Anna sangat sedih dengan kehadiran wanita itu yang tiba-tiba datang ke tempatnya biasa bertemu dengan Carlos. Tetapi perasaan yang paling besar adalah keterkejutan karena mendengar panggilan wanita itu pada pria di depannya. Anna melihat Carlos yang tersenyum cerah dan langsung berdiri menyambutnya. Bukan hanya itu, kedua tangannya terentang seakan siap untuk memeluk wanita itu dari kejauhan. Mereka akhirnya saling berpelukan dan di depan mata Anna, keduanya saling menempelkan bibir, berciuman singkat. Reflek Anna langsung memalingkan wajah ke arah jendela, dan seketika hatinya terasa nyeri, seperti ada luka sayat di sana. Setelah mereka saling bertegur sapa, keduanya melihat Anna dan langsung tersenyum malu. Carlos menarik kursi di sebelahnya untuk sang wanita. "Hai, Anna! Bagaimana kabarmu? Kudengar dari Carlos, sudah seminggu ini kau tiba-tiba menghilang, apakah kau baik-baik saja?" Wanita itu menyapanya. Anna memaksakan senyumnya, dalam hati dia berharap kedua orang itu tid
"Ternyata pria itu," Eric mengembalikan tab kepada Liam. Pikirannya sangat dalam, bayangan wajah Anna yang sangat berani padanya, tiba-tiba muncul. Dia tidak menyangka bahwa gadis seperti Anna, memiliki seorang pria lain dalam hatinya. "Kelinci kecil ini, begitu berani tapi ternyata memiliki sebuah rahasia kecil.""Ya, Tuan?" Suara Eric sangat kecil, hingga Liam tidak mendengarnya dengan jelas.Eric menggelengkan kepala, kemudian berkata, "Hari ini, dia kemana saja?"Liam tahu tanpa harus diberitahu siapa yang dimaksud oleh tuannya. Dia langsung menjelaskan, "Nyonya muda hanya pergi perusahaannya lalu bertemu dengan pria dan wanita tadi di sebuah cafe. Kemudian seperti yang kita lihat tadi, nyonya muda pergi ke Royal Crown bersama mereka untuk makan siang."Mendapati tuannya hanya diam saja, Liam melihat wajah Eric dan seperti biasa, dia tidak bisa membaca pikiran. Dia sangat penasaran, hal apa yang sedang dipikirkan oleh tuannya, jadi bertanya, "Apa Anda ingin pergi menyusul mereka?
Kening Eric berkerut bingung, tidak tahu apa yang terjadi pada sang istri, tetapi sudah jam segini, gadis itu malah belum kembali. Mengingat bahwa tadi siang dia telah melihatnya di restoran, pikirannya langsung memikirkan Anna yang sedang bersenang-senang dengan pria pujaannya. Hal itu tanpa dia sadari telah membuatnya tidak nyaman. Suasana hati Eric juga saat ini sedang tidak bagus, menelpon Anna tetapi malah langsung mendapatkan teriakan dari gadis itu, jadi langsung membalasnya dengan amarah yang menggebu, "Aku mengganggumu? Kau pikir aku mengganggumu? Kaulah yang menggangguku!"Napas Eric sangat cepat, wanita inilah yang telah mengganggu pikirannya. Membuat dia yang sengaja pulang cepat demi bisa makan malam di rumah dengan tenang, malah menjadi tidak nyaman sebab dia yang tak kunjung pulang. Sekarang malah berkata bahwa dia telah mengganggunya? Gadis ini ingin menguji kesabarannya rupanya. Eric dengan emosi, kembali bertanya, "Kau dimana? Kenapa kau belum pulang?" Dari sebr
Kening Eric berkerut tidak senang, "Untuk apa dia ke sana?"Tanpa menunggu jawaban Liam, Eric segera bergegas masuk ke dalam mobil. Liam juga tidak banyak bertanya, dia langsung masuk ke dalam mobil dan menjadi penunjuk jalan untuk tuannya. Ketika dalam perjalanan, ponsel Eric berbunyi, pertanda ada sebuah pesan singkat masuk. Tanpa membuka, Eric langsung tahu bahwa itu merupakan pesan dari Liam yang memberitahukan dimana keberadaan Anna sekarang. Setengah jam sebelumnya, Anna menunggu dengan sabar angkutan umum yang mungkin akan lewat. Dia sudah tidak bisa berharap bahwa bus akan datang karena ini sudah melewati jadwalnya beroperasi. Anna menghela napas, dia berpikir tidak akan bisa pulang malam ini. Lagipula, dia memang tidak ingin pulang sekarang. Hatinya sedang tidak baik, jadi setelah pergulatan panjang dalam benaknya, Anna segera pergi menuju sebuah penginapan yang telah dia cari di internet sebelumnya.Namun, ketika sampai, ternyata penginapan yang dimaksud oleh internet itu
Anna terdiam mendengarnya, pertanyaan yang diajukan oleh pria ini, tentulah sebuah pertanyaan retorik. Dia tidak perlu menjawab karena semua jawabannya terlihat dengan jelas. Anna sama sekali tidak menginginkan pernikahan ini, dia menikah dengan Eric hanya karena dorongan dari sang ibu. Selain itu, hatinya kini sudah terisi oleh pria lain meski cintanya sudah bertepuk sebelah tangan, dia tidak tahu apakah bisa membuka hati untuk suaminya itu. Anna menghela napas, melihat Eric yang masih menatapnya dalam diam, lalu berkata, "Katakan pada tuanmu, saat ini aku hanya ingin sendiri. Besok pasti aku akan kembali. Aku tidak akan kabur dari pernikahan ini."Eric tidak langsung menjawabnya, pria itu hanya bergeming di tempatnya berdiri, menatap Anna tanpa ekspresi. Tidak tahu apa yang dipikirkan olehnya, Anna juga tidak terlalu peduli. "Jika kau sudah selesai, silakan pergi dari kamarku. Sudah malam dan aku ingin beristirahat," Anna berucap sembari berjalan menuju pintu kamarnya. Mempersila
Hari sudah siang dan para pengunjung pantai sudah mulai berdatangan, Anna juga harus segera kembali dan berganti pakaian. Terlepas dari apa yang terjadi sekarang, Anna harus mencari tahu apa yang terjadi sebenarnya pada sang ayah. Anna masuk ke dalam rumah dan melihat Hellen sudah berdiri menyambutnya. Dia hanya mengangguk singkat sebagai balasan sapaan wanita itu kemudian langsung masuk ke kamarnya. Tidak butuh waktu yang lama untuknya bersiap, Anna langsung turun dari kamarnya dan berjalan menuju pintu rumah. Namun, tiba-tiba namanya dipanggil, Anna menoleh dan melihat Hellen menghampirinya. "Maaf, nyonya. Makan siang sudah siap, apakah Anda—""Tidak. Hari ini aku tidak makan di rumah," Anna kembali berbalik tetapi Hellen juga kembali memanggil.Anna menghela napas, dia dengan malas bertanya, "Ada apa? Aku mungkin tidak akan makan malam di rumah. Jadi tidak perlu menyiapkan makan malam."Hellen tersenyum, dia masih melakukan tugasnya dengan baik, lalu berkata, "Tidak, saya hanya
Anna menunggu Carlos menjelaskan maksudnya, seketika tubuhnya menegang, pikirannya tiba-tiba berkata bahwa pria ini sudah tahu tentang perasaannya. "Carlos, ada apa?" Anna bertanya ragu-ragu, jantungnya berdebar dengan kencang, keringat dingin mulai muncul dari dahinya. Carlos menatap Anna dengan sedih kemudian bertanya, "Anna, apakah benar bahwa saat ini kau telah menikah dengan seorang pria dari keluarga yang telah memberikan ibumu uang untuk membantu perusahaan keluargamu?" Anna terbelalak, dia tidak pernah menduga bahwa hal ini yang akan dibicarakan oleh Carlos padanya. Dia tidak pernah berniat untuk memberitahu pria itu tentang masalahnya. Dia bahkan tidak pernah bercerita tentang pernikahannya pada siapapun. Anna menundukkan kepala, jemarinya saling bertaut, sikapnya yang seperti itu, tidak lepas dari pandangan Carlos. Pria itu sudah hafal dengan setiap gerakannya. Di matanya Anna merupakan gadis lugu yang tidak bisa berbohong. Jika gadis ini berusaha untuk berbohong, maka
Anna bergeming, dia seperti membeku setelah mendengarkan perkataan pria itu. Otaknya mulai mencerna apa yang Eric katakan, secara tidak langsung pria itu sudah mengakui bahwa dia merupakan suaminya. Namun, melihat tidak ada satupun yang "istimewa" di tubuh pria itu, seketika hati Anna melakukan penyangkalan. Eric terkenal dengan kedua kaki yang tidak bisa berjalan. Sementara pria ini sangat sehat walafiat. Jadi, tidak mungkin anak mafia ini adalah suaminya. Anna mendengus, dia memalingkan wajah, "Jangan mengucapkan sesuatu yang tidak bisa kau pertanggungjawaban kebenarannya!"Anna langsung berbalik, tidak peduli pria itu akan menerima atau tidak. Pria ini sepertinya sedang ingin bergurau dengannya. Mengatakan bahwa dia adalah Eric? Anna mendengus, anak kecil juga tidak akan percaya jika mendengarnya!Anna hendak berjalan pergi tetapi Eric langsung menahannya, pria itu memegang pergelangan tangan Anna dan seketika langsung dilepaskan olehnya dengan kasar."Kenapa? Masih ada yang ingi