"Lu, punya pacar baru?"Pertanyaan dari Ariad saat keduanya berada di kafetaria membuat Luana segera menggeleng."Hah? Tidak, kok.""Anting-anting baru kamu cantik sekali, aku kira dibelikan pacar barumu, Lu," jawab Ariad seraya menaruh nampan makan siangnya di meja, Luana juga melakukan hal yang sama."Eh, tidakk, kok. Ini cuma ....""Eh, bukannya ini mutiara air mata Putri duyung yang terkenal itu?"Tiba-tiba si ahli fashion, Derry yang duduk di samping Luana, memegang anting di telinga gadis itu dan menelitinya dengan ekspresi serius."Air mata Putri duyung?"Pertanyaan Ariad membuat Luana juga menganggukkan kepala dan melayangkan tatapan penasaran kepada Derry. "Iya, yang lagi viral sekali tentang ini, lho. Kabarnya cuma ada berapa gitu di dunia, terus jadi incaran orang-orang kaya yang hobi koleksi barang mahal."Derry dengan baik hati menjelaskan yang dijawab kedua gadis di depannya dengan anggukan."Tapi sepertinya ini tidak mungkin anting itu, deh. Katanya harganya murah seka
Semua orang tiba-tiba terdiam, Derry yang sedang mengunyah makanannya bahkan menghentikan kunyahan."Jangan bercanda.""Itu tidak mungkin, 'kan?"Ariad yang pertama menyahut, menatap teman-temannya meminta kepastian, sedang Luana yang tahu fakta itu lebih dulu pura-pura sibuk menyesap tehnya."Iya, benar. Sangat mustahil, bukannya bos kita itu gay?"Pertanyaan dari Joanna seketika membuat Luana hampir menyemburkan teh di mulutnya."Gay?"Mata gadis itu membulat lebar, membayangkan Kyle yang ternyata seorang penyuka sesama jenis rasanya ... sangat disayangkan.Joanna mengangguk mantap."Iya, ke mana-mana beliau kan selalu sama Nathan, bos kita itu bahkan menatap para gadis dengan tanpa ekspresi. Dia ... sepertinya gay, deh," ucap Joanna. Mungkin kalau saat ini Kyle mendengar tuduhan Joanna yang tak berdasar tersebut, pria itu pasti akan langsung memecat dirinya.Sayangnya, Luana yang tak tahu apa pun mulai sedikit percaya ucapan Joanna, karena memang pada kenyataannya Kyle benar-benar
"Maksud kamu?" tanya Luana dengan kening berkerut. "Bos kita itu kan hot sekali kesannya, dia juga seksi dan ganteng, kalau dijejerkan kamu cocok lah, ya, kalau si Cherry kan cantiknya imut, jadi kurang cocok. Kalau sama kamu ...." "Jadi maksud kamu aku tuh tidak imut gitu?" potong Luana sedikit tersinggung. Gadis itu sangat ingin dibilang imut seperti anak kecil, tapi pada kenyataannya tak pernah ada yang bilang kalau dia imut. Kecuali Kyle. Dulu. DULU SEKALI SAAT SMA. Melihat Luana yang lesu, Derry malah tertawa geli. "Kamu 'kan emang tidak imut, Luana. Kamu tuh seksi, aku aja pas lihat kamu pertama kali langsung mikir kalau kamu memang seleranya si bos makanya dipilih jadi sekertarisnya, bener, kan?" Akhirnya, ada yang menyadari bahwa kini jabatan Luana sudah berubah. Luana awalnya panik, tapi dia mencoba menjawab dengan santai. "Yaaah, aku juga sadar sih kalau aku masuk sini bukan karena kemampuan." Luana menjawab ucapan Derry dengan helaan napas panjang. "B
Mendengar pertanyaan Nathan, Kyle langsung mengepalkan tangan dengan mata menyipit karena marah. "Siapa pun orang itu, aku tidak akan membiarkan dia mendapatkan Luana, karena kali ini dia harus menjadi istriku, bukan yang lain," ucap Kyle penuh tekad. Nathan berdehem satu kali, melihat atasannya tersebut dengan pandangan takjub sekaligus kasihan. "Saya akui tekad Anda ini benar-benar patut diacungi jempol, Bos. Semoga Luana segera menyadari cinta Anda yang begitu besar ini," ucapnya dengan tulus. Kyle malah menggeleng tak setuju dengan ucapan bawahannya itu. "No, no. Tolong dicatat, bukan cintaku yang terlalu besar padanya." "Lalu?" Nathan memandang bos-nya dengan tatapan tak mengerti. "Aku yang akan membuat Luana tergila-gila padaku, pokoknya dia yang akan mengejar-ngejarku," jawab Kyle penuh percaya diri sambil tersenyum lebar. Nathan hanya bisa terbatuk kecil mendengar pernyataan bos-nya. "T-Tuan, ehm, saya minta maaf tapi ... pernahkah Anda mendengar istilah bucin?"
"Selamat pagi, Luana."Kyle menyapa Luana yang duduk manis di belakang meja lebih dulu.Hari ini Kyle memangkas sedikit rambutnya dengan jenis potongan undercut dan mengubah warna rambutnya menjadi hitam.Dia juga berdandan lumayan lama untuk mencocokkan hair style barunya dengan setelan jas yang dia pakai.Kyle menghabiskan waktu lumayan lama hanya supaya Luana memujinya tampan. "S-selamat pagi juga, Bos."Gadis yang tampaknya sedang sibuk dengan pekerjaannya tersebut, berdiri menyapa Kyle dengan mulut sedikit melongo dan mata terbelalak lebar."Kenapa kamu melihat aku seperti itu?"Kyle bertanya, menunggu gadis itu berteriak histeris dan memujinya tampan. Namun, Luana malah memasang wajah datar dan menggeleng."Ehm, saya tidak melihat Anda, kok."Gadis itu mengarahkan tatapan matanya jauh di belakang Kyle saat menjawab. Kyle tidak tahu bahwa saat ini Luana sedang mati-matian mengatur raut muka agar terlihat biasa saja padahal dalam hati ingin menjerit mengatakan betapa tampannya
"Dia pasti terpilih menjadi sekretaris karena wajahnya saja, kan? Aku yakin dia tak punya kemampuan, jadi pecat saja dia," lanjut Jasmine dengan nada sinis. Luana begitu shock dengan tuduhan Jasmine tersebut sampai matanya berkaca-kaca, bagaimana mungkin dia selalu dituduh terpilih menjadi sekertaris karena wajahnya, sementara dia sendiri selalu bekerja keras dalam pekerjaannya ini?Bahkan, bukan dia yang memilih pekerjaan ini, melainkan Kyle sendiri. Bagaimana bisa Jasmine seenaknya bicara seperti itu? Luana menatap Kyle, memohon bantuan. Tapi Kyle malah mengalihkan pandangan sehingga membuat Luana merasa sakit hati. Untungnya, Nathan segera menengahi pembicaraan saat melihat kondisi yang mulai tidak kondusif."N-nona Jasmine, tolong jaga kata-kata .....""Terus?"Justru Kyle malah bertanya dengan nada tenang, membuat Nathan menatap bingung kepada Kyle kenapa malah meladeni Jasmine, bukannya menjaga perasaan Luana? Sementara itu, jutaan kekecewaan menghimpit dada Luana saat melih
"Ih."Luana yang kini membenamkan wajahnya di dada Kyle hanya bersungut-sungut karena pria itu malah balik bertanya dan tak menghibur dirinya."Jadi Anda mengangkat saya sebagai sekertaris memang karena wajah saya, ya?""Memangnya kamu berpikir kalau kamu cantik atau tidak?"Kyle malah dengan sengaja membuat gadis itu semakin kesal."Menurut saya, sih. Saya imut," jawab Luana dengan bibir mengerucut karena kesal bos-nya tersebut tak pernah serius menanggapi perkataannya."Kalau kamu marah dikatakan menjadi sekretaris di sini karena tampang, kenapa kamu tidak mencoba membuktikan kemampuan kamu saja?""Caranya bagaimana?"Luana bertanya sambil memejamkan mata, terlalu nyaman dengan pelukan bos-nya tersebut dan tak ingin hal ini berakhir."Kamu merasa sudah setara Katy atau Rion, atau tidak?""Tentu saja tidak. Mereka kan lebih ahli dan lebih senior dari saya," jawab Luana sambil cemberut. "Kalau begitu, cobalah berusaha setara dengan mereka."Kyle menyahut dengan nada lembut. Luana me
"Aku benar-benar tidak bisa berkutik dengan hal ini."Kyle berkata lagi, kini dengan ekspresi sendu karena tahu Luana mulai menaruh iba padanya.Seandainya saat ini ada Nathan di ruangan ini, Kyle mungkin tidak akan berhasil berbohong dengan sangat mulus seperti sekarang.Dijodohkan? Tak bisa berkutik dengan keputusan dewan direksi? Yang ada para anggota dewan itu yang tak pernah bisa berkutik dengan segala keputusan Kyle. "Aku tidak mau menikah dengan orang yang nggak aku suka, apalagi dengan Jasmine."Kyle dengan lancar mengucapkan kebohongannya saat melihat Luana yang tampaknya mulai bimbang."T-tapi...."Luana masih terlihat ragu sehingga Kyle kembali memberikan serangan balasan. "Aku juga tidak suka sama kamu, jangan pikir aku minta kamu melakukan hal ni karena aku suka kamu," ralat Kyle segera dengan ekspresi serius."Oke, saya tahu."Hati Luana yang tadinya sudah mengembang karena Kyle lebih memilih dirinya daripada Jasmine, seketika kembali menciut. "Tapi tolong bantu aku,