Share

10

“Max minta ijin, besok tidak akan mengawalmu, katanya akan menemani ibunya mengunjungi adiknya di pesantren,” kata Himawan.

Bak madu, Masayu mengula senyuman. Ia mengangkat kepala dari sketsa gambar yang sedang dikerjakannya. “Baguslah, ijin selamanya juga tidak apa-apa.”

“Kakmu kedengarannya sangat senang, Yu,” balas Himawan masam. “Katanya mau memperbaiki sikapmu padanya?”

“Aku tidak suka Max, Pa, dia sangat menyabalkan.”

“Yang kamu sebut menyebalkan itu adalah calon suamimu, Yu.”

“Papa sedang mengajakku bercanda? Tumben sekali, biasanya Papa selalu serius. Mama aja dibikin cepat tua punya suami gak pernah bisa diajak guyon.”

Himawan bergerak, menjitak kepala putrinya gemas. “Siapa yang bercanda? Papa sama Om Lucas sudah sepakat akan menjodohkan kalian.”

Mengaduh, Masayu meletakkan pensil di tangannya, lantas menatap sang ayah dengan sorot ngeri. “Itu gak bener, kan?”

“Tanya saja sama Max, kalau kamu tidak percaya.”

Ayahnya sudah pasti mengira Masayu akan menjerit histeris,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status