Share

Bab 3

Ryoma Otsuka menatap Hanako Rin Sudo dengan senyum mengejek. Kata-kata pertama yang keluar dari mulut pria berambut hitam legam dengan kulit putih bersih dan postur tubuh yang cukup ideal itu adalah, “Semoga Tuhan memberkatimu di hari kemudian. Selamat Natal.”

 Untuk menghilangkan rasa malu yang tak terhingga Hanako melawan dengan mengubah ekspresinya menjadi sekeras batu. “Siapa kau dan mau apa?”

 “Aku Ryoma Otsuka. Calon suamimu,” sahutnya.

 Mendengar jawaban itu Hanako merasa geli ingin tertawa. “Yang benar saja, Tuan. Saya bahkan sama sekali tidak mengenal Anda. Bagaimana mungkin saya menikah dengan Anda?” ujar Hanako sinis. Dia mengibaskan tangannya dengan gerakan seperti mengusir. “Sebaiknya Anda bangun dari tidur Anda, Tuan. Karena sepertinya Sinterklas tidak akan datang malam ini.”

 Ryoma menyunggingkan senyum misterius. “Kau benar. Ini memang malam Natal yang buruk. Tapi, hanya untukmu. Tidak untukku. Selain itu, aku tidak mengerti untuk apa kau menangisi laki-laki pengecut seperti Yusuke itu. Apa hebatnya dia? Bahkan, jika aku jadi seorang perempuan yang tidak cantik sekalipun, aku tak akan sudi menjadi pacarnya. Anak manja. Dan kau, aku akui kau memang sedikit cantik. Akan tetapi, kau begitu bodoh. Kau tidak punya otak.”

 Hanako mengepalkan tinju tepat di hadapan wajah tampan Ryoma. Dengan sedikit mendongakkan kepala karena pria itu lebih tinggi sekitar tujuh senti meter darinya, Hanako mengerucutkan bibir siap mencaci maki pria lancang dan tidak punya sopan santun itu. “Kau pikir siapa dirimu, S!alan, bisa menghakimi orang begitu saja. Dengar, Ryoma Otsuka, atau siapa pun namamu, persetan, sebaiknya kau enyah dari hadapanku sekarang karena aku sedang sangat marah. Aku mengampunimu meski kau telah begitu keterlaluan padaku. Sekarang pergilah dari sini dan bawa semua omong kosongmu itu,” geram Hanako Sudo. 

 Ryoma menggenggam tinju Hanako dengan tangan kanannya. “Memangnya apa yang bisa kau lakukan untuk menyakitiku?” tantangnya. 

 “Kau!”

 “Kau gadis yang keras kepala dan pemarah. Aku tidak mengerti bagaimana cara Tomohiro menghadapi adik sepertimu.”

 Hanako tercekat. “Tomohiro katamu?”

 “Aku yakin kau mendengar yang kukatakan. Tomohiro kakakmu. Tomohiro Yamashita Sudo. Dan namamu adalah Hanako Sudo,” ujar Ryoma. Matanya menatap dalam-dalam ke mata Hanako. Saat melihat keterkejutan yang luar biasa bercampur dengan ketakutan yang tiba-tiba, dia tersenyum senang. “Sekarang kau mulai mengerti rupanya. Jadi sebaiknya tidak usah ribut-ribut. Bukankah kau mengatakan pada mantan kekasihmu ingin pergi dari sini?”

 “Itu memang benar. Tapi, tidak denganmu!” Hanako melepaskan tangan yang digenggam kuat-kuat oleh Ryoma dengan satu kali sentakan. 

 “Jadi kau masih mengharapkan pria manja yang takut dengan ibu dan kakak perempuannya, berwajah biasa saja, bertubuh seperti belalang sembah yang telah mencampakkanmu seperti pakaian rombeng daripada menjadi istriku?” 

 Hanako mengertakkan gigi. Senyum penuh percaya diri pria itu menantangnya. Jika dipikir-pikir lagi semua yang dikatakan Ryoma adalah benar. Yusuke memang tidak begitu menarik secara fisik, dia juga manja dan tidak punya pendirian sendiri. Untuk urusan perempuan, dia juga selalu mendengarkan apa kata ibu dan kakak perempuannya. Tapi, Yusuke sangat penyayang, lembut, dan penuh pengertian. Itulah yang membuat Hanako tertarik dengannya. “Dengar Tuan Ryoma yang menurut dirimu sendiri tampan. Aku tidak mau pergi denganmu meski aku sangat ingin pergi dari sini. Aku akan mencari taksiku sendiri. Sekarang kau bisa pergi dari hadapanku tanpa perlu merasa bersalah karena kau telah menawarkan bantuan. Silakan.”

 “Kau tidak bisa menolakku, Hanako. Kau tidak punya hak,” sahut Ryoma. Nada bicaranya berubah dingin sama sekali. 

 “Kenapa aku tidak bisa menolakmu, memangnya kau pikir siapa dirimu itu?” balas Hanako dengan nada lebih menantang. 

 Ryoma menatap tajam Hanako dan mulai menjelaskan, “Aku adalah pemilik Shiseido Company. Dan kakakmu, Tomohiro Yamashita Sudo, memiliki hutang yang tidak mungkin akan mampu dia bayar terhadap perusahaanku. Kemudian kami membuat kesepakatan untuk menukar dirimu dengan hutang-hutang kakakmu. Kau harus menjadi istriku dan semua hutang kakakmu lunas. Jangan lupa, kau juga secara tidak langsung bertanggung jawab atas hutang itu. Karena uangnya digunakan Yamashita untuk biaya kuliahmu sampai tamat. Karena itu kau tidak bisa menolakku dan tak punya hak. Kakakmu dan aku telah membuat perjanjian hitam di atas putih yang telah ditandatangani sebagai kesepakatan.” Ryoma mengeluarkan selembar kertas yang dia lipat lalu memberikan selembar kertas itu pada Hanako untuk dibaca. “Ini hanya salinannya. Yang asli aku simpan di tempat yang aman. Untuk berjaga-jaga jika kau berusaha ingin melenyapkan bukti yang ada.”

 Hanako ternganga tak percaya saat dia membaca isi perjanjian itu. Dia sama sekali tidak menduga jika kakaknya tega menjual dirinya kepada pria brengsek yang arogan, tidak punya hati dan perasaan itu. Aku pasti sedang mimpi buruk, batin Hanako. Tomoya tidak mungkin tega melakukan ini padaku, tidak, dia pasti dipaksa pria itu. Dengan mengangkat wajah dan menatap Ryoma dingin Hanako berkata, “Kau tidak bisa membodohiku, Tuan Ryoma Otsuka yang terhormat. Tulisan ini di tik. Kau bisa saja mengada-ada untuk menjebakku. Dan tanda tangan itu, kau bisa pasti menirunya. Tanda tangan kakakku terlalu sederhana sehingga anak SD saja bisa menirunya dengan mudah,” sahut Hanako tidak mau menyerah. 

 Wajah tampan Ryoma Otsuka memerah karena marah. Rambutnya yang dicat cokelat tua tampak berkilat di timpa cahaya lampu. Matanya yang berwarna cokelat cerah tampak serasi dengan warna rambutnya. Wajah pria itu bersih. Bibirnya berwarna merah muda dan yang paling menarik adalah gigi gingsulnya yang membuat dia sangat manis sekaligus memesona saat tersenyum. “Seharusnya kau berterima kasih padaku karena aku cukup baik tidak melaporkan kakakmu ke polisi atau menuntutnya serta menyita semua aset yang kau miliki. Lebih buruk lagi, aku tidak melaporkan semua yang Tomohiro kakakmu lakukan kepada kedua orang tuamu di Suzuka, Mie. Jika sampai kedua orang tuamu, Tuan Yabichi Sudo dan Nyonya Hotaru Sudo mengetahui permasalahan ini, aku yakin sekali sakit jantung ayahmu akan kambuh dan mungkin saja ....” Ryoma tidak menyelesaikan kata-katanya. Sebaliknya dia hanya mengangkat bahu dan membuat gerakan samar. 

 Hanako sekarang benar-benar kalah telak. Dia tidak mungkin mengambil risiko mempertahankan keras kepalanya dan mempertaruhkan kesehatan ayahnya. Lagipula, mungkin tidak ada salahnya dia menerima, dan memang dia tidak punya pilihan lain selain menerima tawaran Ryoma. Dengan begitu, dia tidak hanya akan selamat dari rasa malu karena Yusuke telah mencampakkannya di malam Natal ini dan membatalkan rencana pertunangan mereka. Bahkan, jika dia menikah dengan Ryoma Otsuka, dia juga bisa mempermalukan Yusuke dan keluarganya. Sebab, dalam waktu sekejap saja dia bisa menemukan pengganti lelaki manja itu dan menemukan pria yang sepuluh bahkan seratus kali lipat jauh lebih baik darinya. Sebab dia tidak hanya kaya raya, tapi juga tampan luar biasa. Sempurna. Akhirnya, dengan nada pura-pura jengkel pada dirinya sendiri Hanako berkata, “Baiklah, kau menang. Aku kalah. Sekarang apa maumu?”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status