Share

Terpikat Pesona CEO Duda
Terpikat Pesona CEO Duda
Penulis: Lili

Bab 1

"Karen Alexander, maukah kau menjadi ibu dari calon anak-anakku kelak?"

Terdengar suara seorang pria yang sedang melamar wanita.

Wanita itu adalah Karen, gadis cantik yang sudah menjalin hubungan selama tiga tahun belakangan ini dengan nya.

Dengan posisi berlutut ditengah taman yang sudah sengaja dibooking dan di hias dengan sangat indah, Robin melamar Karen.

Tak hanya mereka berdua, Robin juga sudah menyewa beberapa orang untuk menjadi saksi keseriusannya serta menyewa sebuah orkestra musik untuk melantunkan lagu-lagu romantis. 

"Robin apa kau serius?" tanya Karen kaget.

"Ya, aku serius! Menikah lah denganku," Robin mengeluarkan sebuah cincin dari saku jasnya.

Karen menganggukkan kepalanya.

Melihat anggukan Karen, Robin meraih tangan Karen seraya memakaikan sebuah cincin dijari manis gadis itu.

Semua orang yang ada disana bertepuk tangan, sayup-sayup terdengar lantunan musik yang sangat indah.

"Apa kau senang Karen?" Robin menatap Karen yang sangat bahagia.

"Ya, aku sangat senang Robin. Kau tahu aku sangat menantikan hari ini," ujar Karen dengan nada penuh semangat.

Robin tersenyum, kemudian membelai pucuk kepala Karen dengan lembut.

"Baiklah, aku akan mengantarmu pulang, nanti kita akan membahas rencana pernikahan kita," ujar Robin sembari menjalankan mobilnya meninggalkan taman tempat Robin melamar Karen.

Taman ini akan menjadi tempat bersejarah bagiku, batin Karen sambil tersenyum meninggalkan taman itu.

"Hati-hati Robin! Kabari aku saat kau sudah sampai dirumah," seru Karen sambil melambaikan tangannya sebagai tanda perpisahan dengan kekasihnya itu.  Setelah mobil Robin berlalu meninggalkan Karen, ia pun bergegas masuk kerumah.

"Aku harus menelpon Risa, ia pasti tidak akan menyangka jika hari ini Robin melamar ku," gumam Karen sambil mengeluarkan ponselnya untuk menelpon Risa sahabatnya.

"Kau tidak sedang bercandakan Karen?" terdengar suara wanita dari seberang, dia adalah Risa sahabat Karen satu-satunya.

"Tidak Risa, malam tadi Robin melamar ku dengan sangat romantis di sebuah taman. Apa kau tau aku sangat malu ketika ia berlutut. Kemudian, dia mencium ku."

"Wah wah wah, aku sangat sangat senang mendengarnya. Jika aku ada disana pasti aku akan melihat wajah tomat mu."

"Risa,  kau selalu saja mengejekku," protes Karen pada sahabat nya itu.

"Kapan kau akan pulang? aku sangat rindu padamu."

"Sekitar tiga Minggu lagi, bersabarlah! Nikmati hari-hari indah mu dengan Robin, sebelum aku akan menyita waktumu," ejek Risa.

"Karen, sudah dulu ya! aku akan makan malam dengan keluarga ku."

"Baiklah, nikmati liburan mu! sampai jumpa" ujar Karen menutup obrolannya dengan Risa

****

"Risa... akhirnya kau pulang juga, aku sangat rindu padamu," seru Karen sambil memeluk tubuh Risa dengan erat.

"Lepas Karen! Aku bisa mati," protes Risa sambil berusaha melepas pelukan Karen.

"Baiklah Karen, jadi kapan kau akan menikah?" tanya Risa sesudah berhasil melepas pelukan Karen.

"Hm...belum tahu," Karen menjawab dengan ragu sambil menatap cincin di jari manisnya.

"Astaga Karen, bagaimana bisa? apa Robin belum membahasnya?"

"Belum Risa, mungkin Robin sedang sibuk sekarang. Terlebih sekarang, dia diangkat jadi CEO oleh ayahnya," jawab Karen berusaha meyakinkan Risa.

Namun Risa hanya menatap Karen dengan tatapan curiga.

"Jujur padaku!!" ujar Risa dengan nada lebih tegas.

"Sejujurnya, sudah tiga minggu sejak ia melamar ku... Kami tak pernah bertemu lagi." 

"Apa kau mau mendengar saran ku?" tanya Risa pada Karen, "kau harus mencari Robin" tambah Risa setelah Karen menganggukkan kepalanya.

"Ya, besok aku akan ke kantor Robin" jawab Karen dengan tatapan kosong.

*****

Karen melangkahkan kakinya masuk kedalam perusahaan milik keluarga Robin, yaitu perusahaan Good Fashion. Sebuah perusahaan fashion wanita yang sedang naik daun, tak heran jika Robin tidak punya waktu untuk Karen.

Langkahnya terhenti ketika melihat orang yang sedang dicarinya sedang berjalan dihadapannya.

"Robin,"panggil Karen.

Si empunya nama sedang menoleh kebelakang, mencari suara yang memanggil namanya itu. Robin melihat Karen sedang berada di kantornya. Ia mengajak Karen masuk ke ruangannya.

"Ada apa Karen? Apa kau tidak punya kerjaan makanya kau datang kesini?" tanya Robin dengan tatapan dingin.

"Robin...ini?" tanya Karen sambil menunjuk kearah seorang gadis.

"Dia sekretaris ku yang baru, namanya Natalia" jelas Robin sambil memperkenalkan Natalia pada Karen.

Natalia tersenyum melihat Karen.

Apa itu? kenapa aku merasa Robin menatap gadis itu dengan tatapan yang berbeda, batin Karen sambil tersenyum membalas senyum Natalia.

"Apa kami bisa mengobrol berdua, Natalia?" ujar Karen berharap agar gadis itu mengerti maksudnya.

Dia pikir siapa dia? berani sekali menyuruh ku keluar, batin Natalia.

Ia tersenyum kemudian keluar dari ruangan Robin.

"Robin... Apa kau sangat sibuk? Kau tidak pernah lagi menelpon ku?" tanya Karen memulai percakapan mereka.

Robin hanya mengangguk, menatap bangunan dari balik jendela ruangannya.

"Robin?" Karen memanggil lagi, karena tidak suka dengan sikap Robin.

"Karen, aku tidak mau membahas ini dikantor! Aku akan menemui mu nanti," ujar Robin sambil menatap Karen, "pulanglah! Aku akan sibuk sekarang."

Karen yang tahu sikap Robin memilih untuk pulang dan menunggu Robin dirumah nya.

Karenpun melangkahkan kakinya keluar dari perusahaan Robin. Ia menarik gas mobil menuju ke rumahnya.

Brukkk...

"Sial! Sepertinya aku akan kena masalah," ujar seseorang dibalik kemudi, dan ia baru saja menabrak mobil didepannya.

"Apa kau menabrak mobil orang Han?" tanya seorang pria lain yang ada dibelakangnya,

"Lihat! Pemilik mobil itu seorang wanita, dan dia sedang menuju ke arah kita," tambah pria itu.

"Tunggu sebentar tuan, aku akan mengatasi nya," ujar Han sembari keluar dari mobil.

"Astaga! Apa kau tidak melihat mobil didepan mu?" tanya gadis itu pada Han. Gadis itu adalah Karen.

"M-maaf nona, saya tidak sengaja," ujar Han sambil melihat mobil Karen yang di tabraknya.

"Lagi pula... Ini bukan sepenuhnya salah saya, anda juga tid---" belum selesai berbicara Karen memotong ucapan Han.

"Apa katamu? Bahkan sekarang kau ikut-ikutan menyalahkan ku?" tanya Karen. Ia yang masih kesal saat keluar dari kantor Robin, langsung melampiaskan amarahnya.

Apa maksud wanita ini? aku bahkan tidak mengenalnya, lalu dia bilang apa tadi?i menyalahkan?, batin Han.

"Nona, bukan begitu... Saya tidak bermaksud seperti itu," dengan wajah memelas Han memilih untuk mengalah. Ia sadar, bahwa ia tidak akan menang berdebat dengan wanita.

"Baiklah, saya minta maaf. Saya akan membayar kerusakan mobil anda,"

Han mengeluarkan beberapa lembar uang, "ini nona, ambillah!" Han menyodorkan uang kepada Karen.

Sejenak Karen terdiam melihat Han, "sungguh, hari ini adalah hari yang menyebalkan." Karen mengambil uang dari tangan Han. Kemudian, berlalu masuk ke mobilnya.

Aku yang seharusnya mengatakan itu, sungguh sial bertemu wanita tempramen seperti mu, batin Han sambil berlalu masuk ke mobil.

Sementara itu, seorang pria yang dipanggil Han dengan sebutan tuan, sedang tertawa menyaksikan kejadian itu. Ia merasa, baru kali ini asistennya Han berdebat dengan seorang gadis yang sangat galak.

"Apa kau sedang menertawakan ku tuan James Harison?"tanya Han dengan tatapan tajam. 

➖➖➖➖➖➖➖➖

Teman-teman, ini novel karya pertamaku. Maaf, mungkin masih banyak kesalahan dan kekurangannya. Bantu kasih masukan ya, supaya aku semakin bisa memperbaiki tulisan ku😊😊

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status