewah untuk ukuran karyawan biasa.”Ia pun menyandarkan punggungnya pada sofa, mengeluarkan ponselnya dan mulai berselancar di media sosial.Baru saja ingin membuka satu aplikasi sosmed, ponsel itu berdering dengan nama Nadia di layar nya.---Obrolan Telpon---“Iya Nad, kenapa?”“Kenapa lo bilang, gila sih lo.” dengan nada kesal.“Kenapa sih, kok lo ketus gitu sama gue ngomongnya.”“Za, kan kita ada janji di mall sama Reno tadi dan kenapa lo nggak datang?”“Lah, gimana? Kan tadi lo sendiri yang minta gue buat nggak datang karena pengen ber

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status