Share

Bab 6

Author: Atieckha
last update Huling Na-update: 2025-02-28 10:48:39

Sesaat, Angelica kembali membeku. Suasana di dalam kamar ini masih sama seperti terakhir kali dia masuk ke dalamnya, empat tahun lalu.

Alex tinggal seorang diri di kota besar ini, sementara mama, papa, dan kakak perempuannya menetap di West Country . Mereka tidak pernah menyukai hubungannya dengan Alex, hanya karena Angelica berasal dari kelas bawah. Mereka menuduhnya mengincar harta Alex semata.

Sementara itu, Alex sibuk menghubungi seseorang melalui pesan singkat, memastikan apakah kamera yang dipasang sudah bekerja dengan baik atau belum. Setelah mendapatkan kepastian bahwa semuanya sesuai permintaannya, dia meletakkan ponselnya di atas meja.

Tatapannya jatuh pada Angelica, yang berdiri mematung di ujung tempat tidur. Wanita itu meremas ujung seragam kerjanya sebelum menoleh ke arah Alex. Pandangan mereka bertemu untuk sesaat.

"Kenapa? Kau pikir aku akan memberi uang cuma-cuma lagi untukmu?" tanyanya dingin.

Angelica menggeleng. "Aku bekerja seumur hidup juga tidak masalah, Alex. Aku membutuhkan uang itu," jawabnya dengan mata berkaca-kaca.

Alex bisa melihat keputusasaan dalam sorot mata wanita yang dulu pernah dia cintai. Dia tahu Angelica benar-benar terdesak, dan ini kesempatan yang sempurna untuk membalas dendam.

Dia melangkah mendekat, berdiri tepat di depan Angelica. Dadanya terasa sesak mengingat semua luka yang pernah ditinggalkan wanita itu. Betapa teganya Angelica, meninggalkannya di saat dia sangat bergantung padanya dan di saat dia begitu mencintainya.

"Panggil aku 'Tuan Alex'. Kau ini pelayanku sekarang, bukan lagi wanita yang kucintai. Status kita bagai bumi dan langit. Benar kata mamaku, mental orang miskin sepertimu memang seperti ini. Makanya seumur hidupmu, kau akan tetap miskin," desisnya tajam.

Angelica tidak perlu diingatkan lagi. Dia sudah terlalu sering dihina karena kemiskinannya, karena jurang status sosial yang memisahkan mereka. Dia pernah merasakan sakitnya dikucilkan, tapi mengapa kali ini rasanya lebih menyakitkan? Mungkin karena hinaan itu datang dari pria yang dia cintai.

"Ba–baiik, Tuan. Saya tahu status saya sekarang hanya pelayan," jawabnya lirih.

Alex menyeringai. Dia lalu berbisik di telinga Angelica, suaranya penuh dominasi.

"Kalau begitu, lakukan tugasmu. Untuk mendapatkan pinjaman sebesar satu miliar, kau harus kembali menjadi pemuas hasratku. Kau tidak boleh menolak permintaanku. Satu-satunya hal yang bisa kau lakukan adalah menerima semua syarat yang kuberikan. Uang yang kupinjamkan harus kau kembalikan utuh. Aku bisa memberimu waktu selama yang kau mau, tapi selama itu pula kau harus memenuhi tugasku. Selain menjadi pelayan di rumah ini, kau juga harus menjadi budak nafsuku setiap kali aku menginginkanmu."

Ucapan itu membuat dada Angelica semakin sesak. Tapi dia tidak punya pilihan lain.

"Baik, Tuan," jawabnya pelan.

Jangankan hanya menjadi budak nafsu sang majikan, apa pun akan Angelica lakukan demi kesembuhan buah hatinya.

"Maka sekarang, buka bajumu," perintah Alex tanpa ragu.

Tubuh Angelica masih wangi setelah mandi, usai menyelesaikan tugasnya. Meski hanya seorang pelayan, dia mendapatkan satu kamar kecil di lantai bawah, dekat dapur. Tidak terlalu besar, tetapi cukup baginya untuk beristirahat setelah lelah bekerja.

Dengan tangan sedikit gemetar, Angelica mulai melepaskan pakaiannya satu per satu, hingga tubuhnya yang polos terlihat di depan Alex. Tubuh yang selama tujuh tahun pernah menjadi miliknya. Tubuh yang selalu membuatnya kecanduan. Tidak ada yang berubah, kecuali bagian dadanya yang kini terlihat lebih padat berisi.

Bohong jika Alex tidak menginginkannya lagi. Bohong jika dia tidak merindukan segalanya dari Angelica. Tapi dia sudah bersumpah dalam hati, tidak akan pernah jatuh cinta lagi pada wanita yang pernah meninggalkannya.

Dia sudah melalui banyak hal. Dia tidak akan jatuh ke lubang yang sama.

Tangannya mulai menjelajahi tubuh Angelica, membuat wanita itu memejamkan mata, sesekali mendesah pelan. Setiap sentuhan menariknya kembali ke masa lalu, mengingat bagaimana dulu hampir setiap hari mereka tenggelam dalam gairah liar yang sama.

"Kau menjaga tubuhmu dengan sangat baik, Angel. Aku menyukainya," gumam Alex dengan suara serak, penuh hasrat.

Tangannya meremas dada Angelica cukup kuat, membuat wanita itu meringis kesakitan. Tapi Angelica tetap diam, tidak membantah.

Alex mengangkat dagu Angelica, memaksanya menatapnya. Dalam tatapan itu, Angelica bisa melihat luka yang begitu dalam.

Lalu, tanpa peringatan, Alex menunduk dan melumat bibirnya dengan penuh gairah. Dan sialnya, Angelica menerima semua sentuhan itu.

Tangannya melingkar di leher Alex, sementara pria itu dengan tergesa-gesa melepaskan pakaiannya sendiri.

Alex mendorong pelan tubuh Angelica hingga wanita itu terduduk di atas sofa. Sementara Alex berlutut di hadapannya. Tubuh keduanya saat ini sudah polos tanpa sehelai benang pun sebagai penutup.

“Uuuuuuuh,” desahan pelan dari mulut Angelica semakin membuat hasrat Alex tak terbendung.

Bibirnya mulai menangkup puncak dada wanita itu. Memainkan lidahnya di atas dada besar sang wanita sebelah kanan, sementara dada kiri Angelica diremas dengan sekuat tenaga oleh tangan besar Alex.

Keduanya hanyut dalam permainan yang sudah 4 tahun ini tidak pernah mereka lakukan dengan siapapun. Alex memberikan tanda kepemilikan di atas dada Angelica. Rasanya sakit, perih, sekaligus ada rasa nikmat yang sulit dijelaskan oleh wanita itu.

“Aku sudah tak tahan Angel,” ucapnya parau. "Bisa kita mulai sekarang?" bisiknya lagi membuat tubuh Angelica meremang.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
Ratih Fitriya
selidiki dong Lex kenapa Angel bisa pergi meninggalkan mu tanpa pamit
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Terperangkap Gairah Liar Mantan Atasan   ICU

    Tangisan santer dari bayi pertama membuat tubuh Alex berkeringat dingin. Suara itu menggema dari dalam ruang bersalin, memecah keheningan yang selama ini menyesakkan dada. Ia berdiri kaku di depan ruang bersalin, tatapannya kosong tapi napasnya memburu cepat."Yang pertama sudah lahir, Nak," ucap sang mama pelan sambil menyeka air matanya. Suaranya gemetar, namun jelas penuh haru.Alex tidak menjawab. Tubuhnya terasa lemas, seolah semua tenaga menguap begitu saja. Lalu suara tangisan kedua menyusul. Oeeeeeee... Oeeeeeee... Tangisan bayi kedua itu terdengar lebih nyaring, membuat jantung Alex seolah meloncat keluar dari dada. Ia menutup wajah dengan kedua tangan, lalu mengusapnya cepat. Ia tahu, saat itu telah tiba. Anak kembar yang selama ini ditunggu-tunggu akhirnya lahir. Meskipun kelahirannya lebih cepat 1 bulan dari waktu yang seharusnya.Seharusnya tadi dia ikut mendampingi Angelica di dalam. Tapi petugas medis dengan tegas melarang. Bahkan Alvaro, meskipun bukan dokter obgyn,

  • Terperangkap Gairah Liar Mantan Atasan   Tangisan Pertama

    Alex berjalan mondar-mandir di depan ruang persalinan di rumah sakit miliknya. Ruangan yang ada di lantai paling atas yang khusus digunakan untuk pemilik Rumah Sakit.Berkali-kali ia melirik ke arah pintu ruang persalinan yang masih tertutup rapat, seakan menunggu keajaiban muncul dari balik pintu itu. Napasnya berat, keringat membasahi kening meski tempat itu dingin karena AC.Yang membuatnya makin cemas adalah kenyataan bahwa istrinya dibawa ke rumah sakit dalam keadaan tak sadarkan diri. Sejak tadi belum ada satu pun tenaga medis yang keluar memberikan kabar. Waktu berjalan lambat. Sudah hampir satu jam ia menunggu, tapi rasanya seperti satu abad.Mama dan papanya ikut menemaninya di kursi tunggu. Olivia duduk di pangkuan sang kakek, sudah mulai terlihat mengantuk.“Berhentilah mondar-mandir seperti itu, Alex. Apa kau tak lelah? Mama jadi makin pusing melihatnya,” ucap sang Mama dengan suara yang masih terdengar lemah.Wanita paruh baya itu memang masih dalam masa pemulihan pasca s

  • Terperangkap Gairah Liar Mantan Atasan   ICU

    Pekikan Alex menggema keras di tengah keramaian. Tangan kirinya mencengkeram kuat lengan istrinya, menarik Angelica sekuat tenaga menjauh dari lintasan mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi. Ban mobil itu berdecit panjang, lalu terdengar suara benturan keras. Kendaraan tersebut menabrak pembatas jalan dan langsung terguling beberapa kali sebelum berhenti dalam posisi terbalik.Angelica masih terdiam. Napasnya cepat dan tak beraturan, tubuhnya gemetar hebat. Matanya tak lepas dari pemandangan di depannya—mobil yang kini hancur di bagian depan, asap mulai mengepul dari bawah bodi kendaraan, dan kerumunan orang mulai mendekat. Suaminya, yang melindungi dirinya sejak detik pertama, terduduk lemas di sampingnya.Darah mengalir pelan dari pelipis Alex. Benturan keras yang mengenai bagian dahinya akibat terbentur pembatas jalan mulai tampak jelas. Angelica langsung menoleh, kedua tangannya bergetar saat menyentuh wajah Alex.“Sa–sayang… kamu terluka…” suaranya nyaris tercekat.Alex menga

  • Terperangkap Gairah Liar Mantan Atasan   Kecelakaan

    Beberapa bulan Kemudian. Semua cara sudah dicoba Michelle. Termasuk mencari orang pintar untuk mengikat Alex dengan cara yang tak masuk akal, tapi dia tetap melakukannya. Katanya, ini guna-guna pengikat hati. Ia bahkan mengeluarkan uang cukup banyak hanya untuk menjalankan semua yang diminta orang itu. Mulai dari ritual, membaca nama ibu, menanam benda aneh di halaman kantor, sampai menaruh sesuatu di ruang kerja Alex dan dia harus mengeluarkan banyak uang untuk membayar seseorang melakukannya. Tapi hasilnya? Tidak ada yang berubah.Alex tetap tidak peduli.Sikap Alex juga makin jelas. Jangankan simpati, menoleh ke arah Michelle pun sudah tidak sudi bila dengan sengaja Michelle membuntuti pria itu. Semua upaya Michelle seperti membentur dinding. Dan yang membuatnya makin kesal, Alex justru semakin terlihat bahagia bersama Angelica. Foto-foto keluarga yang tersebar di media sosial, ucapan selamat dari kolega bisnis, bahkan berita mengenai jelang kelahiran anak kembar mereka. Semua i

  • Terperangkap Gairah Liar Mantan Atasan   Keputusan Akhir

    Setelah Alex tiba di kantor, suasana kantor pusat Golden Gate Corporation masih terlihat normal. Para staf sibuk membuka email, dan sebagian lainnya sedang menyusun agenda meeting harian. Namun suasana itu perlahan berubah ketika Alex tiba di kantornya dengan wajah masam. Aura CEO dingin terlihat jelas. Bahkan tak ada yang berani menyapanya.Begitu turun dari lift eksekutif, Alex langsung menuju ruangannya tanpa banyak bicara. Wajahnya datar. Para staf yang biasa menyapanya dengan ramah hanya bisa saling menatap heran, menyadari ada sesuatu yang berbeda pagi ini.Begitu masuk ke ruang kerja, Alex memanggil kepala bagian HRD dan beberapa staf lain yang bisa membantu karena William masih cuti."Segera keluarkan sertifikat magang untuk seluruh mahasiswa yang ditempatkan di perusahaan ini," ucap Alex tegas sambil membuka laptopnya. "Semuanya. Hari ini juga. Mereka berhenti magang mulai hari ini."Kepala bagian HRD yang berdiri di depan meja Alex sempat terdiam. "Tapi, Tuan, masa magang

  • Terperangkap Gairah Liar Mantan Atasan   Balasan Tak Terduga

    Tepat pukul 08.30, Alex tiba di kampus tempat Michelle berkuliah. Sebuah institusi pendidikan tinggi ternama di kota New Capitol. Kampus ini memiliki gedung utama yang besar, dengan arsitektur modern yang menggabungkan kaca dan logam, menjulang lima lantai dengan area resepsionis yang luas. Beberapa mahasiswa tampak hilir mudik, sebagian mengenakan jas laboratorium, sebagian lainnya membawa map presentasi, menunjukkan suasana akademis yang hidup dan profesional.Alex datang menggunakan mobil dinas perusahaan, ditemani oleh sopir pribadinya. Setelah turun, ia berjalan menuju lobi gedung rektorat dengan langkah tegap. Setibanya di meja resepsionis, seorang staf administrasi wanita segera menyapanya dengan ramah.“Selamat pagi, Tuan. Ada yang bisa kami bantu?”Mereka juga mengenali orang yang datang saat ini. Selain sebagai partner dengan kampus itu, Alex juga sering memberi materi bisnis di kampus tersebut. Berbagi pengalamannya sebagai pengusaha sukses pada para mahasiswa.“Saya ad

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status