Satu harian penuh hanya berdiam diri di dalam kamar membuat Ayrin merasa jenuh dan bosan. Setelah selesai membersihkan tubuhnya, ia turun ke bawah dan membatu pak Karto menyiram bunga di halaman depan. Tidak lama tiba-tiba sebuah mobil berwarna hitam masuk dari gerbang "Hay Ayrin" sapa Sarah dari dalam mobil setelah membuka kaca mobilnya.
"Hay juga Sarah, apa kamu sudah selesai berpetualang ?" Sindir Ayrin dengan senyum sinis.
"Tentu saja" sahut singkat Sarah, sambil menginjak gas mobilnya dan memarkirkan ke dalam garasi.
"Neng kok aku merasa ada yang aneh ya dengan nona Sarah ? Beliau sepertinya tidak suka dengan neng Ayrin" Karto mengungkapkan perasaannya yang selama ini ia pendam di dalam hati.
"Itu hanya perasaan bapak saja, Sarah itu orangnya baik" sahut Ayrin dengan tersenyum sambil melanjutkan menyiram bunga.
"Apa iya ya neng, Hanya perasaan bapak saja ? Apa bapak bisa mengatakan sesuatu neng ? Lanjut pak Karto dengan rasa ragu-ragu.
Jangan lupa berikan games dan komen untuk mendukung cerita ini ya kakak. Di tunggu bab selanjutnya, pasti akan lebih seru dan menggemaskan lagi, karena di bab selanjutnya harapan Ayrin musnah. Terima kasih kakak 🙏🙏
Dua bulan telah berlalu, di mana saat ini usia kandungan Ayrin memasuki 9 bulan. Bahkan beberapa hari terakhir ini Ayrin sudah sering merasa sakit dan mulas di bagian perut. Namun saat periksa, dokter mengatakan kalau itu hanya kontraksi palsu. Jadi Ayrin hanya bisa melakukan jalan-jalan pagi dan sore hari, agar mempermudah persalinannya saat melahirkan nanti.Briyan dan Pamela sudah berkeras untuk meminta Ayrin melakukan operasi, keduanya merasa kasihan setiap kali Ayrin meringis kesakitan akibat kontraksi. Tetapi Ayrin menolak, wanita cantik itu sudah membulatkan niatnya untuk melahirkan normal. Ayrin merasa takut membayangkan jarum suntik, karena ia memang fobia dengan suntik."Sayang, kita lakukan operasi saja ya ?" Bujuk Briyan. Saat ini mereka sedang jalan-jalan pagi di taman yang ada di pekarangan kediaman Barata."Enggak mas, aku mau melahirkan normal. Aku ingin menjadi wanita yang sesungguhnya. Jika masih bisa normal, kenapa harus operasi ? Orang yang melakukan operasi itu ka
Tepat pukul 12, Ayrin dan Briyan sudah tiba di pusat perbelanjaan. Sebelum berburu pakaian bayi ! Keduanya terlebih dahulu makan siang. Saat keduanya sedang asik menikmati makanannya, tiba-tiba seseorang menyapa mereka."Apa kabar Ayrin ?"Briyan dan Ayrin refleks menegakkan kepala secara bersamaan. "Kamu" ucap Briyan dengan nada yang lantang."Jangan mas, kamu harus tenang" Ayrin memeluk Briyan. Ia tidak mau jika suaminya itu sampai memukul Aldo. "Santai bro, aku datang kemari bukan untuk menganggu istrimu. Tetapi aku ingin mengatakan kalau bayi yang ada di dalam kandungan Ayrin adalah milikku" ucap Aldo yang membuat Briyan semakin marah."Tutup mulutmu" sentak Ayrin. "Jangan berusaha menghancurkan hubungan orang lain" lanjutnya."Aku tidak bermaksud untuk menghancurkan hubungan kalian, tetapi aku hanya mengatakan yang sebenarnya" Briyan langsung menarik leher baju Aldo. "Tutup mulutmu sebelum aku menghancurkannya" Pengaman kafe datang menghampiri mereka, "silahkan pergi tuan, and
Akibat jatuh dari pohon, hari ini Briyan tidak masuk kantor. Tubuh pria tampan itu terasa remuk, bahkan ia jadi demam. Hal itu membuat Ayrin merasa bersalah. Ia tidak tega melihat suaminya meringis kesakitan, bahkan satu malam ini Briyan tidak bisa tidur."Mas, aku panggil tukang pijit ya ?" Ucap Ayrin."Enggak usah sayang" tolak Briyan."Kenapa gak usah ? Nanti kalau enggak dipijit sembuhnya lama loh mas" "Aku bukannya gak mau dipijat" sahut Briyan."Terus, enggak mau apa ?""Gak mau orang lain yang pijit, maunya kamu" jawab Briyan sambil tersenyum licik."Tapi aku gak ngerti pijit mas ?""Aku gak mau tahu, yang penting berani berbuat harus berani bertanggung jawab" protes Briyan."Baiklah kalau begitu" Ayrin bangkit dari ranjang melangkah menuju meja rias, lalu mengambil minyak telon dari sana."Ets ... tunggu dulu" Briyan menghindar saat Ayrin ingin menyentuh tubuhnya."Apalagi sih mas ?""Kamu ikhlas enggak untuk pijat aku ?" Tanya Briyan."Ya ikhlas dong mas" "Kalau ikhlas, kam
Dua bulan telah berlalu, di mana hari ini keluarga Barata sedang mengadakan acara 7 bulan kandungan Ayrin. Tamu yang berdatangan bukan hanya dari golongan atas atau sesama pengusaha, dan bukan pula hanya tamu dari Jakarta. Tetapi juga tamu dari desa Bukit Kehidupan, yaitu desa kelahiran Ayrin.Pamela sengaja mengundang seluruh warga desa itu demi membahagiakan Ayrin. Ia tahu kalau menantunya itu pasti tidak menginginkan yang lain selain kehadiran warga desa yang sudah dianggap sebagai keluarganya sendiri.Acara itupun berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan. Kini warga desa sudah bersiap-siap untuk kembali ke desa Bukit Kehidupan. Sebenarnya Pamela dan Briyan meminta mereka untuk menginap karena hari sudah malam dan menunjukkan pukul 8. Tetapi warga desa menolak, mereka tetap meminta untuk pulang malam ini. Sebab banyak diantara mereka yang harus bekerja besok pagi dan anak-anak mereka harus sekolah."Dada" ucap Ayrin sambil melambaikan tangan ke arah bus pariwisata yang membawa ro
Satu Minggu telah berlalu, kondisi Ayrin sudah membaik. Wanita cantik yang sedang hamil 5 bulan itu sudah tidak trauma lagi dengan kejadian itu.Tok....tok....tok.... Seseorang mengetuk pintu."Iya sebentar" sahut dari dalam.Ayrin menurunkan kedua kaki dari atas tempat tidur, melangkah untuk membuka pintu."Iya bi ?" Ucap Ayrin setelah melihat yang berdiri dibalik pintu adalah pelayan."Ada nona Sarah di ruang tamu nyonya" "Oh.... baiklah" Ayrin mengikuti langkah pelayan menuju ruang tamu. Dan benar saja Sarah sedang duduk di atas sofa sambil menggendong anaknya."Hay Sarah" sapa Ayrin."Hay Ayrin" balas Sarah sambil bangkit dari sofa. Ia melangkah menghampiri Ayrin lalu memeluknya dengan erat sambil menagis."Hay, kamu kenapa ?" Tanya Ayrin. Ia membalas pelukan Sarah dan mengelus punggungnya."Aku tidak tahu harus berbuat apa lagi Ayrin" ucap Sarah ditengah-tengah tangisannya.Ayrin melepaskan pelukannya dari Sarah. "Ayo duduk dulu" Ayrin menuntun Sarah duduk ke sofa."Sebenarnya a
Satu Minggu telah berlalu, kondisi Ayrin sudah membaik. Wanita cantik yang sedang hamil 5 bulan itu sudah tidak trauma lagi dengan kejadian itu.Tok....tok....tok.... Seseorang mengetuk pintu."Iya sebentar" sahut dari dalam.Ayrin menurunkan kedua kaki dari atas tempat tidur, melangkah untuk membuka pintu."Iya bi ?" Ucap Ayrin setelah melihat yang berdiri dibalik pintu adalah pelayan."Ada nona Sarah di ruang tamu nyonya" "Oh.... baiklah" Ayrin mengikuti langkah pelayan menuju ruang tamu. Dan benar saja Sarah sedang duduk di atas sofa sambil menggendong anaknya."Hay Sarah" sapa Ayrin."Hay Ayrin" balas Sarah sambil bangkit dari sofa. Ia melangkah menghampiri Ayrin lalu memeluknya dengan erat sambil menagis."Hay, kamu kenapa ?" Tanya Ayrin. Ia membalas pelukan Sarah dan mengelus punggungnya."Aku tidak tahu harus berbuat apa lagi Ayrin" ucap Sarah ditengah-tengah tangisannya.Ayrin melepaskan pelukannya dari Sarah. "Ayo duduk dulu" Ayrin menuntun Sarah duduk ke sofa."Sebenarnya a