Share

5. Peliharaan Rex

Author: Kareniavorg
last update Last Updated: 2024-10-06 20:49:38

"Dari mana saja kau Rex kenapa kau baru pulang sepagi ini, berada di mana kau kemarin?" tanya Claire sinis sambil menyesap teh hangatnya.

Rex yang pagi itu baru pulang ke rumahnya hanya melirik sebentar ke arah istrinya dan kemudian melangkah pergi menuju kamarnya.

"Ini masih pagi dan aku lelah, Claire. Jangan mengajakku berdebat," jawab Rex datar.

Claire mendengus sinis dan menatap tajam punggung Rex. "Aku dengar kau memelihara perempuan murahan itu di rumah ibumu. Bukankah itu keterlaluan? Selama pernikahan kita kau bahkan tak pernah mengizinkanku untuk sekadar menginjak rumput di halaman rumah ibumu itu. Rupanya kau menyukai pelacur itu, hm?"

Rex menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah Claire. "Apa sekarang kau mulai cemburu pada perempuan yang kau pilih sendiri untuk aku tiduri?"

Claire kembali mendengus sinis dan kali ini dia tersenyum mencemooh Rex. "Tidak sama sekali. Aku tak peduli sekalipun kau setiap hari menghabiskan semalaman suntuk untuk berhubungan intim dengan perempuan itu."

"Kalau begitu kau tak perlu sinis padaku karena kau yang membuatku harus tidur dengan perempuan asing." Rex memalingkan wajah dan berniat kembali melanjutkan langkahnya, ketika suara istrinya kembali terdengar.

"Aku memang memintamu menidurinya agar aku bisa mendapatkan anak dari hubungan kalian, tapi aku tak pernah memintamu memeliharanya."

"Jangan menggunakan kata 'memelihara' padanya, Claire. Dia manusia yang punya nama. Kuharap kau tak mencampuri urusanku. Setelah hari ini perempuan itu adalah tanggung jawabku," ujar Rex dingin dan penuh peringatan tanpa sekalipun menatap ke arah Claire.

"Kalau begitu kau pun tak boleh mengganggu urusanku dengan kekasih-kekasihku."

"Bukankah selama ini aku memang tak pernah menggangguu urusanmu dengan kekasih-kekasihmu itu? kau terlalu berlebihan." Kali ini dengan suasana hati yang buruk Rex benar-benar melangkah pergi menuju kamarnya tanpa sekalipun memperdulikan ucapan Claire lagi.

Tiba di dalam kamarnya, Rex dengan lesu membaringkan tubuhnya ke atas tempat tidur. Berulang kali dia menghembuskan napas kasar ketika ingatannya kembali memutar kejadian dimana dia beberapa kali memergoki kegiatan tak senonoh yang Claire lakukan dengan teman wanitanya di kamar pribadinya yang bahkan tak pernah boleh Rex masuki selama pernikahan mereka. Pada saat itulah pertama kalinya Rex tahu penyimpangan yang terjadi pada istrinya.

Sebagai orang yang mencintai Claire, mengetahui rahasia besar istrinya itu membuat Rex benar-benar terpukul. Hatinya hancur oleh fakta bahwa selama ini cintanya bertepuk sebelah tangan dan pernikahan ini tak ada artinya sama sekali bagi Claire selain sebagai ajang untuk memenuhi syarat klaim warisan dari ayahnya.

Kilasan ingatan itu membuat suasana hati Rex semakin memburuk. Namun, dalam suasana hatinya yang tak menyenangkan itu tiba-tiba ingatannya memutar kejadian pagi ini dimana selama menginap di mansion ibunya dia hanya bisa tidur selama 30 menit saja karena selebihnya dia tak bisa tidur karena Jane yang mengigau.

"Lucu sekali. Aku baru tahu kalau ada orang yang mengigau dengan menceritakan semua yang dia alami hari itu. Rupanya dia sangat takut padaku," gumam Rex yang tanpa sadar terkekeh kecil.

Lantas saat menyadari tingkah anehnya itu buru-buru Rex berdeham dan memilih untuk memejamkan matanya rapat-rapat, dia berusaha untuk  tidur dan beristirahat.

"Lagipula hal wajar kalau Jane takut padaku. Pasti baginya aku adalah orang mesum yang sok baik demi bisa mendapatkan anak darinya," gumam Rex lagi dengan mata yang masih terpejam. "Kenapa pula aku malah dibutakan hasratku. Pada akhirnya aku tetap menuruti ide gila yang Claire buat."

***

 "Apa peliharaanmu itu sudah menunjukan tanda-tanda kehamilan, Rex?" tanya Claire dengan nada arogannya. Dan dengan tenang dia menyuapkan sesendok penuh sup daging ke dalam mulutnya, tanpa sekalipun memperdulikan ekspresi tak suka dari Rex.

"Bukankah sudah cukup lama kau berhubungan dengannya? Menyediakan tempat istimewa yang khusus untuk peliharaanmu seharusnya bisa membuahkan hasil yang cepat bukan?" ujarnya menambahkan.

Kali ini Rex benar-benar terganggu dengan ucapan kasar istrinya itu. "Kau merusak selera makanku dengan ucapan kasarmu. Bisakah kau memperbaiki sikap burukmu itu? Kau jadi sangat menyebalkan," tegurnya dengan terang-terangan menunjukan ekspresi kesalnya.

"Sikapku sudah seburuk ini sejak dulu dan kau mencintaiku, kenapa kau mempermasalahkannya sekarang? Apa karena perempuan itu perasaanmu padaku jadi berubah, hm?"

"Jangan bicara omong kosong, Claire... ketika kau sendiri yang membuatku harus tidur dengan perempuan lain demi seorang anak. Aku sedang berusaha mewujudkan keinginan gilamu kalau kau lupa," cibir Rex.

Sudut bibir Claire berkedut membentuk sekilas senyuman miring yang tampak begitu sinis. "Begitukah. Kalau begitu seharusnya kau cukup menjawab pertanyaanku dengan benar, kenapa pula kau harus menggerutu."

Rex menghembuskan napas kasar dan kembali melanjutkan makannya tanpa menanggapi  ucapan Claire dengan mendebatnya lagi. "Mana mungkin Jane langsung menunjukan tanda kehamilan dalam kurun waktu yang bahkan kurang dari enam hari."

"Kalau begitu kau harus lebih rajin mengunjunginya agar dia bisa cepat hamil. Menunggu sembilan  bulan sampai melahirkan saja sudah waktu yang lama, jadi jangan me nunda-nunda kehamilannya. Aku tak mau tahu, dalam satu tahun aku harus sudah mempunyai bayiku."

"Aku muak dengan pembicaraan ini. Aku sudah selesai makan," ucapnya. Dia bangkit berdiri dan melenggang pergi ke kamarnya meninggalkan Claire sendirian di meja makan menikmati makan malamnya.

Tak lama kemudian, Rex terlihat keluar dari kamarnya sudah mengenakan mantelnya. "Aku harus ke kantor, ada pekerjaan yang harus aku cek sekarang juga."

Dengan terburu-buru dia pergi keluar dan melajukan mobilnya meninggalkan area rumahnya. Sedangkan Claire melihat kepergian Rex itu dengan tatapan kosong.

"Apa gunanya kau pamit seperti itu padaku. Kau memang selalu seperti itu, selalu meninggalkanku sendirian di rumah karena selalu sibuk dengan pekerjaanmu. Padahal aku pikir menikahi pria yang mencintaiku bisa membuatku tak merasa kesepian lagi. Aku pikir... kita bisa jadi teman akrab, tapi suasana diantara kami malah terasa semakin menyebalkan," gumam Claire berbicara sendiri.

Dia bergegas menyelasaikan makannya  dan dengan lelah berjalan menuju kamarnya. Kamar yang berjarak 2 ruangan dari kamar Rex.

Saat berada di depan kamar Rex, Claire terdiam sejenak dan membuka sedikit pintu kamar itu sehingga membuat aroma parfum khas milik Rex menguar keluar. Harum yang Claire sukai. Dia akan senang hati mengatakan hal itu jika saja hubungan mereka berjalan cukup baik.

"Sepertinya memang kami harus bercerai setelah aku memastikan bahwa semua harta ayahku benar-benar aman jadi milikku. Setelah anakku lahir... aku mungkin akan mulai mempertimbangkannya," gumam Claire lagi-lagi berbicara sendiri. Seolah ada seseorang di dalam kepalanya yang memberi segala pertanyaan itu padanya.

Kemudian dia pun kembali menutup rapat pintu kamar Rex dan bergegas menuju kamarnya. Di sana dia buru-buru melepas seluruh pakaiannya dan berlarian kecil masuk ek dalam kamar mandi untuk sekadar berendam di bathtub yang dipenuhi busa beraroma vanila... kesukaannya.

Dia bersenandung kecil lalu kemudian tiba-tiba saja terdiam saat sayup-sayup ia mendengar dering ponselnya. Dengan berat hati dia pun beranjak dan segera keluar dari kamar mandi tanpa memakai handuk, membuat lantai kamarnya basah.

Nama Rex tertera di layar ponselnya sebagai penelepon, sehingga tanpa pikir panjang Claire pun segera menerima panggilan itu.

"Ada apa Rex? kau mengganggu waktu santaiku," gerutunya. Namun, di detik berikutnya ekspresi kesal itu berubah jadi ekspresi khawatir. "Tolong kirimkan alamat rumah sakitnya. Aku ke sana sekarang."

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terpaut Kasih Sang Billionaire    42. Perasaan Janin

    "Sini biar aku bantu pakaikan," ujar Rex memintaJane untuk duduk pada tepian tempat tidur sedangkan dirinya mengambil flat shoes dan memakaikannya pada kaki Jane dengan hati-hati."Perutku masih belum sebesar itu sampai mengganggu aktivitasku, Rex. Kamu tak perlu melakukan hal itu untukku," tegur Jane hati-hati karena merasa tak enak hati pada Rex yang kini berlutut di hadapannya untuk sekadar memasangkan sandal."Tak masalah, aku akan terus melakukan ini demi menjagamu dan anak kita." Dengan senyum hangat di wajahnya lalu bangkit berdiri untuk menggandeng tangan Jane dan mengajaknya segera pergi.Pada akhirnya, Jane hanya bisa menghela napas dan tak lagi berkomentar apapun tentang sikap protektif Rex terhadapnya, sekalipun beberapa menit kemudian Rex kembali bersikap berlebihan dengan menuntun Jane menuruni tangga seolah-olah Jane adalah balita yang sedang belajar berjalan."Lakukan pelan-pelan, Ruby... aku tak ingin kau terjatuh." Tegur Rex sembari deng

  • Terpaut Kasih Sang Billionaire    41. Pria baik

    "Minumlah dan nikmati sarapanmu dengan nyaman. Kalau kau ingin makan sesuatu yang lain untuk makan malam, kau bisa mengatakannya padaku. Sepulang kerja aku akan membelikannya untukmu," ucap Rex seraya menaruh segelas susu khusus ibu hamil itu di hadapan Jane. Sejenak Jane menatap segelas susu hangat itu lalu kemudian beralih menatap Rex dengan tak enak hati. "Rex... kau sudah sangat sibuk dan lelah oleh urusan pekerjaan, kenapa repot-repot membuatkan susu untukku?" Rex mengangkat bahunya ringan lalu kemudian duduk di seberang Jane dan bertopang dagu menatap Jane lekat-lekat dengan senyuman hangat yang selalu merekah di wajahnya. "Aku tidak merasa kerepotan sama sekali. Mulai dari sekarang aku akan menyiapkan susu hangat dan juga vitamin untukmu," ujarnya enteng. "Kalau pun aku mengatakan untuk jangan melakukannya, kamu pasti akan tetap melakukannya kan?" Senyum di wajah Rex semakin merekah. "Tepat sekali. Karena waktuku bersamamu hanya sebentar, aku tak akan menyia-nyiakan satu

  • Terpaut Kasih Sang Billionaire    40. Aku hanya punya ragamu

    Jane merasakan Rex tak membalas ciumannya, sehingga dia mengernyit dan perlahan membuka matanya yang kemudian langsung bertatapan tepat dengan kedua mata elang Rex yang tengah menatapnya begitu intens pada jarak yang sedekat itu.Dia pun menyudahi ciuman itu dan menatap Rex dengan wajah bingung. "Apa kamu tak menyukainya?"Alih-alih memberikan jawaban, Rex justru tersenyum lebar dan beralih menangkup wajah Jane lalu kemudian memiringkan wajahnya dan mulai mencium Jane lebih intens dan lebih dalam. Lidahnya merangsek masuk, bermain dengan lidah Jane dan beberapa kali melumat dan menggigit bibir Jane dengan gemas."Aku ingin lebih dari sekedar ciuman, Ruby." Rex berucap dengan suara berat.Dari kedua mata Rex, Jane melihat api gairah yang menyala-nyala, walaupun tatapannya saat itu menatap ke arah Jane dengan sayu. Kemudian, Jane pun membuka dua kancing bagian atas dari kemeja longgar yang saat ini dipakainya dan dia pun merentangkan kedua tangannya."Lakukan saja jika anda menginginka

  • Terpaut Kasih Sang Billionaire    39. Aku ingin pulang padamu

    "Aku pulang," ujar Rex mengabarkan kepulangannya sambil mengedarkan pandangannya ke sekeliling untuk mencari keberadaan Jane. Lalu kemudian dia tersenyum ketika melihat Jane yang berjalan ke arahnya sambil mengulas senyuman yang sama."Kamu pasti sangat lelah, biar aku bantu meletakan jas dan tas kerjamu." Jane dengan ramah berbicara pada Rex, hendak meraih jas dan tas kerja pria itu, tapi sebelum tangannya menggapai kedua benda itu Rex sudah maju satu langkah dan lebih dulu meligkarkan tangannya untuk memeluk tubuh mungil Jane erat-erat."Senang akhirnya bisa kembali pulang kemari. Hari ini aku merasa sangat lelah," ucapnya sembari menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Jane. Hal itu membuat Jane merasa merinding beberapa kali ketika hangat napas Rex membelai lehernya."Kalau begitu ayo ke kamarmu, aku akan minta maid untuk menyiapkan air hangat."Untuk beberapa saat tak ada respon dari Rex, sampai kemudian terdengar helaan napas panjang dari Rex diiring

  • Terpaut Kasih Sang Billionaire    38. Cintai aku sekali lagi

    "Anda memanggil saya?" tanya seorang manager pemasaran yang kebingungan karena tiba-tiba saja dipanggil ke ruangan Rex. "Maaf tuan Milagro, apa saya membuat kesalahan?" lanjutnya risau.Rex menggelengkan kepalanya dan menatap karyawannya itu dengan serius. "Tidak sama sekali. Aku memanggilmu karena urusan lain," ujarnya."Urusan lain?""Aku dengar kau sudah menikah cukup lama dan punya 2 orang anak. Bisakah kau memberitahuku apa saja persiapan yang harus dilakukan calon ayah semasa kehamilan istri?"Karyawan itu sempat terperangah setelah mendengar pertanyaan tak terduga itu. Sejenak dia merasa gugup untuk menjawab, butuh beberapa detik baginya untuk bisa memikirkan jawabannya sampai akhirnya bisa berani dan percaya diri untuk berbicara serius dengan Rex."Saat pertama kali tahu akan jadi seorang ayah, saya lebih dulu mempersiapkan biaya untuk melahirkan nanti tapi karena anda sepertinya tidak perlu menyiapkannya anda bisa mengabaikan bagian ini. Kemudian saya mulai membeli perlengka

  • Terpaut Kasih Sang Billionaire    37. Pemilik hati Jane

    "Tuan memberikan izin pada anda untuk pergi keluar rumah walau tanpa pendampingan dari tuan," ujar Elma menyampaikan pesan yang sebelumnya Rex katakan di telepon.Mendengar itu, Jane pun mengangguk mengerti. Dia tak mengatakan apapun, tak bertanya kenapa Rex tak datang ataupun ke mana perginya Rex, dia hanya diam dan membiarkan Elma membantunya berpakaian dan menata rambutnya sampai rapi.Setelah selesai dengan tugasnya Elma pamit pergi, sedangkan Jane menatap pantulan dirinya di cermin meja rias. Dia menatap lekat-lekat pantulan dirinya dengan tatapan datar ketika menyadari wajah sampai ujung kakinya benar-benar membengkak karena pertambahan berat badan yang cukup banyak di masa awal kehamilannya ini."Perutku akan segera membesar dan tak bisa disembunyikan lagi. Apa yang harus aku lakukan saat hal itu terjadi? bagaimana caranya aku bisa menemui Dante?" ujar Jane sedih.Dia menghela napas berat beberapa kali, sebelum kemudian bangkit dan bersiap-siap untuk pergi mengunjungi Dante di

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status