Share

Bab 3 Sang Penggoda

Penulis: Aira Tsuraya
last update Terakhir Diperbarui: 2025-10-01 10:00:01

“Eng … aku rasa tidak. Aku baru ini melihatmu,” jawab Sera.

Ia langsung menyambut uluran tangan Axel dan secepat kilat menariknya kembali. Axel hanya diam dan sama sekali tidak mempermasalahkannya. Apalagi setelah itu banyak tamu yang menghampiri Sera dan Regan hendak memberi selamat.

Axel mundur dengan teratur dan memilih duduk di salah satu kursi. Ia hanya diam memperhatikan Sera sambil menikmati minuman yang disajikan.

“Rasanya aku tidak salah. Dia wanita di malam itu,” gumam Axel.

Mata pekatnya terus mengawasi gerik Sera dan tentu saja Sera jadi tidak nyaman. Padahal sepanjang acara, Sera merasa bahagia, tapi setelah kedatangan Axel dan perkenalannya tadi membuat Sera ketakutan.

Bagaimana jika Axel mengatakan ke Regan kalau telah terjadi sesuatu pada mereka malam itu? Apa jadinya Sera jika Regan marah dan membatalkan pernikahannya?

Beberapa kali Sera menghela napas untuk melepas ketegangannya dan itu diketahui oleh Regan.

“Sera Sayang … kenapa? Kamu lelah?”

Sera tersenyum sambil menggeleng saat Regan menggenggam tangannya. Ia suka pria ini. Dia begitu lembut memperlakukannya.

“Enggak. Aku hanya sedikit gugup.”

Regan terkekeh mendengar jawaban Sera.

“Sayang … prosesinya sudah selesai. Mengapa kamu masih gugup? Apa kamu sedang memikirkan malam pertama?”

Seketika Sera terdiam, jantungnya berdetak lebih cepat dari sebelumnya. Ia lupa kalau nanti malam ia harus melakukan prosesi sakral itu. Apa jadinya jika Regan tahu dia sudah tidak perawan?

Memang untuk sebagian orang hal itu tidak masalah, tapi Sera salah satu wanita yang masih berpikiran konvesional tentang hal tersebut. Ia benar-benar takut jika Regan marah padanya.

“Kamu terlihat tegang, Sayang. Bagaimana kalau kita dansa?”

Regan langsung mengulurkan tangan mengajak Sera untuk turun berdansa. Tak ayal semua tamu bersorak-sorai menyambut mereka turun ke lantai dansa. Ini adalah salah satu prosesi penting dalam pesta pernikahan.

Kedua mempelai turun ke lantai dansa mengawali dansa pertama mereka yang selanjutnya diikuti oleh beberapa tamu undangan yang hadir. Sera tersenyum gembira dan sedikit melupakan ketegangannya usai berdansa dengan Regan.

Harusnya ia tidak ambil pusing dengan kehadiran Axel. Toh, dia sudah melupakan kejadian malam itu. Namun, ketenangan Sera hanya sesaat.

Tiba-tiba Axel mendekati mereka dan berkata, “Pa, boleh aku berdansa dengan mama baruku?”

Regan terkekeh kemudian mengangguk. “Tentu, Axel. Lain kali cari panggilan yang tepat untuk Sera.”

Axel mengangguk, kemudian membungkukkan badan di depan Sera memberi salam seperti layaknya sikap orang hendak berdansa. Perlahan Axel mengulurkan tangan meminta tangan Sera. Mau tidak mau Sera menyambut tangannya kemudian mereka tampak asyik berdansa.

“Jadi namamu Sera?” tanya Axel.

Sera tidak menjawab, hanya berdehem disertai lirikan matanya. Axel mengulum senyum mendengar jawabannya.

“Apa kamu sudah lama tinggal di kota ini?”

Sekali lagi Sera tidak menjawab, hanya mengangguk saja.

“Tante Sera irit sekali bicaranya. Apa Tante tidak ingin mengenal aku lebih dekat?”

Sera menghela napas sambil melihat Axel sekilas. Axel membalas tatapannya dengan sebuah senyum yang manis.

“Parfum Tante wangi sekali. Aku suka.”

“Ini mengingatkanku pada kejadian di malam itu.”

Axel mengendus sambil mendekatkan wajahnya ke Sera. Sera buru-buru menghentikan gerakannya dan itu membuat Axel ikut berhenti.

“Aku lelah.”

Sera bersiap kembali ke tempatnya, tapi tangan Axel lebih dulu memegang lengan Sera membuatnya urung pergi. Untung saja saat itu banyak yang turun ke lantai dansa sehingga ulah mereka tidak menjadi perhatian.

“Lelah atau menghindar dariku?”

Sera terdiam sesaat, menelan ludah kemudian menatap Axel dengan tajam.

“Dengar, Axel!! Aku tidak paham dengan ucapanmu. Aku sama sekali tidak mengenalmu sebelumnya. Jadi, jangan aneh-aneh.”

Sera langsung menarik tangannya dan berlalu pergi dari Axel. Axel hanya diam memperhatikannya dari jauh.

Pukul sepuluh malam pesta berakhir. Sera sudah kembali ke kamarnya. Kebetulan resepsi pernikahannya diadakan di sebuah hotel bintang lima di kota itu. Regan juga sengaja memesan kamar untuk bermalam di sana.

“Regan, kamu mau kemana?” tanya Sera.

Ia melihat Regan sudah berganti pakaian dan siap keluar lagi.

“Maaf, Sayang. Ada hal penting yang harus kukerjakan.”

“Tapi, Regan. Ini malam pernikahan kita. Kenapa kamu mau pergi?”

Regan tersenyum, berjalan menghampiri Sera, memeluknya dengan lembut kemudian mengecup keningnya berulang.

“Aku hanya sebentar, nanti juga kembali. Kamu siap-siap saja, ya!”

Sera tersenyum sambil menganggukkan kepala. Padahal sejujurnya Sera sangat gugup sekaligus bingung apa yang akan ia katakan ke Regan soal keperawanannya.

Belum setengah jam, Sera sudah mendengar bel kamarnya berbunyi. Regan memang tidak membawa kunci kamar. Tergesa Sera membukakan pintu. Ia sudah berganti baju yang seksi dan Sera yakin Regan akan suka melihatnya.

Tanpa melihat lebih dulu, Sera langsung membuka pintu sambil bersuara, “Kamu sudah datang.”

Tak lama kemudian ada suara serak yang sangat dikenal Sera menjawabnya.

“Tante sedang menunggu aku?”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Terperangkap Hasrat Anak Tiriku   Bab 110 Amarah dan Ambisi

    “Iya benar, Nona. Ada keperluan apa Anda mencari mereka?” tanya karyawan tersebut kemudian.Sophie menoleh, menatapnya dengan tajam. Wajahnya terlihat tegang dan sangat merah. Ia kesal, kenapa karyawan Axel tidak tahu siapa dia sebenarnya? Apa selama ini Axel dan Regan memang belum memberitahu posisinya di sini?Belum sempat Sophie menjawab, tiba-tiba Jody berjalan menghampiri. Dia mengenal Sophie dan langsung menyapanya.“Nona Sophie, kebetulan sekali bertemu di sini?”Karyawan yang bertanya tadi langsung menoleh ke Jody.“Loh, Anda mengenal Nona ini, Tuan Jody?”Lagi-lagi kalimat itu membuat murka Sophie. Entah mengapa dia merasa tidak diinginkan di sini.Jody yang tadinya berwajah ceria dengan senyum terkembang menyambut Sophie, seketika terdiam. Ia menelan ludah beberapa kali sambil menganggukkan kepala. Sesekali Jody memperhatikan ekspresi Sophie. Wanita cantik itu seperti hendak makan orang sa

  • Terperangkap Hasrat Anak Tiriku   Bab 109 Axel Berulah

    Axel terjaga saat sinar mentari menerpa wajahnya melalui tirai balkon kamar Sera. Perlahan ia membuka mata sambil memperhatikan sekitar. Ia ingat jika semalam tidak tidur di kamarnya sendiri.Ia juga ingat jika sempat muntah sebelum tidur dan itu sebabnya saat ini ia terbangun dengan hanya mengenakan boxer saja.Axel mengulum senyum sambil melirik ke sebelahnya. Sudah tidak ada Sera di sana, tapi ia mendengar dengan jelas suara air di kamar mandi.Tak berapa kama kemudian, pintu kamar mandi terbuka. Sera keluar dari sana dengan hanya mengenakan bathrobe.“Kamu sudah bangun?” sapa Sera.Axel tersenyum sambil mengangguk. Tampangnya berantakan, rambutnyan acak-acakan, tapi aroma alkohol tidak tercium dari tubuhnya. Bisa jadi Sera sudah membersihkannya semalam. Axel tidak ingat.“Terima kasih semalam kamu sudah ---”Axel tidak meneruskan kalimtanya, tapi sudah melirik setumpuk baju dengan bekas muntahannya.

  • Terperangkap Hasrat Anak Tiriku   Bab 108 Axel yang Rapuh

    Sementara itu di waktu yang sama, terlihat Axel duduk menyendiri di sudut sebuah bar. Ada beberapa botol minuman dan gelas yang sudah kosong tergeletak di atas meja tepat di depannya.Pria tampan itu duduk di sofa sambil menyandarkan kepalanya. Kedua tangannya terentang sepanjang sofa dengan salah satu tangan memegang gelas berisi minuman. Tatapan matanya kosong dengan bibir yang sangat merah.Visual Axel yang menawan tentu saja langsung menarik perhatian beberapa pengunjung di sana. Seorang wanita cantik nan seksi datang menghampiri dan langsung duduk di samping Axel.“Hai, Ganteng!! Mau aku temani?” sapa manis wanita seksi itu.Axel tidak bereaksi tapi matanya sudah menyapu wanita yang duduk di sampingnya. Rambutnya pirang dengan make up yang tebal. Ia mengenakan of shoulder blus dengan rok yang super ketat. Tak ayal paha mulusnya langsung terekspos saat duduk menyilang kaki.Wanita itu tersenyum saat melihat Axel tertarik padanya. Perlahan tangannya terulur mengelus paha Axel.“Aku

  • Terperangkap Hasrat Anak Tiriku   Bab 107 Pertikaian Dua Pria

    “Sesuai amanat Mama dan nenekmu, jika kamu menolak perjodohan ini. Maka, kamu harus melepaskan semua fasilitas dari keluarga ini,” ujar Regan.Axel hanya diam. Ia sudah tahu soal hal ini, tapi meski begitu Axel berharap keinginannya terwujud.“Perusahaan, mobil, apartemen, hak waris bahkan namamu akan dicoret dari keluarga ini. Apa itu yang kamu inginkan, Axel?”Belum ada jawaban dari Axel. Ia hanya diam menggigit gigi sambil menatap tajam Regan. Banyak amarah dan kekesalan yang sedang ditahan oleh Axel.Regan tersenyum saat melihat reaksinya.“Papa tahu kamu marah, tapi itulah yang diinginkan keluarga kita. Nenek dan mamamu sudah mengatur perjodohan ini, Xel. Apa kamu tega menghancurkan impian mereka?”“Papa yakin kamu sangat menyayangi mamamu dan tahu bagaimana cara menunjukkan pengabdianmu sebagai anak. Ya … meskipun sekarang mamamu tidak dapat menyaksikannya, tapi Papa yakin ia pasti senang di alam sana.”Axel membisu, kepalanya menunduk dengan wajah sayu. Dia selalu melankolis jik

  • Terperangkap Hasrat Anak Tiriku   Bab 106 Ancaman Regan

    Regan tercengang kaget mendengar jawaban Axel. Ia memang tidak akrab dengan Axel, tapi Regan juga tidak menduga Axel akan berkata seperti ini.Tanpa menunggu jawaban dari Regan, Axel sudah mengakhiri panggilannya. Regan menghela napas panjang sambil meraup wajahnya.“Aku tidak akan membiarkan perjodohan ini batal. Axel harus menikah dengan Sophie!!!” tandas Regan.Di waktu yang sama, Sera tampak sibuk dengan aktivitasnya. Ia fokus mengerjakan semua tugas yang diminta Axel tadi. Saking sibuknya, ia bahkan tidak menyadari saat Axel menyelinap masuk melalui connecting door.“Kamu marah padaku?” Tiba-tiba suara Axel mengusik keheningan Sera.Sera menghentikan pekerjaannya dan menoleh ke Axel.“Untuk apa aku marah?” Bukannya menjawab, Sera malah balik bertanya.Axel menghela napas, berjalan mendekat kemudian duduk di meja menghadap Sera.“Aku tidak suka dia. Bahkan aku sudah meminta Nenek membatalkan perjodohanku dengannya. Namun, belum sempat mengambil keputusan Nenek sudah sakit seperti

  • Terperangkap Hasrat Anak Tiriku   Bab 105 Penolakan Axel

    “Apa??” tanya Axel.Pria tampan itu terkejut begitu mendengar jawaban Sophie. Sophie tersenyum sambil menggerakkan tubuhnya dengan gemulai.“Aku rasa Om Regan ingin kita bekerja sama, Xel. Bukankah nantinya kita akan jadi pasangan.”Mata Axel membola dan gegas bangkit dari duduknya. Sesekali ia melirik Sera yang duduk diam di depannya.“Aku gak butuh bantuanmu. Semua divisi di sini terisi semua. Lantas kamu mau di bagian apa?”Sophie berdecak turun dari meja, berjalan gemulai mendekat ke Axel. Lalu tanpa malu, Sophie langsung merengkuh pinggul Axel dan memeluknya.“Kamu kan bosnya, Babe. Apa tidak bisa memberi aku posisi di sini?”Axel berdecak, memalingkan wajah sambil mendorong tubuh Sophie menjauh. Terlihat sekali kalau dia tidak nyaman dengan ulah Sophie. Sera masih bergeming di posisinya. Ia sendiri tidak tahu mengapa kakinya tiba-tiba membeku dan tak bisa digerakkan.“Tante Sera saja bisa kamu beri posisi penting. Kenapa aku tidak, Babe? Aku kan calon istrimu.”Axel mendorong So

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status