Home / Romansa / Terperangkap Hasrat Anak Tiriku / Bab 5 Bukan Ini yang Kuminta

Share

Bab 5 Bukan Ini yang Kuminta

Author: Aira Tsuraya
last update Last Updated: 2025-10-01 12:00:37

“Baguslah kalau begitu. Sekalian saja aku katakan sebenarnya apa yang terjadi di antara kita,” ucap Axel.

Ia bangkit dari kasur dan tampak sibuk merapikan baju sambil berjalan menuju pintu menghampiri Sera. Sera melotot saat Axel hendak membukanya.

“Kamu gila. Kamu ingin aku mati?”

Axel terdiam, kepalanya miring menatap Sera dengan bingung.

“Bukannya dari awal aku sudah memberimu solusi, Sera. Kamu yang menolaknya. Jadi, apa salahnya jika aku yang mengatakan langsung ke Papa?”

“JANGAN!!!”

Sera langsung menahan tangan Axel, mencegahnya membuka pintu. Axel terdiam, menatapnya dengan saksama.

“Aku janji … aku janji akan melakukan apa saja yang kamu minta asal jangan katakan soal malam itu ke Regan.”

“Aku mohon … .”

Sera berkata dengan sungguh-sungguh. Axel trenyuh melihatnya, apalagi saat mata bulat wanita cantik itu menatapnya penuh ketulusan.

Jakun Axel naik turun menelan saliva kemudian perlahan dia menganggukkan kepala.

“Baik. Aku akan lakukan yang kamu minta.”

Sera tersenyum lega, kepalanya mengangguk saat melihat Axel mau bekerja sama dengannya. Kemudian bunyi bel kembali terdengar di pintu disertai suara Regan.

“Sera … Sayang … .”

Sera menoleh ke pintu kemudian melihat Axel yang masih berada di sana.

“Kamu sembunyi dulu. Aku akan bukakan pintu. Nanti setelah Regan ke kamar mandi, kamu bisa keluar.”

Sekali lagi Axel menurut. Ia menganggukkan kepala sambil menatap Sera dengan sendu. Sera tersenyum melihat Axel mau kooperatif dengannya.

“Terima kasih.”

Tidak ada jawaban dari Axel, tapi ia sudah mendekat dan langsung mencium bibir Sera tanpa permisi. Sera terkejut, tapi dia tidak bisa marah kali ini.

Axel sudah menemukan tempat persembunyiannya. Sera segera membuka pintu dan menyambut Regan dengan senyuman.

“Maaf, aku ketiduran.”

Sera bersandiwara sambil menguap lebar. Regan hanya tersenyum, kemudian memeluk Sera dan mendaratkan beberapa kecupan di wajahnya. Axel hanya diam melihat interaksi mesra ayah dan wanita pujaannya dari tempatnya sembunyi.

“Sudah siap malam ini?” tanya Regan.

Sera hanya tersenyum meringis kemudian menggiring Regan ke kamar mandi.

“Lebih baik kamu bebersih dulu, deh.”

Regan tertawa sambil mengelus lembut kepala Sera. “Iya, Sayang. Tunggu, ya!!!”

Begitu pintu kamar mandi tertutup, Sera menghampiri Axel dan gegas memintanya pergi. Sesaat sebelum pergi, Axel bersuara, “Ingat janjimu, Sera!!”

Sera tidak menjawab, hanya mengangguk sambil menatap Axel sekilas. Ia tidak tahu, apa ini keputusan yang tepat untuk menenangkan Axel.

Selang beberapa saat Regan keluar dari kamar mandi. Ia terlihat lebih segar, aroma sabun dan parfum maskulin serta merta menguar mengusik hidung Sera. Tidak bisa Sera pungkiri, meski usia Regan sudah berkepala empat, tapi visualnya masih menawan.

Regan mendekat kemudian langsung memeluk Sera dari belakang. Beberapa kecupan mendarat di bahu dan leher Sera.

“Apa aku boleh melakukannya sekarang?”

Tubuh Sera menggigil saat mendengar tanya dari Regan. Tanpa diminta ucapan Axel terngiang di telinganya. Ia ketakutan dan bingung. Apa mungkin ini saatnya ia berkata jujur?

Perlahan Sera memutar tubuhnya hingga mereka berdiri saling berhadapan. Regan tersenyum, sambil sesekali mengecup bibir Sera. Baru saja Regan hendak memperdalam pagutannya, tiba-tiba telunjuk Sera berhenti di bibir pria itu.

Regan menatapnya dengan bingung. “Ada apa?”

“Aku … aku ingin mengatakan sesuatu padamu, Regan.”

Regan terdiam, menghela napas panjang sambil menganggukkan kepala. “Katakanlah!!”

Sera terdiam, menunduk sambil memainkan jemari tangannya. Jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya, tapi mau tidak mau ia harus menyampaikan ini.

“Aku … aku sudah tidak perawan, Regan.”

Satu menit, dua menit hingga tiga menit berlalu tidak ada tanggapan dari Regan. Sera mengangkat kepala dan melihat pria manis itu sedang menatap ke arahnya. Sera sudah menduga reaksinya akan seperti itu. Regan pasti kecewa padanya.

“Aku minta maaf, Regan.”

Sera kembali menunduk, bahkan beberapa bulir bening keluar dari sudut matanya. Perlahan tangan Regan terulur, menyentuh bahu Sera kemudian langsung mendekapnya.

“It’s okay. Aku sama sekali tidak mempermasalahkan hal itu, Sayang.”

Sera langsung menangis sesenggukan dalam pelukan Regan. Ia juga menceritakan apa yang terjadi di malam itu. Saat ia dijebak bosnya, tapi Sera sama sekali tidak mengatakan dengan siapa ia melakukan untuk pertama kali.

“Sudah, lupakan semua. Itu bukan kesalahanmu, Sayang.”

Sera mengangguk sambil terus bersandar di bahu Regan. Ia merasa lega saat Regan mau memahaminya. Rasanya semua dugaan yang dikatakan Axel salah.

Dengan lembut Regan menarik dagu Sera hingga mata mereka bertemu.

“Apa kamu tidak keberatan jika aku melakukannya sekarang?”

Sera mengangguk sambil tersenyum, kemudian membalas kecupan Regan. Tak ayal permainan mereka pun berakhir di ranjang. Namun, ada yang beda dirasakan Sera. Dia merasa hampa dan hambar, seolah Regan melakukannya dengan tidak sungguh-sungguh.

Apa mungkin semua ini karena penjelasan Sera tadi? Hanya itu yang ada di kepala Sera. Sedikit banyak rasa kecewa dan sesal terbersit di hati Sera.

Sejak malam itu, Sera janji akan menjaga jarak dari Axel. Ia akan menebus kesalahannya di malam itu.

Hampir sepekan berselang sejak pesta pernikahan Sera berlangsung. Regan tidak menyentuhnya lagi sejak malam itu. Sera kebingungan dan takut jika yang ia katakan di malam itu membuat Regan berubah pikiran tentangnya.

Hingga malam ke delapan, Regan datang dalam keadaan sedikit mabuk. Sera menyambutnya dengan manis. Ia bahkan membantu Regan berganti baju, tapi tiba-tiba ..

PLAK!!!

Sebuah tamparan mendarat dengan keras di pipi Sera. Sera tercengang setengah mati dan menatap Regan dengan bingung.

Belum sempat Sera bertanya, sebuah tamparan kembali mendarat di pipi yang lain. Sera meringis kesakitan. Baru pertama ia ditampar sekeras ini dan rasanya sangat sakit.

Sera membuka mulut hendak bertanya, tiba-tiba Regan mendekat langsung mecengkram dagunya dengan erat.

“DASAR PELACUR!!! KATAKAN DENGAN SIAPA KAMU TIDUR TADI MALAM!!!”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terperangkap Hasrat Anak Tiriku   Bab 8 Axel yang Penasaran

    Dengan kecepatan laksana cahaya, Axel melepas genggaman tangannya. Sehingga Regan tidak sempat melihat ulah nekat putranya.“Aku pergi dulu, ya?” pamit Regan ke Sera.Sera mengangguk dan terdiam saat Regan mendaratkan ciuman di bibirnya. Regan melirik Axel, menganggukkan kepala kemudian sudah berjalan masuk ke dalam mobil.Begitu mobil Regan menghilang, Sera tergesa masuk. Ia tidak mau berada lebih lama dengan Axel. Namun, pria tampan itu dengan cepat mencekal lengan Sera dan membuatnya urung pergi.“Kamu mau apa lagi?” tanya Sera dengan sebal.Axel mengulum senyum, berjalan mendekat hingga berdiri sejajar di depan Sera. Mata mereka beradu saling pandang.Perlahan tangan Axel merengkuh pinggul Sera dan menarik rapat hingga dada mereka menempel. Sera panik. Ia takut ulah mereka dilihat asisten rumah tangga di sini.“Tante gak usah panik gitu, dong. Aku kan cuman mau pamitan.”Sera berdecak. &l

  • Terperangkap Hasrat Anak Tiriku   Bab 7 Alasan Axel

    “Re—Regan,” ujar Sera terbata.Ia sangat terkejut begitu melihat suaminya tiba-tiba kembali pulang. Apa Regan melihat yang Axel lakukan tadi? Apa Regan melihat semuanya?Sera terlihat gugup, tapi sebisa mungkin menutupinya. Berbanding terbalik dengan Axel yang terlihat lebih tenang.Bahkan pria itu tidak menurunkan tangannya dari pinggul Sera sejak tadi.“Hai, Pa. Aku ke sini untuk menjenguk Nenek.” Axel menjawab dengan riang.Selama ini nenek Axel, Nyonya Josephine tinggal di rumah yang sama dengan Regan dan Sera. Hanya karena sakit stroke membuat Nyonya Josephine terus berada di kamar.Regan mengangguk, tapi matanya sedang menatap tangan Axel yang memeluk pinggul Sera. Seketika Sera menurunkan tangan Axel. Sementara Axel hanya tersenyum cengengesan melihat Regan.“Tadi Tante Sera kepleset dan aku membantu memeganginya supaya tidak jatuh. Sepertinya lantainya masih basah.”“Betul

  • Terperangkap Hasrat Anak Tiriku   Bab 6 Tidak Seindah Kuduga

    “Apa maksudmu, Regan? Aku … aku ---”Sera terperangah kaget mendengar ucapan Regan, tapi belum sempat Sera bersuara tangan Regan sudah turun mencengkram erat lehernya.Tidak hanya itu Regan sudah mendorong tubuh Sera menempel ke dinding di belakangnya.“Ekgrr … Re … gan … akhrgg … .”Sera kesakitan dan kesulitan bernapas. Wajahnya memerah dengan mata yang melotot. Belum lagi rasa nyeri dan sakit yang ia rasakan. Sera tidak tahu mengapa tiba-tiba Regan melakukan hal ini padanya.“Tidak mau ngaku, heh?”Sera kebingungan harus menjawab apa. Apa ini berkaitan dengan pengakuannya saat itu? Apa Regan tahu jika Axel orangnya?Belum selesai benak Sera berpikir, tiba-tiba Regan melepas cengkraman tangannya. Tubuh Sera merosot. Ia berulang kali batuk sambil memegang lehernya. Masih terasa nyeri tertinggal di sana.Sera pikir semua akan selesai, tapi dugaan Sera salah.

  • Terperangkap Hasrat Anak Tiriku   Bab 5 Bukan Ini yang Kuminta

    “Baguslah kalau begitu. Sekalian saja aku katakan sebenarnya apa yang terjadi di antara kita,” ucap Axel.Ia bangkit dari kasur dan tampak sibuk merapikan baju sambil berjalan menuju pintu menghampiri Sera. Sera melotot saat Axel hendak membukanya.“Kamu gila. Kamu ingin aku mati?”Axel terdiam, kepalanya miring menatap Sera dengan bingung.“Bukannya dari awal aku sudah memberimu solusi, Sera. Kamu yang menolaknya. Jadi, apa salahnya jika aku yang mengatakan langsung ke Papa?”“JANGAN!!!”Sera langsung menahan tangan Axel, mencegahnya membuka pintu. Axel terdiam, menatapnya dengan saksama.“Aku janji … aku janji akan melakukan apa saja yang kamu minta asal jangan katakan soal malam itu ke Regan.”“Aku mohon … .”Sera berkata dengan sungguh-sungguh. Axel trenyuh melihatnya, apalagi saat mata bulat wanita cantik itu menatapnya penuh ketul

  • Terperangkap Hasrat Anak Tiriku   Bab 4 Wanita yang Sama

    “AXEL!!! Apa yang kamu lakukan di sini?” pekik Sera tertahan.Pria berusia 27 tahun itu tidak menjawab, malah meringsek masuk ke dalam kamar. Sera melotot dan berusaha menyuruhnya keluar, tapi tenaga Axel lebih besar darinya. Hingga pada akhirnya Sera mengizinkan Axel masuk.Ia berdiri diam sambil merapatkan jubah tidurnya. Kali ini ia sudah mengenakan lingerie merah nan seksi dengan belahan dada yang rendah. Untung saja ada jubah tidur yang menutupi lekuk tubuhnya.Axel tersenyum menyeringai kemudian berjalan mendekati Sera. Setiap kali Axel melangkah maju, setiap kali itu pula Sera berjalan mundur. Hingga langkahnya terhenti karena terantuk dinding di belakangnya.“Kenapa kamu selalu ketakutan jika melihatku?” tanya Axel kemudian.Sera menggeleng. “Aku tidak ketakutan, aku hanya ---”“Hanya apa?” Axel memotong kalimatnya dan sudah berdiri tak berjarak di depan Sera.Sera tidak menjawab

  • Terperangkap Hasrat Anak Tiriku   Bab 3 Sang Penggoda

    “Eng … aku rasa tidak. Aku baru ini melihatmu,” jawab Sera.Ia langsung menyambut uluran tangan Axel dan secepat kilat menariknya kembali. Axel hanya diam dan sama sekali tidak mempermasalahkannya. Apalagi setelah itu banyak tamu yang menghampiri Sera dan Regan hendak memberi selamat.Axel mundur dengan teratur dan memilih duduk di salah satu kursi. Ia hanya diam memperhatikan Sera sambil menikmati minuman yang disajikan.“Rasanya aku tidak salah. Dia wanita di malam itu,” gumam Axel.Mata pekatnya terus mengawasi gerik Sera dan tentu saja Sera jadi tidak nyaman. Padahal sepanjang acara, Sera merasa bahagia, tapi setelah kedatangan Axel dan perkenalannya tadi membuat Sera ketakutan.Bagaimana jika Axel mengatakan ke Regan kalau telah terjadi sesuatu pada mereka malam itu? Apa jadinya Sera jika Regan marah dan membatalkan pernikahannya?Beberapa kali Sera menghela napas untuk melepas ketegangannya dan itu diketa

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status