Share

Bab 7

Author: Atieckha
last update Last Updated: 2025-02-28 12:09:07

Desahan demi desahan memenuhi kamar mewah itu. Alex hanyut dalam permainannya sendiri. Sudah lama rasanya dia tidak menyalurkan hasratnya, dan kini, dia kembali bisa merasakannya.

“Tubuhmu masih sangat nikmat, Angel,” ucapnya, merancau sambil bergerak maju mundur di atas tubuh wanita itu.

Angelica awalnya hanya ingin memberikan pelayanan terbaik kepada sang majikan, agar saat dia pulang nanti bisa mendapatkan uang satu miliar. Tapi kenapa dirinya justru ikut hanyut dalam permainan panas ini?

“Kau harus selalu ada setiap kali aku menginginkanmu, Angel,” ujar Alex lagi.

Angelica tidak menjawab. Hingga akhirnya, erangan panjang terdengar, menandakan keduanya sudah mencapai puncak.

Setelahnya, mereka membersihkan diri. Begitu kembali rapi, Alex mengambil sebuah cek dan menyerahkannya pada Angelica, jumlahnya sesuai dengan yang diminta wanita itu.

“Tanda tangani dulu surat perjanjian ini. Kalau kau berani kabur, aku akan memproses masalah ini ke jalur hukum,” ucapnya tegas, tid
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Ratih Fitriya
hah Alex punya istri dan sekarang lagi hamil,kok bisa" nya bawa Angel ke kamar nya bukan main
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Terperangkap Gairah Liar Mantan Atasan   Bab 123

    “Gimana rasanya sekarang punya istri yang nggak bisa memberi keturunan? Rugi dong, berusaha merebut kekayaan yang tidak seharusnya kamu miliki, tapi ternyata Tuhan memberi cobaan lain.”Suara itu terdengar sangat dingin, menghujam, tajam seperti sembilu dan tiba-tiba menyelinap dari samping telinga Markus. Ia tersentak, matanya menyipit tajam seperti mata elang yang baru saja disulut bara. Tak ada angin, tak ada langkah kaki, tapi sosok itu kini berdiri di sana, berdiri angkuh dengan senyum menyebalkan di sudut bibirnya. Alex. Nama itu mendidihkan darah di tubuh Markus dalam sekejap.Markus memalingkan wajahnya perlahan, rahangnya mengeras, sekeras bebatuan karang yang diterjang ombak kebencian bertubi-tubi.“Tutup mulutmu! Kalau kau datang ke sini hanya untuk mengajakku berbaku hantam, sebaiknya kau pergi. Di mana hatimu? Nuranimu? Kau ini adik, tapi justru menertawakan kakakmu yang sedang sakit...”Suara Markus terdengar serak, tertahan, seperti ada segumpal bara yang menyesakkan di

  • Terperangkap Gairah Liar Mantan Atasan   Bab 122

    “Amelia! Ya Tuhan—Amelia!” Markus langsung berlutut, memeriksa denyut nadi di lehernya yang masih terasa, meski lemah. Wajah istrinya pucat, seperti kehilangan seluruh darah dalam tubuhnya.Tanpa pikir panjang, dia mengangkat tubuh Amelia dalam gendongannya dan berlari ke lorong. Dia mengabaikan pertanyaan Sophia yang terdengar panik melihat Amelia tak sadarkan diri. Padahal wanita itu hanya pamit untuk buang air kecil. Apa yang terjadi dengan Amelia? Pikir Sophia. Sementara Markus terus berlari berteriak meminta tolong dapat tugas medis yang ada di sekitarnya.“Susteeeeerrr! TOLONG! Istri saya mengalami PENDARAHAN!” suaranya menggetarkan lorong rumah sakit.Beberapa orang menoleh. Dua perawat yang baru keluar dari ruang salah satu pasien yang ada di rumah sakit itu langsung menghampiri dengan ranjang dorong.“Pendarahan aktif, pasien hamil!” teriak salah satu dari mereka sambil membantu Markus membaringkan Amelia.Bantuan datang, Amelia direbahkan di atas ranjang beroda.Ranjang it

  • Terperangkap Gairah Liar Mantan Atasan   Bab 121

    “Aku nggak mau balas dendam untuk siapapun,” ujar Sophia pelan, tapi terdengar jelas kalau kalimat itu diucapkan dengan tegas. “Kalian jangan manfaatin aku.”Dia tahu betul orang-orang seperti ini hanya ingin memanfaatkannya. Dia juga tahu Markus bukan orang yang baik. Tidak hanya dirinya tapi pria ini bisa membongkar semua yang pernah mereka lakukan di masa lalu. Sophia tahu betul pria ini sangat licik.Markus menghela napas kasar. “Kau ini keras kepala banget ya,” balasnya, mencoba menahan emosinya. “Coba kalau gak ada kami, siapa yang peduli padamu saat Alex membuangmu?”Tentu saja ucapan itu hanya isapan jempol belaka bagi Sophia. Dia bukan orang bodoh. Dia tahu siapa yang tulus dan siapa yang hanya ada untuk kepentingan sendiri. Tidak ada yang benar-benar peduli padanya, termasuk keluarga kandungnya sendiri.“Kalian bukan peduli,” jawab Sophia cepat. “Kalian sok peduli karena memang mau memanfaatkan aku. Tapi aku ingatkan sekali lagi, apapun usaha kalian untuk membujukku agar mau

  • Terperangkap Gairah Liar Mantan Atasan   Bab 120

    Tuan Maximus mondar-mandir di depan tempat tidur istrinya. Wajahnya tegang. Matanya tak lepas dari tangan kanan sang istri yang tergeletak lemas tanpa daya. Bagian itu tampak pucat, nyaris tak ada gerakan sedikit pun. Ia mengamati dengan seksama, berharap ada sedikit saja pergerakan dari jari-jari yang kini tampak kaku.Sudah satu jam sejak Nyonya Maximus dipindahkan ke ruang rawat inap VIP setelah pemeriksaan awal di IGD. Tangan kanannya—yang disebut-sebut terpapar racun—tak kunjung menunjukkan perkembangan. Pihak rumah sakit sudah mengambil sampel darah dan jaringan kulit untuk pemeriksaan lebih lanjut. Sementara itu, Amelia dan Markus, dua orang yang seharusnya bisa dihubungi untuk membantu situasi ini, malah tak bisa dihubungi. Nomor mereka sama-sama tidak aktif."Kenapa sih Mama harus ceroboh seperti ini?" gumam Tuan Maximus setengah berbisik, namun cukup jelas terdengar oleh istrinya. "Sudah tahu pisaunya dilapisi racun. Harusnya Mama pakai pelindung tangan. Bukan malah langsung

  • Terperangkap Gairah Liar Mantan Atasan   Bab 119

    “Nggak mungkin, Pa... nggak mungkin Mama yang kena,” ucapnya panik, namun tangannya benar-benar terasa sakit, bahkan sarafnya terasa tak berfungsi.Sang suami juga ikut panik. “Tapi Mama yakin, kan, racun itu sudah digoreskan ke wajah wanita sialan itu? Baru tangan Mama yang terluka. Jangan sampai kebalik, Ma. Kalau itu terjadi, bahkan bisa sangat membahayakan Tuan Maximus.”“Tolong antarkan Mama ke rumah sakit! Mama takut kalau racun itu justru masuk ke dalam aliran darah Mama. Ayo, Pak, kita ke rumah sakit sekarang!” ucapnya panik.Dia takut kalau Angelica tidak apa-apa, justru dirinyalah yang terkena goresan pisau beracun itu.Sang suami pun segera bersiap dan mengajak istrinya untuk menuju ke rumah sakit, memeriksakan kekhawatirannya. Telapak tangannya benar-benar terasa kebas dan bengkak setelah tadi pagi mengalami luka gores dari pisau beracun yang wanita itu pegang.Namun, wanita paruh baya ini sangat yakin bahwa tangannya terluka ketika dia memasukkan kembali pisau beracun itu

  • Terperangkap Gairah Liar Mantan Atasan   Bab 118

    Tanpa rasa takut, Markus membuka kunci pintu ruang rawat inap tempat Sophia dirawat. Tidak ada sedikit pun keraguan dalam gerak-geriknya. Dia tahu apa yang dilakukannya salah menurut norma, tapi dia juga tahu dia tidak perlu takut. Alex boleh saja mengancam akan membongkar perselingkuhan ini ke keluarga Maximus, tapi Markus tahu satu hal: ancaman itu tidak akan berarti apa-apa.Alex, di mata keluarga, sudah kehilangan wibawa. Setiap kata yang keluar dari mulutnya hanya akan dianggap sebagai luapan emosi orang yang sedang tidak stabil. Markus paham betul hal itu. Itulah sebabnya dia tidak peduli. Malah, di dalam dirinya, ada kepuasan tersendiri saat melihat Alex terluka karena perbuatannya. Jika perlu, dia ingin melihat Alex marah, cemburu, dan hancur di hadapannya. Baginya, itu kemenangan.Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Ketika Markus membuka pintu, Alex yang berdiri di depan sana tidak menunjukkan reaksi seperti yang dia harapkan. Tidak ada kemarahan. Tidak ada suara tinggi. T

  • Terperangkap Gairah Liar Mantan Atasan   Bab 117

    Di dalam ruang rawat inap, suasana terasa senyap. Hanya ada dua orang di dalam ruangan itu—Markus dan Sophia. Tak ada suara lain selain detak jam dinding dan desiran napas mereka yang semakin terasa berat seiring waktu. Markus duduk di kursi tepat di sisi ranjang, menatap wanita yang selama ini menjadi selingkuhannya. Sophia terbaring di ranjang rumah sakit, dengan rambut yang tertutup kain namun tetap terlihat memesona di mata Markus.Amelia, istri sah Markus, beberapa menit lalu sudah kembali ke hotel bersama kedua orang tuanya. Tanpa rasa curiga sedikit pun. Ia menyerahkan kepercayaan penuh kepada suaminya untuk menjaga adik iparnya. Tidak pernah terpikir oleh Amelia bahwa pria yang ia cintai sepenuh hati itu bisa mengkhianatinya dengan cara sekeji ini.“Nekat sekali ya Mama melakukan serangan pada wanita sialan itu,” ucap Sophia tiba-tiba. Kalimatnya terkesan sangat dingin, tapi ada kepuasan tersembunyi di balik senyum tipisnya.Markus meliriknya dan tertawa kecil. “Namanya juga

  • Terperangkap Gairah Liar Mantan Atasan   Bab 116

    “Saya mohon jangan ganggu Angel. Dia sudah melewati banyak hal yang menyakitkan di luar sana. Dia bertahan hidup sampai detik ini dan terlihat sehat, tapi percayalah, dia hampir mati di luar sana untuk bertahan hidup. Sekarang, tolong jangan rusak kebahagiaannya. Di sini, dia tersenyum tanpa harus melihat rasa sakit yang pernah ia lalui, Saya minta maaf kalau saya menikahinya tanpa meminta restu kalian, tapi percayalah saya akan menjaganya. Saya tahu hubungan darah tidak akan pernah putus, tapi untuk saat ini saya lebih mementingkan mental istri saya." ucap Alex dengan suara tenang.Ia duduk di ruang tamu rumahnya, masih mengenakan pakaian kerjanya, terlihat lelah namun tetap menjaga ketenangan sikapnya. Di hadapannya, Bram duduk menunduk dengan mata merah dan wajah yang tak henti basah oleh air mata. Di sampingnya, Davin tampak kaku, beberapa kali melirik ke arah lantai dua—tempat kamar Angelica berada.Tangis Bram masih terdengar sesekali, menggetarkan dada ruangan yang sejak tadi h

  • Terperangkap Gairah Liar Mantan Atasan   Bab 115

    “Sayang kamu kenapa?” tanya Alex, menghampiri istrinya.Tapi Angelica menepis tangan suaminya. Ia tidak menjawab. Kakinya terus melangkah turun menuruni anak tangga dengan tatapan lurus ke depan, menatap dua pria yang dulu sangat menyayanginya. Dua sosok yang dulu ia pikir akan selalu menjadi pelindungnya—sebelum akhirnya ia benar-benar terusir dari rumah itu oleh perbuatan ibu tirinya sendiri.Langkah Angel terhenti tepat di hadapan sang Papa. Bram berdiri di depannya dengan tubuh kaku, wajahnya penuh sesal. Di belakangnya, Davin berdiri, tak bicara, hanya menatap keponakannya dengan tatapan sulit dijelaskan."Sayang," panggil Bram dengan suara serak.Air mata Angel tak terbendung lagi. Semua rasa sakit yang selama ini berusaha ia kubur dalam-dalam kembali muncul ke permukaan. Perihnya terlalu nyata. Ia sudah melewati semuanya sendiri—menahan luka, kesepian, penghinaan, bahkan rasa lapar. Dia duduk diam, tapi air matanya tak pernah berhenti. Setiap malamnya dilalui dengan tangis suny

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status