"Hehe… susah sih kalau sudah menjadi kebiasaan." Kata ku
"Iya Way, apalagi si babi ini sudah berjudi dari kami SMP (sekolah menengah pertama)." Kata Alex ke aku.
"Iya Mas, dari SMP (sekolah menengah pertama) aku sudah berjudi. Jangan lah kalian berdua coba-coba berjudi, ih.. seram lah pokoknya." Kata Yogik ke kami.
"Eh… jenggot firaun, simpan nasehat itu untuk dirimu sendiri, kami nggak butuh." Kata Alex ke Yogik.
"Hehe… pulang kita yuk Lex." Ajakku.
"Ih cepat kali pulang bah." Kata Yogik.
"Iya Gik, besok kerja aku." Jawabku
Bersambung di halaman selanjutnya. Terimakasih sudah membaca tulisan ku.
"Itu mereka." Kata Denny sambil membalas lambaian tangan Marta. "Iya, itu mereka." Jawabku. Tidak lama kami berjalan, kami pun sampai di tempat Marta dan Lina yang sudah menunggu kami. "Yok." Kata Marta, mengajak kami saat kami tiba di dekatnya. "Nih." Kata Lina melempar kunci motornya ke arah ku. Kami pun langsung pergi menuju pantai bali lestari, salah satu pantai di Medan yang berkonsep seperti Bali. Dari plaza millenium tempat kami bekerja, menuju pantai bali lestari, kurang lebih memakan waktu dua jam. Selama kuran
"Lihat gadis kecil, dan seorang ibu yang menyedihkan itu." Kata ku pada Lina. "Iya aku lihat, ada apa emangnya dengan gadis kecil, dan ibu itu?" Tanya Lina." "Saat pria itu memegang kerah baju ku, aku melihat gadis kecil itu memohon ke arah ku, dan aku juga tidak mencium aroma alkohol sedikit pun pada pria itu." Kata ku. "Terus apa hubungannya?" Tanya Lina. "Seorang anak sedang takut terjadi apa-apa dengan ayahnya yang sedang berjuang mencari uang." Kata ku. "Maksudmu gadis kecil itu, anak dari pria yang meminta uangmu tadi?" Tanya Lina. "Iya." Kata ku.
Usai Marta bicara, kami pun tiba di warung mie gomak yang dimaksud Denny. Warung yang cukup sederhana, tapi sangat ramai pengunjungnya. "Bu... mie gomak kuah empat, banyaki andalimannya ya!" Pesan Denny pada ibu penjual mie gomak. "Apa lagi itu andaliman Den?" Tanyaku. "Merica Batak Way." Jawab Denny sederhana. "Sudah, tenang aja, sebentar lagi kau akan rasakan betapa nikmatnya makanan khas Batak yang satu ini." Kata Marta. "Iya, kau harus rasain makanan yang satu ini." Kata Denny. "Oh iya Dimas, besok bisakan main DJ nya di acara reuni kami?" Tanya Marta.
Dua jam lebih telah berlalu, kami pun sampai di Jalan ayahanda, Disaat itu Lina masih tertidur. "Lin, Lina, Lina, bangun." Kata ku membangunkan Lina. "Emmm… iya." Jawab Lina "Sudah mau sampai nih!" Kata ku. "Mana orang Marta sama Denny?" Tanya Lina. "Mereka pisah jalan dengan kita sejak kau tidur tadi, karena kau tidur aku nggak berani bawa motor kencang-kencang, takut kau jatuh, jadi aku suruh mereka untuk jalan duluan." Jawabku. "Ya sudah, kita ke kosan kau aja!" Kata Lina "Sudah malam." Kata ku.
"Bangsat main mati-matiin telpon sesuka hatinya aja sih Lina ini." Batin ku. Aku pun langsung bergegas mandi, belum aku masuk ke kamar mandi, Alex datang. "Pagi kali kau datang Lex, ada apa?" Tanya ku ke Alex. "Nggak apa-apa Way, cuma lagi suntuk aja nih." Kata Alex. "Kau anggap kosan ku ini taman hiburan ya Lex. Kalau kau suntuk, kau datang kemari." Kata ku. "Iya memang. Selama ini aku memang selalu anggap kosan ini taman safari Way. Lihat itu foto monyet imut lagi main Dj." Kata Alex sambil menunjuk foto ku. "Bangsat kau Lex." Kata ku sambil melemparkan baju ku yang baru saja ak
"Makasih." Bisikku di telinga Lina Sambil berjalan menuju alat DJ ku, untuk mempersiapkan musik yang akan aku mainkan di acara reunian Marta, dan Denny. "Sama-sama." Kata Lina sambil tersenyum merasa lucu, karena aku dan Alex memaksa kan diri menelan masakan pembantunya yang sangat asin luar biasa itu. "Eh Lex, nanti malam kau mau ikut?" Tanyaku ke Alex. "Kemana?" Alex kembali bertanya. "Udah ikut aja!" Kata Lina. "Iya, ikut aja. Pesta kita nanti malam." Kataku ke Alex. "Pesta apa?" Tanya Alex bingung. "Sudah banyak kali tanya kau bagudung (tikus) ikut aja lah kau pokoknya nanti malam." Kataku ke Alex.
"Hem… Lex-Lex. Entah kapan dompetmu nggak pernah ketinggalan, selalu ketinggalan. Entah pun nggak punya dompet kau Lex." Kataku ke Alex sambil memberinya uang untuk membeli mie instan. "Bisa jadi." Jawab Alex sambil tersenyum, dan mengambil uang yang aku berikan. Setelah mengambil uang yang aku berikan, Alex pun langsung pergi membeli mie instan di warung sebelah kosan ku, sehingga tidak butuh waktu lama untuk Alex membeli mie instan, yang sementara untuk mengganjal lambung kami, sampai kami berada di acara reunian SD (sekolah dasar) Marta. "Nah, nih mie nya." Kata Alex yang baru saja kembali dari warung. "Kau masak lah Lex." Kataku ke Alex. "Hem… judulnya mie instan, tapi harus dimasak juga. Udah... diseduh pakai ai
"Lima pasang pakaian, kau bilang baru ya Lex, mau sampai berapa pasang lagi rupanya buat memenuhi lemari pakaian punyamu Lex." Kataku ke Alex "Tenang lah Way… kok tegang kali, besok aku balik kan pakaianmu semuanya, gampang itu, tenang, selow." Kata Alex agar dapat meminjam pakaian aku lagi. "Hem… suka mu lah Lex, capek kali aku udah kau tipu-tipuin aja Lex. Mandi lah aku, oh iya jangan kau serak-serak lemari pakaian aku ya lex." Kataku ke Alex sebagai jawaban kalau kali ini dia boleh lagi pinjam pakaian aku. "Ok siapa tuan." Jawaban Alex sambil hormat. Tidak sampai satu jam berlalu. Aku, dan Alex sudah siap untuk berangkat ke acara reunian Marta, dan Denny. Tapi Lina yang sudah berjanji untuk pergi bareng belum datang, membuat kami harus menunggu dia.