Share

Masa Lalu Syaqilla

Author: YOSSYTA S
last update Last Updated: 2025-08-12 11:28:46

Tok-tok-tok!

Terdengar berapa kali suara ketukan pintu, cukup mengusik pendengaran sang Ibu panti.

Lalu, di dalam kamar berukuran 3x3 meter persegi, yang hanya ada ranjang dan lemari kayu yang cukup tua. Wanita muda yang sudah merawat puluhan anak yatim piatu dan anak terlantar itu, akhirnya terbangun.

"Siapa sih, malam-malam begini ketuk-ketuk pintu?" Sambil mengucek mata, terpaksa sang ibu panti itu, turun dari ranjang tempatnya tidur.

Wanita itu melangkah mendekati pintu, rasa kantuknya membuatnya beberapa kali harus menguap. Lalu, ia meraih gagang pintu dan memutar kunci untuk membuka.

Krieett!

Setelah pintu kamar terbuka, wajah wanita itu cukup kaget, melihat siapa orang yang datang ke kamarnya kini.

"Loh, Pak Ujang? Ada apa Bapak membangunkan saya malam-malam begini?" tanyanya keheranan.

Ia melihat Pak Ujang tidak sendirian. Ada wanita yang hampir sebaya dengannya berdiri di belakang tukang kebunnya tersebut. Wanita itu menelisik Tamara dari atas rambut hingga k
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Terpikat Cinta Gadis Panti Asuhan    Bertemu Musuh Bebuyutan

    "Kamu!" Dengan membelalakan mata, dua wanita msecara bersamaan dengan ekpresi sama-sama terkejutnya. Mereka sama sekali tidak mengira akan bertemu dengan seseorang yang tak diharapkan di tempat itu. Untuk sesaat mereka sama-sama terdiam dan tetegun di tempat itu. Lalu kedua orang itu melengos saling membuang muka pertanda tidak saling suka. Atau lebih tepatnya lagi, aura permusuhan yang nampak jelas di antara keduanya. "Hey, wanita jalang! Ngapain kau di sini, hah?" tegur wanita itu menatap sinis ke Tamara. "Jaga ucapanmu, Nyonya!" sahut Tamara yang tak kalah sinisnya balas menatapnya juga. "Hahaha ... kenapa, malu? Emang pada kenyataanya kalau kau itu wanita jalang, bukan? Dasar wanita murahan yang sukanya gangguin suami orang!" Wanita itu semakin gencar mencibirnya. Namun, Tamara hanya tersenyum santai menanggapinya. "Iya, namun sayang sekali, suami Anda malah tergila-gila dan selalu mengejar wanita jalang ini." "Jaga ucapanmu! Mana mungkin suamiku mau dengan wanita mu

  • Terpikat Cinta Gadis Panti Asuhan    Datang ke Panti Asuhan

    Seketika itu Amanda terjingkat dan langsung tersadar dari lamunan. "Ya, silahkan masuk!" Seraya mengerutkan dahi, wanita paruh baya berkacamata itu menoleh ke arah pintu. Krieett! Terlihat seorang wanita yang kira-kira seumuran dengannya, sedang membuka pintu sambil berucap, "Pagi, Bu Amanda. Bolehkah saya masuk?" Baru saja Amanda memikirkan soal Syaqilla beserta ibunya, dan ternyata orang yang ia pikirkan kini sudah berada tepat di depan mata. "Oh, Bu Tamara. Ya, mari silahkan masuk, Bu, dan silahkan duduk!" Dengan tersenyum ramah Amanda menyambut tamunya hangat. "Terimakasih, Bu." Tamara masuk dan duduk di sebuah kursi yang ada di depan meja kerja Amanda. "Ada apa lagi, Bu Tamara datang ke sini? Apa masih mau menanyakan soal Syaqilla?" Amanda langsung bertanya 'to the poin' padanya. Sembari mengangguk, Tamara tersenyum simpul. Kemudian ia menjawab, "Iya, benar. Sungguh saya sangat mengkhwatirkannya, Bu." Dengan memasang raut wajah sedih, dia sedang berpura-pura mence

  • Terpikat Cinta Gadis Panti Asuhan    Mulai Mencari Syaqilla

    Brugh! Tamara tersadar, saat ada seorang bocah menabrak tubuhnya dari samping. Lamunan tentang masa lalunya dulu, menjadi buyar seketika itu juga. Reflek ia pun menoleh. Ada seorang bocah lelaki kecil menunduk ketakutan, karena merasa bersalah telah menabraknya dengan sangat keras. Tamara juga melihat di sekitar masih banyak anak yang berlarian di sana. "M-maaf, Tante! Sa-saya tidak sengaja!" kata bocah itu pelan. Tamara membungkuk, ia ingin melihat lebih dekat bocah laki-laki berusia sekitar tujuh tahun itu. "Gak apa-apa, Sayang," ujar Tamara sambil mengusap pelan kepala bocah itu. Kemudian ia pun bangkit, lalu baru tersadar kalau ia telah berjalan sampai di depan ruangan Bu Amanda, sang kepala panti asuhan. Sudah berapa bulan belakangan ini, ia selalu datang ke panti asuhan, dengan alasan yang sama. Yaitu menanyakan tentang Syaqilla, ada atau tidaknya ia di panti itu? Karena semenjak kepergian gadis itu, ia terus berusaha untuk mencarinya. Namun, hingga sampai sekarang bel

  • Terpikat Cinta Gadis Panti Asuhan    Bayi Tak Berdosa

    Segera Tamara menggenggam jari jemari wanita pemilik panti asuhan itu. "Saya janji, setiap bulan saya akan datang mengirim uang sebagai biaya hidup anak saya di panti asuhan ini. Sampai saya akan datang untuk menjemputnya nanti!" ucapnya memasang wajah memelas, berharap Amanda merasa kasihan dan mau menerima putrinya untuk tinggal di sana. Tamara berusaha bersungguh-sungguh dan penuh keyakinan, agar kata-katanya terlihat dapat dipertanggung jawabkan. Namun, tak ada jawaban. Wanita itu tetap diam, berpikir sangat lama untuk memberikan jawaban. Beberapa kali Tamara mendengar suara helaan napas dari wanita itu. "Saya tau saya kotor, Bu. Tapi saya sadar, bayi ini sangat suci dan tak berdosa. Sayalah yang harus disalahkan bila ibu meragukan saya untuk menitipkan anak ini." Tamara melepaskan genggaman tangan atas jari-jemari Amanda. Dan ia menatap wanita itu, terlihat ragu untuk menerima putrinya. Akan tetapi, Ibu muda itu terus bertekad untuk membujuk Amanda agar bisa menerima anak

  • Terpikat Cinta Gadis Panti Asuhan    Alasan Tamara

    Tamara menghela napas panjang, seolah ia sedang melepaskan beban yang sangat berat di punggungnya. Ditambah lagi seorang bayi harus lahir tanpa seorang ayah, membuatnya semakin merasa tertekan. Ia menyeka sisa air hujan, menghindari air itu agar tidak jatuh ke wajah bayi yang masih berusia satu bulanan itu. "Sebenarnya saya sangat terpaksa. Karena saya sangat menyayangi anak ini dan ingin melindunginya, Bu," ujar Tamara sedih. Ia menunduk, matanya menatap lekat-lekat wajah polos tanpa dosa putri semata wayangnya. Anak perempuan yang tak salah apa-apa harus menjadi korban. Untuk sesaat ia merasa terenyuh, kala ia melihat senyuman lucu di bibir mungil bayi tersebut. Terbesit rasa bersalah menghampiri hati. Ia sadar kalau ini adalah dosa besar untuknya. Hamil di luar nikah, ditambah lagi ia harus menitipkan anak itu di panti asuhan ini. Matanya mendadak sendu, ia peluk sebentar bayi tak berdosa itu. Ada perasaan tak tega jika meninggalkan bayi itu di sana. Namun, tekadnya sudah bul

  • Terpikat Cinta Gadis Panti Asuhan    Masa Lalu Syaqilla

    Tok-tok-tok! Terdengar berapa kali suara ketukan pintu, cukup mengusik pendengaran sang Ibu panti. Lalu, di dalam kamar berukuran 3x3 meter persegi, yang hanya ada ranjang dan lemari kayu yang cukup tua. Wanita muda yang sudah merawat puluhan anak yatim piatu dan anak terlantar itu, akhirnya terbangun. "Siapa sih, malam-malam begini ketuk-ketuk pintu?" Sambil mengucek mata, terpaksa sang ibu panti itu, turun dari ranjang tempatnya tidur. Wanita itu melangkah mendekati pintu, rasa kantuknya membuatnya beberapa kali harus menguap. Lalu, ia meraih gagang pintu dan memutar kunci untuk membuka. Krieett! Setelah pintu kamar terbuka, wajah wanita itu cukup kaget, melihat siapa orang yang datang ke kamarnya kini. "Loh, Pak Ujang? Ada apa Bapak membangunkan saya malam-malam begini?" tanyanya keheranan. Ia melihat Pak Ujang tidak sendirian. Ada wanita yang hampir sebaya dengannya berdiri di belakang tukang kebunnya tersebut. Wanita itu menelisik Tamara dari atas rambut hingga k

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status