Share

Ibu Yang Kejam

Author: YOSSYTA S
last update Huling Na-update: 2025-07-24 01:03:01

Tamara terdiam, tidak menjawab. Dirinya bingung mau menjawab apa. Apakah harus berkata jujur, atau akan tetap membiarkan putrinya berfikiran entah seperti apa tentang dirinya.

"Sudah cukup dramanya! Mending sekarang kau ikut denganku saja gadis cantik!" sahut Bramantyo tiba-tiba.

Wajah sembab Syaqilla yang semula sedang tertunduk langsung terangkat. Lalu, sembari menyeka air mata, gadis ber-piama pink itu mengernyitkan dahi, menatapnya keheranan.

"Anda siapa?"

Bramantyo malah tertawa lantang. Dengan tersenyum genit, ia berkata, "Aku adalah calon suamimu, Sayang!"

"A-apa!" Spontan gadis cantik itu membelalakan mata. Sungguh sangat-sangat di luar dugaan. Ternyata ibunya malah tega menjodohkannya dengan seorang pria tua.

"Ibu, apa maksudnya ini? Masa aku harus menikah dengan pria itu?" Protes Syaqilla menuding ke arah Bramantyo. Ia semakin menolak perjodohan ini. Apa lagi setelah tahu kalau umur pria yang akan menjadi calon suaminya itu terpaut jauh dengannya. Bahkan umur pria itu, lebih pantas sebagai ayah mertuanya saja.

"Ya, memang benar. Dia adalah calon suami kamu, Syaqilla!" jawab Tamara, dengan santainya membenarkan ucapan Bramantyo. "Jika, kamu mau menikah dengannya nanti. Maka semua hutang-hutang Ibu akan dianggap lunas."

"Jika, memang kamu pingin bantu Ibu. Makanya kamu harus mau menikah dengannya, Qilla."

"Apa?! Hutang! Hutang apa, Ibu?" Entah yang ke berapa kalinya gadis itu kembali dibikin syok oleh perkataan Ibunya sendiri. "Astaghfirullah! Berarti Ibu ingin menjadikanku sebagai pelunas hutang?"

"Sudah, cukup! Cepat bawa dia sekarang!" sela Bramantyo menghentikan perdebatan.

"Tidak, aku tidak mau!" Seraya menggelengkan kepala, tentu saja Syaqilla menolak. Sebelum kedua anak buah itu mendekat, dengan cepat gadis itu langsung berlari menuju pintu.

"E-eh, berhenti! Dasar brengsek, dia malah kabur, lagi. Buruan cepat kejar dia, Bodoh!" Bramantyo terlihat sangat marah. Dengan kesal memberikan perintah anak buahnya segera.

Dengan sigap, kedua pria berbadan kekar itu langsung berlari ke luar rumah mengejar Syaqilla.

Sementara Bramantyo, kini wajahnya tampak semakin mengeras, ia mulai menatap Tamara dengan tajam dan penuh kemarahan.

"Jika, putrimu itu tidak bisa ditemukan, maka hutangmu akan bertambah menjadi dua kali lipat!" ancam Bramantyo geram.

"A-apa?! Ti-tidak bisa seperti ini dong, Bang!" pekik Tamara syok, tidak terima.

"Jika, kau ingin hutangmu lunas, maka temukan putrimu itu dan serahkan dia padaku secepatnya!" tandasnya. Kemudian, dengan emosi yang memuncak, Bramantyo pergi meninggalkan rumah itu begitu saja.

"Argh, sialan kamu Syaqilla! Dasar anak gak tau diuntung! Anak kurang ajar! Sama persis seperti ayahnya! Sangat menjengkelkan!" umpatnya sambil mengeratkan giginya kesal.

Kemudian ia pun berlari keluar rumah, berusaha ingin mencari putrinya juga.

***

Kembali di rumah sakit.

Setelah gadis itu menceritakan semua kejadian yang telah menimpanya. Kedua paruh baya itu tampak syok. Mereka tidak percaya, bagaimana bisa ada seorang ibu yang tega menjual anaknya sendiri? Sungguh hati keduanya merasa sangat miris dan tergerak untuk menolong gadis tersebut.

"Sudah-sudah! Kamu sekarang tenang, ya! Kami pasti akan menolong mu, Syaqilla," ujar Mahendra, merasa iba. Ketika melihat betapa masih mudanya usia gadis itu, ia jadi teringat akan putrinya sendiri, yang kira-kira usia mereka sebaya.

"Ya, benar. Kami pasti akan menolongmu. Jadi, mulai sekarang kamu ikut kami saja, ya! Nanti kamu bisa tinggal di rumah kami. Dan kamu juga bisa bekerja di butikku saja. Bagaimana, kamu mau, 'kan?" sahut Laura. Masih sama seperti tadi, perempuan cantik dan elegan itu, memang terkenal sangat ramah dan baik hati kepada semua orang.

Sehingga, dengan tanpa berpikir panjang Syaqilla langsung saja mengangguk setuju. Sungguh ia tidak mengira kalau kedua orang ini begitu baik, bersedia mau menolongnya.

"Ya Allah, terimakasih. Karena Engkau telah mengirim dua malaikat ini untuk menolongku, ya Allah," batin Syaqilla penuh syukur.

***

Di keesokan harinya.

Setengah jam kemudian, mobil yang ditumpangi oleh Syaqilla bersama dua orang tadi, telah sampai di depan gerbang sebuah bangunan rumah yang besar dan megah.

Begitu gerbang besar itu terbuka, mereka langsung disuguhi oleh pemandangan halaman hijau yang sangat luas. Di tengahnya terdapat taman bunga yang indah, lengkap dengan kolam ikan dan air mancur. Lalu, di sisi kanan-kiri taman itu terdapat jalan menuju tempat parkir khusus depan rumah, yang bisa menampung banyak mobil.

Perlahan roda mobil itu kembali berputar, memasuki halaman, hingga akhirnya berhenti tepat di depan pintu utama sebuah rumah yang sangat besar dan megah.

Manik kecoklatan milik gadis itu langsung melebar, merasa syok juga kagum melihat ke sekitar. Ia tidak pernah melihat rumah yang sebesar dan semewah ini sebelumnya. Halaman yang luas, taman yang indah, kolam ikan yang jernih, dan gazebo yang elegan.

Membuat Syaqilla merasa seperti sedang berada di dunia yang berbeda. Dunia yang penuh dengan kemewahan dan keindahan. Ia tidak bisa berhenti menatap keindahan yang ada di sekitar, merasa takjub dan terkesima dengan semua hal yang terpampang di depan matanya kini.

Ini baru halamannya saja. Belum lagi di dalam rumah akan seperti apa?

Dengan penuh kekaguman, gadis cantik bergigi gingsul itu masih tampak diam mematung di depan sebuah bangunan yang berdiri kokoh. Rumah besar yang megah dengan gaya modern. Sungguh ia tak bisa membayang bagaimana mewahnya isi dari rumah yang tampak seperti istana itu.

Gadis yang masih ber-piyama itu hanya melongo menyaksikan semua keindahan tempat ini. Sungguh ia tidak menyangka, kalau kedua orang yang telah menolongnya tadi, ternyata sangatlah kaya. Syaqilla jadi merasa minder dan sedikit grogi, karena harus berhadapan dengan orang kaya seperti mereka.

"Nah, Syaqilla. Ini rumah kami. Untuk sementara, kamu boleh tinggal di sini," ujar Laura lembut. Seraya merangkul pundak gadis manis itu, ia menunjukkan rumah yang bak istana tersebut padanya.

"Emm ... tapi, saya merasa tidak pantas tinggal di sini, Bu. Eh, Nyo- nyonya. Anda adalah orang kaya, sedangkan saya--" ucapan Syaqilla terhenti karena disela oleh Laura.

"Loh, memangnya kenapa kalau kami orang kaya? Menurutku semua orang itu sama, kami tidak pernah membeda-bedakannya. Ya sudah, nanti kamu bisa kok, tinggal di rumah belakang bareng Bik Imah, ya!"

"Dan, ingat! Panggil aku Ibu saja, jangan Nyonya, oke?"

Bagaikan seorang anak yang penurut kepada ibunya, Syaqilla pun mengangguk patuh. Baru kemudian mereka berniat akan memasuki rumah.

Namun, dengan tiba-tiba terlihat ada satu buah mobil mewah berwarna putih memasuki halaman rumah. Otomatis membuat ketiga orang itu langsung menoleh ke arahnya.

Ketika mobil itu telah berhenti tepat di hadapan mereka, tampaklah seorang gadis cantik dengan pakaian yang indah dan elegan, turun dari mobil tersebut.

"Mama, Papah! Kalian sudah pulang?" seru gadis itu kegirangan.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Terpikat Cinta Gadis Panti Asuhan    Mulai Berani Melawan

    Deg! Seperti seorang maling yang kepergok oleh sang pemilik rumah. Suara Natasya bagikan aliran listrik yang merayap hingga ke seluruh tubuh. Syaqilla langsung membeku seketika. "CK ck ck! Lihat siapa ini, yang tengah malam begini baru pulang?" Sambil menggelengkan kepala, Natasya mulai bergerak mendekati Syaqilla yang tampak bergeming di tempatnya. Tatapan gadis itu begitu tajam siap untuk mengintimidasi. Syaqilla menelan ludah, wajahnya tampak menegang, mulai merasa ketakutan. "Dari mana saja kau, Syaqilla? Oh, aku tahu. Wanita dari panti asuhan, yang asal usul tidak jelas sepertimu itu, pasti memang suka sekali keluyuran tiap malam, ya?" Sembari tersenyum miring, Natasya mulai mengejek. "Tidak." Syaqilla menggelengkan kepala. "Em, saya tadi--" Belum sempat ia membela diri, Natasya lebih dulu menyela. "Habis ketemuan dengan Alvaro, kan?" Glek! Susah payah, Syaqilla kembali menelan ludah kasar. Ia merasa seperti seorang penjahat yang sedang diintrogasi oleh polisi

  • Terpikat Cinta Gadis Panti Asuhan    Ketahuan

    Setelah hampir satu jam kemudian. Akhirnya dengan sangat terpaksa, mau tidak mau, Alvaro harus mengantarkan sang gadis pujaan hatinya untuk pulang. Sebenarnya kalau boleh jujur, ia masih sangat ingin terus bersama dengan gadis itu. Namun, berhubung waktu yang sudah cukup larut malam, memang sudah sepatutnya seorang gadis tak boleh keluyuran di luar rumah. Sehingga ia pun ingin mengantarkannya ke rumah sang majikan Syaqilla, yang tak lain adalah rumah keluarga Mahendra yang sekaligus rumah orang tuanya Natasya. Jika mengingat bagaimana perlakuan kasar yang pernah dilakukan Natasya pada Syaqilla. Dirinya jadi merasa sedikit khawatir juga was-was, takut jika sampai Natasya nanti akan mengulangi perbuatannya lagi, bagaimana? Rasa cemas mulai menjalar di pikiran. Hatinya pun jadi tak tenang. Hingga jiwa kepahlawanannya pun muncul dan rasa ingin melindunginya tumbuh begitu saja. Membuatnya bertekad ingin jadi sang pelindung gadis tersebut. Di sepanjang jalan, walaupun merasa cemas,

  • Terpikat Cinta Gadis Panti Asuhan    Mulai Kembali Dekat

    Setelah melakukan pertolongan medis, Alvaro yang masih tampak lemas duduk bersenden di atas ranjang pasien. Dengan wajah cemas, Syaqilla terlihat tak tenang, setia duduk menunggu di samping ranjang. Sementara orang lainnya sudah disuruh pulang oleh Alvaro. Sehingga kini hanya tinggal mereka berdua di ruang IGD sebuah klinik terdekat dari tempat mereka berkelahi tadi. Jujur Syaqilla merasa sedikit canggung juga gelisah tak tahu harus bersikap bagaimana ia sekarang? Karena semenjak beberapa hari lalu, mereka sudah lama tak saling jumpa, membuatnya jadi merasa kikuk dan serba salah. "Terima kasih, karena tadi sudah mau menolongku." Akhirnya setelah cukup lama mereka saling diam, Syaqilla mulai bersuara. Alvaro tersenyum. Namun, sedetik kemudian ia meringis karena merasa sedikit nyeri di sudut bibirnya. Syaqilla yang melihatnya pun segera mendekat dan dengan ragu tangannya mulai terulur menyentuh pelan sudut bibir Alvaro yang masih tampak memerah. Sungguh ia tak tega melihat k

  • Terpikat Cinta Gadis Panti Asuhan    Bala Bantuan

    Tentu saja Alvaro langsung naik pitam. Dengan rahang mengeras ia melotot tajam ke arah Raka. "Jangan berani-berani kau mendekati Syaqill! Jika sampai kau berani menyentuhnya walau hanya sedikit, aku pasti akan langsung menghajarmu, Raka!" ancamnya geram. Namun, bukannya takut, Raka malah tertawa lantang. Ia merasa senang dan sekaligus tertantang mendengar ancaman Alvaro yang sudah mulai terpancing emosi. "Ukh, aku jadi takut, Alvaro!" Dengan wajah songong lelaki itu berpura-pura takut. "Mari kita lihat, jika aku berani menyentuh gadis itu, apa yang bisa kau lakukan, Varo?" Lalu Raka bergerak mendekati Syaqilla. Otomatis gadis itu langsung bergerak mundur ingin menjauh. Namun, tak bisa. Karena sang anak buah Raka menahan tangannya. "Aku bilang berhenti, Brengsek! Lepas, kalau kalian berani hadapi aku satu per satu. Jangan cuma beraninya main keroyokan begini! Dasar pengecut kalian!" Alvaro masih saja terus mengoceh berusaha untuk memberontak. Mendengar kata pengecut, Raka cu

  • Terpikat Cinta Gadis Panti Asuhan    Terjadi Keributan

    Wajah Syaqilla panik, ia menelan ludah, merasa sedikit ketakutan. Lalu, dengan tanpa mau berkata, gegas ia membalikkan badan ingin segera pergi meninggalkan lelaki tersebut. Namun, apa yang terjadi? Tiba-tiba saja lelaki berpenampilan seperti preman itu langsung meraih tangannya dan berkata, "Eh, mau ke mana, Cantik!" Raka tersenyum menyeringai. "Ikh, lepasin!" Tentu saja Syaqilla menggerakkan tangan, berusaha untuk bisa terbebas dari cengkeraman lelaki itu. Semua orang, yang merupakan anak geng Rajawali itu tertawa lantang. Merasa sangat senang dan terhibur melihat wajah tegang Syaqilla. "Jangan galak-galak dong, Nona! Aku hanya ingin menawarkan bantuan. Bukankah kau mau pulang? Biar aku antar, ya?" Dengan gaya sok pura-pura baik, Raka menawarkan tumpangan. "Tidak perlu. Aku bisa pulang sendiri! Jadi, lepasin aku sekarang! Kalau tidak, maka aku akan teriak. Biar semua orang datang menghajar kalian!" Sambil memasang wajah galak, Syaqilla memberanikan diri memberi mereka anca

  • Terpikat Cinta Gadis Panti Asuhan     Natasya Kembali Berulah

    Brugh! "Aww ...." Karena takut, pada akhirnya Natasya menyingkir dan ia pun jatuh terduduk di samping motor Alvaro melintas. "Ya ampun, Tasya kamu tidak apa-apa?" Dua orang temannya langsung datang menghampirinya. Lalu, mereka ingin membantu untuk bangun. Namun, karena rasa kesal yang sedang membara di dalam dada, gadis itu menangkis kasar uluran tangan dari keduanya. "Aw, Tasya! Kenapa malah dipukul? Sakit tau!" keluh Sonia sedikit kesal. "Pergi! Tinggalin aku sendiri!" bentak Natasya beram. "Ta-tapi--" "Pergi! Aku bilang pergi!" Natasya mulai terlihat histeris. Otomatis semua orang yang melihatnya jadi ketakutan. "Ya ya, udah. Ayo, kita pergi! Biarin dia sendirian dulu?" ajak Renita mengajak temannya untuk segera menjauhi gadis tempramen tersebut. Setelah keduanya pergi. Untuk meluapkan emosi, yang serasa telah sesak memenuhi dada. Bagai orang yang tak waras, Tasya kembali berteriak, "Argh!" Sungguh, rasa benci terhadap Syaqilla kian bertambah besar. Dan bahkan

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status