Share

Bab 114

Author: Atieckha
last update Last Updated: 2025-05-16 15:27:22

Tadi saat pertemuan antar pengusaha dunia di kota New Capitol, seseorang membisikkan informasi penting kepada Davin Abimanyu—bahwa keponakan yang selama ini ia cari ternyata adalah istri dari Alexander, CEO Golden Gate Corporation.

Dengan wajah yang tidak bisa menyembunyikan keterkejutan, Davin menerima informasi itu dengan diam-diam. Namun diamnya bukan berarti tenang. Sepanjang acara, ia terus melirik ke arah Alex, yang tampak gelisah dan beberapa kali menghindari pandangannya.

Tentu saja, hal ini semakin memperkuat kecurigaannya. Tidak hanya Davin, Bram—saudara tiri sekaligus asisten pribadi Davin—juga tampak mulai marah. Ia pun mulai mengingat kembali bagaimana selama ini Alex seolah menghindar setiap kali topik tentang Angelica disinggung dalam pertemuan mereka.

Begitu acara resmi selesai, Davin langsung bergerak. Berbekal informasi yang ia peroleh, ia dan Bram menuju kantor pusat Golden Gate Corporation. William, asisten pribadi Alex, mencoba menghentikan mereka di depan pintu
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
elma
ayuk thor seha,sehat sehat biar semangat terus,,,
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Terperangkap Gairah Liar Mantan Atasan   Bab 117

    Di dalam ruang rawat inap, suasana terasa senyap. Hanya ada dua orang di dalam ruangan itu—Markus dan Sophia. Tak ada suara lain selain detak jam dinding dan desiran napas mereka yang semakin terasa berat seiring waktu. Markus duduk di kursi tepat di sisi ranjang, menatap wanita yang selama ini menjadi selingkuhannya. Sophia terbaring di ranjang rumah sakit, dengan rambut yang tertutup kain namun tetap terlihat memesona di mata Markus.Amelia, istri sah Markus, beberapa menit lalu sudah kembali ke hotel bersama kedua orang tuanya. Tanpa rasa curiga sedikit pun. Ia menyerahkan kepercayaan penuh kepada suaminya untuk menjaga adik iparnya. Tidak pernah terpikir oleh Amelia bahwa pria yang ia cintai sepenuh hati itu bisa mengkhianatinya dengan cara sekeji ini.“Nekat sekali ya Mama melakukan serangan pada wanita sialan itu,” ucap Sophia tiba-tiba. Kalimatnya terkesan sangat dingin, tapi ada kepuasan tersembunyi di balik senyum tipisnya.Markus meliriknya dan tertawa kecil. “Namanya juga

  • Terperangkap Gairah Liar Mantan Atasan   Bab 116

    “Saya mohon jangan ganggu Angel. Dia sudah melewati banyak hal yang menyakitkan di luar sana. Dia bertahan hidup sampai detik ini dan terlihat sehat, tapi percayalah, dia hampir mati di luar sana untuk bertahan hidup. Sekarang, tolong jangan rusak kebahagiaannya. Di sini, dia tersenyum tanpa harus melihat rasa sakit yang pernah ia lalui, Saya minta maaf kalau saya menikahinya tanpa meminta restu kalian, tapi percayalah saya akan menjaganya. Saya tahu hubungan darah tidak akan pernah putus, tapi untuk saat ini saya lebih mementingkan mental istri saya." ucap Alex dengan suara tenang.Ia duduk di ruang tamu rumahnya, masih mengenakan pakaian kerjanya, terlihat lelah namun tetap menjaga ketenangan sikapnya. Di hadapannya, Bram duduk menunduk dengan mata merah dan wajah yang tak henti basah oleh air mata. Di sampingnya, Davin tampak kaku, beberapa kali melirik ke arah lantai dua—tempat kamar Angelica berada.Tangis Bram masih terdengar sesekali, menggetarkan dada ruangan yang sejak tadi h

  • Terperangkap Gairah Liar Mantan Atasan   Bab 115

    “Sayang kamu kenapa?” tanya Alex, menghampiri istrinya.Tapi Angelica menepis tangan suaminya. Ia tidak menjawab. Kakinya terus melangkah turun menuruni anak tangga dengan tatapan lurus ke depan, menatap dua pria yang dulu sangat menyayanginya. Dua sosok yang dulu ia pikir akan selalu menjadi pelindungnya—sebelum akhirnya ia benar-benar terusir dari rumah itu oleh perbuatan ibu tirinya sendiri.Langkah Angel terhenti tepat di hadapan sang Papa. Bram berdiri di depannya dengan tubuh kaku, wajahnya penuh sesal. Di belakangnya, Davin berdiri, tak bicara, hanya menatap keponakannya dengan tatapan sulit dijelaskan."Sayang," panggil Bram dengan suara serak.Air mata Angel tak terbendung lagi. Semua rasa sakit yang selama ini berusaha ia kubur dalam-dalam kembali muncul ke permukaan. Perihnya terlalu nyata. Ia sudah melewati semuanya sendiri—menahan luka, kesepian, penghinaan, bahkan rasa lapar. Dia duduk diam, tapi air matanya tak pernah berhenti. Setiap malamnya dilalui dengan tangis suny

  • Terperangkap Gairah Liar Mantan Atasan   Bab 114

    Tadi saat pertemuan antar pengusaha dunia di kota New Capitol, seseorang membisikkan informasi penting kepada Davin Abimanyu—bahwa keponakan yang selama ini ia cari ternyata adalah istri dari Alexander, CEO Golden Gate Corporation.Dengan wajah yang tidak bisa menyembunyikan keterkejutan, Davin menerima informasi itu dengan diam-diam. Namun diamnya bukan berarti tenang. Sepanjang acara, ia terus melirik ke arah Alex, yang tampak gelisah dan beberapa kali menghindari pandangannya. Tentu saja, hal ini semakin memperkuat kecurigaannya. Tidak hanya Davin, Bram—saudara tiri sekaligus asisten pribadi Davin—juga tampak mulai marah. Ia pun mulai mengingat kembali bagaimana selama ini Alex seolah menghindar setiap kali topik tentang Angelica disinggung dalam pertemuan mereka.Begitu acara resmi selesai, Davin langsung bergerak. Berbekal informasi yang ia peroleh, ia dan Bram menuju kantor pusat Golden Gate Corporation. William, asisten pribadi Alex, mencoba menghentikan mereka di depan pintu

  • Terperangkap Gairah Liar Mantan Atasan   Bab 113

    “Mamaaaa... Mama bangun..." suara Olivia terdengar panik sambil menangis sesenggukan. Tangisannya semakin keras seiring tubuh kecilnya mengguncang tubuh Angelica yang masih duduk di sana menahan perih."Kalau datang lagi orang itu, tak jambak jambulnya lagi!" isaknya dengan nada marah dan sedih yang bercampur menjadi satu.Pipi kiri Angelica terlihat terluka. Ada garis sayatan memanjang sekitar lima sentimeter, masih mengeluarkan darah meskipun sudah mulai mengering. Luka itu diduga akibat pisau tajam yang sempat digunakan oleh Nyonya Maximus, wanita paruh baya yang tiba-tiba menyerang mereka tanpa peringatan.Entah sejak kapan wanita itu menyimpan pisau di balik pakaiannya. Serangan itu cepat, tidak terduga, dan para pengawal yang menemani Angelica ke rumah sakit saat itu terlambat bereaksi. Mereka memang datang beberapa detik setelah kejadian, namun sayangnya para penyerang sudah kabur lebih dulu.Saat para pengawal hendak mengejar, Angelica yang masih berusaha menenangkan Olivia ju

  • Terperangkap Gairah Liar Mantan Atasan   Bab 112

    "Mau cari mati kau ya?" desis nyonya Maximus.Tatapannya tajam, penuh kemarahan yang membara. Angelica tak takut sama sekali pada wanita ini. Sementara Olivia yang berdiri di sampingnya memegang pipinya dengan kedua tangan, menatap wanita paruh baya itu dengan kebingungan. Mungkin anak itu berpikir kalau wajah wanita itu mirip dengan wajahnya dan Papanya. Tatapan nyonya Maximus pun tertuju pada Olivia. Sesaat ada keraguan di matanya. Ia sadar, wajah gadis kecil itu memang seperti cerminan masa lalu anaknya. Tapi alih-alih tersentuh, yang muncul justru jijik dan kebencian.Dia kembali menatap ke arah Angel. "Kau mau menantangku?" tanya nyonya Maximus, langkahnya maju beberapa langkah dan tangan kirinya mendorong Angelica dengan kasar. Angelica terdorong dan hampir jatuh, tubuhnya refleks menahan nyeri di bagian lengan."Jangan marahin Mama aku!" teriak Olivia keras. Suaranya menggema di lorong kosong itu."Diam kau anak kecil! Jangan ikut campur urusan orang dewasa! Kau dan ibumu bis

  • Terperangkap Gairah Liar Mantan Atasan   Bab 111

    Mobil Jeep yang dikendarai oleh anak buah nyonya dan Tuan Maximus terus berjalan di belakang. Dan mereka memperhatikan laju dua kendaraan mewah di depannya. Namun di persimpangan jalan sepertinya mobil yang ditumpangi Alex mengambil arah yang berlawanan, yaitu arah menuju kantor Golden Gate Corporation.“Itu yang putih, kita ikuti!” seru nyonya Maximus. Mereka yakin mobil yang berbelok itu adalah mobil yang dikendarai sopirnya Alex. Mereka yakin mobil putih di depannya ini adalah incaran mereka. “Sepertinya mereka menuju ke rumah sakit,” ucap anak buah nyonya Maximus.“Ikuti saja!”Sementara itu Angelica tak mencurigai apapun. Ia bahkan tak memiliki firasat apapun hari ini. Setelah sopir menurunkannya di depan lobby rumah sakit, dia dan Olivia dan suster Lila masuk lebih jauh ke dalam. Sementara dua orang pengawal yang ikut, diminta untuk tetap tinggal di mobil dan memperhatikan mereka dari jarak jauh.Ruangan kontrol anak di rumah sakit pagi itu tidak terlalu ramai. Angelica datang

  • Terperangkap Gairah Liar Mantan Atasan   Bab 110

    "Mamaaaaa!" teriak Olivia dari depan kamar kedua orang tuanya. Suaranya melengking, terdengar jelas di antara lantai atas yang sudah tenang sejak beberapa saat lalu. Anak perempuan itu berdiri dengan kedua tangan bertolak pinggang, ekspresi wajahnya menunjukkan ketidaksabaran yang khas anak seusianya.Beruntung, Angelica dan Alex baru saja selesai membersihkan diri. Mereka sudah rapi mengenakan pakaian rumahan yang santai. Angelica melangkah menuju pintu kamar, lalu membukanya perlahan. Di balik pintu, Olivia berdiri dengan wajah cemberut dan rambut yang sedikit acak-acakan karena tadi sempat tiduran di sofa sambil menonton kartun kesukaannya."Iya, Sayang. Ada apa?" tanya Angelica sambil membungkukkan tubuhnya sedikit untuk menyamakan tinggi dengan anaknya."Ma, boleh minum susu enggak?" tanya Olivia, suaranya dibuat manja, sambil memeluk pinggang sang mama.Angelica tersenyum, mengusap lembut kepala putrinya. "Nggak dong, Sayang. Kan kita mau makan malam. Makan dulu ya, habis itu ba

  • Terperangkap Gairah Liar Mantan Atasan   Bab 109

    Belum selesai Alex berbicara dengan Sophia, tiba-tiba pintu ruang rawat inap Sophia terbuka dan orang yang tidak ingin ia lihat masuk ke dalam ruangan itu.Orang tersebut adalah Markus, Amelia, dan kedua orang tuanya. Alex memilih pergi dari ruang rawat inap itu tanpa berkata sepatah kata pun. Jika mereka bisa membenci Alex, maka Alex pun bisa melakukan hal yang sama.Terlebih, segala kemewahan yang ia miliki adalah hasil kerja kerasnya, bukan karena warisan dari kedua orang tuanya. Alex menutup pintu ruang rawat inap itu sedikit keras karena ia benar-benar benci melihat orang-orang yang tak pernah menghargainya.Ia menuju ke area parkir rumah sakit karena sopir sudah menunggu di sana. Ia langsung pulang ke rumahnya.Saat tiba di rumah, ia melihat putrinya sedang bermain piano. Sepertinya Olivia sudah membersihkan diri, dan rambut panjangnya dikepang dua oleh sang mama. Pakaian yang dikenakan juga sangat pas di tubuh gadis berusia empat tahun itu.“Papaaaaa,” panggilnya.Olivia menghe

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status