Share

Mau Cerai

Penulis: Dewanu
last update Terakhir Diperbarui: 2023-05-24 20:22:30

Aziya meringis menahan perih di pipinya. Ia menatap marah pada Reza.

"Sudah kubilang jangan pernah menyentuhku, gila kamu ya!" pekik Aziya, ia benci karena sentuhan Reza di kulitnya disisi kelakuan pria itu.

"Siapa bilang aku menyentuh kamu, aku menampar mulut ember jebol kamu biar tau rasa!"

Saat itu, seseorang nekat mendekati dan melerai mereka.

"Ssstt, berhentilah bertengkar. Pak Arthur sudah meminta kita untuk berkumpul di ruang rapat utama. Ayo cepat!"

Kalau saja bukan karena situasi itu, mungkin saja pertengkaran Aziya dengan Reza masih terjadi, maka Reza segera beranjak pergi.

Pria itu terlihat bangga dengan jabatan barunya.

Berbeda dengan Aziya yang sudah tak sanggup lagi untuk mengikuti rapat sehingga ia berbalik arah untuk pulang saja. Tak perduli jika pada hari itu ia harus dipecat, ia sudah tak perduli!

Aziya meninggalkan aula rapat untuk pulang. Toh ia sudah biasa pulang sendiri karena Reza biasanya tidak akan pulang bersamanya meskipun mereka punya jadwal waktu yang sama.

Sesampainya di rumah, kedua buah hatinya telah menunggunya, mereka tengah mempersiapkan peralatan sekolah dengan Mbak Siti pengasuh keduanya.

"Bu Ziya, tadi Davina datang kemari dan memberikan bingkisan ini buat anak-anak, saya dan anak-anak nggak berani buka," kata Mbak Siti menyerahkan sebuah tote bag dengan bermacam-macam camilan kering di dalamnya.

Tentu saja Aziya tidak tertarik dengan isi bingkisan itu, ia menepisnya dan berkata, "Bawa saja Mbak Siti, atau kalau nggak doyan, boleh Mbak Siti buang ke mana saja," jawab Aziya enteng lalu melepaskan atribut kantor yang dipakainya.

"Tapi Bu...ini..."

"Kenapa? Itu cuma camilan nggak seberapa, Mbak, anak-anak juga kurang menyukainya. Oh ya, Mbak, untuk seminggu kedepannya Mbak Siti bisa libur dulu ya. Saya dan anak-anak mau berlibur di desa. Dan ini uang saku buat Mbak Siti," kata Aziya sambil menyerahkan amplop gaji untuk wanita itu, no ia sudah berpikir dan menyiapkan hal ini.

Mbak Siti keheranan, tak biasanya Aziya cuti mendadak bahkan bukan di hari libur sekolah anak-anak.

Menatap ragu pada Aziya, Mbak Siti menggenggam amplop itu dengan gelisah. "Bu Ziya apakah baik-baik saja?"

"Uhmm, bisa dibilang begitu, Mbak. Akan tetapi aku tak bisa berharap banyak Mbak. Suatu saat Mbak Siti akan tau sendiri. Oh ya, aku ngantuk banget sekarang, Aku nitip anak-anak ke sekolah ya Mbak."

Setelah mengatakan hal itu, Aziya menghampiri Humaira dan Farhan. Iapun mengecup lembut puncak kepala keduanya dengan perasaan tak karuan. Akan tetapi ia harus bisa menahan perasaannya demi kebaikan psikologis mereka, tidak mungkin ia mengatakan bagaimana kejamnya Reza kepadanya.

Aziya segera ke kamar, menenggelamkan dirinya di dalam selimut di kamarnya, mengunci rapat pintu kamar tersebut. Sesekali terdengar isak tangisnya, namun tentu saja sangat lirih nyaris tak terdengar.

Menjelang siang hari, Aziya mendengar suara mobil Reza datang memasuki garasi. Reza pasti pulang lebih awal untuk membuat perhitungan dengannya karena pertengkaran tadi. Ia mulai panik dan traumatis sebab ditampar di perusahaan tadi sehingga rasa takut mulai merayap di hatinya.

Tak kurang akal, Aziya segera menghubungi kedua orang tua Reza dan kedua orang tuanya untuk secepatnya datang.

Pertama kali, iapun menghubungi mertuanya karena mereka lebih dekat rumahnya.

["Apa-apaan, Aziya. Kenapa begitu mendadak?" jawab ibu mertua.]

["Ini sangat penting, Bu. Ini sangatlah penting."]

["Tapi...ada apa sebenarnya? Sepenting apa Aziya?"]

["Bu, Aziya mau bercerai saja dengan Mas Reza."

"Apa? Bercerai?"]

Mertuanya seketika terkejut, dan Aziya berusaha keras meyakinkan agar mereka datang segera, tak perduli apa yang akan mertuanya katakan nantinya.

Setelah selesai menghubungi mertua dan kedua orang tuanya, terdengar ketukan dari luar kamar.

"Aziya, Aziya! Buka pintu!" panggil Reza sambil terus mengetuk pintu. Bahkan Reza berkali-kali melakukan panggilan telepon namun Aziya tak menggubris. Ia hanya akan membuka pintu jika mertua atau orang tuanya sudah tiba di tempat itu. Ia tidak mau sampai Reza mendaratkan sentuhan di pipinya lagi atau mencoba merayu dengan pelukannya, menjijikkan!

"Kenapa kau mengunci pintu? Kau takut bukan? Hah, kamu tau sekarang kalau kamu itu cuma selingan dalam hidupku bukan? Ayo kita selesaikan, Aziya!" kata Reza meneriaki Aziya.

Aziya tidak menggubris, ia sangat mengerti sekarang bahwa pernikahan mereka memang harus berakhir menyedihkan seperti ini, seperti apa yang dikatakan Reza barusan bahwa dirinya hanya selingan saja?

Aziya mulai menyesali perjodohan itu, akan tetapi bukankah itu takdir dari yang Kuasa?

Air matanya mulai menggenang lagi di kelopaknya yang sudah sembab, setelah sekian lama pernikahan yang tampak baik-baik saja, tiba-tiba badai menghancurkan segalanya dalam semalam, haruskah ia menjadi lemah?

Aziya mengambil koper, iapun memasukkan pakaiannya dan juga surat menyurat penting yang mungkin nantinya ia perlukan.

Ia menatap sebuah sertifikat rumah yang mereka tempati. Rumah itu adalah harta yang mereka hasilkan bersama, hanya saja ia yakin dengan surat itu urusannya dengan Reza pasti akan sepanjang sungai Bengawan Solo jika ia sampai mengusiknya. Maka iapun memutuskan meletakkan kembali sertifikat rumah tersebut pada tempat asalnya.

"Hei! Buka l*nte! Kenapa kau tak berani berhadapan denganku? Ayo cepat! Jangan hanya bisa menyalahkan orang lain, kau harus introspeksi diri!" teriak Reza lagi, suara itu begitu menggema di telinga Aziya begitu menghujam kalbu.

"Reza! Apa yang barusan mama dengar tadi? Kenapa kau memanggil istrimu dengan sebutan kotor?" kata sebuah suara menegur Reza dari arah belakangnya. Reza jadi sangat terkejut.

Wanita itu juga terlihat melotot ke arahnya.

"Mama? Kok mama ada di sini?" ujarnya sedikit gugup dan wajah yang sangat terkejut. "Ah, mama jangan salah faham, aku sengaja mengatakannya," kata Reza beralasan.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Terperangkap Dendam Bos Arogan   TAMAT.

    "SELAMAT DATANG.... SELAMAT MALAAAMMM!"Suara riuh mengejutkan Aziya luar biasa. Bahkan suara keras dan teriakan itu secara bersamaan semua yang ada di situ.Aziya terpaku dalam keterkejutan.Ia melihat semua orang ada di sana. Ada kedua orang tuanya, ada juga kedua orang tua Galih dan juga Guntur dan Celine.Begitu juga Deo dan istrinya juga bibi Elena.Sementara ketiga anaknya terbaring di dalam ranjang kecil di sudut ruangan. Mereka seperti baru saja berpesta karena banyak sekali bekas makanan dan camilan di beberapa meja hidangan. Tentu saja semua ini membuat Aziya menitikkan air matanya.Iapun melempar tas miliknya secara asal dan menghambur memeluk kedua orang tuanya sambil menangis haru.Ia juga memeluk kedua orang tua Galih dengan deraian air mata juga.Haru dan juga rasa rindu membuatnya ingin menangis sejadi-jadinya. Dan akhirnya iapun menyalami Guntur dan memeluk Celine sebagai ungkapan betapa bahagianya ia saat ini bisa bertemu kembali dengan orang-orang yang ia sayangi.

  • Terperangkap Dendam Bos Arogan   Kejutan

    Aziya memutar kepalanya, menatap ke arah pria yang terkonsentrasi dalam mengemudi. Jalanan memang lengang, tapi ada beberapa lubang yang dalam perbaikan sehingga butuh konsentrasi."Kecuali?""Kecuali kau yang meminta perceraian terjadi.""Apakah Azga adalah tujuanmu untuk mengatakan semua ini? Untuk mengambilnya dariku?" sergah Aziya panik."Aziya, apa aku sekejam itu padamu?" jawab Galih bersamaan dengan gerakan lambat mobil tersebut dan roda yang berdecit tiba-tiba."Jawablah, apakah aku berharap perpisahan? Berapa kali aku mengatakannya? Aku selalu bilang bahwa kau harus kembali, tidak akan ada pertanyaan menjijikkan seperti itu, Aziya!""Tapi...""Jika kau mencintai Azga, kau juga tidak bisa memisahkan dia dariku."Aziya lagi-lagi kalah telak dengan ucapan Galih. Apakah hatinya telah meleleh bahkan di tengah malam yang dingin ini?Tiba-tiba secara tidak langsung kehadiran Galih membuatnya merasa hangat, membuatnya merasa hidup.Ia bisa merasakan detak jantungnya yang mulai bersem

  • Terperangkap Dendam Bos Arogan   Kau Tetap Istriku

    "Mana kutahu, sejak tadi cuma sambutan tapi belum juga kelihatan siapa orangnya," balas Aziya.Galih hanya tersenyum dan melihat ke arah podium. Acara sambutan masih dilangsungkan, dan iapun harus bersikap lebih terhormat karena sambutan itu memang untuk dirinya.Pembicaraan terputus setelah sebuah nama disebutkan."Mari kita perkenalan direktur muda baru kita malam ini. Beliau adalah Bapak Galih Purnama yang berasal dari Jakarta... mohon kehadirannya di podium...."Aziya yang mendengar hal itu langsung membelalakkan saking terkejut."Ka-kau...""Demi putraku, aku akan disini untuk kalian, Aziya," bisik Galih pada Aziya sejenak sebelum pria itu pergi menuju podium.Aziya masih gagap tak percaya. Bagaimana mungkin Galih mengatakannya. Bagaimana mungkin dia harus menjadi bawahan Galih untuk yang kedua kalinya."Oh tidak, apakah ini cuma mimpi?" gumamnya.###Setelah berlalu acara penyambutan tersebut Aziya masih belum bisa percaya. Ia telah terperangkap sekuat ini dalam kehidupan Galih

  • Terperangkap Dendam Bos Arogan   Direktur

    Arkan hanya memandang wanita itu tergesa berlari ke ruangannya, sementara itu Galih memandang dari sudut tersembunyi di dalam ruangan itu juga.Arkan menghampiri Galih."Kau harus berterimakasih kepadaku setelah ini," katanya memberikan ultimatum."Ah, bilang saja kamu nggak bakal memenangkan kompetisi ini, sehingga kau menyerahkan kekalahan mu sebelum memulai.""Jangan gila, kau punya anak darinya, aku tidak akan membuatnya semakin menderita hanya karena kalian berebut anak. Soal perasaan Aziya, apa kau mau coba aku merayunya?"Galih langsung mendelik, "Jangan coba-coba! Jangan pernah!"Arkan hanya nyengir melihat Galih ketakutan. Ia tak menyangka, lelaki yang terkenal wibawa dan piawai dalam bisnisnya ini hanya jatuh karena Aziya.Tuan Alfonso sangat mengakui kehebatan Galih sehingga ketika mereka membuat rencana menempatkan Galih di salah satu posisi perusahaan tersebut, pria tua itu samasekali tidak menolak. Itu karena kehebatan Galih memang tidak diragukan.Akan tetapi saat disen

  • Terperangkap Dendam Bos Arogan   Penting

    "Aku sungguh tak mengerti apa yang kau pikirkan, memangnya aku bisa apa?""Tentu saja kau sangat bisa. Kau bahkan lebih baik dariku sekarang ini, aku bisa mengandalkan kamu tanpa ragu lagi, bukankah begitu?" kata Galih.Barulah Guntur mengerti bahwa Galih bermaksud menyerahkan tanggung jawab perusahaan kepadanya. Dan itu bukan masalah ringan karena semua akan mengalami kendala tanpa kehadiran Galih."Apa kau gila? Demi perempuan itu?""Hei, ayolah, demi aku, ya?""Tidak, aku juga punya tanggung jawab lebih besar sekarang ini, istriku sedang hamil, aku tidak mau membuatnya menderita karena sibuk dengan pekerjaan," ujarnya seolah menolak mentah-mentah kemauan Galih."Ayolah, aku tidak akan melupakan kebaikanmu, Hmm? Kau harus melakukannya demi kita bersama, oke?""Tidak mau, aku tidak yakin untuk kepentingan bersama, apalagi yang lebih penting sekarang adalah Celine, aku tidak perduli padamu," ejek Guntur semakin membuat Galih kesal.Akan tetapi akhirnya Guntur tidak bisa mengelak karen

  • Terperangkap Dendam Bos Arogan   Kejujuran di Matanya

    Putranya itu makin tersenyum aneh. Raut wajahnya menyimpan sesuatu yang tidak bisa digambarkan dengan kata-kata. Bahagia, haru dan entah apalagi yang membuat ayah ibunya penasaran. "Apa yang sebenarnya kau dapatkan di sana? Kau seperti kesurupan," kata ayahnya mengomentari sikap aneh putranya."Iya, ini juga merasa aneh dengan tingkahmu. Ada apa sih sebenarnya?"Lagi Galih tersenyum, menunjukkan sikap senang dan bahagia."Anak Aziya... namanya Azga, anak itu sangat mirip denganku, wajahnya... matanya... rambutnya...""Tunggu, kau bicara apa? Apa kaitannya dengan wajah anak Aziya dengan kemiripannya denganmu?" sang Ayah mulai punya firasat sesuatu.Begitu juga ibunya yang terlihat kebingungan dan menautkan alisnya."Apa maksudmu? Apa kalian tidak sekedar punya kemiripan? Astaga, apakah itu mungkin?" kata sang ibu terkejut sendiri.Galih mengangguk menunjukkan ucapan kedua orang tuanya benar, dugaan mereka benar meskipun itu hanya sekedar pengakuan Aziya."Dia tidak menikah atau menjal

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status