Share

Bab 4

Author: Ohana
last update Last Updated: 2022-05-11 14:10:31

“Jadi, sudah berapa lama kau berada di sana melihatku?” tanya Hanako ketika dia sudah duduk di dalam Limusin mewah Ryoma tepat di sebelah pria itu.

“Aku melihat dan mendengar semuanya,” sahut Ryoma. “Aku juga melihat saat kau bersikap seperti seorang pelacur murahan ketika kau minta dicium si bodoh itu,” sambungnya sinis. Dia melirik Hanako sekilas lalu tersenyum mengejek. “Aku hanya mengatakan apa yang kau katakan. Anggapanmu.”

“Ralat. Itu bukan pendapatku. Itu pendapat ibu dan kakak perempuan mantan kekasihku,” sahut Hanako cepat-cepat. “Tapi, jika menurutmu aku begitu, berarti kau harus menerima jika kau punya istri yang mirip pelacur.”

Kali ini Ryoma benar-benar tertawa sampai terpingkal-pingkal. “Hanya pria bodoh yang punya pikiran sempit seperti,” dia berkata. “Kau cukup cantik, seksi, dan modis. Kau lebih mirip peraga busana daripada pelacur. Aku bahkan sedikit terkejut saat melihatmu untuk yang pertama kalinya. Kupikir kau tidak lebih cantik dari mantanku. Ternyata aku salah.”

Sekarang Hanakolah yang tertawa terbahak-bahak, “Kukira kau bahkan tak punya kekasih.”

“Yang benar saja. Yang mengantre untuk jadi kekasihku di luar sana banyak. Bahkan tak terhitung jumlahnya. Bintang film, penyanyi top, model, dan masih banyak yang lainnya,” sembur Ryoma. 

“Majide? Serius?” Ejek Hanako dengan sebuah seringai. 

“Kau tentu tahu jika itu benar.”

“Lalu, kenapa kau tidak mengambil salah satu dari gadis-gadis itu untuk kau jadikan kekasihmu?”

Ryoma menghela napas dalam-dalam. “Mereka semua bukan seleraku. Mereka tidak benar-benar menyukaiku. Yang mereka inginkan hanya popularitas dan kekayaanku.”

“Dan mantan pacarmu?”

“Sama saja. Karena itu aku minta putus dengannya. Tapi, sial sekali. Ibuku ingin aku membawa calon istriku pada pesta perayaan hari Natal besok siang.”

“Apa katamu?” teriak Hanako yang kaget luar biasa. “Jadi, kau akan membawaku menemui orang tuamu besok siang?”

“Tidak, tapi malam ini. Sekarang.”

“Apa?”

Untuk pertama kalinya Ryoma tersenyum senang. “Kita pergi ke rumah orang tuaku sekarang. Memang sudah sangat terlambat. Tetapi, aku bisa membuat alasan.”

Hanako menelan ludah dengan susah payah. Dia merasa dijebak oleh pria yang duduk di sampingnya memegang kemudi. “Tapi, pakaianku....”

“Kau tidak perlu cemas dengan pakaianmu. Orang tuaku sudah modern. Tidak seperti orang tua mantan kekasihmu itu.”

“Masalahnya aku sama sekali belum siap, Ryoma,” sahut Hanako berusaha bertahan. “Aku ... pakaianku terlalu—”

“Tak ada yang salah dengan pakaianmu atau penampilanmu. Kau cukup cantik dan itu sudah cukup. Sekarang, kau harus menghafalkan ini. Skenario yang harus kau mainkan. Kita akan sampai ke rumah orang tuaku dalam empat puluh lima menit.” Ryoma menyerahkan selembar kertas yang ditulis tangan ke pangkuan Hanako. “Ingat, kau harus tampak meyakinkan. Aku tidak mau sampai orang tuaku menaruh curiga jika kau dan aku baru kenal dan sedang melakukan sandiwara. Kau mengerti, Hana?”

Hanako mengangguk sekilas. “Sekarang biarkan aku berkonsentrasi memelajari peranku. Karena kau tidak memberiku sedikit lebih banyak waktu.”

Ryoma menyunggingkan senyum kemenangan. “Anak pintar. Selamat belajar untukmu.”

Hanako menggertakkan rahang, tapi, dia tidak mengatakan apa pun juga tidak mau menanggapi pria berkemeja linen putih dengan jas hitam berpotongan sempurna itu. Sebab dia tahu semakin dia marah, Ryoma akan semakin merasa senang. 

Ryoma Otsuka lahir di Hokaido dan merupakan anak seorang taipan. Ryoma adalah satu-satunya anak laki-laki di keluarga Ryuchi Minato Otsuka. Seorang pengusaha sukses yang mendirikan Shiseido Company. Sebuah perusahaan kosmetik multinasional di Jepang. Ryoma memiliki satu orang kakak perempuan dan satu adik perempuan. Kakak perempuannya, Ayumi Otsuka, merupakan seorang model terkenal. Sedangkan adik perempuannya, yang baru berusia lima belas tahun, merupakan juara nasional dalam sebuah Olimpiade matematika. Ryoma menjadi penerus bisnis keluarga karena hanya dialah anak lelaki di keluarga itu. Tapi, saat usia Ryoma menginjak tiga puluh tahun dan dia belum menunjukkan tanda-tanda jika dia sudah memiliki kekasih, Ryuchi Otsuka mulai merasa cemas. Dia mulai memiliki prasangka buruk terhadap anak lelakinya. Dia takut jika Ryoma penyuka sesama jenis atau bahkan memiliki kelainan. Karena itulah, Ryuchi pernah berkali-kali menyinggung soal kekasih Ryoma. Akan tetapi, dengan dingin anaknya menjawab jika dia tidak mau membuang waktu untuk menjalin hubungan. Dia ingin fokus mengembangkan Shiseido Company agar bisa menembus pasar internasional. Mendengar jawaban Ryoma, membuat Ryuchi menjadi semakin khawatir. Begitu juga dengan Natsumi istrinya.

“Demi Tuhan, jangan sampai benar Ryoma penyuka sesama jenis. Oh, tidak. Aku tidak akan memaafkan anak itu jika dia tidak membawakan aku menantu seorang wanita tulen,” teriak Natsumi saat Ryuchi membicarakan ketakutannya pada suatu malam. “Aku akan pergi ke gereja besok pagi dan akan meminta pak pendeta untuk mendoakan jodoh bagi Ryoma.”

“Aku akan meminta Ayumi mengenalkan teman-teman modelnya kepada Ryoma. Siapa tahu ada salah satu dari gadis-gadis itu yang menarik hati Ryoma,” sahut Ryuchi. “Selain itu, aku juga akan menyuruh Ayumi untuk menasihati adiknya agar mulai memikirkan masalah pasangan hidup karena dia sudah cukup dewasa dan mapan sekarang.”

Natsumi mengangguk setuju. “Semua ini adalah salahmu, Ryuchi. Kau terlalu menekan Ryoma agar menjadi seperti dirimu dan meneruskan perusahaan. Sekarang anak lelaki kita satu-satunya menjadi seorang maniak kerja yang tidak menyukai wanita. Oh, semua ini salahmu. Jika kau tidak terlalu menumbuhkan minat bisnisnya sejak kecil, Ryoma kuta pasti tidak akan seperti ini. Bagaimana jika dia benar-benar penyuka sesama jenis, Ryuchi. Aku sama sekali tidak bisa membayangkan.”

“Tunggu dulu, Natsumi. Aku punya ide cemerlang. Aku tahu bagaimana caranya untuk mendesak Ryoma agar segera menikah,” kata Ryuchi sambil menjentikkan jarinya dan berseru senang. “Kita beritahu kondisi kesehatanku, dan hal yang paling aku inginkan di sisa hidupku ini. Yaitu melihat Ryoma menikah. Aku yakin sekali Ryoma akan luluh hatinya. Itu pasti. Ya. Bagaimana menurutmu, Natsumi?”

“Menurutku itu agak sedikit kejam. Pemaksaan yang halus dan kejam. Tapi, karena kita tidak punya pilihan lain mau tidak mau aku harus setuju. Lagipula ini semua kita lakukan demi kebaikan Ryoma. Sepenuhnya demi kebaikan Ryoma,” sahut Natsumi sambil mendesah. 

“Baiklah. Jika kau setuju, maka, saat Ryoma pulang akhir minggu nanti, aku akan membicarakan semuanya dengan anak itu. Dan aku akan memberinya waktu sampai hari Natal.”

“Aku setuju.”

Segala sesuatunya persis yang telah diperhitungkan oleh Ryuchi. Setelah dia mengatakan penyakit jantungnya yang sudah semakin parah dan ketakutannya jika Ryoma penyuka sesama jenis, reaksi Ryoma tentu saja marah. Akan tetapi, saat dia ditantang ayahnya atau lebih tepatnya ditekan agar dia membuktikan dirinya bukan sesama jenis dengan mengenalkan kekasihnya di malam Natal nanti, Ryoma seketika tampak syok.

“Jangan bercanda, Ayah. Aku tidak mungkin untuk mencari... maksudku, membawa kekasihku malam Natal nanti. Aku tak bisa. Dia punya acara sendiri dengan keluarganya,” sahut Ryoma mencoba mencari alasan yang sesuai. “Aku berjanji akan mengenalkan ayah dan semuanya dalam waktu dekat. Ya, dalam waktu dekat ini. Tapi tidak di malam Natal nanti. Aku belum siap. Maksudku, itu terlalu mendadak. Aku tidak enak hati untuk membicarakannya.”

Ryuchi menatap anaknya dengan kecewa. “Aku tahu kau bahkan tak punya kekasih, Ryoma. Tak ada gunanya berbohong.”

“Tentu saja aku punya, Ayah. Tapi ....”

“Jika kau memang punya seorang kekasih, coba kau katakan siapa nama kekasihmu itu padaku. Buat aku yakin dengan perkataanmu,” desak Ryuchi.

Ryoma benar-benar bingung. Dia baru saja mendapati Kazuha, kekasihnya, jalan bergandengan tangan dengan pria lain yang jauh lebih muda dengannya. Dia tidak mungkin mengajak Kazuha menghadiri pesta malam Natal satu minggu lagi. Selain itu, Ryoma juga sudah tidak sudi lagi bertemu atau melihat wajah Kazuha. “Hana, dia bernama Hana,” jawab Ryoma. Hanya nama itu yang dia ingat. Nama yang sering disebut-sebut oleh teman baiknya, Tomohiro Yamashita Sudo. Nama adik perempuannya yang baru saja menyelesaikan kuliahnya di Universitas Tokyo. Ryoma pun kemudian menemukan pemecahan dari masalah peliknya. Dia tersenyum dan dengan penuh percaya diri berkata, “Jika ayah memang tidak percaya aku punya kekasih, dan ingin aku membuktikannya di malam Natal nanti, baiklah. Aku akan melamarnya tepat di hadapan ayah dan semuanya untuk membuktikan jika aku sepenuhnya normal dan bukan penyuka sesama jenis.”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terperangkap Cinta Tuan Muda   Bab 77

    Mata Hanako Rin Sudo membulat. “I-ini gaun pengantin yang harus aku kenakan?”“Bagaimana, Hana, apa kau suka?” tanya ibunya.“Ini luar biasa sekali.”Hanako hampir menangis melihat gaun pengantin berwarna putih yang dia desain sendiri dan berharap akan dia kenakan saat dia menikah nanti dengan Yusuke. Sebab, Hanako mendesain gaun pengantin itu sewaktu dia masih memiliki hubungan dengan Yusuke Sakazaki dan Yusuke mengatakan jika dia akan menikahinya nanti. Tapi, sekarang, dia akan mengenakan gaun pengantin itu untuk menikah dengan Ryoma Otsuka. Pria yang tidak pernah dia mimpikan bahkan dia bayangkan pun tidak akan menjadi suaminya. Tapi, meskipun begitu, Ryoma Otsuka mampu membuatnya terharu dan anehnya merasa nyaman. Hal yang sudah hilang saat Hanako menjalin hubungan dengan Yusuke.“Jangan hanya senyum-senyum, Hana. Cepat ganti gaunmu. Kita sudah terlambat. Jangan sampai Tuan Muda menunggu terlalu lama di gereja.”Hanako menganggukkan kepala. “Baik, Ibu.”Cinta. Sejak permulaan wak

  • Terperangkap Cinta Tuan Muda   Bab 76

    Jam di layar ponsel genggam itu menunjukkan pukul tujuh pagi. Takuya Isahara merasa sangat kacau sekali. Dia tidak dapat tidur semalaman. Karena frustrasi dan tidak memiliki tempat untuk berkeluh-kesah, Takuya pun menghabiskan malam dengan minum-minum. Takuya tahu jika pagi hari ini dia ada janji dengan Ryoma Otsuka di taman tak jauh dari menara Tokyo. Takuya awalnya berencana untuk tidak datang saja dan membatalkan janji itu. Entah untuk apa Ryoma Otsuka ingin bertemu, tapi itu pasti bukan sesuatu yang baik sama sekali.Setelah menghabiskan hampir lima botol minuman beralkohol, Takuya yang lemas pun dengan sempoyongan terhuyung ke tempat tidur dari balkon. Takuya mabuk berat dan dia tahu itu. Dia hanya ingin melampiaskan kemarahannya yang bersarang di dalam hati agar dapat bernapas dengan lega dan tidak lagi merasa sesak. Apalagi yang menunggu Takuya Isahara di depan adalah masalah yang lebih besar lagi. Saat Takuya berhasil mencapai tempat tidur dan menjatuhkan diri di atas kasur, t

  • Terperangkap Cinta Tuan Muda   Bab 75

    Pesawat pribadi yang dinaiki oleh Hanako Rin Sudo, Ham dan Ryoma Otsuka mendarat di bandara Haneda sekitar pukul setengah dua pagi. Mereka dijemput oleh Yukimura, sopir yang sebelumnya mengantar Hanako saat dia hendak bertolak ke Kyoto. Namun, kali ini sikap Sota benar-benar lain sama sekali dari yang Hanako ingat. Tentu saja itu pasti karena sekarang mereka bersama dengan Ryoma Otsuka. Dan Sota pun harus benar-benar menjaga sikapnya jika tidak ingin mendapat masalah atau bahkan kehilangan pekerjaan.“Tuan Muda, kita mau ke mana?” tanya Sota saat semua orang sudah Naik.“Langsung ke apartemenku. Nona Hanako biar istirahat di sana saja. Agar begitu perias pengantin datang dapat langsung dirias,” jawab Ryoma Otsuka.“Baik, Tuan Muda.”Selama di dalam perjalanan menuju apartemen Ryoma, Hanako jatuh tertidur di bahu Ryoma di kursi belakang. Pada awalnya Ham dan Sota merasa sedikit cemas jika hal itu akan membuat Ryoma menjadi marah. Tapi, bukan hanya tidak marah, Ryoma Otsuka justru meme

  • Terperangkap Cinta Tuan Muda   Bab 74

    Bagi Takuya Isahara cinta merupakan sebuah ironi. Bagai mana tidak, satu-satunya gadis yang mampu membuat hati Takuya bergetar sekaligus bergairah, adalah juga gadis yang sama yang sebentar lagi akan membawa mimpi buruk ke dalam hidupnya bersama dengan orang yang paling dia benci dan paling ingin dia hancurkan. Ironis sekali memang. Bahwa Takuya mau tidak mau harus menghadapi kenyataan jika orang yang paling dia cintai dan telah lama dia harapkan sekarang menjadi milik dari musuh bebuyutannya sendiri. Takuya menyadari seandainya saja waktu itu dia punya sedikit saja keberanian untuk mengejar cintanya, maka mungkin nasibnya tidak akan seperti ini.Takuya melihat Hanako Rin Sudo untuk pertama kalinya hampir tiga setengah tahun yang lalu sewaktu dia pergi ke Suzuka untuk satu urusan. Takuya langsung terpesona dengan kecantikan Hanako yang seperti orang asing itu, dan dia sama sekali tidak menyangka jika ternyata gadis yang dia taksir itu ternyata adalah adik Tomohiro Yamashita Sudo. Tem

  • Terperangkap Cinta Tuan Muda   Bab 73

    Hanako Rin Sudo duduk termenung di balkon kamar tidurnya dan menatap langit Kyoto yang cerah dengan matahari yang bersinar keemasan. Hanako tersenyum. Langit itu sama persis dengan langit Suzuka kampung halamannya. Berwarna biru muda dengan matahari keemasan dan awan putih tipis hampir transparan.“Bagaimana menurutmu langit Kyoto?” tanya sebuah suara yang sudah tidak asing dari arah belakang.Hanako menoleh tanpa membalikkan badannya. Ryoma Otsuka tampak berjalan ke arahnya dengan tangan terlipat di dada. “Indah sekali, Tuan Muda Ryoma. Persis langit di atas kampung halamanku di Suzuka,” sahut Hanako.“Benarkah?”Hanako menganggukkan kepala pelan. “Tentu saja.” Dia kembali menengadah menatap langit dan kemudian berkata, “Dulu, sewaktu saya kecil, hampir setiap pagi aku selalu pergi ke bukit tak jauh dari rumahku di Suzuka hanya agar dapat melihat langit lebih jelas dan lebih bebas lagi. Langit Suzuka yang berwarna biru muda dengan matahari keemasan dan awan yang hampir transparan yan

  • Terperangkap Cinta Tuan Muda   Bab 72

    Begitu Tomohiro dan Akio sampai di hotel tempat Takuya menginap mereka berdua langsung menuju resepsionis untuk menanyakan di kamar nomor berapa Takuya Isahara menginap. Setelah mengetahui di kamar nomor berapa Takuya menginap dan memastikan kepada resepsionis itu jika Takuya memang berada di kamar tidurnya dan tidak sedang keluar maka Tomohiro dan Akio pun bergegas. Saat mereka berdua hendak masuk ke dalam lift, tiba-tiba saja seorang pria ikut menerobos masuk. Betapa kagetnya Tomohiro dan Akio saat melihat wajah pria itu. Ternyata dia Yusuke Sakazaki. Tidak hanya Tomohiro yang terkejut, Yusuke pun tampak sama terkejutnya.“Kau, sedang apa kau di sini, Yusuke? Jangan katakan jika kau diam-diam mengikuti aku dan Akio,” kata Tomohiro.Yusuke mengerutkan bibir. “Aku sama sekali tak mengerti kenapa kau sejak dulu selalu saja mencurigai aku dan selalu saja berpikiran buruk. Aku datang ke hotel ini karena aku ada urusan dan itu bukan denganmu, tentu saja. Dan bukan juga urusanmu,” sahut Yu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status